tag:blogger.com,1999:blog-1366740467135706662024-03-08T06:33:15.982-08:00MITRA PENDIDIKAN INDONESIAMembidik guru kreatif, objektif, inovatif; Mencetak guru kapabel, kredibel dan profesional; Mewujudkan hasil pendidikan yang kompetitifmamad_afeihttp://www.blogger.com/profile/05866353483854837480noreply@blogger.comBlogger15125tag:blogger.com,1999:blog-136674046713570666.post-43294489541628600602010-06-05T10:14:00.000-07:002010-06-05T10:14:01.525-07:00FORUM ILMIAH INDONESIA ( FII ) - SALAM REDAKSI<a href="http://forumilmiah.webs.com/apps/blog/entries/show/2926570-salam-redaksi">FORUM ILMIAH INDONESIA ( FII ) - SALAM REDAKSI</a>mamad_afeihttp://www.blogger.com/profile/05866353483854837480noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-136674046713570666.post-90191097052440399812010-06-05T08:01:00.000-07:002010-06-05T08:14:54.587-07:00Pengertian Pendekatan, Strategi, Metode, Teknik, Taktik, dan Model Pembelajaranby akhmad sudrajat <br /><br />Dalam proses pembelajaran dikenal beberapa istilah yang memiliki kemiripan makna, sehingga seringkali orang merasa bingung untuk membedakannya. Istilah-istilah tersebut adalah: (1) pendekatan pembelajaran, (2) strategi pembelajaran, (3) metode pembelajaran; (4) teknik pembelajaran; (5) taktik pembelajaran; dan (6) model pembelajaran. Berikut ini akan dipaparkan istilah-istilah tersebut, dengan harapan dapat memberikan kejelasaan tentang penggunaan istilah tersebut.<br />Pendekatan pembelajaran dapat diartikan sebagai titik tolak atau sudut pandang kita terhadap proses pembelajaran, yang merujuk pada pandangan tentang terjadinya suatu proses yang sifatnya masih sangat umum, di dalamnya mewadahi, menginsiprasi, menguatkan, dan melatari metode pembelajaran dengan cakupan teoretis tertentu. Dilihat dari pendekatannya, pembelajaran terdapat dua jenis pendekatan, yaitu: (1) pendekatan pembelajaran yang berorientasi atau berpusat pada siswa (student centered approach) dan (2) pendekatan pembelajaran yang berorientasi atau berpusat pada guru (teacher centered approach).<br />Dari pendekatan pembelajaran yang telah ditetapkan selanjutnya diturunkan ke dalam strategi pembelajaran. Newman dan Logan (Abin Syamsuddin Makmun, 2003) mengemukakan empat unsur strategi dari setiap usaha, yaitu :<br />1. Mengidentifikasi dan menetapkan spesifikasi dan kualifikasi hasil (out put) dan sasaran (target) yang harus dicapai, dengan mempertimbangkan aspirasi dan selera masyarakat yang memerlukannya.<br />2. Mempertimbangkan dan memilih jalan pendekatan utama (basic way) yang paling efektif untuk mencapai sasaran.<br />3. Mempertimbangkan dan menetapkan langkah-langkah (steps) yang akan dtempuh sejak titik awal sampai dengan sasaran.<br />4. Mempertimbangkan dan menetapkan tolok ukur (criteria) dan patokan ukuran (standard) untuk mengukur dan menilai taraf keberhasilan (achievement) usaha.<br />Jika kita terapkan dalam konteks pembelajaran, keempat unsur tersebut adalah:<br />1. Menetapkan spesifikasi dan kualifikasi tujuan pembelajaran yakni perubahan profil perilaku dan pribadi peserta didik.<br />2. Mempertimbangkan dan memilih sistem pendekatan pembelajaran yang dipandang paling efektif.<br />3. Mempertimbangkan dan menetapkan langkah-langkah atau prosedur, metode dan teknik pembelajaran.<br />4. Menetapkan norma-norma dan batas minimum ukuran keberhasilan atau kriteria dan ukuran baku keberhasilan.<br />Sementara itu, Kemp (Wina Senjaya, 2008) mengemukakan bahwa strategi pembelajaran adalah suatu kegiatan pembelajaran yang harus dikerjakan guru dan siswa agar tujuan pembelajaran dapat dicapai secara efektif dan efisien. Selanjutnya, dengan mengutip pemikiran J. R David, Wina Senjaya (2008) menyebutkan bahwa dalam strategi pembelajaran terkandung makna perencanaan. Artinya, bahwa strategi pada dasarnya masih bersifat konseptual tentang keputusan-keputusan yang akan diambil dalam suatu pelaksanaan pembelajaran. Dilihat dari strateginya, pembelajaran dapat dikelompokkan ke dalam dua bagian pula, yaitu: (1) exposition-discovery learning dan (2) group-individual learning (Rowntree dalam Wina Senjaya, 2008). Ditinjau dari cara penyajian dan cara pengolahannya, strategi pembelajaran dapat dibedakan antara strategi pembelajaran induktif dan strategi pembelajaran deduktif.<br />Strategi pembelajaran sifatnya masih konseptual dan untuk mengimplementasikannya digunakan berbagai metode pembelajaran tertentu. Dengan kata lain, strategi merupakan “a plan of operation achieving something” sedangkan metode adalah “a way in achieving something” (Wina Senjaya (2008). Jadi, metode pemb dapat elajaran diartikan sebagai cara yang digunakan untuk mengimplementasikan rencana yang sudah disusun dalam bentuk kegiatan nyata dan praktis untuk mencapai tujuan pembelajaran. Terdapat beberapa metode pembelajaran yang dapat digunakan untuk mengimplementasikan strategi pembelajaran, diantaranya: (1) ceramah; (2) demonstrasi; (3) diskusi; (4) simulasi; (5) laboratorium; (6) pengalaman lapangan; (7) brainstorming; (8) debat, (9) simposium, dan sebagainya.<br />Selanjutnya metode pembelajaran dijabarkan ke dalam teknik dan gaya pembelajaran. Dengan demikian, teknik pembelajaran dapat diatikan sebagai cara yang dilakukan seseorang dalam mengimplementasikan suatu metode secara spesifik. Misalkan, penggunaan metode ceramah pada kelas dengan jumlah siswa yang relatif banyak membutuhkan teknik tersendiri, yang tentunya secara teknis akan berbeda dengan penggunaan metode ceramah pada kelas yang jumlah siswanya terbatas. Demikian pula, dengan penggunaan metode diskusi, perlu digunakan teknik yang berbeda pada kelas yang siswanya tergolong aktif dengan kelas yang siswanya tergolong pasif. Dalam hal ini, guru pun dapat berganti-ganti teknik meskipun dalam koridor metode yang sama.<br />Sementara taktik pembelajaran merupakan gaya seseorang dalam melaksanakan metode atau teknik pembelajaran tertentu yang sifatnya individual. Misalkan, terdapat dua orang sama-sama menggunakan metode ceramah, tetapi mungkin akan sangat berbeda dalam taktik yang digunakannya. Dalam penyajiannya, yang satu cenderung banyak diselingi dengan humor karena memang dia memiliki sense of humor yang tinggi, sementara yang satunya lagi kurang memiliki sense of humor, tetapi lebih banyak menggunakan alat bantu elektronik karena dia memang sangat menguasai bidang itu. Dalam gaya pembelajaran akan tampak keunikan atau kekhasan dari masing-masing guru, sesuai dengan kemampuan, pengalaman dan tipe kepribadian dari guru yang bersangkutan. Dalam taktik ini, pembelajaran akan menjadi sebuah ilmu sekalkigus juga seni (kiat)<br />Apabila antara pendekatan, strategi, metode, teknik dan bahkan taktik pembelajaran sudah terangkai menjadi satu kesatuan yang utuh maka terbentuklah apa yang disebut dengan model pembelajaran, model pembelajaran pada dasarnya merupakan bentuk pembelajaran yang tergambar dari awal sampai akhir yang disajikan secara khas oleh guru. Dengan kata lain, model pembelajaran merupakan bungkus atau bingkai dari penerapan suatu pendekatan, metode, dan teknik pembelajaran.<br />Berkenaan dengan model pembelajaran, Bruce Joyce dan Marsha Weil (Dedi Supriawan dan A. Benyamin Surasega, 1990) mengetengahkan 4 (empat) kelompok model pembelajaran, yaitu: (1) model interaksi sosial; (2) model pengolahan informasi; (3) model personal-humanistik; dan (4) model modifikasi tingkah laku. Kendati demikian, seringkali penggunaan istilah model pembelajaran tersebut diidentikkan dengan strategi pembelajaran.<br />Untuk lebih jelasnya, posisi hierarkis dari masing-masing istilah tersebut, kiranya dapat divisualisasikan sebagai berikut:<br /> <br /> <br />Di luar istilah-istilah tersebut, dalam proses pembelajaran dikenal juga istilah desain pembelajaran. Jika strategi pembelajaran lebih berkenaan dengan pola umum dan prosedur umum aktivitas pembelajaran, sedangkan desain pembelajaran lebih menunjuk kepada cara-cara merencanakan suatu sistem lingkungan belajar tertentu setelah ditetapkan strategi pembelajaran tertentu. Jika dianalogikan dengan pembuatan rumah, strategi membicarakan tentang berbagai kemungkinan tipe atau jenis rumah yang hendak dibangun (rumah joglo, rumah gadang, rumah modern, dan sebagainya), masing-masing akan menampilkan kesan dan pesan yang berbeda dan unik. Sedangkan desain adalah menetapkan cetak biru (blue print) rumah yang akan dibangun beserta bahan-bahan yang diperlukan dan urutan-urutan langkah konstruksinya, maupun kriteria penyelesaiannya, mulai dari tahap awal sampai dengan tahap akhir, setelah ditetapkan tipe rumah yang akan dibangun.<br />Berdasarkan uraian di atas, bahwa untuk dapat melaksanakan tugasnya secara profesional, seorang guru dituntut dapat memahami dan memliki keterampilan yang memadai dalam mengembangkan berbagai model pembelajaran yang efektif, kreatif dan menyenangkan, sebagaimana diisyaratkan dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan.<br />Mencermati upaya reformasi pembelajaran yang sedang dikembangkan di Indonesia, para guru atau calon guru saat ini banyak ditawari dengan aneka pilihan model pembelajaran, yang kadang-kadang untuk kepentingan penelitian (penelitian akademik maupun penelitian tindakan) sangat sulit menermukan sumber-sumber literarturnya. Namun, jika para guru (calon guru) telah dapat memahami konsep atau teori dasar pembelajaran yang merujuk pada proses (beserta konsep dan teori) pembelajaran sebagaimana dikemukakan di atas, maka pada dasarnya guru pun dapat secara kreatif mencobakan dan mengembangkan model pembelajaran tersendiri yang khas, sesuai dengan kondisi nyata di tempat kerja masing-masing, sehingga pada gilirannya akan muncul model-model pembelajaran versi guru yang bersangkutan, yang tentunya semakin memperkaya khazanah model pembelajaran yang telah ada.<br /><br />Sumber: <br />Abin Syamsuddin Makmun. 2003. Psikologi Pendidikan. Bandung: Rosda Karya Remaja.<br />Dedi Supriawan dan A. Benyamin Surasega, 1990. Strategi Belajar Mengajar (Diktat Kuliah). Bandung: FPTK-IKIP Bandung.<br />Udin S. Winataputra. 2003. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Pusat Penerbitan Universitas Terbuka.<br />Wina Senjaya. 2008. Strategi Pembelajaran; Berorientasi Standar Proses Pendidikan. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.<br />Beda Strategi, Model, Pendekatan, Metode, dan Teknik Pembelajaran http://smacepiring.wordpress.com/mamad_afeihttp://www.blogger.com/profile/05866353483854837480noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-136674046713570666.post-35207251892835309422010-05-10T05:29:00.000-07:002010-05-10T05:37:01.808-07:00MATERI AJAR PAI KLS. XII SMT, 11. AYAT ALQUR’AN TENTANG ANJURAN BERTOLERANSI<br />A. QS Al-Kafirun : 1 - 6: Bacalah Dan Salinlah Dengan Benar Ayat Berikut Kemudian Artikan.<br /> قُلْ يَا أَيُّهَا الْكَافِرُوْنَ <br />لاَ أَعْبُدُ مَا تَعْبُدُوْنَ <br />وَلاَ أَنْتُمْ عَابِدُوْنَ مَا أَعْبُدُ<br /><br /> وَلاَ أَنَا عَابِدٌ مَا عَبَدْتُمْ <br />وَلاَ أَنْتُمْ عَابِدُوْنَ مَا أَعْبُدُ<br /> لَكُمْ دِيْنُكُمْ وَلِيَ دِيْنِ <br />الكفرون<br /> <br />Artinya : <br />1. Katakanlah: "Hai orang-orang kafir,<br />2. Aku tidak akan menyembah apa yang kamu sembah.<br />3. Dan kamu bukan penyembah Tuhan yang Aku sembah.<br />4. Dan Aku tidak pernah menjadi penyembah apa yang kamu sembah,<br />5. Dan kamu tidak pernah (pula) menjadi penyembah Tuhan yang Aku sembah.<br />6. Untukmu agamamu, dan untukkulah, agamaku."<br /><br />Artikan Kosa Kata Berikut :<br />Lafal Arti Lafal Arti Lafal Arti<br />قُلْ<br />يَا أَيُّهَا الْكَافِرُوْنَ<br />لاَ أَعْبُدُ <br />مَا تَعْبُدُوْنَ <br />وَلاَ أَنْتُمْ عَابِدُوْنَ<br />مَا أَعْبُدُ<br />وَلاَ أَنَا<br />عَابِدٌ<br />مَا عَبَدْتُمْ لَكُمْ<br />دِيْنُكُمْ<br />وَلِيَ دِيْنِ <br /><br /><br /><br /> <br /> Kandungan surat Al-Kafirun : 1-6 :<br />Surat Al Kaafiruun terdiri atas 6 ayat, termasuk golongan surat-surat Makkiyyah, diturunkan sesudah surat Al Maa'uun. Dinamai Al-Kaafiruun (orang-orang kafir), diambil dari perkataan Al Kaafiruun yang terdapat pada ayat pertama surat ini. Adapun Pokok-pokok isinya adalah Pernyataan Tuhan yang disembah Nabi Muhammad s.a.w. dan pengikut-pengikutnya bukanlah apa yang disembah oleh orang-orang kafir, dan Nabi Muhammad s.a.w. tidak akan menyembah apa yang disembah oleh orang-orang kafir.<br />Surat Al-Kaafiruun mengisyaratkan tentang habisnya semua harapan orang-orang kafir dalam usaha mereka agar Nabi Muhammad s.a.w. meninggalkan da'wahnya. Surat Al Kaafiruun menerangkan bahwa Rasulullah s.a.w. tidak akan mengikuti agama orang-orang kafir.<br /><br />B. Qs. Yunus : 40 – 41 : Bacalah Dan Salinlah Dengan Benar Ayat Berikut Kemudian Artikan.<br />وَمِنْهُمْ مَنْ يُؤْمِنُ بِهِ وَمِنْهُمْ مَنْ لاَ يُؤْمِنُ بِهِ وَرَبُّكَ أَعْلَمُ بِالْمُفْسِدِيْنَ وَإِنْ كَذَّبُوْكَ فَقُلْ لِّيْ عَمَلِيْ وَلَكُمْ عَمَلُكُمْ أَنْتُمْ بَرِيْئُوْنَ مِمَّا أَعْمَلُ وَأَنَا بَرِيْءٌ مِمَّا تَعْمَلُوْنَ - <br />Artinya : Di antara mereka ada orang-orang yang beriman kepada Al Qur'an, dan di antaranya ada (pula) orang-orang yang tidak beriman kepadanya. Tuhanmu lebih mengetahui tentang orang-orang yang berbuat kerusakan. Jika mereka mendustakan kamu, maka katakanlah: "Bagiku pekerjaanku dan bagimu pekerjaanmu. Kamu berlepas diri terhadap apa yang aku kerjakan dan akupun berlepas diri terhadap apa yang kamu kerjakan".(Yunus :40-41)<br /><br /> Artikan Kosa Kata Berikut :<br /><br />Lafal Arti Lafal Arti Lafal Arti<br />وَمِنْهُمْ<br />مَنْ يُؤْمِنُ بِهِ<br />مَنْ لاَ يُؤْمِنُ بِهِ<br />وَرَبُّكَ أَعْلَمُ<br />بِالْمُفْسِدِيْنَ وَإِنْ كَذَّبُوْكَ<br />فَقُلْ لِّيْ<br />عَمَلِيْ<br />وَلَكُمْ <br />عَمَلُكُمْ <br /> بَرِيْئُوْنَ<br />مِمَّا أَعْمَلُ<br />وَأَنَا بَرِيْءٌ<br />مِمَّا تَعْمَلُوْنَ<br /> <br /><br /><br /><br /><br />Kandungan Surat Yunus ayat : 40-41<br /> Ketika Nabi Muhammad SAW di utus untuk menyampaikan Al-Qur’an, orang-orang Makkah ada yang beriman dan ada yang tidak beriman.<br /> Allah SWT Maha Mengetahui siapa orang-orang yang berbuat kerusakan di bumi, yaitu mereka orang-orang yang musyrik dan berbuat dzalim.<br /> Orang-orang yang tetap mendustakan ayat-ayat Al-Qur’an, maka biarkanlah mereka karena mereka akan mempertanggung jawabkan dan akan tahu sendiri akibat perbuatan mereka.<br /><br />C. Qs. Al-Kahfi : 29 : Bacalah Dan Salinlah Dengan Benar Ayat Berikut Kemudian Artikan. <br /><br />وَقُلِ الْحَقُّ مِنْ رَّبِّكُمْ فَمَنْ شَاءَ فَلْيُؤْمِنْ وَمَنْ شَاءَ فَلْيَكْفُرْ إِنَّا أَعْتَدْنَا لِلظَّالِمِيْنَ نَارًا أَحَاطَ بِهِمْ سُرَادِقُهَا وَإِنْ يَّسْتَغِيْثُوْا يُغَاثُوْا بِمَاءٍ كَالْمُهْلِ يَشْوِي الْوُجُوْهَ بِئْسَ الشَّرَابُ وَسَاءَتْ مُرْتَفَقًا الكهف : <br /><br />Artinya :”Dan Katakanlah: "Kebenaran itu datangnya dari Tuhanmu; Maka barangsiapa yang ingin (beriman) hendaklah ia beriman, dan barangsiapa yang ingin (kafir) Biarlah ia kafir". Sesungguhnya kami Telah sediakan bagi orang orang zalim itu neraka, yang gejolaknya mengepung mereka. dan jika mereka meminta minum, niscaya mereka akan diberi minum dengan air seperti besi yang mendidih yang menghanguskan muka. Itulah minuman yang paling buruk dan tempat istirahat yang paling jelek” (Al-Kahfi:29).<br /><br />Artikan Kosa Kata Berikut :<br /><br />Lafal Arti Lafal Arti Lafal Arti<br />وَقُلِ الْحَقُّ<br />مِنْ رَّبِّكُمْ<br />فَمَنْ شَاءَ<br />فَلْيُؤْمِنْ<br />فَلْيَكْفُرْ<br />إِنَّا أَعْتَدْنَا لِلظَّالِمِيْنَ<br />َنارًا<br />أَحَاطَ بِهِمْ<br />سُرَادِقُهَا<br />وَإِنْ يَّسْتَغِيْثُوْا<br />يُغَاثُوْا بِمَاءٍ كَالْمُهْلِ <br />يَشْوِي الْوُجُوْهَ<br />بِئْسَ الشَّرَابُ<br />وَسَاءَتْ<br />مُرْتَفَقًا <br /> <br /> Kandungan surat Al-Kahfi : 29<br /> Rasulullah SAW menyampaikan seruan kepada orang kafir dan yang memperturut-kan hawa nafsunya bahwa Al-Qur’an ini adalah benar-benar dari Allah Tuhan Seru Sekalian Alam, maka barang siapa yang ingin beriman maka berimanlah dan barang siapa yang ingin kafir biarlah ia kafir.<br /> Allah SWT mengancam kepada orang-orang kafir dan berbuat dhalim dengan siksa neraka yang sangat bergejolak, mereka akan diberi minum dengan air seperti besi yang mendidih yang akan menghanguskan muka mereka karena panasnya.<br /> Kata wasa’at murtafaqon (sejelek-jelek tempat istirahat) adalah lawan dari kata wakhasunat murtafaqo (tempat istirahat yang paling indah) yaitu syurga tempat balasan bagi orang-orang yang beriman dan beramal shaleh sebagaimana dijelaskan dalam surat Al-Kahfi : 31. Wasa’at murtafaqon tempat kembalinya orang-orang kafir dan orang yang suka memperturutkan hawa nafsunya adalah neraka.<br /> <br />2. AYAT ALQUR’AN TENTANG ETOS KERJA<br />A. Qs. Al-Mujadalah : 11 : Bacalah Dan Salinlah Dengan Benar Ayat Berikut Kemudian Artikan.<br />يَا أَيُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوْا إِذَا قِيْلَ لَكُمْ تَفَسَّحُوْا فِي الْمَجَالِسِ فَافْسَحُوْا يَفْسَحِ اللهُ لَكُمْ وَإِذَا قِيْلَ انْشُزُوْا فَانْشُزُوْا يَرْفَعِ اللهُ الَّذِيْنَ آمَنُوْا مِنْكُمْ وَالَّذِيْنَ أُوْتُوا الْعِلْمَ دَرَجَاتٍ وَاللهُ بِمَا تَعْمَلُوْنَ خَبِيْرٌ (المجادله : )<br />Artinya : “Hai orang-orang yang beriman, apabila dikatakan kepadamu: "Berlapang-lapanglah dalam majelis", maka lapangkanlah, niscaya Allah akan memberi kelapangan untukmu. Dan apabila dikatakan: "Berdirilah kamu, maka berdirilah, niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. Dan Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan”.(A-Mujadalah : 11)<br /><br />1. Artikan secara harfiah kosa kata berikut.<br /><br />Lafal Arti Lafal Arti Lafal Arti<br />يَا أَيُّهَا الَّذِيْنَ<br />آمَنُوْا<br />إِذَا قِيْلَ<br />لَكُمْ<br />تَفَسَّحُوْا<br />فِي الْمَجَالِسِ <br /><br /><br /> فَافْسَحُوْا<br />يَفْسَحِ اللهُ<br />وَإِذَا قِيْلَ<br />انْشُزُوْا<br />فَانْشُزُوْا<br />يَرْفَعِ اللهُ <br /> مِنْكُمْ<br />أُوْتُوا الْعِلْمَ<br />دَرَجَاتٍ<br />وَاللهُ<br />بِمَا تَعْمَلُوْنَ <br />خَبِيْرٌ <br /><br /><br /><br /><br />2. Kandungan Ayat :<br /> Allah swt menyuruh kepada orang-orang beriman agar berlapang dada menerima menerima seruan Al-Qur’an.<br /> Orang yang berlapang dada menerima seruan Al-Qur’an pasti Allah swt akan memberikan kelapangan kepadanya.<br /> Allah swt akan meninggikan derajat kepada orang-orang yang beriman dan berilmu pengetahuan. <br /><br />B. Qs. Al-Jumu’ah : 9-10 : Bacalah Dan Salinlah Dengan Benar Ayat Berikut Kemudian Artikan.<br /><br />يَا أَيُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوْا إِذَا نُوْدِيَ لِلصَّلاَةِ مِنْ يَوْمِ الْجُمُعَةِ فَاسْعَوْا إِلَى ذِكْرِ اللهِ وَذَرُوْا الْبَيْعَ ذَلِكُمْ خَيْرٌ لَكُمْ إِنْ كُنْتُمْ تَعْلَمُوْنَ فَإِذَا قُضِيَتِ الصَّلاَةُ فَانْتَشِرُوْا فِي اْلأَرْضِ وَابْتَغُوْا مِنْ فَضْلِ اللهِ وَاذْكُرُوا اللهَ كَثِيْرًا لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُوْنَ (الجمعة: -)<br /><br />Artinya : “Hai orang-orang yang beriman, apabila diseru untuk menunaikan sembahyang pada hari Jum`at, maka bersegeralah kamu kepada mengingat Allah dan tinggalkanlah jual beli. Yang demikian itu lebih baik bagimu jika kamu mengetahui. Apabila telah ditunaikan sembahyang, maka bertebaranlah kamu di muka bumi; dan carilah karunia Allah dan ingatlah Allah banyak-banyak supaya kamu beruntung”.(Al-Jumu’at : 9-10)<br /><br />Artikan Kosa Kata Berikut :<br /><br />Lafal Arti Lafal Arti Lafal Arti<br />يَا أَيُّهَا الَّذِيْنَ <br />آمَنُوْا<br />إِذَا نُوْدِيَ<br />لِلصَّلاَةِ<br />مِنْ يَوْمِ<br />الْجُمُعَةِ<br />فَاسْعَوْا إِلَى <br />ذِكْرِ اللهِ وَذَرُوْا الْبَيْعَ <br />ذَلِكُمْ<br />خَيْرٌ لَكُمْ<br />إِنْ كُنْتُمْ<br />تَعْلَمُوْنَ<br />فَإِذَا قُضِيَتِ<br />الصَّلاَةُ<br />فَانْتَشِرُوْا فِي اْلأَرْضِ<br />وَابْتَغُوْا<br />مِنْ فَضْلِ اللهِ <br />وَاذْكُرُوا اللهَ<br />كَثِيْرًا<br />لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُوْنَ <br /><br /><br /><br /> <br /> Kandungan Surat Al-Jumu’ah : 9 – 10<br /> Sholat jum’at hukumnya wajib atau fardhu ’ain bagi laki-laki yang sudah baligh.<br /> Apabila muadzin telah naik mimbar dan telah menyeru dengan mengumandangkan adzan maka kaum muslimin segera memenuhi panggilan muadzin dan dan meninggalkan semua pekerjaannya untuk melaksanakan sholat jum’at.<br /> Berusaha mencari karunia Allah SWT dimuka bumi setelah melaksanakan sholat jum’at. Hal ini memberikan pelajaran agar manusia tidak terus menerus melakukan sholat akan tetapi manusia wajib berikhtiar untuk kepentingan ibadah.<br /> Manusia diwajibkan mencari rizki dibumi manapun dengan kunci utamanya senantiasa berdzikir dan mengingat Allah SWT dimanpun kita mencari karunia untuk mencapai ketentraman dan ketengan hati.<br /><br /> <br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /> Hari akhir adalah hari berakhirnya seluruh proses kehidupan makhluk di dunia ini. Setelah semua makhluk ini mati mereka akan memasuki alam baru yang disebut akherat. Beriman kepada hari akhir artinya meyakini dengan sepenuh hati bahwa akan ada kehidupan yang kekal abadi setelah hancurnya alam semesta ini. Dimana manusia akan mendapat balasan yang seadil-adilnya atas semua amal yang pernah dilakukan ketika hidup di dunia. Beriman kepada hari akhir merupakan ciri-ciri muttaqin (orang-orang yang bertaqwa) Sebagaimana firman Allah SWT sebagai berikut :<br /> <br />Artinya :” dan mereka yang beriman kepada Kitab (Al Qur'an) yang telah diturunkan kepadamu dan Kitab-kitab yang telah diturunkan sebelummu, serta mereka yakin akan adanya (kehidupan) akhirat”. (Al-Baqoroh : 4)<br /><br />A. HARI KIAMAT SEBAGAI HARI PEMBALASAN YANG HAKIKI<br />1. Hari Akhir Menurut Al-Qur'an.<br />a. Kiamat Sughro ( Kiamat Kecil ).<br />Kiamat sughro ialah berakhirnya kehidupan setiap makhluk yang bernyawa atau rusaknya sebagian alam ini. Seperti mati, gempa bumi, dan lainnya. Allah swt., berfirman: <br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br />Artinya :"Tiap-tiap yang bernyawa akan merasakan mati. Dan sesungguhnya pada hari kiamat sajalah akan disempurnakan pahalamu. Barang siapa yang dijauhkan dari neraka dan dimasukkan ke dalam surga, maka sungguh ia telah beruntung. Dan tidaklah kehidupan di dunia ini kecuali hanyalah kehidupan yang memperdaya". (Ali Imron :185)<br /><br />Setelah manusia mati sebelum datangnya kiamat ruhnya berada dialam barzah (alam kubur), sebagaimana firman Allah swt :<br /> <br />Artinya :"Dan di hadapan mereka ada dinding sampai hari mereka di bangkitkan" (Al-Mu'minun : 100)<br /><br />Di alam barzah roh setiap manusia akan merasakan balasan amal perbuatan ketika hidup di dunia. Bagi yang beriman akan di balas dengan kebaikan dan bagi mereka yang kafir dan banyak melakukan dosa akan di balas dengan siksa.<br /><br />DUA KELOMPOK MANUSIA DI DALAM ALAM BARZAKH <br />(1) Kelompok yang memperoleh ridho dan rahmat dari Allah SWT.<br /> Kelompok ini adalah orang yang memperoleh kenikmatan dan kebahagiaan, mereka memperoleh riyadhul jinan (taman syurgawi) yaitu mereka yang ketika hidup di dunia selalu beriman, beribadah dan beramal shaleh. Mereka inilah yang digambarkan dalam Al-Qur’an dalam Surat Al-Fajr ayat: 27-30 yang artinya: Hai jiwa yang tenang. Kembalilah kepada Tuhanmu dengan hati yang puas lagi diridhai-Nya. Maka masuklah ke dalam jama'ah hamba- hamba-Ku, dan masuklah ke dalam surga-Ku.<br />(2) Kelompok yang memperoleh Murka dari Allah SWT.<br />Kelompok ini adalah kelompok yang ketika hidup di dunia tidak beriman terhadap kebenaran Al-Qur’an dan kebenaran yang di bawa oleh Nabi Muhammad SAW, mereka selalu berbuar dosa dan maksiat di muka bumi. Mereka akan menyesal akan tetapi sudah terlambat dan hanya akan menambah pedih terhadap siksa di dalam kuburnya. Sebagaimana yang di gambarkan oleh Allah SWT dalam surat Al-Mu’minun ayat 99-100 yang artinya sebagai berikut: ” (Demikianlah keadaan orang-orang kafir itu), hingga apabila datang kematian kepada seseorang dari mereka, dia berkata: "Ya Tuhanku kembalikanlah aku (ke dunia), agar aku berbuat amal yang saleh terhadap yang telah aku tinggalkan. Sekali-kali tidak. Sesungguhnya itu adalah perkataan yang diucapkannya saja. Dan di hadapan mereka ada dinding sampai hari mereka dibangkitkan”. <br /><br />b. Kiamat Kubra ( Kiamat Besar ).<br />Kiamat kubra ialah berakhirnya seluruh kehidupan makhluk di alam ini secara serempak dan merupakan awal memasuki alam akherat. Allah swt., berfirman :<br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br />Artinya : "Apabila bumi digoncangkan dengan goncangan (yang dahsyat). Dan bumi telah mengeluakan beban berat (yang dikandungnya). Dan manusia bertanya: mengapa bumi (jadi begini). Pada hari itu bumi menceritakan beritanya. Karena sesungguhnya Tuhan telah memerintahkan (yang demikian itu) kepadanya. Pada hari itu manusia keluar dari kuburnya dalam keadaan yang bermacam-macam, supaya diperlihatkan kepada mereka (balasan) pekerjaan mereka". (Az-Zalzalah: 1-6)<br /><br />2. Hari Akhir Menurut Teori Ilmu Alam.<br />a. Menurut Ilmu Astronomi, planet-planet dalam tata surya termasuk bumi beredar secara rapi tanpa benturan karena daya tarik menarik antar planet. Namun menurutnya daya tarik menarik itu tidaklah selamanya utuh bahkan kian surut dan akan habis sama sekali. Kejadian seperti itu menjadikan semua yang ada di bumi akan hancur.<br />b. Menurut Ilmu Geologi, bumi ini terjadi dari semacam zat panas (nebula) dan selama jutaan tahun makin lama makin dingin dan akhirnya membeku menjadi zat padat seperti kulit bumi, sedang di perut bumi masih tersimpan gas panas yang mendesak keluar, karena adanya tekanan udara (admosfir) terjadilah keseimbangan. Setiap benda panas lambat laun akan cair dan beku seperti yang ada di pusat bumi. Peristiwa tersebut menyebabkan bumi ini pecah oleh tekanan admosfir seperti telur di remas. Berdasarkan uraian-uraian tersebut terbuktilah bahwa kiamat pasti akan datang sesuai dengan yang difirmankan oleh Allah swt, dalam surat Al-Qori'ah : 1 - 5.<br /><br />3. Hal -Hal Yang bertalian Dengan Akherat.<br />Setelah hari kiamat maka manusia akan melewati 5 proses.<br />a. Yaumul Ba'ats, yaitu hari dibangkitkannya manusia dari alam kubur.<br />b. Yaumul Mahsyar, yaitu hari dimana dikumpulkannya manusia di padang mahsyar.<br />c. Yaumul Hisab, yaitu hari diperhitungkannya segala amal perbuatan manusia selama hidup di dunia. Allah swt., berfirman : <br /><br /><br /><br />Artinya :"Pada hari ini tiap-tiap jiwa diberi balasan dengan apa yang di usahakannya. Tidak ada yang dirugikan pada hari ini. Sesungguhnya Allah amat cepat perhitunganya". (Al-Mukmin : 17)<br /><br />d. Yaumul Mizan, yaitu hari penimbangan amal manusia untuk diketahui secara pasti timbangan amal baik dan amal buruknya.<br />e. Surga dan Neraka. Bagi orang yang beriman dan banyak beramal shaleh akan mendapatkan balasan berupa surga yang penuh kenikmatan dan kebahagiaan. Allah swt., berfirman :<br /> <br />Artinya: "Dan sampaikanlah berita gembira kepada mereka yang beriman dan berbuat baik, bahwa bagi mereka disediakan surga-surga yang mengalir sungai-sungai di dalamnya. Setiap mereka diberi rezki buah-buahan dalam surga-surga itu, mereka mengatakan: "Inilah yang pernah diberikan kepada kami dahulu." Mereka diberi buah-buahan yang serupa dan untuk mereka di dalamnya ada isteri-isteri yang suci dan mereka kekal di dalamnya”. ( Al-Baqoroh: 25 )<br /><br />Adapun orang-orang kafir, durhaka dan celaka tempatnya di dalam neraka yang penuh kesengsaraan. Mereka diberi makan buah zakum yaitu buah yang paling buruk, rasanya pahit, berbau dan bahkan berduri. Allah swt., berfirman :<br /> <br />Artinya : "Adapun orang-orang yang kafir dan mendustakan ayat-ayat Kami, mereka itu penghuni neraka, mereka kekal di dalamnya". (Al-Baqoroh : 39) <br /><br />4. Tanda-Tanda Sebelum Datangnya Kiamat<br />Sebelum datangnya hari kiamat Rasulullah saw memberikan isyarat-isyarat antara lain seperti tersebut di bawah ini :<br />a. Terbitnya matahari dari arah barat.<br />b. Munculnya binatang aneh yang dapat disaksikan oleh manusia pada waktu pagi (dhuha).<br />c. Dicabutnya ilmu dengan mewafatkan para Ulama’<br />d. Keluarnya Dajjal yang melanglang buana mencari teman.<br />e. Datangnya Ya'juj dan Ma'jud.<br />f. Perzinaan terjadi dimana-mana.<br />g. Lenyapnya Al-Qur'an dari hati manusia.<br />h. Dan masih banyak lagi <br /><br />B. HIKMAH BERIMAN KEPADA HARI AKHIR<br />Manfaat beriman kepada hari akhir akan memperjelas keyakinan adanya hisab, mizan, surga dan neraka. Adapun fungsi iman kepada hari akhir akan mempengaruhi sikap hidup manusia sebagai berikut :<br />1. Memerkuat keyakinan bahwa Allah SWT adalah Dzat Yang Maha Kuasa dan Maha Adil. Allah SWT berkuasa menghancurkan alam semesta beserta seluruh isinya dan Dia akan mengadili dengan seadil-adilnya terhadap semua perbuatan manusia sampai dengan yang sekecil-kecilnya.<br />2. Mendorong manusia agar bertindak dengan penuh tanggung jawab. Ia berbuat sesuatu selalu berhati-hati dan selalu di dasarkan panggilan iman kepada Allah swt, sehingga tidak diombang-ambingkan oleh nafsunya.<br />3. Memiliki pandangan hidup optimis. Orang yang beriman selalu penuh pengharapan (roja') bahwa Allah swt, akan memberikan balasan amal yang telah diperbuatnya.<br />4. Memberika dorongan kepada manusia untuk membiasakan diri dengan perilaku yang terpuji (akhlakul karimah) dan menjauhu diri dari perilaku tercela. Hari kiamat merupakan hari pembalasan setiap amal yang pernah dilakukan ketika hidup di dunia. Dengan keyakinan itu akan mendorong manusia untuk berbuat kebajikan.<br />5. Terciptanya Kehidupan Yang Saleh dalam Masyarakat. Orang yang beriman akan bersikap shaleh dalam perbuatannya sehingga bermanfaat bagi dirinya dan masyarakat. Segala perbuatannya hanya ditujukan untuk mencari ridho Allah swt, semata.<br /> <br /><br /><br /><br /> <br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br />A. ADIL<br />1. Pengertian Adil<br />Kata "adil", artinya lurus. Maksudnya adalah dapat meletakkan sesuatu pada tempatnya. Jadi adil ialah suatu sikap atau perbuatan yang dilakukan untuk meletakkan sesuatu pada tempatnya. Sifat adil yaitu suatu sifat yang lurus, teguh yang tidak memihak kepada seseorang atau golongan. Misalnya dalam menetapkan hukum tidak boleh pandang bulu. Allah swt berfirman :<br /> <br />Artinya : "Sesungguhnya Allah menyuruh kamu berlaku adil dan berbuat kebajikan, memberi pada kerabat dan Allah melarang perbuatan keji dan mungkar dan permusuhan. Dia memberi pengajaran kepada kamu agar kamu dapat mengambil pelajaran". ( An-Nahl : 90 ) <br /><br />Berlaku adil dapat dikelompokkan menjadi 4 :<br />a. Berlaku adil kepada Allah swt, yakni sebagai makhluk Allah swt, manusia harus teguh melaksanakan perintah dan meninggalkan larangan Allah swt. <br />b. Berlaku adil kepada diri sendiri, yakni manusia harus menjaga dan memelihara diri agar selamat di dunia dan di akherat kelak.<br />c. Berlaku adil kepada orang lain, yakni bisa memperlakukan orang lain sebagaimana kita memperlakukan diri kita sendiri.<br />d. Berlaku adil kepada makhluk lain, yakni dapat menempatkan makhluk lain pada tempatnya yang layak sesuai dengan kebiasaan binatang tersebut.<br /><br />2. Keutamaan Berbuat adil<br /> Keutamaan berlaku adil antara lain :<br />a. Dapat membentuk pribadi muslim yang bertaqwa. Allah swt, berfirman :<br />إِعْدِلُوْا هُوَ أَقْرَبُ لِلتَّقْوَى وَاتَّقُوا اللهَ (المئدة : )<br /> Artinya : "... Berlaku adillah kamu, karena adil itu lebih dekat kepada taqwa". (Al-Maidah: 8)<br /><br />b. Tercipta rasa aman dan tentram dalam jiwa seseorang karena tidak pernah merugikan orang lain.<br />c. Dapat menciptakan ketentraman dan kerukunan hidup dalam bermasyarakat. Allah swt, berfirman : <br />يَا أَيُّهَا الِّذِيْنَ آمَنُوْا كُوْنُوْا قَوَّامِيْنَ لِلَّهِ شُهَدَاءُ بِالْقِسْطِ (المئدة : )<br />Artinya: "Hai orang-orang yang beriman hendaklah kamu menjadi orang-orang yang selalu menegakkan (kebenaran ) karena Allah menjadi saksi dengan adil". (Al-Maidah : 8)<br /><br />B. QONA’AH/RIDHA<br />1. Pengertian Qonaah.<br />Menurut bahasa qonaah berarti rela menerima apa adanya/apa yang dimiliki. Menurut istilah qonaah ialah sikap menerima apa yang telah diberikan oleh Allah swt., kepadanya. Qonaah mengandung 5 perkara : <br />a. Menerima dengan rela akan apa yang ada pada dirinya <br />b. Memohon kepada Allah swt tambahan yang pantas dan berusaha<br />c. Menerima dengan sabar ketentuan dari Allah swt.<br />d. Bertawakal kepada Allah swt.<br />e. Tidak tertarik oleh tipu daya dunia.<br />Itulah yang dinamai qona’ah dan itulah kekayaan yang sebenarnya, sebagaimanan sabda Rasulullah SAW : <br />لَيْسَ الْغِنَى عَنْ كَثْرَةِ الْعَرَضِ وَلَكِنَّ الْغِنَى غِنَى النَّفْسِ (رواه البخارى و مسلم)<br /><br />Artinya :"Tidaklah orang kaya karena banyak harta benda, sesungguhnya orang kaya itu ialah orang yang kaya jiwa". (HR. Bukhori dan Muslim) <br /><br />Orang yang mempunyai sifat qonaah telah memagar hartanya sekedar apa yang ada dalam tangannya dan tidak menjalar fikirannya kepada yang lain. Barang siapa yang telah memperoleh rizki dan telah ada sesuap yang akan dimakan baik pagi, sore dan petang hendaklah tenangkan hatinya. Kita diwajibkan mencari penghasilan, tidak disuruh berpangku tangan dan malas lantaran harta telah ada, karena yang demikian bukan qonaah yang demikian adalah kemalasan. Bekerjalah, karena manusia dikirim kedunia buat untuk bekerja tetapi tenangkan hati dan yakinlah bahwa di dalam pekerjaan itu Allah SWT selalu menyertainya. Dan yakinlah bahwa bekerja itu bukan lantaran memandang harta yang telah ada belum mencukupi, tetapi bekerja lantaran orang hidup tak boleh menganggur. <br />Rasulullah saw, bersabda:<br />قَالَ النَّبِىُّ ص.م. : قَدْ أَفْلَحَ مَنْ أَسْلَمَ وَرُزِقَ كَفَافًا وَقَنَعَهُ اللهُ بِمَا أَتَاهُ (روه مسلم)<br /><br />Artinya :"Bersabda Rasulullah saw: sungguh berbahagia orang Islam yang diberi rizki cukup dan bersikap qonaah (menerima) apa yang telah diberikan oleh Allah kepada kita". (HR. Muslim) <br /><br />2. Qona’ah Dalam Kehidupan Pribadi.<br />Orang yang bersifat qonaah akan mempunyai pribadi dan sikap sebagai berikut :<br />a. Bersikap tenang dalam hidupnya.<br />b. Tidak serakah dan tamak terhadap harta benda.<br />c. Dijauhkan dari sikap hasad, iri hati dan dengki pada orang lain.<br />d. Bersikap hemat dan tidak bakhil.<br />e. Dermawan dan suka berbuat kebajikan serta menjauhkan diri dari perbuatan meminta-minta.<br />f. Dijauhkan dari penyakit stress.<br /><br />3. Qona’ah dalam kehidupan bermasyarakat<br />Dalam kehidupan bermasyarkat qonaah dapat menciptakan :<br />a. Ketenangan dan ketentraman di masyarakat.<br />b. Tidak ada hasud menghasud, dengki maupun dendam.<br />c. Tidak akan terjadi kesenjangan sosial yang terlalu jauh disebabkan hemat dalam pemakaian harta benda.<br />d. Nasib fakir miskin akan terurus dengan baik dan tidak akan ditemui para pengemis.<br />e. Mental dan jiwa masyarakat akan sehat.<br /> <br />4. Fungsi Qonaaah.<br />Secara umum qonaah dapat berfungsi sebagai stabilisator dan dinamisator seorang muslim. Dikatakan stabilisator karena seorang muslim yang mempunyai sifat qonaah selalu berlapang dada, berhati tentram, merasa cukup, bebas dari keserakahan karena pada hakekatnya kekayaan dan kemiskinan terletak pada hati bukan harta benda. <br />Dengan sifat qonaah orang akan terhindar dari sifat loba dan tamak, yang ciri sifat loba dan tamak itu antara lain : suka meminta-minta kepada orang lain karena kurang puas terhadap pemberian Allah swt. Dikatakan berfungsi sebagai dinamisator karena dapat memberikan kekuatan batin yang selalu mendorong seseorang untuk meraih kemajuan hidup berdasarkan kemandirian dengan tetap bergantung kepada karunia dari Allah swt. Qonaah bersangkut paut dengan sikap batin atau sikap mental dan untuk menum-buhkannya diperlukan latihan dan kesabaran. Pada awalnya mungkin memberatkan hati tetapi kalau sudah membudaya dalam diri akan menjadi bagian hidupnya sehingga akan tercapai kebahagiaan hidup didunia dan akherat. Rasulullah saw., bersabda :<br />اَلْقَنَاعَةُ كَنْزٌ لاَ يَفْنَى (رواه الطبرانى)<br /> Artinya :"Qonaah itu adalah simpanan yang tak akan pernah lenyap". (HR. Tabrani)<br /><br />C. WARO’<br />1. Arti Wara’.<br />Waro’ berasal dari kata waro’a yang berarti dibelakang, dibalik, menjauhi. Dalam ilmu tasawuf Waro’ artinya suatu sikap seorang mukmin untuk meninggalkan perbuatan-perbuatan yang meragukan, hal-hal yang tidak jelas, tidak mempunyai arti dan sesuatu yang berlebihan. Seperti sabda Rasulullah SAW yang diriwayatkan oleh Abu Huroiroh :<br />كُنْ وَرِعًا تَكُنْ أَعْبُدُ النَّاسِ (روه إبن ما جه)<br />Artinya : Jadilah orang wara’ tentu kamu akan menjadi sebaik-baik hamba diantara manusia”. (HR. Ibnu Majah,Tabrani dan Baihaqi) <br /><br />Orang mukmin yang memiliki sikap wara’ akan berfikir berulang kali menghadapi perkara-perkara syubhat (meragukan), karena perkara-perkara syubhatterdapat pada banyak persoalan hidup yang harus dihadapi dengan sifat hati-hati.<br />Dalam kitab Ta’limul Muta’alim dijelaskan diantara perbuatan wara’ adalah menjauhkan diri dari perut terlalu kenyang, banyak tidur dan banyak bicara yang tidak ada gunanya. Menjauhi makakan-makanan yang syubhat karena makan makanan yang syubhat dapat menjauhkan diri dari ingat kepada Allah SWT dan lebih dekat kepada lalai. Apalagi makan makanan yang haram tentu hati dan pikirannya selalu kotor dan menghasilkan perbuatan yang kotor pula serta jauh dari dapat mengingat kepada Allah SWT.<br />Salah seorang ulama ahli zuhud memberi nasehat kepada muridnya:” Jauhkan dirimu dari menggunjing dan bergaul dengan orang yang banyak bicara(yang tidak berguna) maka ia akan mencuri umurmu dan menyia-nyiakan waktumu”. Termasuk perbuatan wara’ yaitu menjauhkan diri dari golongan orang-orang yang suka berbuat kerusakan, maksiat dan penganggur karena perkumpulan itu pengaruhnya sangat besar.<br /><br />2. Jalan Menuju Wara’<br />Diperlukan ketegasan jiwa bagi orang yang wira’i, sebab bercampur aduknya hal-hal yang subhat sangat tidak jelas, adapun mana yang halal dan mana yang haram juga tidak jelas. Oleh karena itu yang sangat diperlukan adalah apa yang dikatakan oleh hati kecil kita sendiri. Karena hati kecil yang diasah dengan dzikir dan taqorrub tidak pernah membohongi pemiliknya. Kalimat yang selalu keluar dari kerongkongan manusia lebih banyak mengandung kebohongan dari pada kebenaran, ucapan dan perilaku selalu bertentangan dengan kata hati. Hanya dengan kemurnian iman tanpa kemunafikan akan menunjukkan satunya kata dan perbuatan. <br />Agar sifat wara’ itu tergenggam erat-erat diperlukan ilmu pengetahuan tentang halal dan haram. Tanpa mengetahui mana yang halal dan mana yang haram akan sulit pula mengetahui mana yang subhat. Sifat wara’ dapat membersihakan kotoran hati sebagaimana air dapat membersihkan pakaian. Antara pakaian dan hati ada persamaan lahir dan batin, orang yang berpakaian bersih dan rapi menunjukkan pirkirannya bersih sebaliknya orang yang berpakaian kotor, tidak rapi dan tidak sopan menunjukkan keburukan hati yang selalu didorong oleh hawa nafsunya.<br />Untuk mencapai jalan wara’ tinggalkan semua perbuatan yang tidak bermanfaat, sebagaimana sabda RAsulullah SAW yang berbunyi :<br />مِنْ حُسْنِ اْلإِسْلاَمِ الْمَرْءِ تَرْكُهُ مَا لاَ يَعْتِيْهِ (رواه الترمذى)<br />Artinya:” Tanda kebagusan keislaman seseorang ialah meninggalkan hal-hal yang tidak bermanfaat bagi dirinya”.(HR. Tirmidzi)<br /><br />Meninggalkan perilaku yang tidak bermanfaat mencakup mengucapkan, memandang, mendengar, melangkah, memegang, memikir, marah dan semua perilaku yang menghabiskan waktu tanpa faedah bahkan dapat merusak ibadah.<br /><br />3. Buah Dari Orang Yang Memiliki Sifat Wara’<br />Bagi orang mukmin yang memiliki sifat wara’ akan menghasilkan buah yang bernama khauf (rasa takut kepada Allah) . Bagi orang zuhud dapat berhubungan dengan Allah secara ruhaniah adalah suatu kenikatan dan orang yang dapat berkomunikasi kepada Allah secara ruhaniah hanya dapat dicapai melalui taqorrub kepadaNya. Ma’rifat kepada Allah SWT buahnya adalah mahabbah, puas atas anugerah Allah buahnya adalah ridho, dzikir yang langgeng buahnya adalah muthmainahnya hati, iman dan yakin kepada takdir Allah membuahkan tawakal, orang yang selalu ridho buahnya adalah bersyukur, istikomah membuahkan keikhlasan, sabar dan tabah membuahkan akhlak mahmudah dan akhirnya semua amal shaleh selalu mebuahkan khasanah dan mengikir perbuatan sayyiah dan mungkarot. <br /><br />D. SABAR<br />1. Arti Sabar<br />Sabar berasal dari kata اَلصَّبْرُ yang berarti tabah hati, tetap hati. Menurut istilah sabar ialah kekuatan hati atau jiwa untuk mengalahkan nafsunya menerima segala keadaan pahit yang menimpa dirinya dengan sikap tenang dan yakin kepada Allah SWT. Menurut Imam Al-Ghozali hakikat sabar adalah tahan menderita dari segala macam cobaan dan ketidak senangan, siapa yang mengeluh dari buruknya kelakuan orang lain, hal yang demikian menunjukkan atas buruknya kelakuan dirinya sendiri, karena budi pekerti yang baik adalah sanggup menderita dari hal-hal yang tidak disenangi. Allah SWT akan menguji kepada orang-orang yang beriman dengan berbagai macam cobaan sebagaiman yang digambarkan dalam Al-Qur’an surat Al-Baqoroh : 155-157 sebagai berikut :<br />وَلَنَبْلُوَنَّكُمْ بِشَيْءٍ مِنَ الْخَوْفِ وَالْجُوْعِ وَنَقْصٍ مِنَ اْلأَمْوَالِ وَاْلأَنْفُسِ وَالثَّمَرَاتِ وَبَشِّرِ الصَّابِرِيْنَ اَلَّذِيْنَ إِذَا أَصَابَتْهُمْ مُصِيْبَةٌ قَالُوْا إِنَّا لِلَّهِ وَإِنَّا إِلَيْهِ رَاجِعُوْنَ أُولَئِكَ عَلَيْهِمْ صَلَوَاتٌ مِنْ رَّبِّهِمْ وَرَحْمَةٌ وَأُولَئِكَ هُمُ الْمُهْتَدُوْنَ (البقرة : - )<br />Artinya : “Dan sungguh akan Kami berikan cobaan kepadamu, dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan. Dan berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang sabar, (yaitu) orang-orang yang apabila ditimpa musibah, mereka mengucapkan, "Innaa lillaahi wa innaa ilaihi raaji`uun". Mereka itulah yang mendapat keberkatan yang sempurna dan rahmat dari Tuhan mereka, dan mereka itulah orang-orang yang mendapat petunjuk”. (Al-Baqoroh : 155-157)<br /><br />2. Macam-macam Sabar<br />Agar kita tidak salah pasang dalam bersabar maka Rasulullah SAW mengajarkan kepada kita dengan sabdanya :<br />اَلصَّبْرُ ثَلاَثَةٌ : صَبْرُ عَلَى الْمُصِيْبَةِ وَصَبْرُ عَلَى الطَّاعَةِ وَصَبْرُ عَنِ الْمَعْصِيَّةِ (الحديث)<br />Artinya:” Sabar itu ada tiga macam ; sabar ketika mendapat musibah, sabar untuk melakukan ketaatan dan sabar untuk tidak berbuat maksiat”. (Al-Hadits)<br /><br />Sabar yang pertama adalah sabar ketika menghadapi musibah. Misalnya bencana alam, penyakit, ditinggal mati saudara kita dan semacamnya. Ketika bencana dan penderitaan menimpa kita sesungguhnya itu adalah ujian bagi orang-orang yang beriman kepada Allah SWT. Dengan demikian insya Allah kita akan bersabar dan tidak mudah putus asa. Rasulullah saw bersabda :<br />مَا يُصِيْبُ الْمُسْلِمِ مِنْ نَصَبٍ وَلاَهَمِّ وَلاَحَزَنِ وَلاَ اَذَى وَلاَغَمٍّ حَتَّى الشَّوْكَةِ يُشَاكِهَا إِلاَّ كَفَرَ اللهُ بِهَا مِنْ خَطَايَاهُ ( متفق عليه )<br />Artinya: “Tiada seorang mukmin yang menderita kelelahan atau penyakit atau kesusahan, bahkan gangguan yang berupa duri melainkan semua kejadian itu berupa penghapus dosa”. (HR. Bukhori Muslim)<br /><br />Sungguh betapa besar karunia Allah SWT kepada orang-orang mukmin hingga suatu musibah dan cobaan yang diberikan kepadanya adalah sebagai penghapus dosa asalkan kita terima dengan iman dan penuh kesabaran. Demikian juga apabila kita diuji dengan kesusahan atau kematian dari salah satu keluarga, kita harus menyadari bahwa kematian seseorang merupakan peringatan bagi kita yang hidup. Kita yang di tinggal pasti akan mengalami yang demikian. Apabila mempunyai kesadaran seperti itu maka penyesalan dan kesedihan karena kematian akan berubah menjadi ridho kepada Allah SWT.<br />Sabar yang kedua adalah sabar dalam berlaku taat kepada Allah SWT. Dalam melakukan ketaatan kepada Allah SWT terasa sangat berat karena di dalam tubuh manusia terdapat suatu makhluk yang tidak suka kepada kebaikan yaitu hawa nafsu. Nafsu selalu membisikkan ke dalam hati kita untuk selalu berbuat kejelekan dan kedurhakaan. Sebagai orang yang beriman kita harus pandai-pandai mengendalikan nafsu sebab apabila kita menuruti hawa nafsu setelah kita berbuat maka penyesalanlah yang akan terjadi, hingga Rasullullah SAW pernah persabda bahwa perang yang paling besar di dunia ini adalah perang melawan hawa nafsu. Oleh karena itu kita harus berusaha sekuat tenaga untuk mengalahkan nafsu kita dengan sholat, puasa dan kesabaran. Allah SWT berfirman :<br />يَا أَيُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوا اسْتَعِيْنُوْا بِالصَّبْرِ وَالصَّلاَةِ إِنَّ اللهَ مَعَ الصَّابِرِيْنَ (البقرة : )<br />Artinya: “Hai orang-orang yang beriman, mintalah pertolongan (kepada Allah) dengan sabar dan (mengerjakan) shalat, sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang sabar”. (Al-Baqoroh: 153)<br /><br />Sabar yang ketiga adalah sabar dalam menjauhi perbuatan maksiat. Kemaksiatan, kedurhakaan dan segala perbuatan yang menjurus kepada kerusakan adalah merupakan perbuatan syetan yang bersarang pada nafsu manusia. Berhati-hatilah dengan bisikan nafsu untuk berbuat kemaksiatan. Syetan tidak akan pernah berhenti membisikkan kejahatan ke dalam diri manusia hingga manusia menemui ajalnya. Maka berhati-hatilah dan pandai mengendalikan nafsu sebagai mana sabda Rasulullah SAW :<br /><br />حُجِبَتِ النَّارِ بِالشَّهَوَاتِ وَحُجِبَتِ الْجَنَّةِ بِالْمَكَارِهِ ( متفق عليه )<br />Artinya: “Neraka tertutup dengan berbagai syahwat hawa nafsu sedang syurga tertutup dengan kesukaran-kesukaran (keberatan)”. (HR. Bukhori Muslim)<br /><br />Maksud dari hadits tersebut adalah kalau kita bisa mengendalikan nafsu maka akan tertutuplah pintu neraka sebaliknya kalau kita berat melakukan amal seperti berat melakukan sholat, berat melakukan sedekah dan berat melakukan kebaikan maka tertutuplah pintu syuga. <br />3. Simpulan<br />Dari beberapa uraian di atas dapat disimpulkan bahwa secara garis besar sabar itu ada 2 bagian yaitu sabar yang bersifat fisik (jasamani) dan sabar yang bersifar rokhani.<br />a. Sabar yang bersifat fisik adalah kesabaran memikul beban berat seperti menderita kemiskinan, menderita sakit dan semacamnya.<br />b. Sabar yang bersifat rokhani seperti :<br />1) Sabar menahan nafsu perut dan seksual yang disebut dengan iffah.<br />2) Menahan diri dari bermewah-mewah disebut dengan dhabtun nafs (mampu menguasai diri).<br />3) Sabar dalam perjuangan disebut dengan syaja’ah.<br />4) Sabar dalam dalam menahan diri dari kemarahan disebut dengan hilm.<br />5) Tahan menghadapi bencana disebut dengan sa’atus sodr (lapang dada).<br />6) Tahan menahan diri dari hidup berlebih-lebihan disebut dengan zuhud.<br />7) Tahan menerima bagian yang sedikit disebut dengan qona’ah.<br /> <br />E. TAWAKAL<br />1. Pengertian tawakal.<br />Tawakal berasal dari kata(وَكَلَ – يَكِلُ – وَكْلاً ) artinya menyerahkan, mewakilkan. Menurut istilah tawakal ialah lurusnya hati dalam pasrah dan menyerahkan semua urusan hanya kepada Allah Azza Wajalla setelah berusaha dan beriktiar dengan sekuat tenaga disertai dengan berdo’a. Diceritakan dan sunan At-Tirmidzi yang artinya :”Telah datang kepada Rasulullah SAW seorang laki-laki yang hendak meninggalkan unta yang dikendarainya terlepas begitu saja di pintu masjid tanpa ditambatkannya terlebih dahulu. Dia bertanya: Ya, Rasulullah! Apakah unta itu saya tambatkan lebih dahulu, kemudian baru saya bertawakkal atau saya lepaskan saja dan sesudah itu saya bertawakal? Nabi SAW menjawab : Tambatkan terlebih dahulu, baru engkau bertawakal”. (HR. Tirmidzi). Dari hadits tersebut dapat difahamkan bahwa Rasulullah SAW memerintahkan kepada laki-laki tadi untuk menambatkan untanya terlebih dahulu sebagai ikhtiar, agar unta tersebut tidak lari. Begitu pula diri kita, tidak boleh menyerahkan begitu saja kepad nasib dan keadaan tapi harus ada usaha dan ikhtiar. Betapa pentingnya usaha dan ikhtiar ini sebagai titik awal dari tawakal kita kepad Allah SWT. Hal tersebut dapat disimak dari beberapa ayat Allah antara lain :<br />إِنَّ اللهَ لاَ يُغَيِّرُ مَا بِقَوْمٍ حَتَّى يُغَيِّرُوْا مَا بِأَنْفُسِهِمْ (الرعد : )<br />Artinya :” Sesungguhnya Allah tidak mengubah keadaan sesuatu kaum sehingga mereka mengubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri”. (Ar-Ra’du :11)<br /><br />Ayat di atas membimbing manusia untuk berusaha dan berikhtiar, bukan berpangku tangan menanti-nanti kedatangan rizki, berusahalah dengan berbagai cara melalui kepandaiannya, kecakapannya, pengetahuannya dan lain sebagainya. Dan apabila segala ikhtiar serta usaha telah dilakukan maka berserah dirilah (bertawakkal) kepada Allah SWT, sebagaimana firmanNya :<br />وَمَنْ يَّتَوَكَّلْ َعَلَى اللهِ فَهُوَ حَسْبُهُ (الطلق : )<br />Artinya: “Dan barangsiapa yang bertawakkal kepada Allah niscaya Allah akan mencukupkan (keperluan) nya”.(Ath-Thalaq : 3)<br /> <br />Sahabat Ibnu Abbas berkata : “Siapa yang ingin menjadi manusia paling kuat hendaklah bertawakkal kepada Allah, siapa yang ingin menjadi manusia paling mulia hendaklah ia bertaqwa kepada Allah, siapa yang ingin menjadi manusia paling kaya hendaklah ia yakin pada jaminan Allah, melebihi daripada apa yang sudah ada ditangannya”. <br /> <br />2. Amal shalih dan Ikhtiar<br />Menurut pengertian bahasa amal berarti perbuatan sedangkan shalih berarti baik, jadi amal shaleh berarti perbuatan yang menghasilkan kebaikan. Menurut pengertian istilah amal shaleh ialah perbuatan yang dapat mengantarkan seseorang kepada ketaatan terhadap Allah SWT . Dalam pengertian yang umum amal shaleh amal shaleh adalah semua perbuatan, baik perbuatan lahir maupun batin yang berakibat pada hal yang positif atau bermanfaat. <br />Banyak ayat Al-Qur’an yang menyebutkan tentang amal shaleh, bahkan kata Muhammad Abdul Baqi kata amal shalih dalam Al-Qur’an disebut sampai 412 kali. Biasanya kata amal shalih selalu diiringi dengan kata “aamanu”. Perhatikan contoh ayat berikut :<br />وَبَشِّرِ الَّذِيْنَ آمَنُوْا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ أَنَّ لَهُمْ جَنَّاتٍ تَجْرِيْ مِنْ تَحْتِهَا اْلأَنْهَارُ كُلَّمَا رُزِقُوْا مِنْهَا مِنْ ثَمَرَةٍ رِزْقًا قَالُوْا هَذَا الَّذِيْ رُزِقْنَا مِنْ قَبْلُ وَأُتُوْا بِهِ مُتَشَابِهًا وَلَهُمْ فِيْهَا أَزْوَاجٌ مُطَهَّرَةٌ وَهُمْ فِيْهَا خَالِدُوْنَ (البقرة : )<br />Artinya: “Dan sampaikanlah berita gembira kepada mereka yang beriman dan berbuat baik, bahwa bagi mereka disediakan surga-surga yang mengalir sungai-sungai di dalamnya. setiap mereka diberi rezki buah-buahan dalam surga-surga itu, mereka mengatakan : "Inilah yang pernah diberikan kepada kami dahulu." mereka diberi buah-buahan yang serupa dan untuk mereka di dalamnya ada isteri-isteri yang Suci dan mereka kekal di dalamnya”. (Al-Baqoroh : 25)<br /><br />Syarat syahnya amal shalih ada 2 yaitu : pertama, dilakukan secara ikhlas tanpa pamrih kecuali hanya mengharapkan keridhaan Allah SWT. Kedua, amal shalih harus dilakukan sesuai dengan petunjuk Allah SWT yakni sesuai dengan tuntunan Allah SWT dan rasulNya. Oleh karena itu setiap orang wajib selalu menuntut ilmu agar amal yang dilakukan benar menurut tuntunan agama.<br />Terdapat beberapa hal yang dapat merusak amal shaleh yaitu :<br />a. Riya’ artinya beramal dengan maksud untuk dilihat orang lain dengan harapan untuk mendapatkan pujian.<br />b. Sum’ah atau tas’mi’ artinya beramal dengan maksud untuk didengar orang lain dengan maksud untuk mendapatkan pujian.<br />c. Beribdah tanpa ilmu dan tidak sesuai dengan tuntunan Allah SWT dab rasulNya.<br /> <br />3. Hubungan antara ikhtiar dan Tawakal<br />Tawakal dan ikhtiar tidak bisa dipisahkan sebab setiap ada ikhtiar harus ada tawakal, begitu pula setiap ada tawakal harus ada ikhtiar. Begitulah seharusnya sikap seorang muslim, sebab semua yang menentukan hanyalah Allah swt., sedang manusia hanya diwajibkan ikhtiar dan tawakal. Sikap jiwa tawakal ini merupakan faktor yang menentukan pada setiap perjuangan, menghadapi rintangan dan tantangan, mengatasi kesulitan demi kesulitan seperti telah dicontohkan oleh para rasul terdahulu sebagaimana tersebut dalam Al-Qur’an surat Ibrahim :12 <br /> <br />Artinya: “Mengapa Kami tidak akan bertawakkal kepada Allah padahal Dia telah menunjukkan jalan kepada kami, dan kami sungguh-sungguh akan bersabar terhadap gangguan-gangguan yang kamu lakukan kepada kami. Dan hanya kepada Allah saja orang-orang yang bertawakkal itu berserah diri". (Ibrahim :12)<br /><br />Dari uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa Rasulullah SAW dalam membina umatnya untuk memiliki sikap jiwa tawakal sebab dengan sikap yang demikian ini akan menumbuhkan keteguhan hati, ketenangan dan keberanian.<br /><br />F. PERCAYA DIRI<br />Tidak ada orang yang gagal total dalam hidup, umumnya kita dikalahkan karena kita tidak percaya diri dan tidak istiqomah dalam melakukan sesuatu. Tidak ada belajar atau kerja tanpa kejenuhan. Inilah penyebab kegagalan dalam belajar atau bekerja karena kita tidak meberdayakan kekuatan potensi kita secara maksimal. Ciri orang yang sukses adalah orang yang memiliki skill dan kepercayaan pada dirinya. Skill itu menggabarkan bahwa orang yang belajar atau bekerja selalu terfokus pada pekerjaannya sehingga dia memiliki jiwa dan sikap mental yang produktif. Adapun ciri-ciri orang yang percaya diri itu adalah :<br />1. Memiliki kemauan keras (etos kerja) : artinya mau melakukan pekerjaan walau sampai dia meneteskan keringat secara lebih.<br />2. Ulet : artinya mau bekerja dengan gigih dalam waktu yang lama.<br />3. Disiplin : artinya selalu bekerja dengan konsisten.<br />4. Produktif : artinya kesediaan untuk terus membuat sesuatu yang diperlukan.<br />5. Tanggung jawab: bersedia bekerja dan siap menerima resiko atas hasil pekerjaan-nya.<br />6. Motovasi prestasi : artinya ingin selalu bekerja atau belajar dengan keinginan mencapai prestasi terbaik.<br />7. Kreatif dan inovatif : artinya tidak mudah putus asa dan selalu ingin mencari hal-hal-hal yang baru untuk kebaikan.<br />8. Konsisten : artinya memiliki ketahanan emosi untuk terus bekerja dan belajar secara terus menerus.<br />9. Dinamis : artinya tidak monoton dan mandeg akan tetapi selalu mecari yang terbaik dengan berbagai cara.<br />10. Efektif dan efisien : artinya selalu memanfaatkan waktu dan tenaga dengan sebaik-baiknya.<br />11. Integritas : artinya belajar atau bekerja dengan memiliki sikap yang sama antara ucapan dengan tindakan.<br />12. Konsekuen : artinya memiliki sikap selalu melakukan apa yang telah disepakati bersama.<br />13. Responsif : artinya bekerja dan belajar dengan cepat mengantisipasi berbagai kemungkinan yang timbul.<br />14. Mandiri : artinya selalu ingin berusaha bekerja dengan dirinya, tidak gampang menyerah dan menggantungkan pada orang lain.<br />15. Obsesi : ingin belajar dan pekerjaannya lebih baik dari hasil sebelumnya. <br /><br /><br /><br /><br /> <br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /> Kata nikah berasal dari bahasa arab yang berarti bertemu, berkumpul. Menurut istilah nikah ialah suatu ikatan lahir batin antara seorang laki-laki dan perempuan untuk hidup bersama dalam suatu rumah tangga melalui aqad yang dilakukan menurut hukum syariat Islam. Menurut U U No : 1 tahun 1974, Perkawinan ialah ikatan lahir batin antara seorang pria dan wanita sebagai suami istri dengan tujuan membentuk rumah tangga (keluarga) yang bahagia dan kekal berdasarkan Ketuhanan YME. Keinginan untuk menikah adalah fitrah manusia, yang berarti sifat pembawaan manusia sebagai makhluk Allah SWT. Setiap manusia yang sudah dewasa dan sehat jasmani rokhaninya pasti membutuhkan teman hidup yang berlainan jenis, teman hidup yang dapat memenuhi kebutuhan biologis yang dapat dicintai dan mencintai, yang dapat mengasihi dan dikasihi, yang dapat diajak bekerja sama untuk mewujudkan ketentraman, kedamaian dan kesejahteraan hidup berumah tangga. Rasulullah SAW bersabda : <br />يَا مَعْشَرَ الشَّبَابِ مَنِ اسْتَطَاعَ مِنْكُمُ الْبَاءَةَ فَلْيَتَزَوَّجْ فَإِنَّهُ أَغَضُّ لِلْبَصَرِ وَأَحْصَنُ لِلْفَرْجِ وَمَنْ لَمْ يَسْتَطِعْ فَعَلَيْهِ بِالصَّوْمِ فَإِنَّهُ لَهُ وِجَاءٌ (رواه البخارى و مسلم)<br />Artinya :”Hai para pemuda, barang siapa diantara kamu telah sanggup menikah, maka nikahlah. Karena nikah itu dapat menundukkan mata dan memelihara faraj (kelamin) dan barang siapa tidak sanggup maka hendaklah berpuasa karena puasa itu dapat melemahkan syahwat”. (HR. Bukhori Muslim)<br /><br />A. HUKUM NIKAH<br />Menurut sebagian besar ulama, hukum asal nikah adalah mubah, artinya boleh dikerjakan dan boleh ditinggalkan. Meskipun demikian ditinjau dari segi kondisi orang yang akan melakukan pernikahan, hukum nikah dapat berubah menjadi wajib, sunat, makruh dan haram. Adapun penjelasannya adalah sebagi berikut : <br />2. 1. Jaiz, artinya dibolehkan dan inilah yang menjadi dasar hukum nikah.<br />2. Wajib, yaitu orang yang telah mampu/sanggup menikah sedangkan bila tidak menikah khawatir akan terjerumus ke dalam perzinaan.<br />3. Sunat, yaitu orang yang sudah mampu menikah namun masih sanggup mengendali-kan dirinya dari godaan yang menjurus kepada perzinaan.<br />4. Makruh, yaitu orang yang akan melakukan pernikahan dan telah memiliki keinginan atau hasrat tetapi ia belum mempunyai bekal untuk memberikan nafkah tanggungan-nya.<br />5. Haram, yaitu orang yang akan melakukan perkawinan tetapi ia mempunyai niat yang buruk, seperti niat menyakiti perempuan atau niat buruk lainnya.<br /><br />B. TUJUAN NIKAH <br /> Secara umum tujuan pernikahan menurut Islam adalah untuk memenuhi hajat manusia (pria terhadap wanita atau sebaliknya) dalam rangka mewujudkan rumah tangga yang bahagia, sesuai dengan ketentuan-ketentuan agama Islam. Secara umum tujuan pernikahan dalam Islam dalam diuraikan sebagai berikut:<br />1. Untuk memperoleh kebahagiaan dan ketenangan hidup (sakinah). Ketentraman dan kebahagiaan adalah idaman setiap orang. Nikah merupakan salah satu cara supaya hidup menjadi bahagia dan tentram. Allah SWT berfirman :<br /><br />وَمِنْ أَيَتِهِ أَنْ خَلَقَ لَكُمْ مِنْ أَنْفُسِكُمْ أَزْوَاجًا لِتَسْكُنُوْا إِلَيْهَا (الروم : )<br /> Artinya :” Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah Dia menciptakan untukmu isteri-isteri dari jenismu sendiri, supaya kamu cenderung dan merasa tenteram kepadanya. “.(Ar-Rum : 21) <br /><br />2. Membina rasa cinta dan kasih sayang. Nikah merupakan salah satu cara untuk membina kasih sayang antara suami, istri dan anak. ( lihat QS. Ar- Rum : 21) <br />وَجَعَلَ بَيْنَكُمْ مَوَدَّةً وَّرَحْمَةً (الروم : )<br /> Artinya :”Dan dijadikan-Nya di antaramu rasa kasih dan sayang. “.(Ar- Rum : 21) <br /><br />3. Untuk memenuhi kebutuhan seksual yang syah dan diridhai Allah SWT<br />4. Melaksanakan Perintah Allah swt. Karena melaksanakan perintah Allah swt maka menikah akan dicatat sebagai ibadah. Allah swt., berfirman : <br />فَانْكِحُوْا مَا طَابَ لَكُمْ مِنَ النِّسَاءِ (النِّسَاءِ : )<br /> Artinya :" Maka nikahilah perempuan-perempuan yang kamu sukai". (An-Nisa' : 3)<br /><br />5. Mengikuti Sunah Rasulullah saw. Rasulullah saw., mencela orang yang hidup membujang dan beliau menganjurkan umatnya untuk menikah. Sebagaimana sabda beliau dalam haditsnya:<br />أَلنِّكَاحُ سُنَّتِى فَمَنْ رَغِبَ عَنْ سُنَّتِى فَلَيْسَ مِنِّى (رواه البخارى و مسلم)<br /> Artinya :"Nikah itu adalah sunahku, barang siapa tidak senang dengan sunahku, maka bukan golonganku". (HR. Bukhori dan Muslim) <br /><br />6. Untuk memperoleh keturunan yang syah. Allah swt., berfirman :<br />اَلْمَالُ وَالْبَنُوْنَ زِيْنَةُ الْحَيَاةِ الدُّنْيَا (الكهف : )<br /> Artinya :” Harta dan anak-anak adalah perhiasan kehidupan dunia “. (Al-Kahfi : 46) <br /><br /> Sebelum pernikahan berlangsung dalam agama Islam tidak mengenal istilah pacaran akan tetapi dikenal dengan nama “khitbah”. Khitbah atau peminangan adalah penyampaian maksud atau permintaan dari seorang pria terhadap seorang wanita untuk dijadikan istrinya baik secara langsung oleh si peminang atau oleh orang lain yang mewakilinya. Yang diperbolehkan selama khitbah, seorang pria hanya boleh melihat muka dan telapak tangan. Wanita yang dipinang berhak menerima pinangan itu dan berhak pula menolaknya. Apabila pinangan diterima, berarti antara yang dipinang dengan yang meminang telah terjadi ikatan janji untuk melakukan pernikahan. Semenjak diterimanya pinangan sampai dengan berlangsungnya pernikahan disebut dengan masa pertunangan. Pada masa pertungan ini biasanya seorang peminang atau calon suami memberikan suatu barang kepada yang dipinang (calon istri) sebagai tanda ikatan cinta yang dalam adat istilah Jawa disebut dengan peningset. <br /> Hal yang perlu disadari oleh fihak-fihak yang bertunangan adalah selama masa pertunangan, mereka tidak boleh bergaul sebagaimana suami istri karena mereka belum syah dan belum terikat oleh tali pernikahan. Larangan-larang agama yang berlaku dalam hubungan pria dan wanita yang bukan muhrim berlaku pula bagi mereka yang berada dalam masa pertunangan.<br /> Adapun wanita-wanita yang haram dipinang dibagi menjadi 2 kelolmpok yaitu :<br />- Yang haram dipinang dengan cara sindiran dan terus terang adalah wanita yang termasuk muhrim, wanita yang masih bersuami,wanita yang berada dalam masa iddah talak roj’i dan wanita yang sudah bertunangan.<br />- Yang haram dipinang dengan cara terus terang, tetapi dengan cara sindiran adalah wanita yang berada dalam iddah wafat dan wanita yang dalam iddah talak bain (talak tiga).<br /> <br />C. RUKUN NIKAH DAN SYARATNYA. <br />Syah atau tidaknya suatu pernikahan bergantung kepada terpenuhi atau tidaknya rukun serta syarat nikah. ( lihat tabel ) <br /> TABEL : 1 <br /><br />RUKUN SYARATNYA<br />1. Calon Suami Beragama Islam<br />Atas kehendak sendiri<br />Bukan muhrim<br />Tidak sedang ihrom haji<br />2. Calon Istri Beragama Islam<br />Tidak terpaksa<br />Bukan Muhrim<br />Tidak bersuami<br />Tidak sedang dalam masa idah<br />Tidak sedang ihrom haji atau umroh<br />3. Adanya Wali a. Mukallaf (Islam, dewasa, sehat akal)<br /> (Ali Imron : 28)<br />b. Laki-laki merdeka<br />c. Adil<br />d. Tidak sedang ihrom haji atau umroh<br />4. Adanya 2 Orang Saksi - Syaratnya sama dengan no : 3<br />5. Adanya Ijab dan Qobul Dengan kata-kata " nikah " atau yang semakna dengan itu.<br />Berurutan antara Ijab dan Qobul<br /> <br />Keterangan : <br />- Contoh Ijab : Wali perempuan berkata kepada pengantin laki-laki : "Aku nikahkan anak perempuan saya bernama si Fulan binti …… dengan ....... dengan mas kawin seperangkat sholat dan 30 juz dari mushaf Al-Qur’an".<br />أَنْكَحْتُكَ وَزَوَّجْتُكِ فُلاَنَة بِنْتِ ... بِمَهْرَ عَدَوَاتِ الصَّلا َةِ وَثَلاَثِيْنَ جُزْأً مِنْ مُصْحَافِ الْقُرْاَنِ حَالاً<br /><br />- Contoh Qobul : Calon suami menjawab: "Saya terima nikah dan perjodohannya dengan diri saya dengan mas kawin tersebut di depan". Bila dilafalkan dengan bahasa arab sebagai berikut : <br />قَبِلْتُ نِكَحَهَا وَتَزْوِجَهَا لِنَفْسِى بِالْمَهْرِ الْمَذْكُوْرِ<br />- Perempuan yang menikah tanpa seizin walinya maka nikahnya tidak syah. Rasulullah saw, bersabda : Artinya :"Perempuan mana saja yang menikah tanpa seizin walinya maka pernikahan itu batal (tidak syah)". (HR. Empat Ahli Hadits kecuali Nasai).<br /><br />Saksi harus benar-benar adil. Rasulullah saw., bersabda : <br />لاَنِكَاحَ إِلاَّ بِوَلِيٍّ وَشَاهِدَى عَدْلٍ (روه احمد )<br /><br /> Artinya:"Tidak syah nikah seseorang melainkan dengan wali dan 2 orang saksi yang adil". (HR. Ahmad)<br /> <br /> Setelah selesai aqad nikah biasanya diadakan walimah, yaitu pesta pernikahan. Hukum mengadakan walimah adalah sunat muakkad. Rasulullah SAW bersabda :”Orang yang sengaja tidak mengabulkan undangan berarti durhaka kepada Allah dan RasulNya’. (HR. Bukhori)<br /> <br />MUHRIM<br />Menurut pengertian bahasa muhrim berarti yang diharamkan. Menurut Istilah dalam ilmu fiqh muhrim adalah wanita yang haram dinikahi. Penyebab wanita yang haram dinikahi ada 4 macam :<br />1. Wanita yang haram dinikahi karena keturunan<br />a. Ibu kandung dan seterusnya ke atas (nenek dari ibu dan nenek dari ayah).<br />b. Anak perempuan kandung dan seterusnya ke bawah (cucu dan seterusnya).<br />c. Saudara perempuan sekandung (sekandung, sebapak atau seibu).<br />d. Saudara perempuan dari bapak.<br />e. Saudara perempuan dari ibu.<br />f. Anak perempuan dari saudara laki-laki dan seterusnya ke bawah.<br />g. Anak perempuan dari saudara perempuan dan seterusnya ke bawah.<br />2. Wanita yang haram dinikahi karena hubungan sesusuan<br />a. Ibu yang menyusui.<br />b. Saudara perempuan sesusuan<br />3. Wanita yang haram dinikahi karena perkawainan<br />a. Ibu dari isrti (mertua)<br />b. Anak tiri (anak dari istri dengan suami lain), apabila suami sudah kumpul dengan ibunya.<br />c. Ibu tiri (istri dari ayah), baik sudah di cerai atau belum. Allah SWT berfirman:<br /><br />وَلاَ تَنْكِحُوْا مَا نَكَحَ آبَاؤُكُمْ مِنَ النِّسَاءِ إِلاَّ مَا قَدْ سَلَفَ إِنَّهُ كَانَ فَاحِشَةً وَمَقْتًا وَسَاءَ سَبِيْلاً (النِّسَاءِ : )<br /> Artinya: “Dan janganlah kamu kawini wanita-wanita yang telah dikawini oleh ayahmu, terkecuali pada masa yang telah lampau. Sesungguhnya perbuatan itu amat keji dan dibenci Allah dan seburuk-buruk jalan (yang ditempuh)”. (An-Nisa: 22)<br />d. Menantu (istri dari anak laki-laki), baik sudah dicerai maupun belum.<br />4. Wanita yang haram dinikahi karena mempunyai pertalian muhrim dengan istri.<br /> Misalnya haram melakukan poligami (memperistri sekaligus) terhadap dua orang bersaudara, terhadap perempuan dengan bibinya, terhadap seorang perempuan dengan kemenakannya. (lihat An-Nisa : 23)<br /> <br />Wali nikah di bagi menjadi 2 macam yaitu wali nasab dan wali hakim :<br />1. Wali nasab yaitu wali yang mempunyai pertalian darah dengan mempelai wanita yang akan dinikahkan. Adapun Susunan urutan wali nasab adalah sebagai berikut :<br />a. Ayah kandung, ayah tiri tidak syah jadi wali<br />b. Kakek (ayah dari ayah mempelai perempuan) dan seterusnya ke atas<br />c. Saudara laki-laki sekandung<br />d. Saudara laki-laki seayah<br />e. Anak laki-laki dari saudara laki-laki sekandung <br />f. Anak laki-laki dari saudara laki-laki seayah<br />g. saudara laki-laki ayah yang seayah dengan ayah<br />h. Anak laki-laki dari sdr laki-laki ayah yang sekandung dengan ayah<br />i. Anak laki-laki dari saudara laki-laki ayah yang seayah dengan ayah<br />2. Wali hakim, yaitu seorang kepala Negara yang beragama Islam. Di Indonesia, wewenang presiden sebagai wali hakim di limpahkan kepada pembantunya yaitu Menteri Agama. Kemudian menteri agama mengangkat pembantunya untuk bertindak sebagai wali hakim, yaitu Kepala Kantor Urusan Agama Islam yang berada di setiap kecamatan. Wali hakim bertindak sebagai wali nikah apabila memenuhi kondisi sebagai berikut :<br />a. Wali nasab benar-benar tidak ada<br />b. Wali yang lebih dekat (aqrob) tidak memenuhi syarat dan wali yang lebih jauh (ab’ad) tidak ada.<br />c. Wali aqrob bepergian jauh dan tidak memberi kuasa kepada wali nasab urutan berikutnya untuk berindak sebagai wali nikah.<br />d. Wali nasab sedang berikhram haji atau umroh<br />e. Wali nasab menolak bertindak sebagi wali nikah<br />f. Wali yang lebih dekat masuk penjara sehingga tidak dapat berintak sebagai wali nikah<br />g. Wali yang lebih dekat hilang sehingga tidak diketahui tempat tinggalnya.<br />Wali hakim berhak untuk bertindak sebagai wali nikah, sesuai dengan sabda Rasulullah SAW yang artinnya :”Dari Aisyah r.a. berkata, Rasulullah SAW bersabda : Tidak sah nikah seseorang kecuali dengan wali dan dua orang saksi yang adil, jika wali-wali itu menolak jadi wali nikah maka sulthan (wali hakim) bertindak sebagi wali bagi orang yang tidak mempunyai wali”.(HR. Darulquthni)<br /><br />D. KEWAJIBAN SUAMI ISTRI <br />Agar tujuan pernikahan tercapai, suami istri harus melakukan kewajiban-kewajiban hidup berumah tangga dengan sebaik-baiknya dengan landasan niat ikhlas karena Allah SWT semata. Allah SWT berfirman :<br />اَلرِّجَالُ قَوَّامُوْنَ عَلَى النِّسَاءِ بِمَا فَضَّلَ اللهُ بَعْضُهُمْ عَلَى بَعْضٍ وَبِمَا أَنْفَقُوْا مِنْ أَمْوَالِهِمْ ... (النِّسَاءِ : )<br /><br />Artinya: “Kaum laki-laki itu adalah pemimpin bagi kaum wanita, karena Allah telah melebihkan sebagian mereka atas sebagian yang lain dan karena laki-laki telah menafkahkan sebagian dari harta mereka”. (An-Nisa : 34). <br /><br />Rasulullah SAW juga bersabda yang artinya: “Istri adalah penaggung jawab rumah tangga suami istri yang bersangkutan”. (HR. Bukhori Muslim). <br /><br />Secara umum kewajiban suami istri adalah sebagi berikut :<br />Kewajiban Suami<br /> Kewajiban suami yang terpenting adalah :<br />a. Memberi nafkah, pakaian dan tempat tinggal kepada istri dan anak-anaknya sesuai dengan kemampuan yang diusahakan secara maksimal.(lihat At-Thalaq:7)<br />b. Bergaul dengan istri secara makruf, yaitu dengan cara yang layak dan patut misalnya dengan kasih sayang, menghargai, memperhatikan dan sebagainya.<br />c. Memimpin keluarga, dengan cara membimbing, memelihara semua anggota keluarga dengan penuh tanggung jawab. (Lihat An-Nisa : 34)<br />d. Membantu istri dalam tugas sehari-hari, terutama dalam mengasuh dan mendidik anak-anaknya agar menjadi anak yang shaleh. (At-Tahrim:6)<br />Kewajiban Istri<br />a. Patuh dan taat pada suami dalam batas-batas yang sesuai dengan ajaran Islam. Perintah suami yang bertentangan dengan ajaran Islam tidak wajib di taati.<br />b. memelihara dan menjaga kehormatan diri dan keluarga serta harta benda suami.<br />c. Mengatur rumah tangga dengan baik sesuai dengan fungsi ibu sebagai kepala rumah tangga.<br />d. Memelihara dan mendidik anak terutama pendidikan agama. Allah swt, berfirman: <br />يَا أَيُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوْا قُوْا أَنْفُسَكُمْ وَأَهْلِيْكُمْ نَارًا ... (التحريم : )<br />Artinya :"Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka". (At-Tahrim : 6)<br /><br />e. Bersikap hemat, cermat, ridha dan syukur serta bijaksana pada suami. <br /><br />E. TALAK <br />1. Pengertian dan Hukum Talak. Menurut bahasa talak berarti melepaskan ikatan. Menurut istilah talak ialah lepasnya ikatan pernikahan dengan lafal talak. Asal hukum talak adalah makruh, sebab merupakan perbuatan halal tetapi sangat dibenci oleh Allah swt. Nabi Muhammad saw, bersabda :<br />أَبْغَضُ الْحَلاَلِ عِنْدَ اللهِ الطَّلاَقُ (رواه ابوداود)<br /> Artinya :"Perbuatan halal tetapi paling dibenci oleh Allah adalah talak". (HR. Abu Daud).<br /> <br /> Hal-hal yang harus dipenuhi dalam talak ( rukun talak) ada 3 macam :<br />a. Yang menjatuhkan talak(suami), syaratnya: baligh, berakal dan kehendak sendiri.<br />b. Yang dijatuhi talak adalah istrinya.<br />c. Ucapan talak, baik dengan cara sharih (tegas) maupun dengan cara kinayah (sindiran). <br />Cara sharih, misalnya “saya talak engkau!” atau “saya cerai engkau!”. Ucapan talak dengan cara sharih tidak memerlukan niat. Jadi kalau suami mentalak istrinya dengan cara sharih, maka jatuhlah talaknya walupun tidak berniat mentalaknya.<br />Cara kinayah, misalnya “Pulanglah engkau pada orang tuamu!”, atau “Kawinlah engkau dengan orang lain, saya sudah tidak butuh lagi kepadamu!”, Ucapan talak cara kinayah memerlukan niat. Jadi kalau suami mentalak istrinya dengan cara kinayah, padahal sebenarnya tidak berniat mentalaknya, maka talaknya tidak jatuh.<br />2. Lafal dan Bilangan Talak. Lafal talak dapat diucapkan/dituliskan dengan kata-kata yang jelas atau dengan kata-kata sindiran. Adapun bilangan talak maksimal 3 kali, talak satu dan talak dua masih boleh rujuk (kembali) sebelum habis masa idahnya dan apabila masa idahnya telah habis maka harus dengan akad nikah lagi. (lihat Al-Baqoroh : 229). Pada talak 3 suami tidak boleh rujuk dan tidak boleh nikah lagi sebelum istrinya itu nikah dengan laki-laki lain dan sudah digauli serta telah ditalak oleh suami keduanya itu". <br />3. Macam-Macam Talak. Talak dibagi menjadi 2 macam yaitu :<br />a. Talak Raj'i yaitu talak dimana suami boleh rujuk tanpa harus dengan akad nikah lagi. Talak raj’I ini dijatuhkan suami kepada istrinya untuk pertama kalinya atau kedua kalinya dan suami boleh rujuk kepada istri yang telah ditalaknya selam masih dalam masa iddah.<br />b. Talak Bain. Talak bain dibagi menjadi 2 macam yaitu talak bain sughro dan talak bain kubra. <br /> Talak bain sughro yaitu talak yang dijatuhkan kepada istri yang belum dicampuri dan talak khuluk (karena permintaan istri). Suami istri boleh rujuk dengan cara akad nikah lagi baik masih dalam masa idah atau sudah habis masa idahnya.<br /> Talak bain kubro yaitu talak yang dijatuhkan suami sebanyak tiga kali (talak tiga) dalam waktu yang berbeda. Dalam talak ini suami tidak boleh rujuk atau menikah dengan bekas istri kecuali dengan syarat :<br />• Bekas istri telah menikah lagi dengan laki-laki lain.<br />• Telah dicampuri dengan suami yang baru.<br />• Telah dicerai dengan suami yang baru.<br />• Telah selesai masa idahnya setelah dicerai suami yang baru.<br />4. Macam-macam Sebab Talak. Talak bisa terjadi karena :<br />a. Ila' yaitu sumpah seorang suami bahwa ia tidak akan mencampuri istrinya. Ila' merupakan adat arab jahiliyah. Masa tunggunya adalah 4 bulan. Jika sebelum 4 bulan sudah kembali maka suami harus menbayar denda sumpah. Bila sampai 4 bulan/lebih hakim berhak memutuskan untuk memilih membayar sumpah atau mentalaknya.<br />b. Lian, yaitu sumpah seorang suami yang menuduh istrinya berbuat zina. sumpah itu diucapkan 4 kali dan yang kelima dinyatakan dengan kata-kata : "Laknat Allah swt atas diriku jika tuduhanku itu dusta". Istri juga dapat menolak dengan sumpah 4 kali dan yang kelima dengan kata-kata: "Murka Allah swt, atas diriku bila tuduhan itu benar".<br />c. Dzihar, yaitu ucapan suami kepada istrinya yang berisi penyerupaan istrinya dengan ibunya seperti : "Engkau seperti punggung ibuku ". Dzihar merupakan adat jahiliyah yang dilarang Islam sebab dianggap salah satu cara menceraikan istri.<br />d. Khulu' (talak tebus) yaitu talak yang diucapkan oleh suami dengan cara istri membayar kepada suami. Talak tebus biasanya atas kemauan istri. Penyebab talak antara lain :<br /> Istri sangat benci kepada suami.<br /> Suami tidak dapat memberi nafkah.<br /> Suami tidak dapat membahagiakan istri.<br />e. Fasakh, ialah rusaknya ikatan perkawinan karena sebab-sebab tertentu yaitu :<br />o Karena rusaknya akad nikah seperti :<br /> diketahui bahwa istri adalah mahrom suami.<br /> Salah seorang suami / istri keluar dari ajaran Islam.<br /> Semula suami/istri musyrik kemudian salah satunya masuk Islam.<br />o Karena rusaknya tujuan pernikahan, seperti :<br /> Terdapat unsur penipuan, misalnya mengaku laki-laki baik ternyata penjahat.<br /> Suami/istri mengidap penyakit yang dapat mengganggu hubungan rumah tangga.<br /> Suami dinyatakan hilang.<br /> Suami dihukum penjara 5 tahun/lebih.<br /><br />5. Hadhonah. Hadhonah artinya mengasuh dan mendidik anak yang masih kecil. Jika suami/istri bercerai maka yang berhak mengasuh anaknya adalah :<br />a. Ketika masih kecil adalah ibunya dan biaya tanggungan ayahnya.<br />b. Jika si ibu telah menikah lagi maka hak mengasuh anak adalah ayahnya.<br /><br />F. IDDAH <br />Secara bahasa iddah berarti ketentuan. Menurut istilah iddah ialah masa menunggu bagi seorang wanita yang sudah dicerai suaminya sebelum ia menikah dengan laki-laki lain. Masa iddah dimaksudkan untuk memberi kesempatan kepada bekas suaminya apakah dia akan rujuk atau tidak.<br />1. Lamanya Masa Iddah.<br />a. Wanita yang sedang hamil masa idahnya sampai melahirkan anaknya. (Lihat QS. At-Talak :4)<br />b. Wanita yang tidak hamil, sedang ia ditinggal mati suaminya maka masa idahnya 4 bulan 10 hari. (lihat QS. Al-Baqoroh ayat 234)<br />c. Wanita yang dicerai suaminya sedang ia dalam keadaan haid maka masa idahnya 3 kali quru' (tiga kali suci). (lihat QS. Al-Baqoroh : 228)<br />d. Wanita yang tidak haid atau belum haid masa idahnya selama tiga bulan. (Lihat QS, At-Talaq :4 )<br />e. Wanita yang dicerai sebelum dicampuri suaminya maka baginya tidak ada masa iddah. (Lihat QS. Al-Ahzab : 49)<br />2. Hak Perempuan Dalam Masa Iddah. <br />a. Perempuan yang taat dalam iddah raj'iyyah (dapat rujuk) berhak mendapat dari suami yang mentalaknya: tempat tinggal, pakaian, uang belanja. Sedang wanita yang durhaka tidak berhak menerima apa-apa.<br />b. Wanita dalam iddah bain (iddah talak 3 atau khuluk) hanya berhak atas tempat tinggal saja. (Lihat QS. At-Talaq : 6)<br />c. Wanita dalam iddah wafat tidak mempunyai hak apapun, tetapi mereka dan anaknya berhak mendapat harta warits suaminya.<br /><br />G. RUJUK. <br />Rujuk artinya kembali. Maksudnya ialah kembalinya suami istri pada ikatan perkawinan setelah terjadi talak raj'i dan masih dalam masa iddah. Dasar hukum rujuk adalah QS. Al-Baqoroh: 229, yang artinya sebagai berikut: "Dan suami-suaminya berhak merujukinya dalam masa menanti itu, jika mereka (para suami) menghendaki rujuk".<br />1. Hukum Rujuk.<br /> Mubah, adalah asal hukum rujuk.<br /> Haram, apabila si istri dirugikan serta lebih menderita dibanding sebelum rujuk.<br /> Makruh, bila diketahui meneruskan perceraian lebih bermanfaat.<br /> Sunat, bila diketahui rujuk lebih bermanfaat dibanding meneruskan perceraian.<br /> Wajib, khusus bagi laki-laki yang beristri lebih dari satu.<br />2. Rukun Rujuk.<br /> Istri, syaratnya : pernah digauli, talaknya talak raj'i dan masih dalam masa iddah.<br /> Suami, syaratnya : Islam, berakal sehat dan tidak terpaksa.<br /> Sighat (lafal rujuk).<br /> Saksi, yaitu 2 orang laki-laki yang adil.<br /><br />H. PERKAWINAN MENURUT UU No: 1 tahun 1974.<br />1. Garis besar Isi UU No : 1 tahun 1974.<br /> UU No : 1 tahun 1974 tentang Perkawinan terdiri dari 14 Bab dan 67 Pasal.<br />2. Pencatatan Perkawinan.<br /> Dalam pasal 2 ayat 2 dinyatakan bahwa : "Tiap-tiap perkawinan dicatat menurut peraturan perundang-undangan yang berlaku". Ketentuan tentang pelaksanaan pencatatan perkawinan ini tercantun dalam PP No : 9 Tahun 1975 Bab II pasal 2 sampai 9. <br />3. Syahnya Perkawinan.<br /> Dalam pasal 2 ayat 1 ditegaskan bahwa : "Perkawina adalah syah apabila dilakukan menurut hukum masing-masing agamanya dan kepercayaanya itu".<br />4. Tujuan Pekawinan.<br /> Dalam Bab 1 pasal 1 dijelaskan bahwa tujuan perkawina adalah untuk membentuk keluarga (rumah tangga) yang bahagia dan kekal berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa.<br />5. Talak.<br /> Dalam Bab VIII pasal 29 ayat 1 dijelaskan bahwa : "Perceraian hanya dapat dilakukan di depan sidang pengadilan setelah pengadilan yang bersangkutan berusaha dan tidak berhasil mendamaikan kedua belah fihak.<br />6. Batasan Dalam Berpoligami.<br />• Dalam pasal 3 ayat 1 diljelaskan bahwa :"Pada dasarnya dalam suatu perkawinan seorang pria hanya boleh mempunyai seorang istri. Seorang wanita hanya boleh mempunyai seorang suami".<br /> <br />• Dalam pasal 4 dan 5 ditegaskan bahwa dalam hal seorang suami akan beristri lebih dari seorang ia wajib mengajukan permohonan kepada pengadilan di daerah tempat tinggalnya. Pengadilan hanya memberi ijin berpoligami apabila :<br /> Istri tidak dapat menjalankan kewajibannya sebagai istri.<br /> Istri mendapat cacat badan atau penyakit yang tidak bisa disembuhkan.<br /> Istri tidak dapat melahirkan keturunan.<br /> Dalam pengajuan berpoligami harus dipenuhi syarat-syarat :<br /> Adanya persetujuan dari istri.<br /> Adanya kepastian bahwa suami mampu menjamin keperluan hidup istri-istri dan anak-anak mereka.<br /> Adanya jaminan bahwa suami akan belaku adil terhadap istri-istri dan anak-anak mereka.<br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /> <br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /> <br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br />A. MASUKNYA ISLAM DI INDONESIA<br />Asal mula masuknya Islam di Indonesia sampai sekarang belum dapat diketahui secara pasti. Menurut sebagian ahli sejarah, Islam masuk di Indonesia pada abad ke- VII M/I H melalui dua jalur yaitu :<br /> Jalur Utara dengan route: Arab (Makah-Madinah) - Damascus - Baghdad - Gujarat (Pantai barat India) - Sri Langka - Indonesia.<br /> Jalur Selatan dengan route : Arab (Makah-Madinah) - Yaman - Gujarat (Pantai barat India) - Sri Langka - Indonesia.<br />Pada pertengahan abad ke VIII M saudagar-saudagar Arab itu ada yang sudah bermukim di Canton. Sebagian ahli sejarah lain ada yang mengatakan bahwa Islam masuk di Indonesia pada abad ke 13 akan tetapi ini kurang valid sebab di Leran Jawa Timur sudah ada kuburan dengan batu nisan bernama Fatimah binti Maimun pada abad ke- 12 (1101 M).<br />Adapun secara garis besar penyebaran agama Islam di Indonesia melalui 3 cara yaitu :<br /> Perdagangan. Pedagang-pedagang muslim arab selain berdagang mereka juga mubaligh. Mereka datang lewat Gujarat dan bersama penduduk Gujarat menuju Indonesia. Untuk menarik penduduk, mereka menyesuaikan dengan kebudayaan daerah.<br /> Pernikahan. Para pedagang muslim ada yang menetap di Indonesia dan menikah dengan penduduk setempat sehingga menjadi keluarga muslim dan penyebar agama Islam yang gigih.<br /> Pembebasan Kasta. Pada masa masuknya Islam di Indonesia perbudakan masih berlaku, banyak budak saudagar-saudagar Hindu dan Budha yang dibeli saudagar muslim kemudian di merdekakan dan akhirnya mereka menganut agama Islam. <br />Kehadiran Islam di Indonesia mudah diterima oleh masyarakat karena membawa ajaran kedamaian dan keselamatan. Adapun daerah-daerah yang mula-mula menerima Islam adalah :<br /> Pariaman (Sumatra Barat), pembawanya Syeh Burhanuddin bangsa Melayu.<br /> Gresik (Jawa Timur), pembawanya Maulana Malik Ibrahim yang berasal dari Persia.<br /> Demak (Jawa Tengah), penyebarnya R. Patah.<br /> Banten (Jawa Barat), penyebarnya Fatahilah keturunan raja Pasai.<br /> Palembang (Sumatra Selatan), penyebarnya R. Rahmat sebelum menyiarkan agama Islam di Ampel.<br /> Banjar ( Kalimantan Selatan ), penyebarnya para mubaligh dari Johor Malaysia dan Sukadana (Kalimantan Barat).<br /> Ternate, Tidore, Bacau, Jalilolo (Maluku Utara), penyebarnya Syeh Mansyur dari Arab dan Maulana<br /> Husein dari Gresik.<br /> Makasar (Sulawesi Selatan), penyebarnya Datuk Ri Bandang dari Sumatra Barat.<br /> Sorong (Irian Jaya), pembawanya mubaligh-mubaligh dari daerah mereka.<br /><br />B. PERKEMBANGAN ISLAM DI INDONESIA<br />1. Sumatera. Pada abad ke 13 - 16 M telah berdiri kerajaan Islam Samodra Pasai dan merupakan kerajaan Islam pertama di Indonesia. Berdiri sejak tahun 1261 M. Raja yang memerintah Samodra Pasai berturut-turut adalah :<br />A. Marah Silu bergelar Sultan Al-Malikus Shaleh.<br />B. Sultan Al-Malikus Zahir I<br />C. Sultan Al-Malikus Zahir II<br />D. Sultan Zaenal Abidin<br />E. Sultan Iskandar<br />Adanya jalur perhubungan dengan gujarat menyebabkan Pasai menjadi pelabuhan Internasional. Saudagar-saudagar muslim dari Arab, Persia dan India gigih menyebarkan Islam sehinggan Pasai saat itu menjadi Pusat Penyiaran Islam. Dari Pasai itulah Islam tersiar ke pesisir utara Aceh, Jawa dan Malaka. Kerajaan Islam Samodra Pasai mengalami kemunduran Sejak penyerbuan Maja Pahit sekitar tahun 1350 M. Selain kerajaan Pasai berdirilah kerajaan Aceh pada permulaan abad ke 16 M. Kerajaan Aceh mencapai puncak kejayaan pada masa Sultan Iskandar Muda Mahkota Alam tahun ( 1607 - 1636 M). Raja-raja yang memerintah Aceh selama 14 abad antara lain : Sultan Ali Al-Mughayat Syah, Sultan Salahuddin, Sultan Azlauddin Ri'ayat Syah, Sultan Husein, Sul-tan Zainal Abidin, Sultan Alauddin Mansyur Syah, Sultan Ali Ri'ayat Syah, Sultan Alaud-din Ri'ayat Syah II, dan Sultan Iskandar Muda Mahkota Alam. Pada abad ke 12 - 17 M, Islam berangsur-angsur berkembang di Sumatra.<br /><br />2. Jawa. Islam mula-mula masuk ke Jawa di bawa oleh pedagang Islam yang singgah di ban-dar-bandar pantai utara Pulau Jawa. Dalam perkembangan selanjutnya para mubaligh itu terkenal dengan nama "Walisongo", yaitu :<br />a. Syeh Maulana Malik Ibrahim (Sunan Gresik), berasal dari Persia. Beliau adalah tokoh pencipta Pondok Pesantren pertama kali.<br />b. Raden Rahmad ( Sunan Ampel ), berasal dari Campa Kamboja. Beliau adalah pencipta dan perencana kerajaan Islam pertama kali di Jawa.<br />c. Makdum Ibrahim (Sunan Bonang), beliau putra Raden Rahmat dan penyebar agama Islam di Jawa Timur. Dia adalah pencipta Gending Darma.<br />d. Raden Paku (sunan Giri) dari Blambangan putra Maulana Ishak. Beliau adalah tokoh pendidikan yang merupakan orang pertama yang mendidik anak dengan permainan yang bersifat agama.<br />e. Syarif Hidayatullah ( Sunan Gunung Jati ), beliau penyiar agama Islam di Jawa barat. Dialah yang mendirikan kota Jayakarta (Jakarta).<br />f. Jafar Sodiq (Sunan Kudus), beliau penyiar agama Islam di pesisir utara dan seorang pujangga Islam.<br />g. Raden Prawoto ( Sunan Muria ), dengan mendekati pedagang dan nelayan beliau menyiarkan Islam.<br />h. Syarifudin (Sunan Drajat), penyebar agama Islam di Jawa.<br />i. R.M. Syahid (Sunan Kalijogo), dialah pencipta seni wayang kulit.<br />Pengaruh para wali sedemikian besar di kalangan rakyat dalam penyiaran Islam sehingga masyarakat memberi gelar Sunan.<br /><br />3. Sulawesi. Islam masuk di Sulawesi pada awal abad ke 16 M (+tahun 1540 M), tetapi sejak abad ke 17 Islam berkembang dengan pesat sehingga berdiri kerajaan-kerajaan seperti :<br />a. Kerajaan Makasar. Ibu kota kerajaan Makasar ini ialah Goa, rajanya yang pertama ialah Karang Tanigalo kemudian berganti nama Sultan Alauddin Awalul Islam. Dia memerintah tahun 1591-1638 M. Makasar mencapai puncak kejayaan pada masa Sultan Hasanuddin ( 1654 - 1669 M ) dan yang paling gigih melawan penjajah Belanda. Pada masa itu Makasar menjadi bandar terbesar di wilayah Indonesia Timur sehingga menjadi saingan berat Belanda. Dengan siasat adu dombanya Belanda dapat merebut Makasar dengan menghasut dan membantu Arupalaka Raja Bone untuk menyerang malaka dari dari darat sedang Belanda menyerang dari Laut. Dengan perlawanan gigih tetapi akhirnya malaka dapat di duduki Belanda.<br />b. Kerajaan Bugis. Suku bugis sangat terkenal dan berani. Awalnya Islam sangat sukar memasuki Bugis tetapi berkat keuletan mubaligh-mubaligh dari Makasarlah mereka menjadi penganut Islam yang setia. Rajanya yang masuk Islam bernama Lamdu Salat. Wilayah Bugis meliputi : Wojo, Sopeng, Sidenreng, Ternate dan lain-lain.<br /><br />4. Kalimantan. Pada abad ke 16 Islam memasuki daerah kerajaan Sukadana (Kalimantan Barat), bahkan pada tahun 1590 M kerajaan Sukadana resmi menjadi kerajaan Islam dan yang menjadi raja adalah Sultan Giri Kusuma dan setelah meninggal digantikan oleh putra-nya Sultan Muhammad Syarifudin. Beliau banyak berjasa karena bantuan seorang mu-baligh bernama Syeh Syamsuddin. Ketika kerajaan Demak berdiri, para pemuka agama segera menyebarkan agama Islam ke Kalimantan Selatan. Raja kerajaan Hindu Banjar yaitu Raden Samodra masuk Islam dan mengganti nama dengan Surnanullah. Dengan bantuan Demak Surnalullah dapat mengembangkan Islam di Kalimantan.<br /><br />5. Maluku dan Sekitarnya. Penyebar agama Islam di maluku adalah saudagar-saudagar muslim yang berdagang di sana, sebab Maluku kaya rempah-rempah. Kemudian lahirlah kerajaan-kerajaan Islam seperti kerajaan Ternate dengan Rajanya Sultan Mahrum ( 1465 - 1486 M ) dan penggantinya Sultan Zaenal Abidin yang mengembangkan Islam di Maluku, Irian bahkan sampai ke Filipina. Kemudian kerajaan Tidore, Bacan, Jailolo, dan Halmahera. Pada abad ke 16 perkembangan Islam agak terlambat karena kedatangan Portugis yang ber-agama Masrani.<br /><br />C. KERAJAAN-KERAJAAN ISLAM SEBAGAI PUSAT PENYIARAN<br />1. Demak. Menjelang berakhirnya abad ke 15 Raden Patah seorang santri Sunan Bonang mendirikan kerajaan Demak. Sepeninggalan beliau kemudian diteruskan putranya bernama Adipati Unus (Pangeran Sabrang Lor ) tahun 1518 - 1521 M masa pemerintahannya. Setelah beliau wafat diteruskan oleh Sultan Trenggono, Beliau giat melakukan ekspansi karena ancaman Portugis yang bersifat ekonomi dan agama. Sultan bersama rakyatnya bertekad untuk mengusir penjajah dengan melawan bangsa Portugis. Cita-cita umat Islam berhasil juga walaupun dalam waktu yang lama. Sultan Trenggono wafat dalam penyerangan terhadap bangsa Portugis akan tetapi semangat juangnya yang perlu di teladani.<br /><br />2. Kerajaan Cirebon.<br /> Fatahilah berhasil merebut bandar Cirebon dari kekuasaan Hindu Banten. Karena jasa dan kedudukanya sebagai keluarga Sultan Trenggono, maka Cirebon di serahkan kepadanya dan setelah itu diserahkan kepada putranya Pangeran Pasarean di bawah naungan Demak. Pada tahun 1552 M Pangeran Pasarean wafat, kemudian Fatahilah memutuskan untuk menetap di Cirebon guna mengedalikan pemerintahan sambil menekuni dan menyebarjkan Islam. Pada tahun 1570 M beliau wafat dan dimakamkan di- hutan jati, maka beliau dikenal dengan nama Sunan Gunung Jati.<br /><br />3. Kerajaan Banten.<br />Fatahilah disamping merebut Cirebon juga berhasil menduduki Banten dan kekuasaan Hindu Pajajaran. Oleh Sultan Trenggono Banten dan Cirebon diserahkan kepadanya. Kemudian dalam waktu singkat rakyat Banten masuk Islam. Fatahilah menjadikan Ban-ten sebagai bandar utama Selat Sunda. Pedagang-pedagang muslim lebih senang berniaga di Banten dari pada di bandar lain. Banten sama dengan Cirebon masih di bawah kekuasaan Demak. Karena putranya yang diserahi memerintah Cirebon Pangeran Pasarean wafat tahun 1522 M. Maka beliau meninggalkan Banten pindah ke Cirebon dan Banten diserahkan kepada putranya Hasanuddin.Karena kerajaan Demak terjadi perang saudara, maka Hasanuddin mengambil kesempatan melepaskan diri dari ikatan dengan Demak sehingga berdirilah kerajaan Islam Banten dan mengangkat dirinya sebagai Sultan. Kerajaan Banten meluas sampai di Lampung. Sultan Hasanuddin wafat tahun 1579 M dan digantikan putranya pangeran Yusuf. Pada zaman pangeran Yusuf kerajaan Paja-jaran di taklukkan, sehingga penyebaran Islam meluas sampai ke- pedalaman. Sisa-sisa orang Pajajaran yang tidak masuk Islam menyingkir ke selatan yang kemudian dikenal dengan nama orang Badui. Pada tahun 1580 M Pangeran Yusuf digantikan putranya Maulana Muhamad yang masih sangat muda. <br /><br />D. ISLAM PADA MASA PERJUANGAN KEMERDEKAAN.<br />Sejak kedatangan kaum penjajah kaum muslimin telah berusaha menentang penjajah dengan jalan berperang. Akan tetapi usaha menentang kaum penjajah selalu gagal karena pada waktu itu kaum muslimin belum bersatu dan perjuangan masih bersifat lokal. Menyadari hal itu para tokoh-tokoh muslim menyusun strategi baru dalam perjuangan melawan penjajah. Cara perjuangan yang baru itu disusun dalam wadah kesatuan dan persatuan nasional dalam bentuk perkumpulan-perkumpulan dan partai-partai politik yang bertujuan untuk mengusir segala bentuk penjajahan dari bumi Indonesia. Adapun perkumpulan-perkumpulan itu antara lain :<br />1. Syarikat Islam <br />Syarikat Islam ini semula bernama Syarikat Dagang Islam (SDI) yang didirikan di Solo pada tahun 1911 M yang dipimpin oleh H. Samanhudi. Pada tanggal 16 September 1912 SDI ini berubah nama menjadi Syarikat Islam (SI) atas prakarsa H. Umar Said Cokroaminoto. Pada tanggal 26 Januari 1913 SI mengadakan konggres yang pertama kali di kota Surabaya. Dalam konggres tersebut Cokroamonoto menghidupkan semangat rakyat Indonesia untuk maju dan berjuang menegakkan kemerdekaan. Pada mulanya perkumpulan ini hanya dalam bidang perdangan semata akan tetapi dengan usaha Cokroaminoto SI menjadi partai politik yang besar dan sangat berpengaruh.<br />Adapun usaha-usaha yang dilakukan oleh SI ini antara lain :<br />a. Mengangkat kaum kromo yang hina dina menjadi manusia sejati lagi terhormat.<br />b. Mengajarkan dan memajukan rakyat dalam soal politik, yaitu dengan terbentuknya “Volksraat”, yang diharapkan akan menjadi tangga parlemen bagi Indonesia.<br />c. Mengusahan persatuan seluruh umat Islam di Indonesia dengan diadakannya konggres All Islam Hindia pada tahun 1922.<br />d. Membela dan mempertahankan kesucian ajaran Islam dari penghinaan dan cacian yang dilemparkan kepada Islam.<br />e. Menerbitkan buku yang berjudul “Islam dan sosialisme”, yang menjelaskan duduk perkara sosialisme ala Islam menurut teori dan praktek.<br /><br />2. Muhammadiyah<br />Muhammadiyah didirikan di Yokyakarta pada tanggal 18 Nopember 1912 oleh KH. Ahmad Dahlan. Adapun maksud dan tujuan didirikannya organisasi ini adalah untuk menegakkan dan menjunjung tinggi nilai-nilai ajaran Islam sehingga dapat mewujudkan masyarakat Islam yang sebenar-benarnya. Adapun usaha-usaha untuk mencapai maksud dan tujuan tersebut adalah:<br />a. Mengadakan dakwah Islam<br />b. Memajukan pendidikan dan pengajaran<br />c. Memelihara dan mendirikan tempat ibadah dan wakaf<br />d. Mendidik dan mengasuh anak-anak serta pemuda agar kelak menjadi orang muslim yang berarti.<br />e. Berusaha dengan segala kebijaksanaan supaya peraturan-peraturan Islam berlaku dalam masyarakat<br />Berdasarkan uraian-uraian tersebut nyatalah bahwa Muhammadiyah sejak mulai berdirinya sudah membangun sekolah-sekolah dan madrasah-madrasah dari TK hingga Perguruan tinggi yang tersebar di seluruh Indonesia juga mengadakan tabligh-tabligh bahkan juga menerbitkan buku-buku dan majalah-majalah yang berdasarkan Islam.<br /><br />3. Nahdlatul ‘Ulama<br />Didirikan di Surabaya pada tanggal 31 Januari 1926. Tokoh-tokoh pendirinya antara lain : KH. Hasyim Asy’ari, KH. Mahfud Sidiq, KH. Abdul Wahab Hasbullah dan lain-lain. NU pada mulanya bergerak pada lapangan sosial, kemudian menjadi sebuah partai politik walapun pada muktamar tahun 1984 NU kembali ke karakter semula sebagai organisasi keagamaan, pendidikan dan sosial yang sering kita kenal dengan slogan “kembali ke khittah 1926”. Dalam bidang sosial NU mempunyai Lembaga Pendidikan Ma’arif mulai dari TK hingga perguruan tinggi dari pesantren lama sampai pesantren dalam sistem modern. Disamping itu NU juga bergerak dalam bidang perjuangan nasional yang berjiwa anti penjajah diantaranya ialah :<br />a. Menolak subsidi pemerintah untuk madrasah NU dan menolak kerja rodi yang dibebankan oleh penjajah kepada bangsa Indonesia waktu itu.<br />b. Menolak ordonasi perkawinan tercatat<br />c. Menolak diadakannya milisi<br />d. Mendukung tuntutan berparlemen<br />e. Mendidik mental beragama melalui pondok pesantren.<br />Peran NU dalam sejarah Islam di Indonesia banyak diwarnai kegiatan politik praktis meskipun program kerjanya NU memiliki bidang garapan yang sangat luas yang program tersebut ditangani oleh lajnah, lembaga dan badan otonomi. <br /><br />4. Persatuan Islam (Persis)<br />Persis didirikan di Bandung oleh A. Hasan. Persis disamping banyak mendirikan pesantren juga mendirikan sekolah-sekolah yang banyak tersebar di Jawa Barat. Persis juga banyak melakukan kegiatan dakwah yang berlandaskan pada Al-Qur’an dan Hadits, memberantas bid’ah, khurafat, tahayul dan kemusyrikan baik melalui ceramah-ceramah agama maupun melalui media. Diantara tokoh dan pimpinan Persis yang terkenal adalah Moh. Nasir seorang ulama intelek yang kelak menjadi pimpinan partai Masyumi. <br /><br />5. Mat’laul Anwar<br />Didirikan oleh KH. Muh Yasin di Manes, Jawa Barat. Organisasi ini banyak bergerak dalam bidang pendidikan sedang dalam bidang perjuangan melawan penjajah banyak disalurkan lewat syarikat Islam.<br /><br />6. Perti<br />Didirikan oleh Syeh Sulaiman Ar-Rusli pada tahun 1928 diminangkabau yang giat mempertahankan madzhab Syafii. Dalam lapangan pendidikan pengaruhnya meluas sampai ke Kalimantan dan Sulawesi. Selain Perti juga di Sumatra berdiri Sumatra Thawalib yang bergerak di bidang pendidikan.<br /><br />7. Dan masih banyak lagi organisasi-organisasi Islam seperti Jami’atul Wasliyah (1930), Jamiatul Khair (1905), Perastuan Muslimin Indonesia (22 Mei 1930), Majlisul Islam Ala Indonesia (1937), Yong Islamieten Bond (1 Januari 1925), Periaktan Umat Islam (1917) dan masih banyak lagi yang tidak bias disebutkan.<br />Itulah organisasi-organisasi Islam yang bergerak dalam bidang sosial dan perjuangan kemerdekaan dalam menentang penjajah, yang merupakan lanjutan perjuangan para ulama dan para sulthan seperti Sulthan Khairun dan Sulthan Babullah di Maluku yang melawan penjajah Portugis, Sultan Ageng Tirtayasa di Banten, Pangeran Antasari di Kalimantan, Pangeran Diponegoro di Jawa Tengah, Tuanku Imam Bonjol di Minangkabau, Teuku Umar dan Teuku Cik Di Tiro di Aceh dalam menentang Penjajah Belanda.<br />Pada masa penjajahan Jepang (10 Maret 1942 – 17 Agustus 1945) bangsa Indonesia pada umumnya dan umat Islam pada khususunya, telah menderita lahir batin yang sangat menyedihkan akibat penjajahan. Pada masa itulah timbul pergerakan-pergerakan nasional dan pergerakan Islam untuk menentang penjajahan Jepang. Gerakan 3 A ternyatan hanya tipuan belaka, merupakan taktik Jepang dalam menuju bangsa Indonesia untuk turut berjuang melawan Sekutu. Adapun pergerakan dan perjuangan umat Islam dalam menentang penjajahan Jepang itu antara lain :<br />1. Masyumi (Majlis Syuro Muslimin Indonesia) sebagai pengganti MIAI (Majlisul Islam Ala Indonesia). Tokoh-tokohnya antara lain : KH. Hasyim Asy’ari, KH. Wahid Hasyim, Ki Bagus Hadi Kusumo, KH. A. Halim, Muh. Nastir. Masyumi berusaha dalam rangka mencapai kemerdekaan Indonesia. Masyumi dengan dengan tokoh-tokoh nasional menyusun tentara PETA (Pembela Tanah Air) pada tanggl 2 Oktober 1943. Banyak santri-santri yang menjadi anggota PETA antara lain : Sudirman, Yunus Anis, Aruji Karta Winata dan masih banyak lagi. Kemudian Masyumi membentuk Hisbullah di bawah pimpinan Zaenal Arifin.<br />2. Perlawanan Abdul Jalil di Aceh (Nopember 1942).<br />Ia seorang guru baca Al-Qur’an di Cot Pling (Aceh), dalam peperangan itu ia gugur sebagai syuhada.<br />3. KH. Zaenal Musthafa (Jawa Barat).<br />Beliau seorang ulama pemimpin pesantren Sukmanah, Tasikmalaya Jawa Barat. Beliau melihak kesengsaraan rakyat dan menganggap peraturan Saikevei sebagai perbuatan musyrik, maka beliau bagnkit menentang penjajah Jepang. Utusan Jepang yang mengajak berunding dengan KH. Zaenal Musthofa dikeroyok rakyat Akhirnya Jepang menyerang pesantren dan menangkap KH. Zaenal Musthofa untuk kemudian di hukum mati di Jakarta.<br />4. Perlawanan tentara PETA di Blitar dipimpin oleh Supriyadi. Supriyadi melihat kesengsaraan rakyat akibat Romusanya (kerja paksa jaman Jepang). Dalam perlawanan ini Supriyadi dan anak buahnya hamper satu pleton dapat di tangkap.<br />Demikian besar peran ulama dan lembaga keagamaan dalam perjuangan kemerdekaan Indonesia.<br />Dalam sejarah berdirinya Republik Indonesia, umat Islam mempunyai peran yang sangat penting, baik dalam mempertahankan negara maupun dalam membangun negara Republik Indonesia. Selama kurang lebih tiga setengah abad, Indonesia meringkuk dalam cengkeraman penjajah. Kekayaan alam yang melimpah ruah semuanya dijarah dan mengalir ketangan penjajah. Para penajajah tidak hanya menjajah ekonomi dan politik, tetapi juga menginjak-injak hak asasi bangsa Indonesia yang paling dasar bagi umat Islam yaitu menjajah faham-faham agama Islam untuk ditukar dengan, faham liberalisme, komunisme dan agama lain.<br />Dalam abad ke 17 sampai 19 perlawanan uamt Islam sudah nyata digerakkkan dan dipelopori oleh tokoh-tokoh pahlawan Islam seperti Sultan Agung (Mataram), Sultan Ageng Tirtayasa (Banten), Sultan Hasanuddin (Makasar), Teuku Cik Ditiro (Aceh), Teuku Imam Bonjol (Minangkabau) dan para kyai diseluruh pondok pesantren terumata dikalangan santri-santri di pulau Jawa.<br />Di waktu bangsa Indonesia memproklamirkan kemerdekaan tanggal 17 Agustus 1945, musuh-musuh RI masih berusaha menggagalkan arti dari proklamasi tersebut. Untuk mempertahankan proklamasi Rais Akbar NU, KH. Hasyim Asy’ari menyerukan resolusi jihad. Dengan dicetuskannya resolusi jihad, semangat umat Islam membela kemerdekaan berkobar di seluruh tanah air. Pemuda-pemuda Islam menggabungkan diri ke dalam pasukan Hisbullah yang dipimpin oleh Zaenal Arifin, orang Islam dikalangan bergabung didalam barisan “Sabiliilah”, di bawah pimpina KH. Masykur, para ulama dan kyai bergabung dalam barisan Mujahidin di bawah pimpinan KH. Wahab Hasbullah. Dalam kancah revolusi Indonesia 1945 – 1949 mereka menjadi pengawal revolusi dengan merebut persenjataan Jepang untuk melawan kagresi sekutu terutama pada tanggal 10 Nopember 1945 di Surabaya. Kemudian mereka terbentuk dalam Badan Keamanan Rakyat (BKR) yang merupakan cikal bakal terbentuknya Tentara Nasional Indonesia (TNI).<br /><br />E. PERANAN UMAT ISLAM PADA MASA PEMBANGUNAN<br /> Sejarah Islam di Indonesia sejak abad ke 16 telah mencatat perkembangan Islam di Indonesia dalam mencerdaskan bangsa, menanamkan jiwa keagamaan, mengembangkan nilai persatuan dan memberikan semangat untuk mencapai kemajuan bangsa.<br /> Pada saat kemerdekaan, umat Islam umat Islam secara bersama-sama atas nama bangsa Indonesia menyusun Undang-undang Dasar 1945 beserta pembukaanya maupun Pagan Jakarta 22 Juni 1945 yang dittandatangani oleh sembilan pemimpin bangsa Indonesia.<br /> Pada tahun 1969 bangsa Indonesia memulai dengan pembanguna lima tahun pertama (1969-1973), untuk mengisi kemerdekaan yang telah ditegakkan atas dasar Pancasila. Umat Islam telah berperan dan berpatisipasi secara aktif menyukseskan pembangunan bersama-sama pemerintah.<br /> Peran umat Islam yang paling tampak adalah justru di bidang pembangunan mental bangsa Indonesia. Lembaga-lembaga pendidikan dan lembaga swadaya yang bergerak dibidang pembangunan ini banyak didirikan oleh umat Islam. Umat Islam secara intensif telah menanamkan pendidikan agama kepada rakyat melalui sekolah-sekolah, ceramah-ceramah, pondok pesantren, lembaga-lembaga penelitan masyarakat, lembaga-lembaga ekonomi dan masih banyak lagi. Hal tersebut merupakan suatu peran yang sangat pentig dalam usaha mencerdaskan kehidupan bangsa dalam mengisi pembangungan yang sedang kita laksanakanmamad_afeihttp://www.blogger.com/profile/05866353483854837480noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-136674046713570666.post-60325232874029430382010-05-10T05:26:00.000-07:002010-05-10T05:28:47.551-07:00MATERI AJAR PAI KLS. XI SMT, 1I. AL-QUR’AN SURAT AL-BAQOROH: 148, DAN FATIR: 32, 33, TENTANG KOMPETISI DALAM BERBUAT KEBAIKAN.<br /><br />1. Bacalah dan salinlah dengan benar ayat berikut kemudian artikan.<br /> وَلِكُلٍّ وِجْهَةٌ هُوَ مُوَلِّيْهَا فَاسْتَبِقُوا الْخَيْرَاتِ أَيْنَمَا تَكُوْنُوْا يَأْتِ بِكُمُ اللهَ جَمِيْعًا إِنَّ اللهَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيْرٌ (البقرة : )<br />Artinya : “Dan bagi tiap-tiap umat ada kiblatnya (sendiri) yang ia menghadap kepadanya. Maka berlomba-lombalah kamu (dalam berbuat) kebaikan. Di mana saja kamu berada pasti Allah akan mengumpulkan kamu sekalian (pada hari kiamat). Sesungguhnya Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu”( Al-Baqoroh : 148).<br /><br />2. Artikan secara harfiah kosa kata berikut<br /><br />Lafal Arti Lafal Arti Lafal Arti<br />وَلِكُلٍّ<br />وِجْهَةٌ<br />هُوَ مُوَلِّيْهَا<br />فَاسْتَبِقُوا <br /><br /> الْخَيْرَاتِ<br />أَيْنَمَا<br />تَكُوْنُوْا<br />يَأْتِ بِكُمُ اللهَ <br /> جَمِيْعًا<br />إِنَّ اللهَ<br />عَلَى كُلِّ<br />شَيْءٍ قَدِيْرٌ <br /><br /><br /><br />3. Kandungan Ayat :<br /> Setiap umat dari agama-agama samawi mempunyai kiblat sendiri-sendiri, sebagaimana kita umat Islam kiblatnya adalah Ka’bah.<br /> Allah swt menyuruh kepada kita agar selalu berlomba-lomba dalam berbuat kebaikan.<br /> Dimana saja kita hidup pasti akan mengalami kematian dan Allah swt akan mengum-pulkan kita pada hari kiamat.<br /><br />4. Bacalah dan salinlah dengan benar ayat berikut kemudian artikan.<br /> <br />ثُمَّ أَوْرَثْنَا اْلِكَتابَ الَّذِيْنَ اصْطَفَيْنَا مِنْ عِبَادِنَا فَمِنْهُمْ ظَالِمٌ لِنَفْسِهِ وَمِنْهُمْ مُّقْتَصِدٌ وَمِنْهُمْ سَابِقٌ بِالَخَيْرَاتِ بِإِذْنِ اللهِ ذَلِكَ هُوَ الْفَضْلُ الْكِبيْرٌ جَنَّاتُ عَدْنٍ يَّدْخُلُوْنَهَا يُحَلَّوْنَ فِيْهَا مِنْ أَسَاوِرَ مِنْ ذَهَبٍ وَّلُؤْلُؤًا وَلِبَاسُهُمْ فِيْهَا حَرِيْرٌ (فاطر : ─) <br />Artinya : “Kemudian Kitab itu Kami wariskan kepada orang-orang yang Kami pilih di antara hamba-hamba Kami, lalu di antara mereka ada yang menganiaya diri mereka sendiri dan di antara mereka ada yang pertengahan dan di antara mereka ada (pula) yang lebih dahulu berbuat kebaikan dengan izin Allah. Yang demikian itu adalah karunia yang amat besar. (Bagi mereka) surga `Adn, mereka masuk ke dalamnya, di dalamnya mereka diberi perhiasan dengan gelang-gelang dari emas, dan dengan mutiara, dan pakaian mereka di dalamnya adalah sutera”. (Fathir : 32, 33).<br /><br />5. Artikan secara harfiah kosa kata berikut.<br /><br />Lafal Arti Lafal Arti Lafal Arti<br />ثُمَّ أَوْرَثْنَا<br />اْلِكَتابَ<br />الَّذِيْنَ اصْطَفَيْنَا<br />مِنْ عِبَادِنَا<br />فَمِنْهُمْ<br />ظَالِمٌ لِنَفْسِهِ<br />وَمِنْهُمْ<br /> <br /><br /> مُّقْتَصِدٌ<br />سَابِقٌ<br />بِالَخَيْرَاتِ<br />بِإِذْنِ اللهِ<br />ذَلِكَ هُوَ<br />الْفَضْلُ الْكِبيْرٌ<br />جَنَّاتُ عَدْنٍ<br /> <br /> َّدْخُلُوْنَهَا<br />يُحَلَّوْنَ فِيْهَا<br />مِنْ أَسَاوِرَ<br />مِنْ ذَهَبٍ<br />وَّلُؤْلُؤًا<br />وَلِبَاسُهُمْ فِيْهَا<br />حَرِيْرٌ <br /><br /><br /><br /><br />6. Kandungan Ayat :<br /> Kitab suci Al-Qur’an itu diwariskan oleh Allah SWT kepada umat Nabi Muhammad SAW yang merupakan hamba-hamba pilihan Allah SWT.<br /> Yang dimaksud dholimullinafsihi (menganiaya dirinya sendiri) ialah orang yang lebih banyak kesalahannya dari pada kebaikannya, sedang yang dimaksud dengan muqtashid (pertengahan) adalah orang yang kebaikannya berbanding dengan kesalahannya, sedang yang dimaksud sabiqumbilkhoir ialah orang yang selalu taat dan banyak berbuat baik sehingga kebaikannya bisa menutupi semua kesalahannya.<br /> Orang-orang yang selalu berbuat kebaikan mereka akan dimasukkan ke dalam syurga ‘Adn yang di dalamnya terdapat perhiasan-perhiasan yang menyenangkan. <br /> <br />II. AL-QUR’AN SURAT AL-ISRO’: 26-27, AL-BAQOROH: 177 TENTANG PERINTAH MENYANTUNI KAUM LEMAH.<br /><br />1. Bacalah dan salinlah dengan benar ayat berikut kemudian artikan.<br /><br />وَآتِ ذَا الْقُرْبَى حَقَّهُ وَالْمِسْكِيْنَ وَابْنَ السَّبِيْلِ وَلاَ تُبَذِّرْ تَبْذِيْرًا إِنَّ الْمُبَذِّرِيْنَ كَانُوْا إِخْوَانَ الشَّيَاطِيْنِ وَكَانَ الشَّيْطَانُ لِرَبِّهِ كَفُوْرًا (الإسراْ :- )<br />Artinya : “Dan berikanlah kepada keluarga-keluarga yang dekat akan haknya, kepada orang miskin dan orang yang dalam perjalanan; dan janganlah kamu menghambur-hamburkan (hartamu) secara boros. Sesungguhnya pemboros-pemboros itu adalah saudara-saudara syaitan dan syaitan itu adalah sangat ingkar kepada Tuhannya”.(Al-Isro’ : 26 – 27)<br /><br /><br />2. Artikan secara harfiah kosa kata berikut.<br /><br />Lafal Arti Lafal Arti Lafal Arti<br />وَآتِ<br />ذَا الْقُرْبَى<br />حَقَّهُ<br />وَالْمِسْكِيْنَ<br />وَابْنَ السَّبِيْلِ وَلاَ تُبَذِّرْ<br />تَبْذِيْرًا<br />إِنَّ الْمُبَذِّرِيْنَ<br />كَانُوْا<br />إِخْوَانَ <br /> الشَّيَاطِيْنِ <br />وَكَانَ<br />الشَّيْطَانُ<br />لِرَبِّهِ<br />كَفُوْرًا <br /><br /><br /><br /><br />3. Kandungan Ayat :<br /> Allah swt, memerintahkan kaum muslimin untuk memberikan hak kepada keluarga dekat, orang-orang miskin orang yang kekurangan biaya dalam perjalanan. Hak yang harus ditunaikan adalah mempererat persaudaraan, kasih sayang, sopan santun dan membantu penderitaan yang mereka alami.<br /> Allah swt, melarang orang-orang mukmin berlaku boros/menghambur-hamburkan harta, sebab berlaku boros adalah teman syetan dan syetan selalu ingkar kepada Tuhannya.<br /><br />4. Bacalah dan salinlah dengan benar ayat berikut kemudian artikan.<br /><br />لَيْسَ الْبِرَّ أَنْ تُوَلُّوْا وُجُوْهَكُمْ قِبَلَ الْمَشْرِقِ وَالْمَغْرِبِ وَلَكِنَّ الْبِرَّ مَنْ آمَنَ بِاللهِ وَالْيَوْمِ اْلآخِرِ وَالْمَلاَئِكَةِ وَاْلكِتَابِ وَالنَّبِيِّيْنَ وَآتَى الْمَالَ عَلَى حُبِّهِ ذَوِي الْقُرْبَى وَالْيَتَامَى وَالْمَسَاكِيْنَ وَابْنَ السَّبِيْلِ وَالسَّائِلِيْنَ وَفِي الرِّقَابِ وَأَقَامُ الصَّلاَةَ وَآتَى الزَّكاَةَ وَالْمُوْفُوْنَ بِعَهْدِهِمْ إِذَا عَاهَدُوْا وَالصَّابِرِيْنَ فِي الْبَأْسَاءِ وَالضَّرَّاءِ وَحِيْنَ اْلبَأْسِ أُولَئِكَ الَّذِيْنَ صَدَقُوْا وَأًولَئِكَ هُمُ الْمُتَّقُوْنَ (البقرة : )<br />Artinya : “Bukanlah menghadapkan wajahmu ke arah timur dan barat itu suatu kebajikan, akan tetapi sesungguhnya kebajikan itu ialah beriman kepada Allah, hari kemudian, malaikat-malaikat, kitab-kitab, nabi-nabi dan memberikan harta yang dicintainya kepada kerabatnya, anak-anak yatim, orang-orang miskin, musafir (yang memerlukan pertolongan) dan orang-orang yang meminta-minta; dan (memerdekakan) hamba sahaya, mendirikan shalat, dan menunaikan zakat; dan orang-orang yang menepati janjinya apabila ia berjanji, dan orang-orang yang sabar dalam kesempitan, penderitaan dan dalam peperangan. Mereka itulah orang-orang yang benar (imannya); dan mereka itulah orang-orang yang bertakwa”.(Al-Baqoroh : 177)<br /><br />5. Artikan secara harfiah kosa kata berikut.<br /><br />Lafal Arti Lafal Arti Lafal Arti<br />لَيْسَ الْبِرَّ<br />أَنْ تُوَلُّوْا<br />وُجُوْهَكُمْ<br />قِبَلَ الْمَشْرِقِ<br />وَالْمَغْرِبِ<br />وَلَكِنَّ الْبِرَّ<br />مَنْ آمَنَ بِاللهِ<br />وَالْيَوْمِ اْلآخِرِ<br />وَالْمَلاَئِكَةِ<br />وَاْلكِتَابِ وَالنَّبِيِّيْنَ<br />وَآتَى الْمَالَ<br />عَلَى حُبِّهِ<br />ذَوِي الْقُرْبَى<br />وَالْيَتَامَى<br />وَالْمَسَاكِيْنَ<br />وَابْنَ السَّبِيْلِ<br />وَالسَّائِلِيْنَ<br />وَفِي الرِّقَابِ<br />وَأَقَامُ الصَّلاَةَ<br />وَآتَى الزَّكاَةَ <br /> وَالْمُوْفُوْنَ<br />بِعَهْدِهِمْ<br />إِذَا عَاهَدُوْا<br />وَالصَّابِرِيْنَ<br />فِي الْبَأْسَاءِ<br />وَالضَّرَّاءِ <br />وَحِيْنَ اْلبَأْسِ<br />أُولَئِكَ الَّذِيْنَ<br />صَدَقُوْا<br />وَأًولَئِكَ<br />هُمُ الْمُتَّقُوْنَ <br /><br /><br /><br /><br />6. Kandungan Ayat :<br /> Orang Yahudi beranggapan kalau dia ingin menghadap kepada Tuhan ( berbuat baik) harus menghadap ke barat sedang orang Nasrani beranggapan kalau dia ingin menghadap Tuhannya harus menghadap ke timur, lalu Allah swt menurunkan ayat dan berfirman bahwa orang yang berbuat baik itu tidak cukup menghadap timur dan barat, tetapi orang yang berbuat baik itu adalah orang yang beriman kepada Allah swt, hari kimat, malaikatNya, kitab-kitabNya dan nabi-nabiNya.<br /> Allah swt mengajarkan kepada kita agar berbuat baik dengan memberikan harta yang kita cintai kepada kerabat, anak-anak yatim, orang miskin, musafir, pengemis dan hamba sahaya.<br /> Alllah swt juga memerintahkan kepada kita agar selalu mendirikan sholat, menunaikan zakat, menepati janji, sabar dalam kesempitan, penderitaan dan perjuangan.<br /> Orang yang mempunyai sifat-sifat yang demikian itu disebut dengan muttaqin. <br /><br /><br /><br /> <br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br />A. SIKAP MENGIMANI RASUL ALLAH SWT<br />Menurut bahasa risalah artinya pesan atau berita. Dalam pengertian ilmu agama risalah artinya tugas kerasulan dari ajaran Allah swt atau apa saja yang di bawa oleh rasul dari Allah swt untuk disampaikan kepada umat manusia. Risalah Muhammad artinya ajaran yang di bawa oleh nabi Muhammad saw. <br />1. Pengertian Nabi dan Rasul<br />Nabi ialah orang yang mendapatkan wahyu dari Allah swt, untuk dirinya sendiri tanpa berkewajiban menyampaikan kepada orang lain. Rasul ialah orang yang mendapatkan wahyu dari Allah swt, untuk dirinya sendiri dan berkewajiban menyampaikan wahyu yang diterimanya kepada umat manusia. Wahyu ialah kalamullah yang diberikan kepada para Nabi atau Rasul baik bagi dirinya sendiri atau untuk para umatnya.<br />2. Pengertian Iman Kepada Rasul<br />Iman kepada rasul berarti meyakini dengan sepenuh hati bahwa para rasul adalah orang yang telah menerima wahyu dari Allah swt, untuk disampaikan kepada umatnya agar mereka beriman. Wahyu yang disampaikan kepada para rasul dilakukan melalui bermacam-macam cara sebagai berikut :<br />a. Melalui Malaikat Jibril yang menyerupai seorang laki-laki yang elok rupanya atau kadang dalam bentuk aslinya.<br />b. Allah swt, berfirman dibalik hijab atau tabir. Seperti yang dialami Nabi Muhammad saw, ketika Mi'roj atau ketika Nabi Musa as., berada digunung Tursina. <br />c. Dengan cara langsung memasukkan wahyu kedalam jiwa Nabi sehingga terdengar seperti gemercingnya lonceng. Cara ini yang dirasakan paling berat oleh Nabi Muhammad saw.<br />d. Dengan cara mimpi yang benar, seperti yang dialami Nabi Ibrahim as, untuk menyembelih putranya.<br />3. Tujuan Diutusnya Rasul ke Dunia<br />Seorang rasul atau seorang nabi tidak hanya mempunyai tugas untuk menyampaikan risalah ilahi, tapi juga mempunyai tugas untuk memberikan bimbingan dan contoh tauladan bagi umatnya. Oleh karena itu seorang rasul/nabi ditetapkan oleh Allah swt mesti seorang manusia. Sebagaimana firman Allah swt pada surat Al-Anbiya’ : 7. Tujuan utama diutusnya para rasul adalah untuk menyampaikan ajaran tauhid (meng-Esakan Allah swt) yaitu tidak ada yang berhak disembah kecuali Allah swt, memperbaiki akhlak manusia dan menjadi rahmat bagi alam semesa.<br />4. Semua Rasul adalah Utusan Allah swt. <br />Allah swt mengutus rasul-rasul hingga yang terakhir Nabi Muhammad saw. Para rasul yang di utus sebelum Nabi Muhammad saw adalah rasul-rasul untuk suatu bangsa tertentu dalam daerah tertentu pula, begitu pula syariat yang di bawanya sesuai dengan situasi dan keadaan pada masa itu. Adapun tugas para rasul adalah untuk memimpin umat manusia agar mengenal Tuhannya dan mengajarkan manusia untuk menyucikan ruhaninya agar tidak diperbudak oleh hawa nafsunnya sehingga menjadi manusia yang berakhlak mulia dan menjadi insan kamil ( manusia sempurna ). Allah swt, berfirman :<br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br />Artinya:" Dan sesungguhnya telah Kami utus beberapa orang rasul sebelum kamu, di antara mereka ada yang Kami ceritakan kepadamu dan di antara mereka ada (pula) yang tidak Kami ceritakan kepadamu. Tidak dapat bagi seorang rasul membawa suatu mu`jizat, melainkan dengan seizin Allah; maka apabila telah datang perintah Allah, diputuskan (semua perkara) dengan adil. Dan ketika itu rugilah orang-orang yang berpegang kepada yang batil. (Al-Mu'min:78)<br /><br />Ayat tersebut memberikan penjelasan bahwa sebelum Nabi Muhammad saw, Allah swt telah mengutus beberapa rasul. Dari rasul-rasul tersebut ada yang diceritakan ada yang tidak diceritakan. Al-Qur'an tidak menjelaskan berapa banyak para Nabi dan Rasul tetapi dalam hadits dijelaskan bahwa :<br />عَنْ أَبِىْ ذَرٍّ قَالَ : يَارَسُوْلَ اللهِ, كَمْ عِدَّةُ اْلأَنْبِيَاءِ ؟ قَالَ : مِائَةُ اَلْفٍ وَاَرْيَعَةُ وَعِشْرُوْنَ اَلْفًا, اَلرَّسُلُ مِنْ ذَلِكَ ثَلاَثُ مِائَةٍ وَخَمْسَةَ عَشَرَجَمًّا غَفِيْرًا (روه احمد)<br />Artinya: "Dari Abi Dzar ia berkata :'Wahai Rasulullah, berapa jumlah para Nabi? Beliau menjawab! Jumlah para Nabi sebanyak 124.000 orang dan diantara mereka yang termasuk rasul sebanyak 315 orang suatu jumlah yang besar". (HR. Ahmad)<br /><br />Tugas para rasul sangat berat karena harus menyampaikan wahyu sehingga Allah swt, memberinya mu'jizat, yaitu suatu keadaan atau kejadian luar biasa yang dilakukan oleh Nabi atau Rasul atas izin Allah swt. Mukjizat ini untuk membuktikan kebenaran Nabi atau Rasul dalam menghadapi musuh yang menentangnya.<br /><br />2. Islam Tidak Membedakan Rasul-Rasul Allah swt.<br />Setiap Rasul mempunyai tugas yang sama yaitu :<br />a. Menyatukan itikad bahwa Tuhan adalah Dzat Yang Maha Esa.<br />b. Memberikan batas bagi umatnya mana hal yang harus dikerjakan dan mana yang harus ditinggalkan menurut perintah Allah swt. <br />c. Memberikan pedoman pada umatnya agar menghiasi diri dengan sifat-sifat terpuji.<br />d. Menjelaskan kepada umatnya apa saja yang dapat membawa kepada keridhaan Allah swt, dan apa saja yang dapat membawa kepada kemurkaanNya.<br />e. Menjelaskan kepada umatnya tentang berita yang ghaib.<br />Allah swt, berfirman:<br /><br /><br /><br /><br /><br /><br />Artinya : "Dan Kami tidak mengutus sebelum kamu, kecuali orang-orang lelaki yang Kami beri wahyu kepada mereka; maka bertanyalah kepada orang yang mempunyai pengetahuan jika kamu tidak mengetahui, ". (An-Nahl:43)<br /><br />Jumlah rasul yang disebutkan dalam Al-Qur'an hanya 25 saja yaitu: "Adam as, Idris as, Nuh as, Hud as, Saleh as, Ibrahim as, Luth as, Ismail as, Ishak as, Yakub as, Yusuf as, Ayub as, Zulkifli as, Su'aib as, Musa as, Harun as, Daud as, Sulaiman as, Ilyas as, Ilyasa as, Yunus as, Zakaria as, Yahya as, Isa as dan Muhammad saw. Diantara para rasul itu ada yang mempunyai keteguhan hati dan ketabahan yang luar biasa yang disebut "Ulul Azmi". Mereka adalah Nabi Nuh as, Ibrahim as, Musa as, Isa as, dan Nabi Muhammad saw. <br />Rasul adalah manusia biasa yang diberi kelebihan sehingga dia mempunyai sifat-sifat wajib sebagai berikut:<br />a. Sidiq (benar) >< kadzib (dusta)<br />b. Amanah (dapat dipercaya) >< khianat (tidak dapat dipercaya)<br />c. Tabligh (menyampaikan) >< kitman (menyembunyikan)<br />d. Fathonah (cerdas) >< ghoflah (bodoh)<br />Itulah sifat-sifat Rasul yang harus diteladani oleh seorang yang mengaku beriman kepada Allah SWT.<br /> <br />3. Nabi Isa as, dalam Al-Qur'an.<br />Nabi Isa as, adalah Rasul penghabisan dari keturunan bani Israel, ia menjadi rasul setelah Nabi Musa as. Nabi Isa as, dilahirkan ke dunia tanpa ayah, ibunya adalah Maryam perawan suci yang sejak kecil diasuh oleh pamannya Nabi Zakaria as. Kejadian Isa as, lahir tanpa ayah bukanlah suatu yang sulit bagi Allah swt, karena Adam as, lahir tanpa ibu dan ayah demikian pula Hawa. Peristiwa hamilnya Maryam bermula dari kedatangan Malaikat Jibril :<br /><br /> <br />Artinya:" Ia (Jibril) berkata: "Sesungguhnya aku ini hanyalah seorang utusan Tuhanmu, untuk memberimu seorang anak laki-laki yang suci". (Maryam:19)<br /><br />Dalam pandangan Islam Nabi Isa as, bukan anak Tuhan, bukan Tuhan yang menjelma menjadi manusia dan bukan seorang manusia yang mati di tiang salib untuk menebus dosa manusia. Akan tetapi Nabi Isa as, adalah hamba Allah swt, yang diangkat menjadi Nabi dan Rasul yang diberi kitab suci. Sebagiamana firman Allah swt sebagai berikut : <br /><br /> <br />Artinya:"Ia berkata : Aku ini sungguh hamba Allah, aku diberi kitab dan aku dijadikan Nabi". (Maryam:30)<br /><br />Ayat tersebut menjelaskan bahwa kitab Al-Qur'an telah menyempurnakan apa yang ada dalam kitab Injil serta menerangkan bahwa Nabi Muhammad saw adalah Nabi terakhir yang di utus untuk seluruh umat manusia. <br /><br />B. RASUL SEBAGAI UTUSAN ALLAH SWT .<br />Kehadiran Rasul ditengah-tengah umat manusia tiada lain untuk menunjukkan jalan yang lurus dan melepaskan manusia dari kegelapan hidup yang sesat, sehingga manusia akan memperoleh kebahagiaan hidup di dunia dan di akherat. Semua yang diajarkan Nabi dan Rasul adalah untuk mengabdi kepada Al-Khalik Pencipta alam semesta. Manusia membutuhkan Nabi dan Rasul agar mereka dapat mengenal hakekat hidup di dunia dan kebenaran hidup di akherat. Keduanya dibutuhkan hanya dengan petunjuk Nabi dan Rasul. Allah swt, berfirman :<br /> <br />وَمَانُرْسِلُ الْمُرْسَلِيْنَ إِلاَّ مُبَشِّرَيْنَ وَمُنْذِرِيْنَ (الأنعام : )<br />Artinya: " Dan tidaklah Kami mengutus para rasul itu melainkan untuk memberi kabar gembira dan memberi peringatan". ( Al-An'am : 48 )<br /><br />C. FUNGSI IMAN KEPADA RASUL<br />Adapun fungsi iman kepada Rasul adalah sebagai berikut:<br />1. Untuk meneladani sikap dan pribadi Rasul. <br />Sebagai umat Nabi Muhammad saw, kita wajib meneladani beliau baik dalam ucapannya, perbuatannya dan ketetapannya. Sebab semua yang datang dari beliau telah dijamin kebenarannya oleh Allah swt. Allah swt, berfirman :<br /><br /> <br />Artinya : "Sesungguhnya telah ada pada diri Rasulullah itu suri tauladan yang baik bagimu ( yaitu ) bagi orang yang mengharap rahmat Allah dan kedatangan hari kiamat dan dia banyak menyebut asthma Allah". (Al- Ahzab : 21).<br /><br />2. Untuk mempercayai ajaran yang dibawa oleh para Rasul.<br />Diantara ajaran para Rasul yang paling pokok dan fundamental adalah ajaran tauhid dan cara-cara beribadah kepada Tuhan. Allah swt, berfirman :<br /><br /> <br />Artinya :"Dan Kami tidak mengutus Rasul sebelum kamu, melainkan Kami wahyukan kepadanya: Bahwasanya tidak ada Tuhan melainkan Aku (Allah), maka sembahlah Aku". (Al-Anbiya' : 25) <br /><br /><br /><br /><br /><br /> <br /> <br /> <br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br />A. TAUBAT<br />Kita sebagai manusia biasa yang diciptakan oleh Allah swt dalam wujud yang sempurna dilengkapi dengan akal tetapi juga diberikan nafsu (syahwat). Maka kadang-kadang manusia berlaku positif (baik), begitu pula sebaliknya manusia kadang bertindak tidak wajar/tercela atau berperilaku negatif. Tegasnya tidak selamanya akal bisa menguasai nafsu namun kadang nafsu bisa menguasai akal. Maka sungguh sangatlah beruntung orang bisa menguasai akalnya dan mengalahkan nafsunya. Rasulullah saw bersabda : <br />كُلُّ بَنِىْ أَدَمَ خَطَّاءُوْنَ وَخَيْرَ الْخَطَّائِيْنَ التَّوَّابُوْنَ (روه الترمذى)<br />Artinya : "Semua anak adam ( manusia) sering berbuat kesalahan, dan sebaik-baik mereka yang berbuat kesalahan ialah orang-orang mau bertaubat”. (HR. At-Tirmidzi)<br /><br />Kata taubat berasal dari bahasa arab ( تَابَ – يَتُوْبُ) yang berarti, kembali, rujuk.Taubat artinya kembali (ke jalan Allah). Menurut istilah taubat ialah kembali ke jalan yang baik (perbuatan yang baik) dari jalan yang tercela (sesat). Menurut para ulama pengertian taubat meliputi :<br />- Kembali dari kemaksiatan kepada ketaatan kepada Allah SWT.<br />- Membersihkan hati dari segala dosa.<br />- Meninggalkan keinginan untuk melakukan kejahatan, seperti yang pernah dilakukan karena mengagungkan nama Allah SWT dan menjauhkan dari kemurkaanNya.<br />Dari sekian banyak perintah-perintah Allah swt tentu belum dapat semua terpenuhi begitu pula larangan-laranganya tentu banyak yang kita terjang, maka sebaik-baik manusia adalah manusia yang mau bertaubat kepada Allah swt. Meninggalkan perbuatan dosa yang dilakukan adalah syarat mutlak diterimanya taubat sebab orang yang tidak menyesali perbuatan jahatnya (dosanya) berarti dia berada pada jalan kesesatan. Taubah juga mempunyai pangkal dan ujung, pangkalnya adalah kembali kepada jalan Allah swt, yang lurus yang telah diperintahkanNya dan ujungnya adalah menjalankan amalan-amalan shaleh sebagai jembatan menuju syurgaNya. Allah swt berfirman :<br /><br /> <br /><br />Artinya : " Dan orang yang bertaubat dan mengerjakan amal saleh, maka sesungguhnya dia bertaubat kepada Allah dengan taubat yang sebenar-benarnya”. (Al-Furqon :71)<br /><br />Adapun taubatan nasuha (taubat yang sungguh-sungguh), Allah swt, berfirman:<br /><br />يَا أَيُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوْا تُوْبُوْا إِلَى اللهِ تَوْبَةً نَصُوْحَا عَسَى رَبُّكُمْ أَنْ يُكَفِّرْ عَنْكُمْ سَيِّئَاتِكُمْ وَيُدْخِلْكُمْ جَنَّاتٍ تَجْرِيْ مِنْ تَحْتِهَا اْلأَنْهَارُ<br />Artinya : " Hai orang-orang yang beriman, bertaubatlah kepada Allah dengan taubat yang semurni-murninya, mudah-mudahan Tuhan kamu akan menghapus kesalahan-kesalahanmu dan memasukkan kamu ke dalam surga yang mengalir di bawahnya sungai-sungai”. (At-Tahrim : 8)<br /><br />Taubat nasuha atau taubat yang sebenar-benarnya harus diikuti dengan 4 syarat, yaitu:<br />a. Adanya penyesalan terhadap dosa-dosa yang pernah dilakukan (nadam).<br />b. Memohon ampun dengan lisannya kepada Allah swt.<br />c. Segera berhenti dari perbuatan maksiatnya/dosanya.<br />d. Dengan sengaja tidak akan mengulangi /kembali ke jalan maksiat.<br />Apabila dosa itu berhubungan dengan sesama manusia maka ditambah dengan dua syarat lagi yaitu :<br />- Meminta maaf kepada orang yang pernah di dzalimi atau dirugikan.<br />- Mengganti kerugian kepada orang yang pernah di dzalimi simbang dengan kerugian yang dialaminya. <br />Dari itu walaupun sungguh besar dosa manusia apabila mau bertaubat dengan taubatan nasuha, taubat yang suci dan ikhlas, insya Allah akan diampuni seluruh dosa-dosanya.<br />Untuk menghapuskan dosa-dosa besar dan kecil yang berhubungan langsung kepada Allah swt adalah dengan cara taubat. Dosa besar adalah dosa yang secara tegas diberikan ancaman-ancaman siksa di akherat atau sangsi-sangsi pidana didunia seperti :<br />1) Syirik (menyekutukan Allah swt).<br /><br />وَاعْبُدُوا اللهَ وَلاَ تُشْرِكُوْا بِهِ شَيْئًا (النساء : )<br />Artinya: "Sembahlah Allah dan janganlah kamu mempersekutukan-Nya dengan sesuatupun”. (An-Nisa : 36)<br /><br />2) Durhaka kepada orang tua.<br /><br />وَقَضَى رَبُّكَ أَلاَّ تَعْبُدُوْا إِلاَّ إِيَّاهُ وَبِالْوَالِدَيْنِ إِحْسَانًا (الإسراء : )<br />Artinya : " Dan Tuhanmu telah memerintahkan supaya kamu jangan menyembah selain Dia dan hendaklah kamu berbuat baik pada ibu bapakmu dengan sebaik-baiknya”. (Al-Isro’ : 23)<br /><br />3) Zina.<br />Allah SWT berfirman :<br /> <br />Artinya :“Perempua yang berzina dan laki-laki yang berzina, maka deralah tiap-tiap seorang dari keduanya seratus kali dera, dan janganlah belas kasihan kepada keduanya mencegah kamu untuk (menjalankan) agama Allah, jika kamu beriman kepada Allah, dan hari akhirat, dan hendaklah (pelaksanaan) hukuman mereka disaksikan oleh sekumpulan dari orang-orang yang beriman. “ (An-Nur : 2)<br /><br />4) Murtad (keluar dari agama Allah swt).<br />وَمَنْ يَرْتَدِدْ مِنْكُمْ عَنْ دِيْنِهِ فَيَمُتْ وَهُوَ كَافِرٌ فَأُولَئِكَ حَبِطَتْ أَعْمَالُهُمْ فِيْ الدُّنْيَا وَاْلآخِرَةِ وَأُولَئِكَ أَصْحَابُ النَّارِ هُمْ فِيْهَا خَالِدُوْنَ (البقرة : )<br />Artinya :“ Barangsiapa yang murtad di antara kamu dari agamanya, lalu dia mati dalam kekafiran, maka mereka itulah yang sia-sia amalannya di dunia dan di akhirat, dan mereka itulah penghuni neraka, mereka kekal di dalamnya”.(Al-Baqoroh : 217)<br /><br />5) Membunuh.<br /> <br />Artinya :“ Dan barangsiapa yang membunuh seorang mu'min dengan sengaja, maka balasannya ialah Jahannam, kekal ia di dalamnya dan Allah murka kepadanya, dan mengutukinya serta menyediakan azab yang besar baginya”. (An-Nisa :93)<br /><br />6) Sumpah Palsu.<br /> <br />Artinya :“ Tidakkah kamu perhatikan orang-orang yang menjadikan suatu kaum yang dimurkai Allah sebagai teman? Orang-orang itu bukan dari golongan kamu dan bukan (pula) dari golongan mereka. Dan mereka bersumpah untuk menguatkan kebohongan, sedang mereka mengetahui”.(Al-Mujadilah : 14)<br /><br />Adapun pelaksanaan taubat yang baik adalah dengan memohon ampun kepada Allah swt dengan sungguh-sungguh dengan syarat telah benar-benar berhenti melakukan maksiat, menyesal atas perbuatan dosanya, dan berjanji tidak akan mengulangi perbuatan dosa tersebut. Taubat yang demikan itulah yang disebut dengan taubatan nasuha.<br /><br /><br />B. ROJA’<br />Roja’ berasal dari bahasa arab (َرجَاءً ) yang berarti harapan. Roja’ artinya selalu berpengharapan agar permohonan dan amal ibadahnya diterima oleh Allah swt dengan penuh ridho. Seorang hamba yang mukmin tidak akan berhenti menyampaikan harapan kepada Allah swt, ia tidak akan pernah bosan menyampaikan harapan kepada Allah swt, ia tidak pernah bosan meminta kepada Allah swt walupun berkali-kali , karena Allah swt satu-satunya tambatan hati dan tempat mengadu. Ia menangis kepada Allah swt walaupun sesekali ada perasaan yang terlintas dalam dirinya kalau semua yang ia pinta kepada Allah swt tidak tidak dikabulkannya (khauf), sementara harapan tetap teguh, tetap membara, terus meminta kepada Allah swt. Itulah sifat-sifat orang saleh yang arif dan terus menerus bermohon kepada Allah swt. Dan ketahuilah bahwa Allah swt pasti akan mengabulkan permohonan setiap hambanya. Kalau seorang muslim sudah mencapai tingkat yang demikian, dia akan bisa mencapai kepada tingkat penyempurnaan pribadi untuk mewujudkan nafsul muth’mainnah (jiwa yang tenang). Di dalam dirinya tidak ada keraguan, kekhawatiran, kecemasan dan rasa takut dalam menghadapai segala permasalahan hidup dan masa depannya, ia selalu mempunyai jiwa yang tenang dan optimis serta yakin bahwa Ke Maha Kuasaan Allahlah yang mengatur dan menciptakan alam semesta ini. Manusia yang bisa mencapai jiwa yang tenang ini di gambarkan oleh Allah swt sebagai manusia yang paling beruntung dan berbahagia dalam hidupnya. Sebagaimana firman Allah swt :<br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br />Artinya :“Hai jiwa yang tenang. Kembalilah kepada Tuhanmu dengan hati yang puas lagi diridhai-Nya. Maka masuklah ke dalam jama'ah hamba-hamba-Ku, dan masuklah ke dalam surga-Ku”.(Al-Fajr :27-30)<br /><br />Seorang muslim yang mempunyai sifat roja’ dan ingin memperoleh kebahagiaan di dunia dan akherat tentu selalu berusaha melakukan perbuatan-perbuatan yang menyebabkan memperoleh ridho dan rahmat dari Allah SWT dan tidak pernah putus asa, karena orang yang berputus asa termasuk orang yang kufur kepada nikmat Allah SWT. Sebagaimana firmanNya:<br /> <br />Artinya :”jangan kamu berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya tiada berputus asa dari rahmat Allah, melainkan kaum yang kafir". (Yusuf : 87)<br /><br />Begitulah sifat seorang muslim yang sebenarnya, ia akan selalu berusaha walaupun ia pernah gagal tetapi tidak pernah berputus asa dalam meraih cita-cita hidupnya (optimis).<br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /> <br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br />A. TRANSAKSI EKONOMI DALAM ISLAM<br />Dalam membangun sebuah negara tidak akan lepas dari dari kegiatan-kegiatan ekonomi di masyarakat. Jalannya roda ekonomi dan hubungan social sangat erat kaitannya dengan kemajuan ekonomi suatu masyarakat. Sebagai seorang muslim tentu harus memahami ketentuan dan hukum-hukum transaksi ekonomi yang sesuai dengan kententuan syariat Islam. Adapun transaksi-transaksi ekonomi dalam Islam tersebut antara lain : <br /><br />1. JUAL BELI<br />Allah swt menjadikan manusia sebagai makhluk sosial yang masing-masing selalu berhajat kepada yang lainnya, agar supaya mereka saling tolong menolong baik dengan cara jual beli, sewa menyewa, kerjasama dalam bercocok tanam dan lain sebagainya.<br />Yang dimaksud jual beli ialah menukar suatu barang/uang dengan barang yang lain dengan cara aqad (ijab/qobul). Di zaman yang modern seperti sekarang ini transaksi jual beli dapat dilakukan dengan berbagai cara seperti lewat internet, telpon dan lain sebagainya. Demikian juga sistem pembayarannya bisa lewat cek, surat berharga dan semacamnya. Allah swt berfirman :<br />وَأَحَلَّ اللهُ الْبَيْعَ وَحَرَّمَ الرِّبَوا (البقرة : )<br />Artinya : "Dan Allah telah menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba”, (Al-Baqoroh :275)<br /> <br /><br /><br />Artinya: "Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu saling memakan harta sesamamu dengan jalan yang batil, kecuali dengan jalan perniagaan yang berlaku dengan suka sama-suka di antara kamu”. (An-Nisa :29)<br /><br />Rasulullah saw bersabda :<br />أَفْضَلُ الْكَسْبِ عَمَلَ الرَّجُلِ بِيَدِهِ وَكُلُّ بَيْعٍ مَبْرُوْرٌ (رواه احمد )<br />Artinya : " Perolehan yang paling afdhal adalah hasil karya tangan seseorang dan jual beli yang mabrur”. (HR. Ahmad)<br /><br />1. RUKUN JUAL BELI<br />a. Penjual dan pembeli<br />Syarat keduanya :<br /> Berakal dan dapat membedakan (memilih).<br /> Dengan kehendak sendiri (bukan dipaksa).<br /> Keadaannya tidak mubadzir<br /><br />b. Uang dan benda yang di beli<br />Syaratnya :<br /> Suci, barang najis tidak syah di jual belikan.<br />Madzhab Hanafi memperbolehkan menjual kotoran/tinja atau sampah untuk keperluan perkebuan. Demikian pula barang najis boleh diperjual belikan asal untuk dimanfaatkan bukan untuk di makan. Hal ini berdasar hadits Rasulullah saw, yang pada suatu hari Rasullullah saw, lewat dan menemukan bangkai kambing milik Maemunah kemudian beliau bersabda :” Mengapa kalian tidak mengambil kulitnya, kemudian kalian samak dan dapat kalian manfaatkan? Kemudian para sahabat berkata: Wahai Rasulullah, kambing itu sudah mati dan menjadi bangkai. Rasulullah saw, menjawab: Sesungguhnya yang di-haramkan hanya memakannnya”. (Fiqih Sunah 12 hal. 54)<br /> Ada manfaatnya<br /> Keadaan barang itu dapat diserah terimakan, tidak syah menjual barang yang tidak dapat diserah terimakan.<br /> Keadaan barang milik si penjual, atau kepunyaan yang diwakilinya atau yang menguasakannya.<br /> Barang itu diketahui oleh si penjual dan pembeli, tentang zat, bentuk, kadar (ukuran) dan sifat-sifatnya.<br />c. Lafal (Ijab dan Qobul).<br />Ijab artinya pekataan si penjual, misalnya : saya jual barang ini dengan harga sekian. Qobul artinya : ungkapan si pembeli, misalnya : saya beli (saya terima) barang ini dengan harga sekian.<br /><br />2. MACAM-MACAM JUAL BELI<br />a. Jual beli kontan, artinya serah terima barang dan dibayar dengan uang kontan.<br />b. Jual beli dengan tukar menukar barang. Misalnya : hasil tambang ditukar dengan bahan jadi.<br />c. Jual beli sistem tempo, artinya begitu harga telah disepakati dan barang telah dikirim baru pembayaran dilakukan atau beberapa hari setelah barang diterima baru diadakan pembayaran.<br /> <br />3. JUAL BELI YANG DILARANG AGAMA<br />a. Membeli barang dengan harga yang lebih mahal dari harga pasar sedang ia tidak ingin kepada barang itu, tetapi semata-mata supaya orang lain tidak dapat membeli barang tersebut.<br />b. Membeli barang untuk di tahan agar dapat di jual dengan harga yang lebih mahal, sedang mayarakat umum sangat membutuhkan barang tersebut.<br />c. Menjual suatu barang untuk menjadi alat maksiat.<br />d. Jual beli yang dapat menimbulkan kericuhan baik dari fihak pembeli dan penjual-nya. Seperti barang yang jelek ditutupi dengan barang yang baik.<br />e. Membeli barang yang sudah di beli orang lain yang masih dalam keadaan khiyar. <br />4. MANFAAT JUAL BELI<br />a. Agar manusia saling tolong menolong antara satu dengan lainnya untuk memenuhi kebutuhan hidupnya.<br />b. Manusia dituntut untuk selalu berhubungan dengan yang lain karena tak ada seorangpun yang dapat memenuhi kebutuhan hidupnya sendiri.<br />c. Untuk memperluas hubungan antar desa, kota bahkan antar negara sehingga dapat diperoleh pemerataan ekonomi.<br />d. Untuk menumbuhkan kreatifitas manusia agar dapat menghasilkan dan mempro-duksi barang-barang yang dapat dipergunakan untuk kemaslahatan manusia.<br /><br />2. RIBA<br />a) Arti Riba.<br />Riba berasal dari bahasa arab yang artinya lebih (tambahan). Menurut istilah riba ialah tambahan pembayaran yang disyaratkan bagi salah seorang dari dua orang yang melakukan transaksi tanpa ada ganti rugi atau imbalan. Misalnya : Si A meminjamkan uang Rp.100.000,- pada si B. Saat pengembalian si B harus membayar Rp. 120.000,-<br />b) Hukum Riba.<br />Riba hukumnya haram dan dilarang oleh Allah swt. Adapun dasar hukumnya adalah sebagai berikut :<br />1. Pernyataan Allah swt, Tentang Riba. <br />يَمْحَقُ اللهُ الرِّبَوا وَيُرْبِى الصَّدَقَتِ (البقرة : )<br /><br />Artinya : "Allah memusnahkan riba dan menyuburkan sedekah". (Al-Baqoroh : 276)<br /><br />2. Larangan Menggunakan Hasil Riba.<br /> <br />Artinya: "Hai orang-orang yang beriman bertaqwalah kepada Allah dan tinggalkanlah sisa riba (yang belum dipungut) jika kamu orang-orang yang beriman".(Al-Baqoroh : 278)<br /><br />3. Riba Sebagai Harta Yang Tak Ada Berkahnya. <br />وَمَا آتَيْتُمْ مِنْ رِبًا لِّيَرْبُوَا فِيْ أَمْوَالِ النَّاسِ فَلاَ يَرْبُوْا عِنْدَ اللهِ (الروم : )<br />Artinya : "Dan suatu riba (tambahan) yang kamu berikan agar bertambah pada harta manusia maka riba itu tidak menambah disisi Allah. (Ar-Rum : 39)<br /><br />4. Sangsi Riba Meliputi Semua Fihak Yang Terlibat <br />لَعَنَ رَسُوْلُ اللهِ ص.م. : أَكِلَ الرِّبَا وَمُوَكِّلَهُ وَكَاتِبَهُ وَشَاهِدَيْهِ وَقَالَ : هُمْ سَوَاءٌ (رواه المسلم)<br /><br />Artinya : " Rasulullah melaknat orang yang memakan riba, yang mewakilinya, penulisnya, dan kedua saksinya dan Rasul berkata : mereka semua berdosa". (HR. Muslim)<br /><br />5. Larangan Allah Tentang Riba. <br /> <br />Artinya : "Hai orang-orang yang beriman janganlah kamu memakan harta riba dengan berlipat ganda dan bertaqwalah kamu kepada Allah supaya kamu mendapatkan keberuntungan". (Ali-Imron : 130).<br /><br />c) Macam-macam Riba.<br />1) Riba Fadli, yaitu tukar menukar dua barang sejenis tetapi tidak sama ukurannya. Misalnya : 1 gram emas di tukar dengan 1,5 gram emas, 1 kambing besar di tukar dengan 1 kambing kecil.<br />2) Riba Qordli, yaitu meminjamkan barang dengan syarat ada keuntungan bagi yang meminjamkan. Misalnya: utang Rp. 25.000,- saat mengembalikan harus ditambah 10% menjadi Rp. 27.500,-.<br />3) Riba Nasi'ah, yaitu tambahan yang disyaratkan dari 2 orang yang mengutangi sebagai imbalan atas penangguhan (penundaan) utangnya. Misalnya : Si A meminjam uang Rp. 100.000,- kepada Si B dengan perjanjian waktu satu bulan setelah jatuh tempo si B belum dapat mengembalikan, maka si B harus mengembalikan Rp. 125.000,-. <br />4) Riba Yad, yaitu riba dengan sebab perpisah dari tempat aqad jual beli sebelum serah terima antara penjual dan pembeli. Misalnya: Seorang membeli 1 kwintal beras, setelah dibayar si penjual langsung pergi sedang berasnya belum di timbang apakah pas atau kurang. <br /><br />d) Sebab-sebab diharamkannya Riba.<br />1) Dapat menimbulkan exploitasi (pemerasan) oleh pemegang modal besar (kaya) kepada orang yang terdesak ekonominya.<br />2) Dapat menciptakan dan mempertajam jurang pemisah antara si kaya dan si miskin.<br />3) Dapat menimbulkan sifat rakus dan tamak yang mengakibatkan orang tidak mampu bertambah berat bebannya.<br />4) Dapat memutuskan tali persaudaraan terhadap sesama muslim karena menghi-langkan rasa tolong-menolong. <br /><br />3. SYIRKAH<br />Perseroan atau syirkah ialah perjanjian antara dua orang atau lebih untuk menjalankan suatu usaha dengan tujuan untuk mencari keuntungan bersama.<br />a) Syarikat Harta (Syirkatul Inan)<br />Syarikat harta atau syirkah inan ialah aqad kerja sama antara dua orang atau lebih dalam permodalan untuk melakukan suatu usaha (bisnis) atas dasar membagi untung dan rugi (profit and Loss sharing) sesuai dengan besar kecilnya modal. Perhatikan firman Allah swt, dalam hadits qudsi sebagai berikut :<br />قَوْلُهُ ص.م. : قَالَ اللهُ تَعَالَى أَنَا ثَالِثُ الشَّرِيْكَيْنِ مَالَمْ يَخُنْ اَحَدُهُمَا صَاحِبَهُ فَإِذَا خَانَهُ خَرَجْتُ مِنْ بَيْنِهِمَا (رواه ابو داود والحاكم)<br />Artinya :"Rasulullah saw., bersabda : Allah swt, berfirman : 'Aku adalah fihak ketiga dari dua orang yang berserikat selama salah seorang diantaranya tidak menghianati yang lain. Jika salah satu berkhianat, maka Aku keluar dari mereka". (HR. Abu Daud dan Hakim) <br /><br />1. Rukun Syirkah.<br />a. Sighot (lafal aqad) atau surat perjanjian.<br />b. Orang yang berserikat.<br />c. Pokok (modal) yang disepakati.<br /> 2. Syarat Syirkah<br />a. Sighot lafal, yaitu kalimat aqad perjanjian dengan syarat mengandung arti izin untuk membelanjakan barang syarikat. Contoh: Ijab: "Kita bersyarikat pada barang ini dan saya izinkan engkau menjalankannya". Qobul : " Saya terima seperti apa yang engkau katakan tadi". Dalam kehidupan modern lafal tersebut dengan menggunakan perjanjian yang disaksikan dengan akte notaris.<br />b. Orang (anggota) yang bersyarikat harus memenuhi syarat : sehat akal, baligh, merdeka, tidak dipaksa.<br />c. Pokok modal yang disepakati, disyaratkan :<br /> Modal berupa uang atau barang yang dapat ditimbang atau ditakar.<br /> Modal hendaklah dapat digabungkan sebelum aqad sehingga tidak dapat dibedakan lagi.<br /> Modal tidak harus sama tetapi menurut permufakatan orang yang berserikat.<br />3. Bentuk-bentuk syarikat harta dalam kehidupan modern :<br />a. Firma (Fa)<br />b. Comanditere Veenootchaap (CV)<br />c. Perseroan terbatas (PT)<br />d. Koperasi<br /><br />b) Syarikat Kerja.<br />Syarikat kerja adalah bentuk kerjasama antara dua orang atau lebih yang bergerak dalam usaha memberikan pelayanan kepada masyarakat (bidang jasa). Hukum syarikat kerja sebagian ulama mengatakan syah. Sedang menurut Imam Syafi'i tidak boleh. Faedah syarikat kerja antara lain : untuk memajukan kesejahteraan rakyat dan jalan yang baik untuk menguatkan hubungan antar bangsa. Adapun macam-macam Syarikat Kerja itu antara lain :<br />1) Qirod (Mudharabah), yaitu pemberian modal dari seseorang kepada orang lain untuk berdagang sedang keuntungan dibagi antara keduanya menurut perjanjian. Qirod pernah dicontohkan oleh Rasulullah saw, ketika beliau memperdagangkan modal Siti Khodijah. Dalam kehidupan modern sekarang ini pemberi dan penerima modal dapat berupa Bank. <br />Rukun Qirod :<br />a. Modal, bisa berupa uang atau barang<br />b. Pekerjaan, bisa dagang atau sejenisnya<br />c. Ada ketentuan pembagian keuntunngan<br />d. Ada yang memberi modal ada yang menjalankan modal<br />e. Atas dasar suka rela<br />2) Musaqoh (Paroan Kebun)<br />Musaqoh ialah kerja sama antara pemilik kebun dengan pemelihara kebun dengan perjanjian bagi hasil (production sharring) menurut kesepakatan bersama. Rasulullah saw, bersabda : Artinya : "Sesungguhnya Nabi Muhammad saw, telah menyerahkan kebun beliau kepada penduduk Khaibar agar dipelihara oleh mereka dengan perjanjian mereka akan diberi sebagian dari penghasilannya baik buah-buahan atau hasil tanaman (palawija). (HR. Muslim)<br /><br />3) Muzaro'ah dan Mukhobaroh.Yaitu kerja sama antara pemilik tanah (sawah) dengan penggarap tanah (sawah) dengan perjanjian bagi hasil menurut kesepakatan bersama. Apabila benihnya dari pemilik tanah disebut Mukhobaroh, sedang apabila benihnya dari penggarap tanah (sawah) disebut Muzaroah. Dari keduanya yang wajib mengeluarkan zakat yang mempunyai benih.<br /><br />4. PERBANKAN<br />a. Pengertian Bank.<br />Bank ialah suatu lembaga yang mengatur peredaran uang dengan sistem administrasi tertentu. Bank itu ada yang milik negara dan milik swasta. Adapun jenis-jenis Bank adalah sebagai berikut :<br />1) Bank Sentral, yaitu bank Indonesia yang mempunyai hak membuat dan mengedarkan uang sehingga menjadi pusat pengawasan semua bank.<br />2) Bank Umum, yaitu bank yang pengumpulan dananya menerima simpanan atau memberikan kridit. Misalnya : BPD, BNI, BRI, Bank Mandiri dan lain-lain.<br />3) Bank Pembangunan, yaitu bank yang pengumpulan dananya menerima simpanan atau memberikan kredit untuk pembangunan. Misalnya : BPD, BPI dan lain-lain.<br />Sedangkan menurut pemiliknya bank dibedakan menjadi :<br />1) Bank Pemerintah, seperti : BRI, BNI, BTN dan lain-lainnya.<br />2) Bank Swasta, yaitu bank yang didirikan swasta atas izin menteri Keuangan. Misalnya : BCA, BAPAS dan lain-lain. Bank Asing, yaitu bank yang dikelola oleh orang asing atas izin menteri Keuangan dengan pertimbangan Bank Indonesia. Misalnya : Bangkok Bank, City Bank, Singapore Bank dll.<br />3) Bank Islam, yaitu bank yang pengelolaanya berdasarkan syariat Islam dan di dirikan oleh orang Islam. Seperti : BMI, BMT, Bank Syaria’ah Mandiri dan lain-lain.<br />4) Bank Koperasi, yaitu koperasi yang menjalankan usaha atas izin Menkeu dengan pertimbangan BI.<br /><br />b. Fungsi Bank.<br />1) Sebagai sentral penyediaan dan peredaran uang.<br />2) Sebagai pusat pengawasan dan pengendali inflasi.<br />3) Sebagai tempat menyimpan uang (menabung).<br />4) Sebagai tempat penukaran mata uang.<br />5) Sebagai tempat pengiriman dan pembayaran uang.<br />6) Khusus bank Islam berfungsi sebagai mana tersebut di atas juga dapat meng-hilangkan sistem bunga.<br /><br />c. Pendapat Ulama Tentang Hukum Perbankkan.<br />1) Bank itu hukumnya mubah, alasanya karena bank itu di suatu negara keberadaan-nya sangat dibutuhkan dan tidak bisa ditiadakan. Jadi sangat bermanfaat untuk kemaslahatan masyarakat dan bangsa.<br />2) Bank itu hukumnya haram, alasannya karena setiap transaksi bank terdapat unsur bunga.<br />3) Bank hukumnya subhat (samar), tentang halal dan haramnya, alasannya karena satu segi bank sangat dibutuhkan dalam perekonomian masyarakat, bangsa dan negara disisi lain setiap transaksi bank terdapat unsur bunga (riba) sehingga tidak jelas halal dan haramnya.<br /><br />5. ASURANSI<br />Asuransi ialah jaminan atau pertanggungan yang diberikan oleh penanggung (perusahaan asuransi) kepada tertanggung untuk resiko kerugian sesuai dengan yang ditetapkan dalam surat perjanjian (polis) bila terjadi kecelakaan atau kematian dan tertanggung membayar premi setiap bulan sebanyak yang di tentukan kepada penanggung. Asuransi pada masa Rasulullah saw, belum dikenal sehingga termasuk masalah ijtihadiyah. Ada 4 kelompok yang memandang asuransi yaitu : mengharamkan, membolehkan, membolehkan asuransi yang bersifat sosial mengharamkan asuransi yang bersifat komersial, meragukan (termasuk subhat). Hal yang menjadi pokok perselisihan adalah :<br />a. adanya unsur gharar (ketidak pastian)<br />b. adanya unsur maisir (untung-untungan)<br />c. adanya unsur riba.<br /><br />Penjelasan :<br />a. Gharar (ketidak pastian) jumlah yang harus dibayarkan oleh tertanggung (pemegang polis) karena kematian dan kecelakaan tidak dapat diketahui dengan pasti kapan datangnya. Padahal aqad dalam Islam yang di syariatkan harus ada kejelasan. Misalnya untuk menolong dan dana klaim (dana pembayaran resiko) bagi peserta yang kena musibah/meninggal harus dijelaskan dari mana diambilkan.<br />b. Adannya unsur maisir (untung-untungan), artinya peserta yang mengundurkan diri sebelum masa jatuh temponya habis, biasanya uang yang sudah dibayarkan dianggap hangus, kalaupun ada hanya sebagian kecil, inilah yang disebut maisir (untung-untungan).Dalam asuransi yang Islami unsur maisir harus dihilangkan sehingga peserta yang mengundurkan diri dapat mengambil premi yang sudah dibayarkan walaupun harus dipotong untuk dana tabaru' (tolong-menolong).<br />c. Adanya unsur riba, artinya dalam pemutaran uang premi yang telah diterima perusahaan asuransi, biasanya dengan cara membungakan uang, maka muncullah unsur riba. Dalam asuransi yang islami praktek riba harus dihilangkan. Pemutaran uang premi boleh dilakukan namun dengan perhitungan keuntungan atas dasar bagi hasil (syirkah harta).<br /><br />Macam-macam Asuransi.<br />a. Asuransi Jiwa, yaitu jaminan yang diberikan kepada peserta asuransi apabila mendapat kecelakaan yang menghilangkan jiwa berupa sejumlah uang yang telah ditetapkan.<br />b. Asuransi Bea Siswa, yaitu jaminan yang diberikan kepada peserta asuransi apabila anak yang di asuransikan akan menempu pendidikan yang lebih tinggi (SMA atau PT).<br />c. Asuransi Jaminan Hari Tua, yaitu jaminan yang diberikan kepada peserta asuransi setelah masa tuanya atau umur yang ditentukan<br />d. Asuransi BarangYaitu jaminan yang diberikan kepada peserta asuransi apabila barang yang di asuransikan mengalami kerusakan (kebakaran, tabrakan dan lain-lain).<br /><br />Manfaat Asuransi.<br />Ada beberapa manfaat dari beberapa asuransi yang telah dijelakan diatas :<br />a. Asuransi jiwa, memberi bantuan kepada keluarga yang mendapatkan musibah.<br />b. Asuransi bea siswa, memberikan jaminan kepada putranya untuk melanjutkan studi ke jenjang yanglebih tinggi.<br />c. Asuransi jaminan hari tua, memberikan bantuan pada hari tua, sehingga lebih terjamin.<br />d. Asuransi barang, memberikan ganti rugi barang tersebut apabila terjadi kerusakan/ kecelakaan.<br /><br /> <br /><br /><br />DZIKIR DAN DO’A<br /><br />DZIKIR <br />1. Pengertian Dzikir.<br />Dzikir menurut bahasa berarti mengingat, menyebut, menyadari. Menurut istilah dzikir ialah membaca lafal-lafal tertentu dengan maksud mengingat kepada Allah swt. Mengingat akan ke-Agungan dan ke-Besaran Allah swt, agar manusia selalu dekat dengan-Nya, sehingga segala aktifitasnya cenderung kepada kebaikan. Allah swt, berfirman:<br /> <br />Artinya : "Karena itu ingatlah kamu kepada-Ku, niscaya aku ingat (pula) kepadamu dan bersyukurlah kepada-Ku dan janganlah kamu mengingkari (nikmat)-Ku".(Al-Baqoroh :152)<br /><br />Menurut para ahli sufi dzikir dibagi menjadi 3 tingkatan yaitu :<br />a. Dzikir jali (jelas) yaitu mengingat Allah swt, dalam bentuk ucapan lisan dengan menampakkan suara jelas untuk menuntun gerak hati. Misalnya membaca tahlil, tasbih, takbir, tahmid dsb.<br />b. Dzikir khofi yaitu dzikir yang dilakukan secara khusuk oleh ingatan hati. Orang yang mampu dzikir seperti ini hatinya merasa senantiasa memiliki hubungan dengan Allah swt, ia merasa kehadiran Allah swt, dalam dirinya.<br />c. Dzikir hakiki yaitu dzikir yang dilakukan oleh seluruh jiwa raga, lahiriah dan batiniah kapan dan dimana saja, sebagaimana firman Allah swt :<br />اَلَّذِيْنَ يَذْكُرُوْنَ اللهَ قِيَامًا وَقُعُوْدًا وَعَلَى جُنُوْبِهِمْ (ال عمران : )<br />Artinya : " Yaitu orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri, duduk atau dalam keadaan berbaring". ( Ali Imron : 191 ) <br /><br />Dzikir sesudah sholat fardhu.<br />a. Mengucapkan istighfar 3 X <br />أَسْتَغْفِرُ اللهَ الْعَظِيْمِ (أَلَّذِى لاَ إِلَهَ إِلاَّ هُوَالْحَيُّ اْلقَيُّوْمُ وَأَتُوْبُ إِلَيْهِ ) (رواه المسلم)<br />Artinya : "Saya mohon ampun kepada Allah swt,Yang Maha Besar (yaitu ) yang tidak ada Tuhan melainkan Dia Yang Hidup dan berdiri sendiri dan saya bertaubat kepadaNya )". <br /><br />b. Mengucapkan tahlil sebanyak 3 X <br />لاَإِلَهَ إِلاَّاللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ, لَهُ الْمُلْكُ وَلَهُ الْحَمْدُ يُحْيِى وَيُمِيْتُ وَهُوَ عَلَى كُلِّ شَيْئٍ قَدِيْرٌ × (رواه البخارى)<br />Artinya : "Tidak ada Tuhan melainkan Allah swt, dzat yang Tunggal, tidak ada sekutu bagi-Nya. Bagi-Nya segala kerajaan dan bagiNya segala Puji yang meng-hidupkan dan yang mematikan. Dan Dia menguasai atas segala sesuatu".<br /> <br />c. Mengucapkan do'a selamat sebanyak 1 X<br />أللَّهُمَّ أَنْتَ السَّلاَم, وَمِنْكَ السَّلاَم (وَإِلَيْكَ يَعُوْدُالسَّلاَم) فَحَيِّنَا (رَبَّنَا) بِاالسَّلاَم (وَأَدْخِلْنَا الْجَنَّةَ دَارَالسَّلاَم) تَبَارَكْتَ (رَبَّنَا وَتَعَالَيْتَ) يَاذَاالْجَلاَلِ وَاْلإِكْرَامِ (رواه المسلم)<br />Artinya: "Ya Allah, Engkaulah keselamatan dan dari Engkaulah keselamatan (dan kepada Engkaulah kembalinya keselamatan) maka hidupkanlah kami dengan keselamatan dan (masukkanlah ke-surga tempat keselamatan), Ya Tuhan kami maka berkah Engkau ya Allah yang mempunyai sifat kemegahan dan kemulyaan". (HR. Muslim)<br /> <br />d. Membaca Tasbih sebanyak 33 kali<br />Artinya : " Maha Suci Allah swt" . 33 X اللهسُبْحَانَ<br />e. Membaca Tahmid sebanyak 33 kali<br />Artinya : " Segala Puji bagi Allah swt". 33 X اَلْحَمْد ُلِلَّهِ<br />f. Membaca Takbir sebanyak 33 kali<br />Artinya : "Allah Swt Maha Besar". 33 X أَللهُ أَكْبَرُ <br />g. Kemudian membaca do'a<br />أللهُ أَكْبَرْ كَبِيْرًا وَالْحَمْدُ ِللهِ كَثِيْرًا وَسِبْحَانَ اللهِ بُكْرَةً وَأَصِيْلاً لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ, لَهُ الْمُلْكُ وَلَهُ الْحَمْدُ يُحْيِى وَيُمِيْتُ وَهُوَ عَلَى كُلِّ شَيْئٍ قَدِيْرٌ <br />Artinya: "Maha Besar Allah swt, dengan sebesar-besarNya dan Maha Suci Allah swt, baik pagi maupun sore. Tidak ada Tuhan selain Allah swt, sendiri-Nya. Bagi-Nyalah kekuasaan dan bagi-Nyalah segala Puji. Dia yang menghidupkan dan mematikan dan Dia Maha Kuasa atas segala sesuatu".<br /> <br />Bisa ditambah dengan membaca " Laa khaula walaa quwwata illa billaahil 'aliyyil ‘adziim", kemudian membaca istighfar 3 x dan dilanjutkan dengan membaca <br />" لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ " 100 x atau semampunya.<br />Kemudian berdo'a sesuai dengan kepentingannya masing-masing. <br /><br />DO'A<br />1. Pengertian do'a.<br />Menurut bahasa do'a berarti panggilan/seruan. Menurut istilah do'a ialah permohon-an atau permintaan hamba kepada Allah swt, yang menciptakannya. Do'a merupakan ibadah yang diperintahkan oleh agama. Do'a itu dimohonkan kepada Tuhan karena ingin terlepas dari kesulitan atau harapan atas pertolongan-Nya. Allah swt., berfirman :<br />وَقَالَ رَبُّكُمُ ادْعُوْنِيْ أَسْتَجِبْ لَكُمْ (المؤمن : )<br />Artinya : "Dan Tuhanmu berfirman: Berdo'alah kepadaKu niscaya akan Kuperkenan-kan bagimu". (Al-Mu'min:60)<br /><br />Bahkan Nabi Muhammad saw., bersabda yang artinya : "Do'a itu otaknya ibadah".<br /><br />2. Cara Berdo'a.<br />Allah swt., berfirman :<br /> <br />Artinya: "Berdoalah kepada Tuhanmu dengan berendah diri dan suara yang lembut. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang melampaui batas ".(Al-A'rof :55)<br /><br />Berdasarkan ayat tersebut adab dan cara berdo'a kepada Allah swt, adalah sebagai berikut :<br />a. Dimulai dengan membaca ta'awuzd, basmalah, hamdalah dan sholawat atas Nabi Muhammad saw.<br />b. Berdo'a dengan merendahkan diri kepada Allah swt.<br />c. Berdo'a dengan suara lembut.<br />d. Berdo'a dengan khusuk dan penuh harap.<br />e. Tidak melebihi batas yang diminta.<br />f. Menghadap kiblat dan mengangkat kedua tangan.<br />g. Berdo'a diwaktu-waktu yang terpilih, seperti sepertiga malam yang akhir.<br /><br />3. Contoh do'a sesudah sholat : <br />بِسْمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ, اَلْحَمْدُ ِللهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ, صَلاَةُ وَسَلاَمًا عَلَى مُحَمَّدٍ وَالرَّسُوْلِ الْكَرِيْمِ وَعَلَى اَلِهِ وَاَصْحَابِهِ اَجْمَعِيْنَ<br />Artinya : "Dengan nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Pemurah, segala Puji bagi Allah Tuhan seru sekalian alam. sholawat dan salam kiranya tertuju atas Nabi Muhammad saw, dan Rasul termulia, begitupun atas semua keluarga dan sahabatnya semua".<br />حَمْدًا يُوَفِى نِعَمَهُ وَيُكَافِى مَزِيْدَهُ يَارَبَّنَالَكَ الْحَمْدُ كَمَا يَنْبَغِى لِجَلاَ لِكَ وَعَظِيْمِ سُلْطَانِكَ <br />Artinya: " Puji yang membandingi nikmat-Nya dan menyaingi keutamaan-Nya, Tuhan kami, bagi Engkaulah segala puji sebagaimana yang layak dan pantas dengan kebesaran Engkau dan dengan ke-Agungan dan kekuasaan Engkau". <br /> اَللَّهُمَّ اغْفِرْلَنَا ذُنُوْ بَنَا وَكَفِّرْ عَنَّا سَيِّئَاتِنَا وَتَوَفَّنَا مَعَ اْلأَبْرَارِ<br /><br />Artinya : "Ya Tuhan kami ! ampunilah segala dosa-dosa kami, hapuskanlah segala kesalahan kami dan wafatkanlah kami bersama golongan orang-orang yang baik".<br />رَبَّنَا لاَ تُزِغْ قُلُوْبَنَا بَعْدَ إِذْ هَدَيْتَنَا وَهَبْ لَنَا مِنْ لَدُنْكَ رَحْمَةً إِنَّكَ أَنْتَ الْوَهَّابُ<br />Artinya: "Ya Tuhan kami! janganlah condongkan hati kami kepada kesesatan setelah Engkau beri petunjuk kepada kami dan berilah kami dari sisiMu karunia karena sesungguhnya Engkau Maha Pemberi". (Ali Imron : 8) <br />رَبِّ اغْفِرْلِى ذُنُوْبِى وَلِوَا لِدَيَّ وَارْحَمْهُمَا كَمَا رَبَّيَانِيْ صَغِيْرًا<br />Artinya : "Ya Allah ! ampunilah aku dan kedua orang tuaku dan kasihanilah mereka sebagaimana mereka telah mengasihiku (mendidikku) diwaktu kecil".<br />اَللَّهُمَّ إِنِّيْ أَعُوْذُ بِكَ مِنْ عَذَابِ اْلقَبْرِ وَمِنْ عَذَابِ النَّارِ وَمِنْ فِتْنَتِ الْمَحْيَا وَالْمَمَاتِ وَمِنْ فِتْنَتِ الْمَسِيْحِ الدَّجَّالِ<br /><br />Artinya: " Ya Allah! sesungguhnya aku meminta perlindungan kepada-Mu dari azab kubur dan siksa api neraka, dan fitnah ketika masih hidup dan meninggal dan fitnahnya Dajjal".<br />اَللَّهُمَّ إِنِّيْ أَسْئَلُكَ رِزْقًا وَا سِعًا بِغَيْرِ تَعَبٍ إِنَّكَ عَلَى كُلِّ شَيْئٍ قَدِيْرٌ<br />Artinya : ”Ya Allah ! berilah aku rizki yang banyak dan aku dapatkan secara mudah, sesungguhnya Engkau Maha Kuasa atas segala sesuatu”.<br />رَبَّنَا أَتِنَا فِى الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِى اْلأَخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ, سُبْحَانَ رَبَّكَ رَبِّ الْعِزَّةِ عَمَّا يَصِفُوْنَ وَسَلاَمٌ عَلَى الْمُرْسَلِيْنَ وَالْحَمْدُ ِللهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ<br />Artinya: ”Ya Tuhan kami! Berilah kami kebaikan di dunia dan akherat dan lindungilah kami dari siksa api neraka. Maha Suci Tuhanmu yang memiliki kebesaran dari apa yang mereka lukiskan. Keselamatan kiranya terlimpah atas para Rasul, serta Puji-pujian bagi Allah Tuhan seru selalian alam”.<br /><br />FADHLAH/FUNGSI DZIKIR DAN DO’A<br />1. Dengan berdzikir, manusia akan selalu berhati-hati dalam setiap tindakan.<br />2. Dapat melahirkan sikap tawadhu’ dan menjauhkan sikap takabur.<br />3. Seorang akan merasa tenang, tentram dan damai. Sebagaimana firman Allah swt :<br />أَلاَ بِذِكْرِ اللهِ تَطْمَئِنُّ الْقُلُوْبِ<br /> Artinya : "Ingatlah! hanya dengan mengingat Allah hati menjadi tentram". <br /> <br />4. Dapat menambah iman dan dapat merasakan lezatnya iman sehingga terhindar dari perbuatan maksiat.<br />5. Mendorong dan menumbuhnkan gairah beribadah. Rasulullah saw., bersabda :<br />اَلدُّعَاءُ مُخُّ الْعِبَادَةِ (رواه الترمذى)<br /> Artinya : "Do'a itu merupakan inti ( otak ) nya ibadah". (HR. Tirmidzi)<br />6. Melahirkan sifat akhlakul karimah.<br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /> <br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /> <br /><br /><br /><br />- <br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br />Sejarah telah mencatat bahwa sebelum bangsa barat telah mencapai peradaban ilmu pengetahuan dan tehnologi seperti sekarang ini, Islam telah menguasai peradaban dunia dalam kurun waktu kurang lebih 7 abad lamanya dari abad ke 7 sampai dengan 14. Abad ke 8 sampai dengan 10 merupakan masa kemajuan yang tak dikenal sebelumnya, dengan Baghdad sebagai pusatnya. Kemudian disusul kota-kota lain mulai memainkan perannya seperti Persia, Basra, Kufah, Mesopotamia, Isfahan, Nisyapur, Bukhoro, Samarkand, Transoxiana, Mesir, Tunisia, Toledo dan Kordova Spanyol membujur di sepanjang dunia Islam merupakan untaian pusat-pusat kebudayaan Islam waktu itu. <br /><br />A. FILSAFAT ISLAM<br />1. Pengertian dan Manfaat Filsafat Islam<br />Kata filsafat berasal dari bahasa yunani “Philosopia”. Philo artinya cinta, sophia artinya kebijaksanaan atau pengetahuan yang mendalam. Menurut istiah filsafat ialahberfikir secara sistematis, radikal dan universal untuk mengetahui hakekat sebenarnya segala sesuatu. Seperti hakekat alam, hakekat manusia, hakekat ilmu, hakekat masyarakat dan sebagainya. Adapun ciri-ciri berfikir filsafat adalah sebagai berikut :<br />a. Bersifat sistematis, artinya alur fikirannya berurutan, tidak melompat-lompat sehingga kesimpulannya dapat dimengerti.<br />b. Bersifat radikal (tuntas), artinya harus secara rinci sampai ke akar-akarnya sehingga tidak ada yang difikirkan lagi.<br />c. Bersifat universal, artinya menyeluruh sehingga kesimpulan yang dihasilkan tidak ada yang tersisa lagi.<br />Sedangkan kata Islam berasal dari bahasa arab yang berarti selamat, taat/patuh, berserah diri. Menurut istilah Islam ialah agama yang di bawa oleh nabi Muhammad saw yang ajarannya diwahyukan oleh Allah swt berupa Al-Qur’an yang menjadi pedoman hidup bagi manusia. Jadi filsafat Islam ialah berfikir secara sistematis, radikal dan universal berdasarkan Al-Qur’an dan Al-Hadist. Adapun manfaat filsafat Islam antara lain :<br />a. Dapat memilki pandangan yang luas dan mendalam tentang kebenaran segala sesuatu.<br />b. Dapat terbiasa berfikir teratur, berurutan sehingga ilmu yang dipelajari dapat tuntas.<br />c. Untuk memperkuat keyakinan umat Islam akan ajaran agamanya.<br />d. Untuk mempertahankan kebenaran dan kesucian ajaran Islam dari tuduhan musuh-musuh Islam yang sering menodai kesucian Islam.<br /><br />2. Pengaruh Filsafat Islam terhadap Ilmu Pengetahuan.<br />Pengaruh filsafat dapat dirasakan dalam bidang-bidang ilmu antara lain :<br />a. Ilmu kalam, yakni ilmu yang mempelajari tentang kalamullah (firman Allah) yang berkaitan dengan aqidah Islam. Pengaruhnya terhadap ilmu kalam antara lain terlihat dari adanya dalil-dalil aqli (alasan yang bersumber dari akal sehat) untuk memper-tahankan kebenaran ajaran Islam.<br />b. Ilmu tafsir dan ilmu Hadits, yakni ilmu yang mempelajari tentang intepretasi, analisa dan penjelasan makna ayat-ayat Al-Qur’an dan Al-Hadirs. Pengaruhnya antara lain terlihat dalam menafsirkan ayat-ayat Al-Qur’an dan Al-Hadits dengan cara sistematis, radikal dan universal sehingga dapat memperkuat keyakinan ajaran Islam.<br />c. Ilmu fiqih, yakni ilmu yang mempelajari hukum dan perundang-undangan dalam Islam.Pengaruhnya antara lain terlihat dengan adanya filsafat hukum Islam yang menjelaskan antara lain tentang akibat buruk orang yang menkonsumsi minuman keras, daging babi, bangkai, darah dan sebagainya.<br /><br />3. Beberapa tokoh filsafat Islam.<br />a. Al-Kindi (805 –873 M), nama lengkapnya adalah Yakub bin Ishak Al-Kindi. Lahir di Kufah pada tahun 805 M dan wafat pada tahun 873 M. Ayahnya pernah menjadi gubernur di Kufah pada masa khalifah Al-Mahdi dan Harun Al-Rasyid. Ia disebut filosof arab karena satu-satunya filosof keturunan arab. Karyanya antara lain: ilmu matematika, Anstronomi, Geometri, Pharmacologi (teori dan cara pengobatan), ilmu jiwa, optic dan masih banyak lagi.<br />b. Al-Farabi (872-950 M), nama lengkapnya adalah Abu Nasr Muhammad Ibnu Tafham Ibnu Uzlag Al-Farabi. Ia lahir di Farab Transoxania 872 M dan wafat di Damsyik tahun 950 M. Ia seorang keturuna Turki yang ayahnya pernah menjadi panglima perang pada masa Dinasti Samani. Karyana antara lain tentang ilmu logika, etika, fisika, metafisika, matematika, kimia, politik dan seni musik. Karya ilmiahnya yang paling terkenal adalah “Arro’yu Ahlul Madinah Al Fadhilah”, (Pemikiran Tentang Penduduk Negara Utama). Ia bergelar “Al-Muallim Al-Tsani”, artinya guru kedua setelah Aristoteles. <br />c. Ibnu Sina (980-1036 M), nama lengkapnya Abu Ali Al-Husen Ibnu Abdullah Ibnu Sina. Ia lahir di Afsyana dekat Bukhoro dan wafat serta dimakamkan di Hamazan. Karyanya tidak kurang dari 276 buku tentang fisika, logika, matematika, metafisika dan kedokteran. Karyanya yang terkenal antara lain berjudul :<br />1) Asy-Syifa (terdiri dari 18 jilid yang merupakan ensiklopedi tentang fisika, logika, matematika , metafisika). <br />2) Al-Qonun Fi At-Tibb (Ensiklopedi tentang kedokteran) yang pernah menjadi buku wajib para mahasiswa di berbagai perguruan tinggi di Eropa selam berabad-abad. Bagi dunia Barat Ibnu sina ini terkenal dengan nama Avicena.<br />d. Al-Ghozali (1059-1111 M), nama lengkapnya adalah Abu Hamid Al-Ghazali, Ia lahir di Tus Persia dan wafat di Khurasan Persia. Karyanya yang paling terkenal antara lain :<br />1) Ihya’ Ulum Ad-Din, yang berisi tentang aqidah, ibadah, akhlak dan tasawuf.<br />2) Thahfut Al-Falasifah (tidak konsistennya para filosof).<br />Karya lainnya antara lain tentang Theologi, filsafat, logika, fiqih dan Tasawuf.<br />e. Ibnu Rusyd (1126-1198 M), nama lengkapnya adalah Abu Al-Walid Muhammad Ibnu Rusyd lahir di Kordova Spanyol 520 H dan wafat di Maroko 595 H/1198 M. Karyanya antara lain :<br />1) Bidayah Al-Mujtahid (kitab yang membahas tentang ilmu fiqh).<br />2) Al-Kulliyat fi At-Tibb (buku tentang ilmu kedokteran)<br />3) Fasl Al Maqol fi ma Bai Al-Hikmah wa Syariah (kata putus tentang kaitan antara falsafah dan syariat).<br /><br />B. FIQH<br />1. Pengertian dan Manfaat fiqh Islam.<br />Kata Fiqh berasal dari bahasa arab yang artinya tahu, faham. Menurut istilah ilmu fiqh ialah ilmu yang mempelajari tentang hukum syariat Islam berdasrkan dalil-dalil tafsil (terinci), dari dali Al-Qur’an. Al-Hadist dan Ijtihad. Adapun manfaat ilmu antara lain :<br />a. Untuk menentukan aturan hukum dan beribadah sehingga dapat diketahui mana yang wajib, sunat, makruh, mubah dan haram.<br />b. Untuk mengatur kehidupan umat manusia agar sejahtera dunia dan akherat. Agar manusia selamat dunia dan akherat maka kegiatan yang menyangkut tentang ekonomi, jual beli, sewa menyewa, pernikahan, warisan dan lain-lainya harus diatur menurut syariat Islam.<br /><br />2. Kedudukan fiqh dalam Islam<br />a. Sebagai pokok perilaku umat Islam dalam beribadah (hablumminallah)<br />b. Sebagai pokok perilaku umat Islam dalam hubungan bermuamalah (hablumminannas)<br /><br />3. Tokoh-tokoh fiqh dalam Islam<br />a. Imam Abu Hanifah (699-767 M/80-150 H), Madzhab Hanafi. <br />Ia lahir dan wafat di Kufah. Dalam menentukan hukum selalu mendasarkan kepada : Al-Qur’an, Al-Hadits, Fatwa Sahabat (Ro’yu), Qias, Istikhsan, Urf (adat) masyarakat yang baik. Madzhab ini banyak dianit di negara Libanon, Suriah, Mesir, Afganistan, Turki, Turkistan dan India.<br />b. Imam Malik bin Anas (713-789 M/95-179 H) Madzhab Maliki. <br />Ia lahir dan wafat di Madinah. Dasar hukum fiqhnya adalah : Al-Qur’an, Al-Hadits, Ijmak Ahli Madinah dan Mashalihul Mursalah. Karya Imam Malik ini antara lain: Al-Mudawamah Al-Kubra (himpunan fatwa imam Malik dalam ilmu fiqh), Al-Muwatha’ (himpunan hadits-hadits Nabi Muhammad saw).Pengikut madzhab ini banyak terdapat di Maroko, Al-Jazair, Tunisia, Sudan, kuwait dan Bahrain.<br />c. Imam Syafii ((757-820 M/150-204 H), Madzhab Syafii. <br />Ia lahir di Gaza dan meninggal di Mesir. Dalam usia 9 tahun sudah hafal Al-Qur’an, usia 10 tahun sudah hafal kitab Al-Muwatha’ dan usia 15 tahun sudah diizinkan memebri fatwa. Dasar hukum fiqhihnya adalah : Al-Qur’an, Al-Hadits, Ijma’ dan Qias. Karyanya yang sangat terkenal antara lain :<br />1) Ar-Risalah, yaitu kitab yang berisi ushul fiqh (cara-cara mengambil hukum dari Al-Qur’an).<br />2) Al-Umm, yaitu kitab yang berisi hukum-hukum Islam yang sangat lengkap.<br />Pengikut madzhab ini banyak terdapat di Palestina, Suriah, Libanon, Irak, Yaman, Mesir, India dan Indonesia.<br />d. Imam Ahmad bin Hambal (789-855 M/164-241 H) Madzhab Hambali. Ia lahir dan wafat di Bahgdad. Dasar hukum fiqh imam Hambali ini adalah : Al-Qur’an, Al-Hadits, Pendapat sahabat yang tidak di tentang oleh sahabat lain, Hadits mursal dan dhaif, Qias (dalam keadaan darurat).<br /><br />C. TASAWUF<br />1. Pengertian Tasawuf.<br />Kata tasawuf berasal dari bahasa arab yang berarti bersih, suci. Ilmu tasawuf yaitu ilmu yang mempelajari tentang tata cara penyucian diri dari segala sifat tercela sehingga dapat berhubungan dengan Allah swt secara ruhaniah. Tasawuf memerlukan disiplin ruhaniah yang tinggi selalu bertaubat, wirai (menghindarkan diri dari yang haran dan subhat), zuhud, jujur, sabar, tawakal serta ridha terhadap ketetapan Allah swt. <br /><br />2. Manfaat Ilmu Tasawuf.<br />Dengan mengamalkan ilmu tasawuf seorang muslim akan memperoleh manfaat antara lain:<br />a. Akan memperoleh ketentraman batin, karena jwanya bersih dari segala sifat tercela seperti: iri, dengki, dendam, takabur, ria, sum’ah dan semacamnya.<br />b. Akan menumbuhkan sifat cinta kepada Allah swt dan RasulNya, melebihi cintanya kepada yang lain.<br />c. Kehidupan masyarakat akan tentram karena hidupnya manusia selalu sabar, zuhud, wara’, qonaah dan tawakal kepada Allah swt.<br /><br />3. Tokoh-tokohnya Antara lain :<br />a. Robiah Al-Adawiyah. Lahir di Basroh tahun 714 M dan wafat tahun 801 M. Ajaran tasawufnya dinamakan "Mahabbah", artinya cinta kepada Allah swt., secara mendalam melebihi cintanya kepada diri sendiri. Seluruh hidupnya hanya untuk beribadah kepada Allah swt.<br />b. Dzunnun Al-Misri. Lahir di Naubah tahun 771 M dan wafat tahun 860 M di Mesir. Ia dapat membaca huruf heiroglif yang ditinggalkan pada zaman raja Fir'aun.<br />c. Al-Hallaj. Lahir di Persia 875 M dan wafat di Baghdad tahun 922 M. Ajaran tasawufnya dianggap membahayakan syariat Islam karena mengajarkan ajaran"Ittihad", yaitu menganggap Tuhan ada pada dirinya, sehingga ia dihukum mati dengan dibakar dan abunya di buang di sungai Tigris.<br /><br />D. KEDOKTERAN<br />1. Pengertian dan Manfaatnya.<br />Ilmu kedokteran ialah ilmu yang mempelajari tentang cara-cara memelihara tubuh agar tetap sehat dan terhindar dari penyakit sehingga dapat bekerja sesuai dengan fungsinya. Baik yang menyangkut preventif (pencegahan) maupun kuratif (pengobatan) dipelajari dalam ilmu ini. Adapun manfaat ilmu kedokteran antara lain :<br />a. Untuk menuntun hidup sehat manusia baik dengan cara preventif maupun kuratif.<br />b. Selalu menjaga kebersihan baik badan, pakaian, lingkungan, sehingga tetap sehat dan nyaman.<br /><br />2. Beberapa Tokoh Muslim dalam Bidang Kedokteran.<br />a. Hunain bin Ishaq (809 M - 874 M), Ia adalah dokter spesialis mata, buah karyanaya buku-buku tentang berbagai penyakit dan menerjemahkan buku-buku kedokteran dari bahasa Yunani kedalam bahasa Arab.<br />b. Ar-Razi (866 M - 909 M), Ia pengarang buku "Al-Hawi" (menyeluruh), yang merupakan buku induk dari ilmu kedokteran. Penemuannya antara lain : Pengobatan melalui tusuk jarum, Pendiagnosaan penyakit cacar, cara pengobatan syaraf, hipertensi dan lain-lain.<br />c. Ibnu Sina (320 H - 428 H), Ia pengarang buku "Al-Qonun Fit Tibb", artinya dasar-dasar ilmu kedokteran. Buku ini kurang lebih selama 6 abad digunakan sebagai dasar studi ilmu-ilmu kedokteran di Universitas-universitas di Eropa. <br />d. Ibnu Rosyd (520 H - 594 H), Ia terkenal dalam bidang penelitian pembuluh darah dan penyakit cacar.<br /><br />E. SEJARAH<br />1. Pengertian dan Manfaatnya.<br />Kata sejarah berasal dari bahasa arab "Syajaroh", artinya pohon. Pohon mengandung sesuatu yang tersembunyi yaitu akar. Menurut istilah sejarah ialah ilmu yang mempelajari tentang peristiwa-peristiwa masa lampau yang disusun secara sistematis meliputi waktu, tokoh, sebab-sebab kejadian dan sebagainya. Adapun manfaatnya antara lain : <br />a. Mengenang kejadian masa lampau sehingga dapat diambil pelajaran untuk memper-baiki diri dimasa yang akan datang.<br />b. Memberi contoh kepada generasi muda untuk meniru yang baik dan meninggalkan yang jelek. <br /><br />2. Beberapa tokoh muslim dalam ilmu sejarah. <br />a. Ibnu Qutaibah (828 M - 889 M), Karyanya yang paling terkenal adalah "Uyun Al-Akhbar" (kabar-kabar penting). Ia memusatkan perhatiannya pada sejarah politik negara Islam.<br />b. At-Tabari (839 - 889 M), Ia memusatkan perhatian pada sejarah para rasul, para raja-raja, dan sejarah umum. Disamping itu ia juga menekuni tafsir Al - Qur'an. <br />c. Ibnu Khaldun (1332 - 1406 M), Ia penulis buku "Al-Ikhbar" (sejarah), yang terdiri dari 7 jilid. Ia terkenal sebagai konseptor sejarah modern dengan meneliti secara obyektif dan ilmiah.<br />d. Al-Khatib, Berasal dari Baghdad dan ia mengkhususkan pada sejarah yang terjadi di Baghdad.<br /><br />F. GEOGRAFI<br />Geografi ialah ilmu yang mempelajari tentang pengenalan suatu daerah dengan segala ciri-cirinya sehingga dapat diketahui keadaan alam, penduduk, iklim serta potensi alamnya. Adapun manfaatnya adalah untuk dapat merencanakan pembangunan dengan tepat. Tokoh-tokohnya antara lain : Al-Khawarizmi, Al-Biruni, Al-Maqdisi, Ibnu Batutoh, Yakub Ibnu Abdullah, Al-Hamami dan Al-Mas'udi.<br /><br />G. GEOMETRI<br />1. Pengertian dan Manfaatnya.<br />Geometri ialah suatu ilmu yang mempelajari sifat-sifat garis, bentuk titik, sudut bidang dan ruang. Adapun manfaatnya antara lain bagi para arsitektur untuk merancang bangunan gedung, masjid, istana, jembatan dan lain-lain.<br /><br />2. Tokoh-tokoh muslim dalam ilmu geometri antara lain: <br />a. Al-Khawarizmi, Hasil karyanya antara lain berjudul: "AL-Jabr wal Muqobbala" (pengetahuan kembali dan perbandingan), dari nama itulah muncul nama "AL-JABAR". Buku ini kemudian diterjemahkan ke dalam bahasa latin berjudul : "Liber Al-Goritum". Dari buku inilah yang mengenalkan angka-angka romawi kemudian disederhanakan menjadi angka kecil yang disebut nol. Angka 0 sampai dengan 10 ditemukan oleh Muhammad bin Ahmad tahun 976 M yang dipakai sampai sekarang. <br />b. Al-Battani (585 - 925 M), Ia terkenal sebagai sarjana muslim pertama yang menemukan Trigonametri (ilmu ukur segi tiga).<br />c. Abu Abbas, Ia terkenal sebagai ahli pembuat planetarium, ilmu bintang, dan menggam-barkan gerak benda langit sehingga dapar mengukur jarak.<br />d. Ali Hasan Ibnu Haitsan (965 - 1038 M), Ia terkenal ahli menemukan bentuk lengkung yang ditempuh oleh cahaya ketika berjalan di udara.<br />e. Omar Khayyan., Ia ahli ilmu Al-Jabar. Buku Al-Jabar diterjemahkan oleh F. Woepoke kedalam bahasa Prancis (1857 M). Buku ini menjadi pedoman ilmu Al-Jabar di Eropa.<br /><br />H. KESENIAN<br />1. Batasan seni Dalam Islam, seni ialah suatu ungkapan ( ekpresi ) jiwa yang halus, indah dan lembut, sehingga dapat menimbulkan suasana yang tentram dan sejuk. Islam sangat menghargai seni sebagai mana sabda Rasulullah saw, yang artinya: "Hiasilah Al-Qur'an dengan suaramu". Seni dalam Islam diarahkan kepada hal-hal yang positif dan tidak melanggar norma agama serta susila.<br />2. Perlunya Seni Dalam Islam, Seni sangat diperlukan dalam kehidupan karena dengan seni dapat menimbulkan keindahan, ketentraman, kesenangan sehingga tidak bosan menerima kehidupan.<br />3. Karya-karya Seni Kaum Muslimin<br />a. Istana "Al-Hamra", di Granada Andalusia yang dihiasi dengan air mancur yang indah.<br />b. Katedral Aya Sofia di Istambul yang diubah menjadi Masjid oleh sultan Mahmud II tahun 1453 M dengan empat menara yang menjulang tinggi.<br />c. Makam "Tajmahal" di India dibangun tahun 1630 M oleh Raja Syah Jehan. Terbuat dari pualam putih bersih, berkilau yang dikelilingi kolam yang bersih berpagar pohon cemara.<br />d. Masjid Sultan Hasan, Bangunan ini panjangnya 345 m, lebar 327 m, tinggi menaranya 84 m. Dibagian tengah terdapat air mancur yang indah. Bangunan-bangunan tersebut semua menggunakan seni ukir kaligrafi dari ayat-ayat Al-Qur'an dan menggunakan bahan mewah dan istimewa.mamad_afeihttp://www.blogger.com/profile/05866353483854837480noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-136674046713570666.post-80580966604524585032010-05-10T05:24:00.001-07:002010-05-14T05:09:51.196-07:00MATERI AJAR PAI KLS. X SMT, 1<br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br />A. MANUSIA DAN TUGASNYA SEBAGAI KHOLIFAH DI MUKA BUMI. <br />1. Al-Qur'an Surat Al-Baqoroh : 30<br />Bacalah dan salinlah dengan benar ayat berikut kemudian artikan.<br />وَإِذْ قَالَ رَبُّكَ لِلْمَلاَئِكَةِ إِنِّيْ جَاعِلٌ فِي اْلأَرْضِ خَلِيْفَةً قَالُوْا أَتَجْعَلُ فِيْهَا مَنْ يُفْسِدُ فِيْهَا وَيَسْفِكُ الدِّمَاءَ وَنَحْنُ نُسَبِّحُ بِحَمْدِكَ وَنُقَدِّسُ لَكَ قَالَ إِنِّيْ أَعْلَمُ مَا لاَ تَعْلَمُوْنَ (البقرة : ٣٠ )<br />Artinya :"Dan ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada para malaikat :'Sesungguh-nya Aku hendak menjadikan seorang kholifah di muka bumi', Mereka berkata :'Mengapa Engkau hendak menjadikan (kholifah) di bumi itu orang yang akan membuat kerusakan padanya dan menumpahkan darah, padahal kami senantiasa bertasbih dengan memuji Engkau ?' Tuhan berfirman :'Sesungguhnya Aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui". (Al-Baqarah : 30)<br /><br />Artikan secara harfiah kosa kata berikut<br />Lafal Arti Lafal Arti Lafal Arti<br />وَإِذْ قَالَ<br />رَبُّكَ<br />لِلْمَلاَئِكَةِ<br />إِنِّيْ جَاعِلٌ<br />فِي اْلأَرْضِ <br /><br /><br /> خَلِيْفَةً<br />أَتَجْعَلُ فِيْهَا<br />مَنْ يُفْسِدُ <br />وَيَسْفِكُ الدِّمَاءَ<br />وَنَحْنُ نُسَبِّحُ بِحَمْدِكَ<br />وَنُقَدِّسُ لَكَ<br />إِنِّيْ أَعْلَمُ<br />مَا لاَ تَعْلَمُوْنَ <br /><br /><br /><br /><br />Penjelasan Ayat :<br />Kholifah = penguasa-penguasa, Wayasfikuddima’ = pertumpahan darah, berbuat kedzaliman, Nukoddisulak = mensucikan Engkau/Allah SWT, (dari perbuatan kaum musyrik). Pengertian kholifah pada ayat di atas maksudnya menjadi penguasa untuk mengatur dan mengendalikan segala isinya. Allah SWT, memilih manusia untuk memimpin dan mengelola bumi dengan seluruh isi yang ada di dalamnya. Hal ini disebabkan kelebihan yang dimilki manusia atas kehendak Allah SWT, yang tidak dimilki oleh makhluk lain. Pengangkatan manusia sebagai kholifah di muka bumi ini mengandung beberapa pengertian : pertama, orang yang diangkat sebagai pemimpin (kholifah) bukan berfungsi sebagai penguasa mutlak. Kedua, ia harus berbuat berdasarkan perintah yang mengangkatnya, bukan atas kemauan sendiri. Ketiga, ia tidak boleh bertindak melampaui batas yang telah ditentukan. Keempat, ia harus berbuat menurut kehendak yang mengangkat bukan menurut kehendaknya sendiri. Sebagai pedoman hidup bagi manusia dalam mengelola dan melaksanakan tugas itu, Allah SWT menurunkan agama-Nya. Dengan petunjuk agama manusia dapat menjalankan tugasnya, sebab agama menjelaskan dua jalan, jalan yang pertama disuruh untuk melaksanakannya, sedang jalan kedua disuruh untuk meninggalkannya. Oleh karena itu tugas mengemban syariat Allah SWT, di muka bumi serta pemakmuran-nya senantiasa terkait dengan pengabdian kepada Allah SWT, secara mutlak. <br /><br />2. Al-Qur'an Surat Al-Mu'minun : 12 -14 <br />Bacalah dan salinlah dengan benar ayat berikut kemudian artikan.<br />وَلَقَدْ خَلَقْنَا اْلإِنْسَانَ مِنْ سُلاَلَةٍ مِنْ طِيْنٍ ثُمَّ جَعَلْنَاهُ نُطْفَةً فِيْ قَرَارٍ مَكِيْنٍ ثُمَّ خَلَقْنَا النُّطْفَةَ عَلَقَةً فَخَلَقْنَا اْلعَلَقَةَ مُضْغَةً فَخَلَقْنَا الْمُضْغَةَ عِظَامًا فَكَسَوْنَا الْعِظَامَ لَحْمًا ثُمَّ أَنْشَأْنَاهُ خَلْقًا آخَرَ فَتَبَارَكَ اللهُ أَحْسَنُ الْخَالِقِيْنَ<br />Artinya :. “Dan sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dari suatu saripati (berasal) dari tanah. Kemudian Kami jadikan saripati itu air mani (yang disimpan) dalam tempat yang kokoh (rahim). (Kemudian air mani itu Kami jadikan segumpal darah, lalu segumpal darah itu Kami jadikan segumpal daging, dan segumpal daging itu Kami jadikan tulang belulang, lalu tulang belulang itu Kami bungkus dengan daging. Kemudian Kami jadikan dia makhluk yang (berbentuk) lain. Maka Maha Sucilah Allah, Pencipta Yang Paling Baik”.(Al-Mu'minun :12 - 14)<br /><br /> Artikan secara harfiah kosa kata berikut<br /><br />Lafal Arti Lafal Arti Lafal Arti<br />وَلَقَدْ خَلَقْنَا <br />اْلإِنْسَانَ<br />مِنْ سُلاَلَةٍ<br />مِنْ طِيْنٍ<br />ثُمَّ جَعَلْنَاهُ<br />نُطْفَةً<br />فِيْ قَرَارٍ <br /><br /> مَكِيْنٍ<br />ثُمَّ خَلَقْنَا<br />عَلَقَةً<br />فَخَلَقْنَا<br />مُضْغَةً<br />عِظَامًا<br />فَكَسَوْنَا لَحْمًا<br />ثُمَّ أَنْشَأْنَاهُ<br />خَلْقًا آخَرَ<br />فَتَبَارَكَ اللهُ<br />أَحْسَنُ<br />الْخَالِقِيْنَ <br /><br /><br /><br /><br />Kandungan Ayat.<br /> Maksud dari suatu sari pati yang berasal dari tanah itu adalah bahwa manusia bahan dasarnya adalah sperma dan ovum yang berasal dari sari-sari makanan yang kita makan yang tumbuh dari tanah.<br /> Nutfah adalah kumpulan sel-sel hidup yang berasal dari laki-laki ( spermatozoa ) yang berenang dalam cairan sarelite pada rahim perempuan dan setelah berproses berbentuk janin, yang kemudian disebut Alaqoh. Kata qoror dalam ilmu kedokteran berarti uterus, yaitu tempat berkembangnya embrio dari stadium satu ke stadium lainya.<br /> Embrio dalam stadium 'alaqoh ini berbentuk gumpalan darah menyerupai buah lecis.<br /> Dari stadium 'alaqoh kemudian berubah menjadi stadium mudghoh yang berbentuk segumpal daging (seperti daging yang dikunyah ).<br /> Dari stadium mudghoh Allah SWT, jadikan idhaman/ tulang atau rangka yang dibalut dengan daging.<br /> Setelah itu Allah SWT., menjadikan makhluk yang lain, maksudnya berbentuk manusia.<br />Dari uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa proses kejadian manusia menurut perkembangan-nya adalah :<br />- Sari pati tanah ( تُرَابٍ ) - sperma (نُطْفَةً ) - darah (عَلَقَةً ) - daging (مُضْغَةً) - tulang belulang (عِظَامًا ) - daging dan kulit (لَحْمًا ).<br />Dalam ayat tersebut Allah SWT, menjelaskan kronologi kejadian penciptaan manusia mulai dari bahan baku penciptaanya, proses perkembangan dan pertumbuhan dalam rahim ibu, proses kelahiran, hingga ia menjadi bentuk manusia yang sempurna. Kronologis penciptaan manusia tersebut ketika dikompromikan dengan ilmu pengetahuan modern dengan analisis ilmiahnya saat ini, sedikitpun tak ada pertentangan, bahkan akan terlihat suatu sinergi yang begitu indah yang tidak akan menghasilkan bagi orang-orang yang berilmu kecuali bertambahnya keyakinan mereka kepada ajaran Islam.<br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br />3. Al-Qur'an Surat Adz-Dzariat : 56 <br />Bacalah dan salinlah dengan benar ayat berikut kemudian artikan.<br />وَمَا خَلَقْتُ الْجِنَّ وَاْلإِنْسَ إِلاَّ لِيَعْبُدُوْنِ (الذريات : ٥٦)<br />Artinya :"Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka menyembah-Ku".(Adz-Dzariat : 56)<br /><br />Artikan secara harfiah kosa kata berikut<br /><br />Lafal Arti Lafal Arti Lafal Arti<br />وَمَا<br />خَلَقْتُ <br />Dan tidaklah<br /><br /> الْجِنَّ<br />وَاْلإِنْسَ إِلاَّ <br />لِيَعْبُدُوْنِ <br /><br /><br /><br />Penjelasan Ayat :<br />Q.S. Ad-Dzariat : 56 di atas menjelaskan tentang kewajiban hamba kepada Allah SWT; yakni sebagai hamba Alah SWT, manusia dalam segala aktivitas hidupnya hanya dalam rangka pengabdian kepada Allah SWT. Misi manusia hidup di dunia adalah ibadah kepada Allah SWT. Manusia adalah makhluk yang hina, lemah dan dan tak berdaya dihadapan Allah SWT. Hanyalah Allah SWT; yang dapat menjadikan kemulyaan setelah kehinaannya. Dalam kerangka seperti itu, kita akan merasakan bagaimana kebutuhan manusia kepada Allah SWT, yang menciptakan dan mengatur segala aktivitas dalam kehidupan kita. Hakikat ibadah adalah ketaatan dan ketundukan yang mutlak hanya kepada Allah SWT. Oleh karena itu segala sesuatu yang diperbuat seseorang karena ketaatan dan ketundukannya kepada Allah SWT, adalah ibadah. Dari keterangan tersebut dapat dipahami bahwa pengertian ibadah tidak sekedar dalam batas wilayah ibadah mahdah (khusus) saja, seperti sholat, shoum, zakat dan semacamnya tetapi sesungguhnya ibadah itu adalah semua aktivitas kebaikan yang diniatkan untuk mencari keridhaan Allah SWT seperti makan, minum, tidur, duduk, berdiri, berjalan, berkata, diam dan lain sebagainya. Oleh sebab itu ibadah dapat dilakukan di mana dan kapan saja, tidak di batasi ruang dan waktu. <br /><br />4. Al-Qur'an Surat An-Nahl : 78<br />Bacalah dan salinlah dengan benar ayat berikut kemudian artikan.<br />وَاللهُ أَخْرَجَكُمْ مِنْ بُطُوْنِ أُمَّهَاتِكُمْ لاَ تَعْلَمُوْنَ شَيْئًا وَجَعَلَ لَكُمُ السَّمْعَ وَاْلأَبْصَارَ وَاْلأَفْئِدَةَ لَعَلَّكُمْ تَشْكُرُوْنَ (النحل : )<br />Artinya :" Dan Allah mengeluarkan kamu dari perut ibumu dalam keadaan tidak mengetahui sesuatupun, dan dia memberi kamu pendengaran, penglihatan dan hati, agar kamu bersyukur”.(An-Nahl :78)<br /><br />Artikan secara harfiah kosa kata berikut<br /><br />Lafal Arti Lafal Arti Lafal Arti<br />وَاللهُ<br />أَخْرَجَكُمْ<br />مِنْ بُطُوْنِ<br />أُمَّهَاتِكُمْ لاَ تَعْلَمُوْنَ<br />شَيْئًا<br />وَجَعَلَ لَكُمُ<br />السَّمْعَ وَاْلأَبْصَارَ<br />وَاْلأَفْئِدَةَ<br />لَعَلَّكُمْ<br />تَشْكُرُوْنَ<br /><br />Penjelasan Ayat :<br />Dalam ayat tersebut Allah SWT menjelaskan tentang proses kejadian manusia melalui ibunya yang telah mengandungnya selama beberapa saat (kurang lebih 9 bulan). Selama dikandung oleh ibunya manusia tidak mengetahui apa-apa, kemudian dia terlahir ke dunia dengan diberikanya oleh Allah SWT kepada mereka mata, telinga dan hati agar manusia mensyukuri nikmat yang diberikan kepadanya.<br /><br />B. KEIKHLASAN DALAM BERIBADAH<br />1. Al-Qur'an Surat Al-An'am :162 - 163 <br />Bacalah dan salinlah dengan benar ayat berikut kemudian artikan.<br />قُلْ إِنَّ صَلاَتِيْ وَنُسُكِيْ وَمَحْيَايَ وَمَمَاتِيْ ِللهِ رَبِّ اْلعَالَمِيْنَ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَبِذَلِكَ أُمِرْتُ وَأَنَا أَوَّلُ الْمُسْلِمِيْنَ (الأنعام : - )<br /><br />Artinya :"Katakanlah : Sesungguhnya sholatku, ibadahku, hidupku dan matiku hanyalah untuk Allah Tuhan semesta alam. Tiada sekutu bagi-Nya dan demikian itulah yang diperintahkan kepadaku dan aku adalah orang yang pertama-tama menyerahkan diri (kepada Allah SWT). (Al-An'am :162-163)<br /><br />Artikan secara harfiah kosa kata berikut<br />Lafal Arti Lafal Arti Lafal Arti<br />قُلْ<br />إِنَّ صَلاَتِيْ<br />وَنُسُكِيْ<br />وَمَحْيَايَ <br /><br /> وَمَمَاتِيْ<br />ِللهِ<br />رَبِّ اْلعَالَمِيْنَ<br />لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَبِذَلِكَ<br />أُمِرْتُ<br />وَأَنَا<br />أَوَّلُ الْمُسْلِمِيْنَ <br /><br /><br /><br />Penjelasan ayat:<br />Al-Qur’an surat Al-An’am 162 –163 diatas menjelaskan tentang kewajiban hamba kepada Allah SWT, yaitu bahwa sesungguhnya sholatku, ibadahku, hidupku dan matiku setulus-tulusnya hanyalah untuk mencari keridhaan Allah SWT. Sebab tak ada sekutu bagi Allah SWT yang artinya manusia harus bertauhid (uluhiyah, rubbubiyah) mensucikan Allah SWT dari segala sekutu dan kalau sudah demikian itu maka kita termasuk orang-orang yang berserah diri.<br />Dari penjelasan di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa isi kandungan QS. Al-An’am 162-163 adalah sebagaii berikut :<br /> Kepasrahan seluruh jiwa dan raga untuk mengharapkan ridha dari Allah SWT.<br /> Menghidarkan diri dari segala macam kekusyrikan<br /><br />2. Al-Qur'an Surat Al-Bayyinah : 5<br />Bacalah dan salinlah dengan benar ayat berikut kemudian artikan.<br />وَمَا أُمِرُوْا إِلاَّ لِيَعْبُدُوا اللهَ مُخْلِصِيْنَ لَهُ الدِّيْنَ حُنَفَاءُ وَيُقِْمُوا الصَّلاَةَ وَيُؤْتُوا الزَّكَاةَ وَذَلِكَ دِيْنُ الْقَيِّمَةِ (البينة : )<br />Artinya :"Padahal mereka tidak di suruh kecuali supaya menyembah Allah dengan memurnikan ketaatan kepada-Nya dalam (menjalankan) agama dengan lurus, dan supaya mereka mendirikan sholat, menunaikan zakat dan demikian itulah agama yang lurus". (Al-Bayyinah : 5)<br /><br />Artikan secara harfiah kosa kata berikut<br /><br />Lafal Arti Lafal Arti Lafal Arti<br />وَمَا أُمِرُوْا<br />إِلاَّ<br />لِيَعْبُدُوا اللهَ<br />مُخْلِصِيْنَ<br /> <br /><br /> لَهُ الدِّيْنَ<br />حُنَفَاءُ<br />وَيُقِْمُوا<br />الصَّلاَةَ وَيُؤْتُوا<br />الزَّكَاةَ<br />وَذَلِكَ<br />دِيْنُ الْقَيِّمَةِ <br /> <br /><br /><br /><br />Penjelasan ayat :<br />Di dalam kitab Taurot dan kitab Injil serta kitab yang terakhir di turunkan (Al-Qur’an), Allah SWT, tidak memerintahkan kepada semua hambanya kecuali hanya untuk beribadah hanya kepada Allah SWT sebagaimana di jelaskan dalam surat Az-Zumar : 11 sebagai berikut :<br />قُلْ إِنَّيْ أُمِرْتُ أَنْ أَعْبُدَ اللهَ مُخْلِصًا لَهُ الدِّيْنِ (الزمر : )<br /><br />Artinya : Katakanlah: "Sesungguhnya aku diperintahkan supaya menyembah Allah dengan memurnikan ketaatan kepada-Nya dalam (menjalankan) agama. (Az-Zumar : 11)<br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /> <br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br />Keimanan/aqidah adalah perkara-perkara yang bila hati membenarkannya, jiwa menjadi tenteram dan merasa yakin pada dirinya tanpa tercampuri keraguan dan kebimbangan. Oleh karena itu aqidah memerlukan pembenaran akal dan di kukuhkan dengan analisa yang benar.<br /> <br />A. SIFAT-SIFAT ALLAH SWT.<br /> Sifat-sifat Allah SWT, itu tak terbatas, tetapi yang wajib diketahui ada 20 yang dikenal dengan sifat wajib. Secara garis besar sifat-sifat Allah SWT, dibagi menjadi tiga bagian :<br />1. Sifat Wajib, yaitu sifat-sifat yang pasti dimiliki oleh Allah SWT.<br />2. Sifat Mustahil, yaitu sifat-sifat yang tidak mungkin dimiliki oleh Allah SWT.<br />3. Sifar Jaiz, yaitu sifat yang Allah boleh menghendakiNya atau tidak menghendakiNya.<br /> <br />Adapun sifat-sifat wajib dan sifat-sifat mustahil bagi Allah SWT, adalah sebagai berikut :<br />1. Wujud (Ada) >< 'Adam (tidak ada)<br />Kita memang tidak dapat melihat Allah SWT dengan kasab mata, tetapi kita dapat menyaksikan semua ciptaanNya. Bagi orang yang beriman dan dengan perantaraan akal sehat pasti akan membenarkan bahwa alam semesta dan segala isinya ini pasti ada yang membuatnya, Dialah Allah SWT. Dialah yang mengadakan sesuatu dan Dia pulalah yang menciptakan alam semesta ini. Allah SWT berfirman :<br /> <br /><br /><br /><br /><br />Artinya :"Yang memiliki sifat-sifat yang demikian ialah Allah Tuhan kamu, tidak ada Tuhan selain Dia, Pencipta segala sesuatu, maka sembahlah Dia dan Dia adalah pemelihara segala sesuatu" . (Al-An'am : 102)<br /><br />2. Qidam (Dahulu) >< Huduts (baru)<br />Allah SWT adalah yang paling awal sebelum adanya alam semesta ini, perbedaan tersebut terdapat pada kejadian dan prosesnya. Sebagai contoh adanya hujan disebabkan karena adanya penguapan air laut. Berbeda dengan adanya Allah SWT, adanya Allah SWT tidak didahului dengan sebab-sebab tertentu, karena Dialah Dzat yang paling awal. Allah SWT, berfirman :<br /> <br />Artinya : "Dialah Yang Awal dan Yang Akhir, Yang Dhahir dan Yang Bathin dan Dia Maha Mengetahui segala sesuatu". (Al-Hadid:3)<br /><br />3. Baqo' (Kekal) >< Fana (rusak)<br />Setiap yang ada di alam pada saatnya akan mengalami kerusakan, seperti manusia pada asalnya bayi kemudian tumbuh menjadi anak-anak, remaja, tua dan akhirnya mati (fana) dan sifat yang demikain itu adalah sifat makhluk. Sedangkan Al-Khaliq tentu tidak demikian, kalau demikian berarti Dia sama dengan makhluk. Maka Dia pasti kekal dan abadi karena Dialah yang menciptakan segala sesuatu. Allah SWT, berfirman:<br /> <br /><br /><br />Artinya : "Semua yang ada dibumi itu akan binasa. Dan tetap kekal Dzat Tuhanmu yang mempunyai kebesaran dan kemulyaan". ( Ar-Rahman :26-27 )<br /><br />4. Mukholafatuhu Lil Hawaditsi (Berbeda dengan makhluknya) >< Mumatsalatu Lil Hawaditsi (sama dengan makhluknya ). <br />Pencipta tentu berbeda dengan hasil ciptaanya, perbedaan tersebut meliputi wujud, sifat dan keberadaannya. Demikian juga dengan Allah SWT Dia yang menciptakan segala sesuatu tentu berbeda dengan hasil ciptaannya. Allah SWT, berfirman :<br />لَيْسَ كَمِثْلِهِ شَيْءٌ وَهُوَ السَّمِيْعُ اْلبَصِيْرُ<br />Artinya : "Tidak ada sesuatupun yang serupa denganNya, dan Dialah Yang Maha Mendengar Lagi Maha Melihat". (Asy-Syuro:11(<br /><br />5. Qiyamuhu Binafsihi (Berdiri sendiri) >< Qiyamuhu Bighoirihi (Berdiri membutuhkan yang lain). Segala sesuatu yang membutuhkan yang lain berarti dia lemah dan lemah berarti sifat makhluk, oleh karena itu tak mungkin Allah SWT mempunyai sifat yang sama dengan makhluk. Maka wajib baginya berdiri sendiri. Allah SWT, berfirman :<br /> <br />Artinya : "Allah tidak ada Tuhan melainkan Dia yang Hidup Kekal lagi Berdiri sendiri". (Ali Imron:2).<br /><br />6. Wahdaniyat (Esa) >< Ta'addud (berbilang).<br />Seandainya yang mengatur perputaran alam alam ini lebih dari satu saja tentu alam ini tidak akan bergerak secara teratur. Keteraturan pergerakan alam ini membuktiak bahwa Allah SWT adalah Dzat Yang Maha Esa. Allah SWT, berfirman :<br /> <br />Artinya : "Dialah Allah Yang Maha Esa". (Al-Ikhlas :1)<br /><br />7. Qudrat (Kuasa) >< 'Ajzun (lemah). <br />Kekuasaan Allah SWT Maha Sempurna, tidak terbatas dan mutlak. Bukti-bukti keMahakuasaan Allah SWT itu terdapat di alam ini dan segala isinya baik dalam mewujudkannya, mengurusnya dan membinasakannya. Allah SWT, berfirman :<br />إِنَّكَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيْرٌ<br />Artinya : "Sesungguhnya Engkau Maha Kuasa atas segala sesuatu". (Ali Imron:26)<br /><br />8. Iradah (Berkehendak) >< Karohah (terpaksa).<br />Kehendak Allah SWT itu Maha Sempurna dan mutlak, artinya dalam mencipta dan mengurus alam semesta ini atas kehendakNya semata tanpa terpaksa atau dipaksa oleh siapapun. Allah SWT, berfirman :<br /> <br />Artinya : "Sesungguhnya perintah-Nya apabila Dia menghendaki sesuatu hanyalah berkata kepadanya : Jadilah ! maka jadilah ia". (Yasin:82)<br /><br />9. 'Ilmun (Mengetahui) >< Jahlun (bodoh).<br />Segala yang ada di alam raya ini mulai dari yang terkecil sampai yang paling besar, yang kelihatan maupun yang tersembunyi, tidak ada yang terlepas dari pengetahuan Allah SWT sebab Dialah yang Maha Mengetahui. Allah SWT, berfirman :<br /> <br />Artinya : "Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui yang tersembunyi di langit dan dibumi".(Al-Hujurot :18)<br /><br />10. Hayyat (Hidup) >< Mautun (mati).<br />Mustahil sesuatu yang mati dapat mencipta, mengatur dan mengendalikan segala yang ada ini secara rapi dan terus menerus. Maka pastilah Allah SWT itu Maha Hidup dan mengatur makhluknya. Allah SWT, berfirman :<br />وَتَوَكَّلْ عَلَى الْحَيِّ الَّذِيْ لاَ يَمُوْتُ وَسَبَّحَ بِحَمْدِهِ<br />Artinya : "Dan bertaqwalah kepada Allah Yang Maha Hidup (Kekal), yang tidak mati, dan bertasbihlah dengan memuji-Nya". (Al-Furqon:58)<br /><br />11. Sama' (Mendengar) >< Summun (tuli).<br />Pendengaran Allah SWT Maha Sempurna, tidak terbatas dan mutlak. Maka Dia dapat mendengar segala suara baik yang terang-terangan maupun yang tersembunyi yang dekat maupun yang jauh, sebab bila tidak tidak demikian berarti Dia menempati sifatnya makhluk dan itu tidak mungkin adanya. Allah SWT, berfirman:<br />رَبَّنَا تَقَبَّلْ مِنَّا إِنَّكَ أَنْتَ السَّمِيْعُ الْعَلِيْمُ<br />Artinya : " Ya Tuhan kami, terimalah dari kami (amalan kami), sesungguhnya Engkau Yang Maha Mendengar Lagi Maha Mengetahui". (Al-Baqoroh : 127)<br /><br />12. Basyor (Melihat) >< 'Umyun (buta).<br />Penglihatan Allah SWT bersifat mutlak, artinya penglihatan Allah SWT tidak terbatas pada ruang dan waktu, Allah SWT melihat segala sesuatu baik yang sangat kecil sekalipun sampai yang paling besar, yang nyata dan yang tersembunyi dan tidak terhalang oleh apapun juga. Allah SWT, berfirman :<br />وَاللهُ بَصِيْرٌ بِمَا تَعْمَلُوْنَ<br /> Artinya : " Dan Allah Maha Melihat apa yang kamu kerjakan". (Al-Hujurot : 18)<br /><br />13. Kalam (Berfirman) >< Bukmun (bisu).<br />Manusia berkata dengan mulut dan dengan alat ucap lainnya. Sedanglan Allah SWT berfirman tidak dengan mulut dan alat ucap lainnya yang biasa digunakan manusia, akan tetapi cara Allah SWT berfirman Maha Sempurna, tidak ada kekurangan ataupun cacat dan celanya. Allah SWT, berfirman :<br />وَكَلَّمَ اللهُ مُوْسَى تَكْلِيْمًا<br /><br />Artinya : "Dan Allah telah berbicara kepada Musa dengan langsung". (An-Nisa' : 164)<br /><br />14. Qodiron (Maha Berkuasa) >< 'Ajizan (yang lemah)<br />15. Muridan (Maha Menghendaki) >< Mukrohan (yang terpaksa)<br />16. Aliman (Maha Mengetahui) >< Jahilan (yang bodoh)<br />17. Hayyan (Maha Hidup) >< Mayyitan (yang mati)<br />18. Sami'an (Maha Mendengar) >< Asomma (yang tuli)<br />19. Bashiron (Maha Melihat) >< A'ma (yang buta)<br />20. Mutakaliman (Maha Berfirman) >< Abkam (yang bisu)<br /> <br />Dari sifat wajib yang 13 atau 20 tersebut terbagai menjadi 4 sifat :<br />6. Sifat Nafsiyah, yaitu sifat yang berkaitan dengan diri Allah SWT, yakni sifat wujud (no : 1)<br />7. Sifat Salbiyah, yaitu sifat yang membedakan Allah SWT, dari dzat-dzat lainnya atau sifat yang tidak dimilki oleh makhluknya. (no : 2 - 6)<br />8. Sifat Ma'ani, yaitu sifat-sifat yang juga dimiliki oleh makhluk terutama manusia. (no : 7 - 13) <br />9. Sifaat Ma'nawiyah, yaitu tentang adanya tergantung sifat ma'ani yakni sifat yang juga dimiliki oleh manusia tetapi sifat Allah SWT, mutlak (tak terbatas) sedang sifat manusia terbatas. (no : 14 - 20)<br /><br />B. ASMAUL HUSNA<br /> Asmaul Husna artinya nama-nama yang baik atau gelar kemuliaan bagi Allah SWT,. Allah SWT, berfirman:<br /> <br />Artinya : Hanya milik Allah asma-ul husna, maka bermohonlah kepada-Nya dengan menyebut asmaa-ul husna itu dan tinggalkanlah orang-orang yang menyimpang dari kebenaran dalam (menyebut) nama-nama-Nya. Nanti mereka akan mendapat balasan terhadap apa yang telah mereka kerjakan. (Al-A'rof : 180)<br /> <br />Disamping memiliki sifat-sifat yang 20 di atas, Allah SWT, memiliki sifat "Asmaul Husna", yang berjumlah 99 yaitu :<br /> <br /><br /><br />No. NAMA ARTI No NAMA ARTI<br />1. Ar-Rahman Yang Maha Pengasih 51. Al-Haqqu Yang Maha Benar<br />2. Ar-Rahim Yang Maha Penyayang 52. Al-Wakil Yang Maha Pemelihara<br />3. Al-Malik Yang Maha Raja 53. Al-Qowiyyu Yang Maha Kuat<br />4. Al-Quddus Yang Maha Suci 54. Al-Matiin Yang Maha Kokoh<br />5. As-Salam Yang Maha Sejahtera 55. Al-Waliyyu Yang Maha Melindungi<br />6. Al-Mu’minu Yang Maha Terpercaya 56. Al-Hamiid Yang Maha Terpuji<br />7. Al-Muhaiminu Yang Maha Memelihara 57. Al-Muhsyi Yang Maha Mengetahui<br />8. Al-‘Aziz Yang Maha Perkasa 58. Al-Mubdi’u Yang Maha Memulai<br />9. Al-Jabbar Yang Maha Kuasa 59. Al-Mu’iidu Yang Maha Mengulangi<br />10. Al-Mutakabbir Yang Maha Memiliki Keagungan 60. Al-Muhyi Yang Maha Menghidupkan<br />11. Al-Khaliq Yang Maha Pencipta 61. Al-Mumiitu Yang Maha Mematikan<br />12. Al-Bariu Yang Maha Pembuat 62. Al-Hayyu Yang Maha Hidup<br />13. Al-Musyawwiru Yang Maha Pembentuk 63. Al-Qoyyum Yang Maha Berdiri Sendiri<br />14. Al-Ghaffar Yang Maha Pengampun 64. Al-Waajid Yang Maha Kaya<br />15. Al-Qahhar Yang Maha Perkasa 65. Al-Maajid Yang Maha Mulia<br />16. Al-Wahhab Yang Maha Pemberi 66. Al-Waahid Yang Maha Tunggal<br />17. Ar-Razzaq Yang Maha Pemberi Rizki 67. A- Ahad Yang maha Esa<br />18. Al-Fattah Yang Maha Pembuka Hati 68. Ash-Shamad Yang Maha Dibutuhkan<br />19. Al-‘Alim Yang Maha Mengetahui 69. Al-Qoodiru Yang Maha Kuasa<br />20. Al-Qobidhu Yang Maha Menyem-pitkan Rizki 70. Al-Muqtadiru Yang Maha Memutuskan<br />21. Al-Basithu Yang Maha Melapang-kan Rizki 71. Al-Muqoddim Yang Maha Mendahulukan<br />22. Al-Khafidh Yang Maha Merendahkan 72. Al-Muakhiru Yang Maha Mengakhirkan<br />23. A-Rafi’u Yang Maha Meninggikan 73. Al-Awwalau Yang Maha Pertama<br />24. Al-Muizzu Yang Maha Memulyakan 74. Al-Aakhir Yang Maha Penghabisan<br />25. Al-Mudzillu Yang Maha Menghinakan 75. Adz-Dzaahiru Yang Maha Nyata<br />26. As-Sami’u Yang Maha Mendengar 76. Al-Baathin Yang Maha Tersembunyi<br />27. Al-Bashiru Yang Maha Melihat 77. Al-Waali Yang Maha Mneguasai<br />28. Al-Hakamu Yang Maha Menghukum 78. Al-Muta’ali Yang Maha Tinggi<br />29. Al-‘Adlu Yang Maha Adil 79. Al-Barru Yang Maha Dermawan<br />30. Al-Latifu Yang Maha Halus 80. At-Tawwabu Yang Maha Penerima Taubat<br />31. Al-Khobiiru Yang Maha Mengetahui 81. Al-Muntaqimu Yang Maha Penyiksa<br />32. Al-Khalimu Yang Maha Penyantun 82. Al-‘Affwu Yang Maha Pemaaf<br />33. Al-‘Adzimu Yang Maha Besar 83. Ar-Rauf Yang Maha Pengasih<br />34. Al-Ghafuur Yang Maha Pengampun 84. Al-Malikulmulki Yang Maha Berdaulat<br />35. Asy-Syakuur Yang Maha Penerima Syukur 85. Dzuljalaliwal-ikram Yang Maha Kemulyaan dan Kebesaran<br />36. Al-‘Aliyyu Yang Maha Tinggi 86. Al-Muqsyith Yang Maha Mengadili<br />37. Al-Kabiiru Yang Maha Besar 87. Al-Jaami’u Yang Maha Mengumpulkan<br />38. Al-Khafidzu Yang Maha Penjaga 88. Al-Ghaniyyu Yang Maha Kaya<br />39. Al-Muqiitu Yang Maha Kuasa 89. Al-Mughni Yg Maha Pemberi Kekayaan<br />40. Al-Khasib Yang Maha Menghitung 90. Al-Maani’u Yang Maha Menolak<br />41. Al-Jalil Yang Maha Besar 91. Adh-Dharru Yang Maha Menghukum<br />42. Al-Karim Yang Maha Mulia 92. An-Naafi’u Yang Maha Pemberi Manfaat<br />43. Ar-Raqiib Yang Maha Mengawasi 93. An-Nuur Yang Maha Bercahaya<br />44. Al-Mujiibu Yang Maha Mengabulkan 94. Al-Hadii Yang Maha Pemberi Petunjuk<br />45. Al-Waasi’u Yang Maha Luas 95. Al-Baaqi Yang Maha Kekal<br />46. Al-Hakim Yang Maha Bijaksana 96. Al-Badii’u Yang Maha Pencipta<br />47. Al-Waduud Yang Maha Mencintai 97. Al-Waaritsu Yang Maha Pewaris<br />48. Al-Majid Yang Maha Luhur 98. Ar-Rasyid Yang Maha Cendekia<br />49. Al-Baaitsu Yg Maha Membang-kitkan 99. Ash-Shobuuru Yang Maha Sabar<br />50. As-Syahid Yang Maha Menyaksikan <br /><br />Diantara Asmaul Husna yang perlu diketahui adalah :<br />1. Al-'Adlu ; artinya Maha Adil<br />Maksunya bahwa Allah SWT, telah menempatkan hamba-hamba-Nya dalam penciptaannya sesuai dengan kemampuan dan derajatnya . Allah SWT, berfirman :<br />إَنَّ اللهَ يَأْمُرُ بِالْعَدْلِ وَاْلإِحْسَانِ<br />Artinya : "Sesungguhnya Allah menyuruh kamu berbuat adil dan berbuat kebajikan .". (An-Nahl : 90) <br /> <br />2. Al-Ghaffar ; artinya Maha Pengampun.<br />Maksudnya ampunan Allah SWT, selalu dilimpahkan kepada makhluk-Nya yang mengakui salah dan mau bertaubat. Allah SWT, berfirman :<br /> <br />Artinya : "Tuhan langit dan bumi dan apa yang ada di antara keduanya Yang Maha Perkasa lagi Maha Pengampun.” (Shad : 66)<br /> <br />3. Al-Hakim ; Artinya Maha Bijaksana.<br />Maksudnya kebijaksanaan Allah SWT, kepada makhluknya tidak terbatas kepada bentuk ciptaannya tetapi mencakup segala hal. Allah SWT, berfirman :<br /> <br />Artinya : "Dialah yang membentuk kamu dalam rahim sebagaimana dikehendaki-Nya, Tak ada Tuhan yang berhak disembah melainkan Dia Yang Maha Perkasa Lagi Maha Bijaksana".(Ali-Imron : 6) <br /><br />4. Al-Malik; artinya Raja.<br />Maksudnya adalah semua yang ada di alam ini tunduk kepada kekuasaan Allah SWT. Allah SWT, berfiman :<br /> <br />Artinya : "Maka Maha Tinggi Allah Raja Yang Sebenarnya, tidak ada Tuhan yang berhak disembah selain Dia, Tuhan Yang (mempunya) 'Arsy yang Mulia". (Al-Mu'minun:116)<br /><br />5. Al-Hasib; artinya Maha Menghitung.<br />Maksudnya segala sesuatu yang diciptakan Allah SWT, sudah diperhitungkan dengan cermat dan tepat. Termasuk dalam memberikan pahala kepada orang yang berbuat baik dan memberikan siksa kepada orang yang ingkar. Allah SWT, berfirman :<br />إِنَّ اللهَ كَانَ عَلىَ كُلِّ شَيْءٍ حَسِيْبًا<br />Artinya:"Sesungguhnya Allah selalu membuat perhitungan atas tiap-tiap sesuatu". (An-Nisa :86)<br /><br />6. Al-Khaliq; Maha Mencipta<br />Alam semesta ini tidak mungkin tercipta dengan sendirinya atau secara kebetulan karena kalau kita mau mecermati secara seksama tentu akan menambah keimanan kita kepada Allah SWT. Kalau kita mau mengambil contoh pergeseran bumi pada garis edarnya atau planet lain yang beredar secara rapi tanpa benturan tentulah itu ada yang mengatur. Siapakah yang mengatur, tidak lain adalah sang penguasa alam jagad raya ini yaitu Allah SWT. Perhatikan bunyi surat Al-Hasyr : 24 berikut ini :<br /> <br />Artinya : “Dialah Allah yang Menciptakan, yang Mengadakan, yang membentuk Rupa, yang mempunyai asmaaul Husna. bertasbih kepadanya apa yang di langit dan bumi. dan dialah yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana”. (Al-Hasyr : 24)<br /><br />7. Ar-Razzaq artinya Maha Pemberi Rizki<br />Tiada satu makhlukpun di dunia ini yang tidak memperoleh rizki dari Allah SWT. Allah SWT menciptakan beragam makhluk di dunia ini semuanya mendapatkan rizki dengan berbagai macam cara memperolehnya. Binatang ternak memperoleh makan dengan rumput di padang rumput, binatang buas memperoleh rizki dengan berburu, manusia memperoleh rizki dengan bekerja. Dan semua itu telah diciptakan oleh Allah SWT menurut irodahNya. Hal itu membuktikan bahwa Allah SWT yang mengatur rizki kepada setiap makhluknya. Oleh sebab itu orang yang beriman tidak boleh meminta rizki kepada selain Allah SWT misalnya dengan jalan yang tidak halal atau minta bantuan jin untuk mencari pesugihan dan semacamnya. Perhatikan firman Allah SWT berikut :<br /> <br />Artinya : “Sesungguhnya Allah dialah Maha pemberi rezki yang mempunyai kekuatan lagi sangat kokoh”. (Adz-Dzariat : 58)<br /><br />8. Al-‘Alim; Maha Mengetahui<br />Allah SWT adalah Dzat yang yang Maha Mengetahui segala apa yang ada dan yang terjadi di alam ini. Bahkan Allah SWT Maha Mengetahui semua yang belum dan akan terjadi. Pengetahuan Allah SWT tidak terbatas bahkan semua apa yang ada dalam hati manusia Allah SWT Maha Mengetahui. Perhatikan firman Allah SWT berikut :<br /> <br />Artinya : “Dia-lah Allah, yang menjadikan segala yang ada di bumi untuk kamu dan dia berkehendak (menciptakan) langit, lalu dijadikan-Nya tujuh langit. dan dia Maha mengetahui segala sesuatu”. (A-Baqoroh : 29)<br /><br />9. Al-‘Adzim; Maha Agung<br />KeAgungan Allah SWT melebihi dari segala yang ada di alam raya ini. Sebagai hambaNya kita wajib mengagungkannya baik dengan hati, lisan dan perbuatan. Dengan hati tidak boleh mengagungkan selain Allah SWT, dengan ucapan kita selalu bertasbih, bertahmid, bertakbir dan bertahlil. Dengan perbuatan kita hendaklah selalu melaksanakan perintahnya seperti sholat, puasa dan semacamnya. Perhatikan firman Allah SW berikut :<br /> <br />Artinya :”Kepunyaan-Nya-lah apa yang ada di langit dan apa yang ada di bumi. dan dialah yang Maha Tinggi lagi Maha besar”. (Asy-Syuro : 4)<br /><br />10. Al-Mumitu; Yang Mematikan<br />Allah SWT adalah Dzat yang menciptakan, memelihara dan Dia pula yang Mematikan. Manusia tidak memiliki hak untuk menghidupkan dan mematikan. Jika Allah SWT berkehendak mematikan hambaNya tiada satupun yang bisa menolaknya demikian pulan jika Allah SWT belum berkehendak mematikan hambanya, kematianpun tidak akan datang padanya walaupun banyak orang yang berusaha untuk melenyapkannya. Perhatikan firman Allah SWT berikut :<br /> <br />Artinya : “Allah-lah yang menciptakan kamu, Kemudian memberimu rezki, Kemudian mematikanmu, Kemudian menghidupkanmu (kembali). Adakah di antara yang kamu sekutukan dengan Allah itu yang dapat berbuat sesuatu dari yang demikian itu? Maha sucilah dia dan Maha Tinggi dari apa yang mereka persekutukan”.(Ar-Rum : 40)<br /> <br />C. FUNGSI IMAN KEPADA ALLAH SWT <br />Fungsi iman kepada Allah SWT, diantaranya adalah sebagai berikut:<br />1. Menyadari kelemahan dirinya dihadapan Allah SWT, sehingga tidak bersifat sombong dan takabur.<br />2. Menyadari bahwa segala yang ia nikmati dalam hidup ini berasal dari Allah SWT, yang menyebabkan ia bersyukur kepada-Nya.<br />3. Merasa bahwa dirinya selalu dilihat oleh Allah SWT, sehingga ia berusaha meninggalkan perbuatan-perbuatan buruk.<br />4. Menyadari bahwa dirinya akan mati dan akan dimintai pertanggungan jawab atas amal perbuatannya oleh Allah SWT, yang menyebabkan ia berhati-hati dalam menempuh hidup ini.<br />5. Sadar dan segera bertaubat apabila berbuat khilaf dan berbuat dosa.<br />6. Memberikan ketenangan jiwa, ketentraman dan perasaan damai. Sebagaimana Allah SWT, berfirman: <br /> <br />Artinya : "(Yaitu) orang-orang yang beriman dan hati mereka menjadi tentram dengan mengingat kepada Allah. Ingatlah! hanya dengan mengingat Allah hati mereka menjadi tentram". (Ar-Ra'd : 28) <br /> <br /> <br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /> <br /> <br /><br /><br /> Akhlaq berasal dari kata "kholaqo", kata asalnya adalah "khuluqun", yang berarti perangai (watak, tabiat). Jadi menurut istilah akhlaq adalah suatu perangai yang timbul dalam jiwa seseorang yang merupakan sumber timbulnya perbuatan secara mudah dan ringan tanpa di pikirkan dan di rencanakan terlebih dahulu. Maka apabila dari perangai itu timbul perbuatan yang baik disebutlah ia mempunyai akhlaq terpuji (mahmudah) dan apabila dari perangai itu timbul perbuatan buruk disebutlah ia mempunyai akhlak tercela (madzmumah).<br /><br />A. AKHLAQ TERPUJI<br />Pokok-pokok atau dasar akhlaq yang baik (mahmudah) terbagi menjadi empat bagian:<br />1. Kearifan (hikmah) yaitu keadaan jiwa seseorang yang dengannya ia dapat membedakan antara yang benar dan yang salah dalam setiap perbuatan.<br />2. Keberanian (saja'ah) yaitu dipatuhinya akal oleh kekuatan emosi (amarah/ghodhob) baik dalam tindakan atau keengganan untuk bertindak.<br />3. Penahanan nafsu (iffah) yaitu terdidiknya ambisi (syahwat, hasrat) oleh didikan akal dan syariat.<br />4. Keadilan atau keseimbangan (tawazun) yaitu sikap moderat untuk mengambil fadhilah (kebajikan) dari ketiga unsur di atas.<br /><br />MACAM-MACAM AKHLAQ TERPUJI<br />1. KHUSNUDHON TERHADAP ALLAH SWT.<br /> Husnudzon artinya berbaik sangka, husnudzon kepada Allah SWT; artinya berbaik sangka kepada Allah SWT. Maksudnya adalah bahwa Allah SWT memberikan sesuatu kepada kita sudah di ukur sesuai dengan kemampuan kita. Allah SWT; menjadikan baik dan buruk terhadap sesuatu, sedangkan manusia diberi kemerdekaan untuk memilih. Petunjuk atau hidayah adalah hasil dari perbuatan yang baik atau sholeh sedang kesesatan/dholalah buah hasil amal perbuatan yang buruk. Allah SWT berfirman :<br /> <br />Artinya:' Dan orang-orang yang mengikuti petunjuk, Allah tambahkan petunjuk untuk mereka dan kepada mereka di beri sifat taqwa". (Muhammad : 17)<br /><br />Orang yang mempunyai sifat husnudzon hatinya akan menjadi bersih sehingga ia akan terhindar dari penyakit-penyakit hati seperti iri, dengki, hasad, ria, ujub, takabur, ghibah dsb.<br />Setiap orang yang beriman akan senantiasa membersihkan hatinya, sebab kebersihan hati (salamatul qulub) akan memunculkan kebersihan ucapan (salamatul lisan), kebersihan akal (salamatul 'uqul) serta kebersihan perilaku (salamatul a'mal). Allah SWT berfirman :<br /><br /><br /><br />Artinya :"(Yaitu) di hari harta dan anak-anak laki-laki mereka tidak berguna, kecuali orang yang menghadap Allah dengan hati yang bersih". (Asy-Syu’aro': 88-89)<br /><br />2.GIGIH<br /> Gigih artinya orang yang teguh memperjuangkan prinsip dan tidak kenal putus asa. Ia selalu konsisten dalam mempedomani ketentuan-ketentuan syariat Islam sebagai pedoman tingkah lakunya dalam kehidupan sehari-hari. Orang yang gigih akan selalu meningkatkan keimanannya dengan pemahaman, pengetahuan dan penghayatan yang tinggi terhadap ajaran Islam. Ia mempunyai pandangan hidup yang optimis, tidak gelisah, tidak kecil hati dan tidak takabur dalam-menghadapi persoalan-persoalan hidup. Ia tidak kenal putus asa dalam hidup karena ia menyadari bahwa sikap putus asa adalah suatu sikap dan kepribadian yang tidak terpuji. Ia menyadari bahwa dalam kesulitan pasti ada kemudahan, sebab Allah SWT memerintahkan kepada manusia bahwasanya Allah SWT tidak akan merubah nasib manusia kecuali mereka mau merubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri. Sebagaimana firman-Nya :<br />إِنَّ اللهَ لاَ يُغَيِّرُ مَا بِقَوْمٍ حَتَّى يُغَيِّرُوْا مَا بِأَنْفُسِهِمْ<br />Artinya: “Sesungguhnya Allah tidak akan merubah keadaan suatu kaum sehingga mereka merubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri". (Ar-Ra'du: 11)<br /><br />Orang yang gigih dalam hidupnya mempunyai sikap jiwa istiqomah yang artinya tetap di jalan yang lurus/benar tidak terbelokkan betapapun besarnya godaan yang menimpanya. Jadi orang yang istiqomah adalah orang yang hidupnya selalu di jalan Allah SWT; tidak pernah menyimpang dan melanggar larangan-larangan Allah SWT; dan tidak pernah meninggalkan kewajiban-kewajiban agamanya. Allah SWT; berfirman :<br />وَأَنَّ هَذَا صِرَاطِيْ مُسْتَقِيْمًا فَاتَّبِعُوْهُ وَلاَ تَتَّبِعُوْا السُّبُلَ فَتَفَرَّقَ بِكُمْ عَنْ سَبِيْلِهِ<br />Artinya :"Sesungguhnya inilah jalanKu yang lurus, maka ikutilah dia. Dan janganlah kamu mengikuti jalan lainnya, karena akan memisahkan kamu dari pada jalanNya". (Al-An'am : 153)<br /><br />3. INISIATIF<br /> Ciri kehidupan adalah selalu berubah, dengan demikian tidak akan ada solusi yang tepat kecuali harus punya inisiatif. Orang yang sukses tidak akan membiarkan keadaan mengontrol dirinya, namun dia menyadari bahwa dia memiliki kekuatan dalam dirinya untuk dapat memecahkan persoalan-persoalan hidup yang di hadapi. Untuk dapat merubah kondisi menjadi peluang maka diperlukan manusia yang inisiatif. Orang yang punya karakter inisiatif mempunyai ciri-ciri sebagai berikut :<br />1. Imajinatif 6. Senang petualang (dalam kebajikan)<br />2. Mempunyai prakarsa 7. Penuh energi<br />3. Mempunyai minat yang luas 8. Percaya diri<br />4. Mempunyai minat yang lurus. 9. Bersedia mengambil resiko<br />5. Selalu ingin tahu 10. Berani dalam pendirian<br /><br />Allah SWT; berfirman :<br /><br /> <br />Artinya :"Dan diantara tanda-tanda kekuasaanNya ialah tidurmu di waktu malam dan siang hari dan usahamu mencari sebagian dari karunia-Nya. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda bagi kaum yang mendengarkan". (Ar-Rum:23)<br /><br />Ayat tersebut menggambarkan kepada kita bahwa dalam hidup ini kita tidak boleh berpangku tangan, kita harus punya inisiatif untuk mencari karunia Allah SWT di muka bumi ini. Manusia yang diciptakan Allah SWT di muka bumi ini dibekali dengan kekuatan fisik, intelektual, emosional dan spiritual maka hendaklah digunakan semaksimal mungkin untuk meraih hidup yang shaleh.<br /><br />4. RELA BERKURBAN<br /> Manusia adalah makhluk ciptaan Allah SWT yang hidupnya saling berhubungan antara yang satu dengan yang lainnya. Dari semakin berkembangnya kehidupan manusia semakin berkembanglah ilmu pengetahuan dan semakin majemuklah kehidupan masyarakat. Di dalam kehidupan mayarakat yang majemuk seperti ini dimana manusia yang satu dengan yang lainnya saling membutuhkan, maka diperlukan adanya tenggang rasa dan rela berkorban. Allah SWT ; berfirman:<br /> <br />Artinya : "Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah ialah orang yang paling bertakwa di antara kamu. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal. (Al-Hujurot:13)<br /><br />Nampak jelaslah bahwa garis dan tuntunan yang diberikan Allah SWT kepada kita adalah agar kita saling ta'aruf yakni saling mengenal, saling hormat menghormati, tolong menolong dan semacamnya. Hal semacam itu membutuhkan pengorbanan baik berupa tenaga, harta dan fikiran.<br />Maka apabila kita ingin membangun umat Islam yang kuat dan tidak gampang retak serta cerai berai diperlukan rasa tenggang rasa dan saling menghormati. Hal tersebut akan terwujud bila kita mau berkorban dan dengan pengorbanan inilah kita akan merasa sebagai hamba Allah SWT yang bersaudara sehingga hidup kita akan diliputi rahmat dan maghfiroh dari Allah SWT. Allah SWT berfirman :<br /> <br />Artinya : “Hai orang-orang yang beriman, jika kamu menolong (agama) Allah, niscaya Dia akan menolongmu dan meneguhkan kedudukanmu”.(Muhammad : 7)<br /><br />5. SIKAP YANG BENAR TERHADAP MAKHLUK HIDUP SELAIN MANUSIA<br /> Yang dimaksud makhluk hidup selain manusia meliputi :<br />a. Makhluk nabati. <br />Makhluk Nabati (tumbuh-tumbuhan) yang ada di sekeliling kita dalam persada bumi yang produktif ini, disediakan oleh Allah SWT bagi kepentingan umat manusia. Apabila kita mau menggunakan akal pemberian Allah SWT ini, maka akan kita ketahui dari tumbuh-tumbuhan sekecil apapun dan rerum-putan hingga pohon yang besar kesemuanya dapat dimanfaatkan untuk keperluan umat manusia.<br />b. Makhluk hewani. <br />Makhluk hewani sengaja diciptakan oleh Allah SWT bagi kepentingan umat manusia dan manusia dapat belajar dari hewan-hewan tersebut walaupun ada hewan-hewan itu yang di haramkan untuk di konsumsi manusia, tetapi manfaatnya akan kembali kepada manusia juga.<br />c. Makhluk ghaib. <br />Makhluk Ghaib. Makhluk ghaib terdiri dari malaikat, jin dan setan atau iblis. Malaikat menggerakkan hati manusia untuk berbuat amal shaleh, sedang setan atau iblis akan menggerakkan hati manusia untuk berlaku jahat. Gerak baik atau shaleh dan jahat itu akan di pertimbangkan oleh akal, keputusan akal melahirkan kemauan dan kemauan manusia itu bebas, turut bisikan malaikat atau bisikan setan atau iblis. Apabila iman telah menerangi hati dan ilmu telah menerangi budi, manusia akan bergerak kepada taqwa dan hanya taqwalah yang akan menjadi benteng terhadap tipu daya muslihat iblis atau setan. <br /><br />Prinsip dasar hubungan manusia dengan makhluk hidup lainnya atau dengan alam pada dasarnya ada 3 macam. Pertama, semua isi alam ini diciptakan oleh Allah SWT; adalah untuk kepentingan manusia. Kedua, manusia berkewajiban menggali dan mengelola segala kekayaannya. Ketiga, manusia berkewajiban memelihara dan melestarikan alam ini dengan sebaik-baiknya. Allah SWT berfirman:<br /> <br />Artinya : "Tidaklah kamu perhatikan, bahwa Allah telah menundukkan untuk kepentinganmu apa yang ada di langit dan apa yang ada di bumi dan menyempurnakan untukmu nikmatNya lahir dan batin". (Lukman : 20)<br /><br />Kalau kita perhatikan dengan sungguh-sungguh segala sesuatu yang berada di sekeliling kita akan tampak bahwa semuanya mengandung manfaat yang sangat besar, mulai dari benda-benda raksasa yang bertebaran di angkasa sampai benda ataupun makhluk hidup yang sangat kecil dan amat sederhana. Semuanya mengandung faidah bagi manusia dan tiada satupun ciptaan Allah SWT yang sia-sia. Oleh karena itu manusia harus bersahabat dengan siapapun baik terhadap tumbuh-tumbuhan, lingkungan alam, binatang bahkan kepada makhluk ghaib sekalipun. <br /><br />B. AKHLAQ TERCELA<br />1. SUUDZON TERHADAP ALLAH SWT<br /> Suudzon artinya berburuk sangka. Berburuk sangka kepada Allah SWT adalah perbuatan dosa, karena Allah SWT; tidak akan berbuat dzalim kepada makhluknya. Kalau ada manusia yang tersesat itu bukan karena kehendak Allah SWT; akan tetapi manusia sendirilah yang mengikuti hawa nafsunya. Petunjuk/hidayah adalah buah hasi dari amal perbuatan baik/shaleh sedang kesesatan adalah buah hasil dari perbuatan buruk. Perhatikan firman Allah SWT di bawah ini :<br /> <br />Artinya : "Dan orang-orang yang mengikuti petunjuk, Allah tambahkan petunjuk untuk mereka dan kepada mereka diberikan pula sifat taqwa". (Muhammad : 17)<br /><br />فَلَمَّا زَاغُوْا أَزَاغَ اللهُ قُلُوْبَهُمْ وَاللهُ لاَ يَهْدِي الْقَوْمَ الْفَاسِقِيْنَ<br />Artinya : " Maka tatkala mereka berbuat sesat (berpaling dari kebenaran), Allah menyesatkan (me-malingkan) hati mereka dan Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang fasik". (Ash-Shof : 5)<br /><br />2. TAMAK<br /> Tamak artinya mengharapkan pemberian orang lain. Sedangka apabila dia menginginkan barang milik orang lain itu berpindah pada diri kita disebut dengan serakah. Dan apabila kita sudah mempunyai barang seperti yang di inginkannya tetapi dia masih menginginkan barang milik orang lain itu berpindah pada diri kita maka disebut dengan rakus. Ketamakan, keserakahan dan kerakusan adalah merupakan wujud tidak bersyukurnya manusia terhadap pemberian Allah SWT kepadanya. Kita harus yakin bahwa mengambil sesuatu yang bukan milik kita adalah berbuatan yang rendah, hina dan busuk. Maka sifat ketamakan, keserakahan dan kerakusan adalah sifat yang tercela dan suatu sifat yang akan menghinakan dirinya dan merendahkan kehormatannya. Dan bahwa sifat seperti ini tak ubahnya perilaku anjing yang menggerak-gerakkan ekornya ketika menunggu sepotong makanan yang di inginkan olehnya.<br />Ketamakan adalah merupakan penyakit hati yang harus di obati dengan sikap zuhud (hidup sederhana), seperti kebodohan harus di obati dengan belajar, kebahkilan dengan kedermawanan, kesombongan dengan sikap tawadhu. Kita harus yakin bahwa harkat dan martabat manusia bukan dinilai dari banyaknya harta akan tetapi kemulyaan manusia disisi Allah SWT adalah karena taqwanya. Allah SWT; berfirman:<br />إِنَّ أَكْرَمَكُمْ عِنْدَ اللهِ أَتْقَاكُمْ إِنَّ اللهَ عَلِيْمٌ خَبِيْرٌ<br />Artinya :"Sesungguhnya orang yang paling mulia di sisi Allah SWT adalah orang yang paling taqwa diantara kamu". (Al-Hujurot :13)<br /><br />Taqwalah yang akan membawa manusia kepada kemulyaan dan bukan harta benda semata yang dapat mencapai kemulyaan. Allah SWT; berfirman:<br /> <br />Artinya : "Dan sekali-kali bukanlah harta dan bukan (pula) anak-anak kamu yang mendekatkan kamu kepada Kami sedikitpun, tetapi orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal sholeh, mereka itulah yang memperoleh balasan yang berlipat ganda disebabkan apa yang telah mereka kerjakan dan mereka aman sentausa di tempat-tempat yanng tinggi (dalam surga)". (Saba' : 37)<br /><br /> <br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br />Secara sederhana hukum artinya seperangkat peraturan tentang tingkah laku manusia yang diakui oleh sekelompok masyarakat, yang disusun oleh orang yang diberi wewenang dan berlaku mengikat bagi anggotanya. Bila dikaitkan dengan Islam, maka hukum Islam berarti seperangkat peraturan yang berdasarkan wahyu Allah SWT; dan sunnah Rasulullah saw; yang mengatur tentang tingkah laku manusia yang dibebankan kepada setiap mukallaf dan mengikat semua orang yang beragama Islam. Orang yang hidupnya dibimbing syari'ah (hukum Islam) akan melahirkan kesadaran untuk berperilaku yang sesuai dengan tuntutan dan tuntunan Allah SWT; dan rasulNya, sebab hukum Islam pasti selaras dengan fitrah manusia sehingga siapapun yang bertahkim kepada hukum Islam pasti manusia akan selamat di dunia dan akherat. <br /><br />A. KEDUDUKAN DAN FUNGSI ALQUR’AN, HADITS DAN IJTIHAD<br />1. AL-QUR'AN<br />Menurut bahasa Al-Qur'an berarti "bacaan" (dari asal kata "qoro-a”). Menurut istilah Al-Qur'an ialah "kumpulan wahyu Allah SWT, yang yang diturunkan kepada Nabi Muhammad saw, dengan perantaraan malaikat Jibril yang dihimpun dalam sebuah kitab suci untuk menjadi pedoman hidup bagi manusia dan membacanya termasuk ibadah". Al-Qur'an merupakan sumber hukum Islam yang pertama dan utama. Sebagaimana firman Allah SWT, :<br />يَا أَيُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوْا أَطِيْعُوا اللهَ وَأَطِيْعُوا الرَّسُوْلَ وَأُولِي اْلأَمْرِ مِنْكُمْ<br />Artinya : " Hai orang-orang yang beriman, taatilah Allah dan taatilah rasulNya serta ulil amri diantaramu ". ( An-Nisa:59 )<br /> <br />Sebagai sumber hukum Islam Al-Qur'an mengandung 3 pokok pengetahuan hukum yang mengatur tentang kehidupan umat manusia yaitu :<br />10. Hukum yang berkaitan dengan aqidah, yakni ketetapan tentang wajib beriman kepada Allah SWT, Malaikat, kitab-kitab-Nya, para Rasul, hari akhir dan takdir.<br />11. Tuntunan yang berkaitan dengan akhlaq (budi pekerti), yaitu ajaran agar seorang muslim memiliki sifat mulia dan menjauhi sifat tercela.<br />12. Hukum yang berkaitan dengan amal perbuatan manusia yang terdiri dari ucapan, perbuatan, perjanjian dan lain-lain. Hukum yang berkaitan dengan amal perbuatan ini terbagi menjadi dua yaitu :<br />13. Yang mengatur tindakan manusia dalam hubungannya dengan Allah SWT, yang disebut ibadah. Seperti sholat, puasa, haji, nadzar, sumpah dan lain-lain.<br />14. Yang mengatur tindakan manusia baik individu atau kelompok yang disebut dengan muamalah (amal kemasyarakatan). Seperti perjanjian, hukuman (pidana), ekonomi, pendidikan, pernikahan dan semacamnya.<br /><br />Fungsi dan Kedudukan Al-Qur'an. <br />1). Sebagai mu'jizat Nabi Muhammad saw.<br />2). Sebagai dasar dan sumber hukum Islam yang pertama.<br />3). Sebagai pedoman dan petunjuk hidup bagi manusia.<br />4). Sebagai pembawa berita gembira dan kebenaran yang mutlak.<br />5). Sebagai obat penawar hati bagi orang-orang yang beriman.<br />6). Membenarkan dan menyempurnakan kitab-kitab terdahulu.<br /><br />2. AL-HADITS<br />Hadits menurut bahasa artinya "perkataan". Menurut istilah hadits ialah segala sesuatu yang disandarkan kepada Nabi Muhammad saw, baik berupa perkataan, perbuatan atau ketetapan (taqrir) Nabi. Bersadarkan definisi tersebut, maka hadits dibagi menjadi 3 bagian yaitu hadits qouliyah (perkataan Nabi saw;), hadits fi'liyah (perbuatan Nabi saw;) dan hadits taqriri (katetapan Nabi saw;). Sedangkan menurut kwalitasnya hadits di bagi menjadi 2 bagian :<br />Hadits maqbul (dapat diterima sebagai pedoman) yang mencakup hadits shoheh dan hadits hasan.<br />Hadits mardud (tidak dapat diterima sebagai pedoman) yang mencakup hadits dhaif (lemah) dan hadits maudlu' (palsu).<br />Usaha seleksi diarahkan kepada 3 unsur hadits yaitu :<br />Matan (isi hadits). Suatu isi hadits dapat dinilai baik apabila tidak bertentangan dengan Al-Qur'an, hadits lain yang lebih kuat, fakta sejarah dan prinsip-prinsip ajaran Islam.<br />Sanad (persambungan antara pembawa dan penerima hadits).Sanad dapat dinilai baik apabila antara pembawa dan penerima benar-benar bertemu bahkan berguru.<br />Rowi (orang yang meriwatkan hadits). Seorang dapat diterima haditsnya apabila memenuhi syarat-syarat : <br />Adil yaitu orang Islam yang baligh dan jujur, tidak pernah berdusta dan membiasakan berbuat dosa.<br />Afidh yaitu kuat hafalannya atau mempunyai catatan pribadi yang dapat dipertanggung jawabkan. <br /><br />Hadits merupakan sumber hukum kedua setelah Al-Qur'an, sebagaimana firman Allah SWT:<br />وَمَا آتَاكُمُ الرَّسُوْلُ فَخُذُوْهُ وَمَا نَهَاكُمْ عَنْهُ فَانْتَهُوْا<br />Artinya : "Dan apa yang diberikan Rasul kepadamu maka terimalah ia, dan apa yang dilarangnya bagimu maka tinggalkanlah". (Al-Hasyr : 7)<br /><br />Kedudukan dan Fungsi Hadits Sebagai Sumber Hukum Islam.<br />a. Memperkuat hukum-hukum yang telah ditentukan oleh Al-Qur'an.<br />Misalnya : Allah SWT, berfirman yang artinya : "Dan jauhilah perkataan-perkataan dusta ". (al-Hajj:30). Kemudian firman Allah SWT, tadi dikuatkan oleh hadits yang artinya : "Awas! jauhilah perkataan dusta". (HR. Bukhori Muslim).<br />b. Memberikan rincian dan penjelasan terhadap ayat-ayat Al-Qur'an yang masih bersifat umum.<br />Contoh: Allah SWT, berfirman yang artinya: "Diharamkan bagimu memakan bangkai, darah dan daging babi". (Al-Maidah:3). Kemudian Rasulullah saw, menjelaskan bahwa ada bangkai yang boleh dimakan yaitu ikan dan belalang. Seperti sabda Nabi saw, yang artinya : "Dihalalkan bagi kita dua macam bangkai dan dua macam darah, adapun dua macam bangkai adalah ikan dan belalang, sedang dua macam darah adalah hati dan limpha". (HR. Ibnu Majah).<br />c. Menetapkan hukum atau aturan-aturan yang tidak didapati dalam Al-Qur'an. <br />Misalnya cara menyucikan bejana yang dijilat anjing. Rasulullah saw, bersabda yang artinya : "Sucikanlah bejanamu yang dijilat anjing, dengan menyucikan sebanyak tujuh kali salah satunya dicampur dengan tanah". (HR. Muslim).<br /><br />3. IJTIHAD<br />Ijtihad ialah berusaha keras atau bersungguh-sungguh untuk memecahkan suatu masalah yang tidak ada ketetapannya baik dalam Al-Qur'an maupun Al-Hadits, serta berpedoman kepada cara-cara menetapkan hukum yang telah ditentukan. Ijtihad dapat dijadikan sebagai sumber hukum Islam yang ketiga. Dasarnya adalah sabda Nabi Muhammad saw, yang artinya : "Sesungguhnya Rasulullah saw, tatkala mengutus Muadz bin Jabal, beliau bersabda :"Bagaimana Engkau memutuskan suatu masalah apabila datang kepadamu suatu masalah hukum?'<br />Muadz : "Aku memutuskan perkara dengan kitabullah".<br />Nabi saw, : "Jika engkau tidak menemukan dalam kitabullah?"<br />Muadz : "Aku putuskan perkara dengan sunah Rasulullah saw".<br />Nabi saw, : "Apabila engkau tidak menemukan dalam sunnah Rasulullah?'<br />Muadz : "Aku akan berijtihad dengan akalku".<br />Nabi saw, : "Segala puji bagi Allah swt, yang telah memberikan taufiq kepada Rasulullah SAW". <br /> (HR.Tirmidzi) <br /><br />Bentuk-bentuk Ijtihad.<br />a. Ijma’, yaitu kesepakatan pendapat para ahli mujtahid dalam segala zaman mengenai hukum syari'ah. Misalnya: Kesepakatan para ulama dalam membukukan Al-Qur'an pada waktu kholifah Usman bin Affan.<br />b. Qias, yaitu menetapkan suatu hukum terhadap suatu masalah yang tidak ada hukumnya dengan kejadian lain yang ada hukumnya karena eduanya terdapat persamaan illat (sebab-sebabnya). Misalnya: Menyamakan hukum minum bir dan wisky adalah haram diqiaskan dengan munum khamr yang sudah jelas hukumnya dalam Al-Qur'an.<br />c. Istikhsan, yaitu menetapkan suatu hukum terhadap masalah ijtihadiyah berdasarkan prinsip-prinsip kebaikan. Misalnya: Dokter laki-laki melihat aurot wanita yang bukan muhrimnya saat wanita tersebut akan melahirkan anaknya.<br />d. Masholihul Mursalah, yaitu menetapkan suatu hukum terhadap suatu masalah ijtihadiyah atas dasar kepentingan umum. Misalnya: pengenaan pajak terhadap orang-orang kaya. <br /><br />A. HUKUM TAQLIFI<br />Pengertian.<br />Hukum taqlifi ialah khitab (titah) Allah SWT atau sabda Nabi Muhammad SAW yang mengandung tuntutan, baik perintah melakukan atau larangan. Hukum taqlifi ada lima bagian yaitu :<br />1. Ijab, artinya mewajibkan atau khitab (firman Allah) yang meminta mengerjakan dengan tuntutan yang pasti.<br />2. Nadab (anjuran), artinya menganjurkan atau khitab yang mengandung perintah yang tidak wajib dituruti.<br />3. Karohah (memakruhkan) yaitu titah/ khitab yang mengandung larangan, tetapi tidak harus dijauhi.<br />4. Ibahah (membolehkan), yaitu titah/khitab yang membolehkan sesuatu untuk diperbuat atau ditinggalkan.<br />Adapun yang berhubungan dengan hukum taqlifi antara lain :<br />1. Mahkum ‘alaihi (yang dikenai hukum) ialah orang mukallaf yakni orang-orang muslim yang sudah dewasa dan berakal, dengan syarat ia mengerti apa yang dijadikan beban baginya. Orang gila, orang yang sedang tidur nyenyak, anak yang belum dewasa dan orang-orang yang terlupa tidak dikenai taklif (tuntutan). Sebagaimana sabda Rasulullah SAW :<br /> • <br /> <br /><br />Artinya: “Pena itu telah diangkat (tidak dipergunakan untuk mencatat) amal perbuatan 3 orang : (1) orang yang tidur hingga ia bangun, (2) anak-anak hingga ia dewasa dan (3) orang gila hingga ia sembuh kembali”. (Hr. Abu Dawud)<br /><br />Demikian pula orang yang lupa disamakan dengan orang yang tidur yang tidak mungkin mematuhinya apa yang ditaqlifkan.<br />2. Hakim (yang menetapkan hukum) ialah Allah SWT dan yang memberitahukan hukum-hukum Allah SWT adalah para rasulNya. Dan sesudah seruan sampai kepada yang di tuju maka syariatnya menjadi hukum. <br />3. Mahkum bihi (yang dibuat hukum) yaitu perbuatan mukallaf yang berhubungan (bersangkutan) dengan hukum yang lima yang masing-masing adalah :<br />a. Yang berhubungan dengan ijab dinamai wajib.<br />b. Yang berhubungan dengan nadab dinamai mandub/sunah.<br />c. Yang berhubungan dengan tahrim dinamai haram.<br />d. Yang berhubungan dengan karohah dinamai haram.<br />e. Yang berhubungan dengan ibahah dinamai mubah.<br />Dari kelima hukum tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut :<br />a. Wajib, ialah suatu yang harus dikerjakan dan pelakunya mendapat pahala, bila ditinggalkan maka pelakunya mendapat dosa. Adapun macam-macam wajib adalah sebagai berikut :<br />(1) Wajib Syar’i yaitu suatu ketentuan yang apabila dikerjakan mendatangkan pahala dan bila tidak dikerjakan berdosa.<br />(2) Wajib Aqli yaitu suatu ketetapan hukum yang harus diyakini kebenarannya karena masuk akal dan rasional.<br />(3) Wajib ‘Aini yaitu suatu ketetapan yang harus dikerjakan oleh setiap muslim seperti : sholat 5 waktu, puasa bulan ramadhan, sholat jum’at dan lainnya.<br />(4) Wajib kifayah yaitu suatu ketetapan apabila telah dikerjakan oleh sebagian muslim maka muslim yang lain terlepas dari kewajiban, seperti mengurus jenazah.<br />(5) Wajib Mu’ayyanah yaitu suatu keharusan yang telah ditetapkan macam tindakannya seperti wajibnya berdiri dalam sholat bagi yang mampu.<br />(6) Wajib mutlaq yaitu suatu kewajiban yang tidak ditentukan waktu pelaksanaan-nya, seperti membayar denda sumpah.<br />(7) Wajib Aqli Nadzari yaitu kewajiban mempercayai suatu kebenaran dengan memahami dalil-dalilnya atau penelitian yang mendalam, seperti mempercayai eksistensi Allah SWT.<br />(8) Wajib Aqli Dharuri yaitu kewajiban mempercayai suatu kebenaran dengan sendirinya tanpa dibutuhkan dalil-dalil tertentu.<br />b. Haram, ialah sesuatu yang apabila dilakukan pelakunya mendapat dosa dan bila ditinggalkan pelakunya mendapat pahala.<br />c. Mubah, ialah sesuatu yang apabila dilakukan dan ditinggalkan tidak berdosa. <br />d. Sunat atau Mandub, ialah sesuatu yang apabila dikerjakan pelakunya mendapat pahala dan bila ditinggalkan tak berdosa. Adapun macam-macam suant adalah sebagai berikut :<br />(1) Sunat Muakkad yaitu sunat yang sangat dianjurkan, seperti sholat Idhul Fitri dan Idhul Adha.<br />(2) Sunat Ghoiru Muakkad yaitu suant biasa seperti memberi salam.<br />(3) Sunat Hae’at yaitu sunat yang sebaiknya dikerjakan seperti mengangkat tangan ketika takbir dalam sholat.<br />(4) Sunat Ab’at yaitu perkara-perkara yang kalau terlupakan harus mengganti dengan sujud syahwi. <br />e. Makruh, ialah sesuatu yang apabila dikerjakan pelakunya tidak berdosa tetapi bila ditinggalkan pelakunya mendapat pahala.<br /><br />Kedudukan dan Fungsi Hukum Taqlifi.<br />Kedudukan hukum taqlifi dalam Islam adalah untuk mengetahui hukum-hukum syara’ yang berhubungan dengan amal perbuatan mukallaf, baik yang menyangkut wajib, sunat,haram, mubah, syah dan tidaknya suatu perbuatan. Disamping itu juga untuk memahami kaidah-kaidah yang dipergunakan untuk mengeluarkan hukum dari dalil-dalil hukum yakni kaidah-kaidah yang menetapkan dalil hukum. Hukum-hukum tersebut bersumber dari Al-Qur’an, Hadits, Ijmak dan Qias. <br /><br />B. PENGERTIAN DAN HIKMAH IBADAH<br />Ibadah berasal dari kata ‘Abdun yang berarti hamba. Sedangkan arti secara harfiah adalah rasa tunduk, melakukan pengadian (penghambaan), merendahkan diri dan istikhanah. Jadi tugas yang paling esensial dari seorang hamba Tuhan adalah mengabdi dan beribadah kepadaNya. Secara terminologi ibadah ialah usaha mengikuti hukum-hukum dan aturan-aturan Allah SWT serta menjalankannya dalam kehidupan sesuai dengan perintahNya mulai dari aqil baligh sampai meninggal. Sebagaimana firman Allah SWT dalam surat Adz-Dzariat : 56<br /> <br />Artinya : “Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka menyembah-Ku”. (Adz-Dzariat : 56 )<br /> <br />Ibadah merupakan bagian integral dari syariah, apapun yang dilakukan manusia harus bersumber dari syaria’ah Allah SWT dan rasulNya.Ibadah tidak hanya sebatas menjalankan rukun Islam tetapi ibadah juga berlaku pada semua aktifitas duniawi yang didasari rasa ikhlas. Oleh karena itu ibadah terdapat 2 klasifikasi yaitu :<br />1. Ibadah Khusus (ibadah mahdhah) yaitu ibadah yang langsung berhubungan kepada Allah SWT atau ibadah yang berkaitan dengan arkanul Islam seperti syahadat, sholat, puasa dan haji.<br />2. Ibadah Amm/umum (ibadah ghoiru mahdhah) yaitu segala aktivitas yang titik tolaknya ikhlas dan ditujukan untuk mencapai ridho Allah SWT berupa amal shaleh.<br />Perbedaan antara ibadah khusus dan umum terletak pada perbedaan sebagaimana dinyatakan dalam ilmu Ushul Fiqh yang berbunyi : Bahwa ibadah dalam arti khusus semuanya dilarang kecuali yang diperintahkan dan di contohkan, sedang ibadah dalam arti umum semuanya dibolehkan kecuali yang dilarang.<br />Ibadah-ibadah lain yang berhubungan dengan rukun Islam antara lain :<br />1. Ibadah badani (fisik) seperti : bersuci yang meliputi ; wudhu, mandi, tayamum, cara menghilangkan najis, istinjak dan semacamnya, adzan, iqomah, I’tikaf, do’a, membaca sholawat, tasbih, istighfar, khitan dan lain-lain.<br />2. Ibadah Maliyah (harta) seperti : qurban, aqiqoh, wakaf, fidyah, hibah dan lain-lain.<br />3. Muamalah, yaitu peraturan yang mengatur hubungan seseorang dengan lainnya, seperti: jual beli, dagang, sewa-menyewa, pinjam-meminjam, syirkah, simpanan, pengupahan, utang-piutang, wasiat, warisan dan lain-lain.<br />4. Munakahat, yaitu peraturan yang mengatur seseorang dengan orang laindalam hubunga berkeluarga. Seperti : pernikahan, perceraian, pengaturan nafkah, penyusuan, pemeliharaan anak, pergaulan suami istri, meminang, khulu’, lian, dzihar, walimah, wasiat dan lain-lainnya.<br />5. Jinayat, yaitu pengaturan yang menyangkut pidana, seperti : qishosh, diyat, kifarat, pembunuhan, zina, minuman keras, murtad, khianat dan lainnya.<br />6. Siyasah, peraturan yang menyangkut masalah-masalah kemasyarakatan (politik), diantaranya: ukhuwah (persaudaraan), musyawarah, ‘adalah (keadilan), ta’awun (tolong-menolong), hurriyah (kebebasan), tasamuh (toleransi), takaful ijtimak (tanggung jawab social), zi’amah (kepemimpinan), pemerintahan dan lainnya.<br />7. Akhlak, yaitu yang mengatur sikap hidup pribadi. Seperti : syukur, sabar tawadhu’, pema’af, tawakal, istiqomah, saja’ah, birrul walidain dan lainnya.<br />8. Peraturan-peraturan lainnya, seperti: makanan, minuman, sembelihan, berburu, nadzar, pemberantasan kemiskinan, pemeliharaan anak yatim, masjid, da’wah dan lainnya. <br />Adapun hikmah ibadah itu antara lain sebagai berikut :<br />1. Untuk memelihara agama (hifzh ad-din), dengan cara menunaikan arkanul Islam, memelihara agama dari seranga musuh, memelihara jiwa yang fitri sehingga tidak kehilangan esensinya.<br />2. Untuk memelihara jiwa (hifzh an-nafs) dengan cara memenuhi hak hidup masing-masing anggota masyarakat sesuai dengan aturan yang berlaku. Oleh karena itu perlu adanya hokum pidana (qishosh) terhadap orang yang melanggar ketentuan ini.(Q.S. Al-Maidah : 32, An-Nisa’ : 93, Al-Isra’ : 31, Al-An’am :151, Al-Baqoroh : 178-179).<br />3. Untuk memelihara akal fikiran (hifzh al-‘aql) dengan cara menggunakan akal yang dimilikinya sebagaimana mestinya, seperti memikirkan kekuasaan Allah SWT tentang penciptaan dirinya, alam maupun yang lainnya serta menghindarkan dari perbuatan yang dapat merusak daya fikirnya seperti minum minuman keras, narkoba dan semacamnya. Uraian ini dapat dilihat pada surat Al-Maidah : 90, Yasin : 60-62, Al-Qoshosh : 60, Yusuf : 109 dan masih banyak lagi.<br />4. Untuk memelihara keturunan (hifzh an-nasl) dengan cara mengatur pernikahan dan pelarangan pelecehan seksual seperti zina, kumpul kebo, homo seks, lesbian yang semuanya dapat merusak keturunan. Uraian ini dapat dilihat pada surat An-Nur : 2-9, Al-Isro’ : 32, Al-Ahzab : 49, At-Thalaq : 1-7, An-Nisa : 3-4.<br />5. Untuk memelihara kehormatan harta benda (hifzh al-‘ird wal amwal) dengan cara mencari rizki yang halaluntuk memenuhi kebutuhan hidup dan mengharamkan segala macam bentuk riba, perampokan, penipuan, pencurian, ghosob dan semacamnya. Rizki yang halal dapat berpengaruh terhadap kebersihan hati dan ikhlas menjalankan ibadah sebaliknya harta yang haram dapat mengakibatkan malas beribadah serta kekotoran hati. Hal ini dapat dilihat dalam surat An-Nur : 19-21, 27-29, Al-Hujurot : 11-12. Al-Maidah : 38-39, Ali Imron : 130 dan Al-Baqoroh : 188, 275-284. <br /><br />Adapun yang termasuk ibadah mahdah (ibadah khusus) itu antara lain :<br />SHOLAT<br />1. Pengertian Sholat.<br /> Menurut bahasa sholat berarti do'a. Sedang menurut istilah sholat ialah sistem peribadatan yang tersusun dari beberapa perkataan dan perbuatan yang diawali dengan takbiratul ikhrom dan diakhiri dengan salam berdasarkan atas syarat dan rukun tertentu. Sholat diwajibkan sebanyak 5 kali dalam sehari semalam. Perintah sholat diturunkan pada waktu isro' dan mi'raj Nabi Muhammad saw., setahun sebelum hijrah ke Madinah.<br /><br />2. Kedudukan Sholat.<br />Sholat Sebagai Tiang Agama.<br />Sholat mempunyai kedudukan yang sangat penting bagi manusia yang bertaqwa kepada Allah swt. Rasulullah saw., bersabda :<br />أَلصَّلاَةُ عِمَادُالدِّيْن, فَمَنْ أَقَامَهَا فَقَدْ أَقَامَ الدِّيْن, وَمَنْ تَرَكَهَا فَقَدْ هَدَمَ الدِّيْن (رواه البيهقى)<br />Artinya : “Sholat adalah tiang agama, barang siapa yang mendirikan sholat berarti mendirikan agama, barang siapa yang meninggalkannya berarti ia telah menghancurkan agama”. (HR. Baihaqi)<br /> <br />Sholat Sebagai Amalan Ibadah Yang Pertama dan Utama.<br />Sholat adalah merupakan amalan ibadah yang pertama yang akan dimintai pertanggung jawaban oleh Allah swt., di hari kiamat . Rasulullah saw, bersabda :<br />أَوَّلُ مَا يُحَاسَبُ بِهِ الْعَبْدُ يَوْمَ اْلقِيَامَةِ الصَّلاَةُ, فَإِنْ صَلُحَتْ صَلُحَ سَائِرُ عَمَلِهِ, فَإِنْ فَسَدَتْ فَسَدَ سَائِرُ عَمَلِهِ (رواه الطبرانى)<br />Artinya : "Yang pertama kali dihisab dari amalan-amalan seorang hamba pada hari kiamat adalah sholat. Jika sholatnya baik maka baiklah seluruh amalnya. Dan jika sholatnya rusak maka rusak seluruh amalnya". (HR. Thabrani) <br /> <br />Pada hari hisab amal yang pertama dihisab adalah sholat. Bagi orang yang tak pernah sholat ia akan ditempatkan di neraka saqor dan bagi orang yang melalaikan sholat akan ditempatkan di neraka weil. Jika sholatnya seseorang baik maka seluruh amal baiknya akan mengikutinya, tetapi bila jelek sholatnya maka akan jelek amalnya.<br /> <br />Sholat Sebagai Pembeda Mukmin dan Kafir. Rasulullah saw., bersabda :<br />أَلْفَرْقُ بَيْنَ الْمُؤْمِنُ وَالْكَافِرُ تَرْكُ الصَّلاَةِ (رواه المسلم)<br />Artinya :"Perbedaan antara seorang mukmin dengan seorang kafir adalah meninggalkan sholat". (HR. Muslim)<br /><br />Sholat Sebagai Rukun Islam Yang Ke Dua.<br />Sholat merupakan 5 sendi diantara kuatnya bangunan Islam. Kelimanya merupakan satu kesatuan yang utuh dan tak bisa dipisahkan. Jika salah satu sendi itu rapuh maka akan mempengaruhi yang lain. Rasulullah saw., bersabda :<br />بُنِيَااْلإِسْلاَمُ عَلَى خَمْسٍ : شَهَادَةُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ, وَأَنَّ مُحَمَّدًا رَسُوْلُ اللهِ, وَإِقَامُ الصَّلاَةِ, وَإِيْتَاءِ الزَّكَاةِ, وَحِجُّ اْلبَيْتِ, وَصَوْمَ رَمَضَانُ (رواه البخارى ومسلم)<br />Artinya : "Islam dibangun di atas lima sendi yaitu bersaksi bahwa tidak ada Tuhan selain Allah dan bersaksi bahwa Nabi Muhammad adalah utusan Allah, mendirikaan sholat, mengeluarkan zakat, berpuasa di bulan Ramadhan dan ibadah haji ke Baitullah". (HR. Bukhori Muslim)<br /><br />3. Hikmah Sholat<br />a. Membiasakan hidup bersih.<br />Orang yang akan melaksanakan sholat terlebih dahulu harus suci dari hadas dan najis, pakaian dan tempatnya dan lain sebagainya. Dengan demikian sholat melatih seseorang agar cinta kebersihan. Rasulullah saw., bersabda :<br />أَلنَّظَافَةُ مِنَ اْلإِيْمَان (رواه البخارى ومسلم)<br />Artinya :"Kebersihan itu adalah sebagian dari iman". (HR. Bukhori Muslim) <br /><br />b. Terbiasa Hidup sehat.<br />Seseorang diwajibkan berwudhu sebelum sholat. Kalau sholat 5 kali sehari ia berwudhu sebanyak 5 kali, berarti kesehatan seorang muslim akan terpelihara.<br /><br />c. Pembinaan Disiplin Waktu.<br />Melalui sholat tepat pada waktunya merupakan pembinaan disiplin waktu. Allah swt., menjelaskan kepada kita bahwa orang yang benar-benar berada dalam kerugian adalah orang yang yang tidak menghargai waktu sebagaimana dalam Al-Qur'an surat Al-Ashr .<br /> <br />d. Melatih Kesabaran.<br />Orang yang bisa mendirikan sholat dengan benar akan menjadi kuat tekadnya dan tidak mudah putus asa dalam menghadapi kesulitan hidup, ia akan menjadi orang yang sabar. Allah swt., berfirman :<br /><br /><br /><br /><br /><br />Artinya : " Sesungguhnya manusia diciptakan bersifat keluh kesah lagi kikir. Apabila ia ditimpa kesusahan ia berkeluh kesah dan apabila ia mendapat kebaikan ia amat kikir, kecuali orang-orang yang mengerjakan sholat yang mereka tetap mengerjakan sholatnya". (Al-Ma'arij : 19 - 23 )<br /><br />e. Mengikat Tali Persaudaraan Sesama Muslim.<br />Sholat berjamaah dapat memupuk persaudaraan sesama muslim. Rasulullah saw., bersabda :<br />أَلْمُؤْمِنُ لِلْمُؤْمِنِ كِالْبُنْيَانِ يَشُدُّ بَعْضُهُ بَعْضًا (رواه البخارى ومسلم)<br />Artinya : "Orang mukmin dengan mukmin lainnya itu laksana bangunan, yang sebagian memper-kokoh bagian yang lainnya". ( HR. Bukhori Muslim )<br /><br />f. Mencegah Perbuatan Keji dan Mungkar.<br />Hikmah sholat yang paling utama adalah dapat mencegah perbuatan keji dan mungkar. Orang yang bisa mendirikan sholat dengan baik, akan takut melakukan perbuatan keji dan jahat, dia akan merasa selalu diawasi oleh Allah swt. Firman Allah swt;<br />وَأَقِمِ الصَّلاَةُ إِنَّ الصَّلاَةَ تَنْهَى عَنِ اْلفَحْشَاءِ وَالْمُنْكَرِ وَلَذِكْرُ اللهِ أَكْبَرُ<br />Artinya :"Dan dirikanlah sholat, sesungguhnya sholat itu mencegah dari (perbuatan) keji dan mungkar". (Al-Ankabut : 45) <br /><br />B. PUASA<br />Puasa menurut pengertian bahasa berarti menahan diri dari segala sesuatu, seperti : menahan tidur, menahan berbicara, menahan makan, menahan minum dan sebagainya. Menurut istilah puasa ialah menahan diri dari makan, minum dan bersetubuh mulai dari terbit fajar sampai terbenam matahari dengan niat melaksanakan perintah Allah swt; serta mengharap keridhoan-Nya.<br />Allah swt; berfirman:<br /> <br />Artinya :"Hai orang-orang beriman diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana telah diwajibkan kepada orang-orang sebelum kamu, agar kamu bertaqwa". (Al-Baqarah :183)<br />Macam-macam puasa.<br />1. Puasa wajib yaitu puasa Ramadhan, puasa nadzar, puasa kafarat, puasa qodlo' dan puasa fidyah. (lihat Al-Baqoroh : 183 - 185, Al-Maidah: 89, Al-Baqoroh: 186).<br />2. Puasa sunat/tathowwu' seperti puasa senin kamis, puasa 6 hari bulan syawal, tanggal 9 dzulhijjah, tanggal 10 muharram (Asy-Syura'), tiap tanggal 13, 14, 15 qomariah.<br />3. Puasa haram seperti : puasa terus menerus, puasa hari tasyri' ( 11, 12, 13 Dzulhijjah), puasa dua hari raya, puasa wanita yang sedang haid/nifas, puasa sunat seorang istri tanpa izin suaminya ketika suami bersamanya.<br />4. Puasa makruh seperti puasa sunat dengan susah payah (sakit, perjalanan dll), menghususkan pada hari jum'at dan sabtu kecuali pada hari disunahkannya puasa. <br />Syarat wajib puasa : Berakal, baligh dan kuat mengerjakannya<br />Syarat syahnya : Islam, mumayyiz (dapat membedakan baik dan tidak baik), suci dari haid dan nifas bagi wanita, dalam waktu yang dibolehhkan puasa.<br />Rukun puasa: niat sebelum melakukan puasa, menahan diri dari makan, minum, bersetubuh dan hal-hal lain yang bisa membatalkan puasa (lihat Al-Baqarah : 187).<br /><br />Hikmah Puasa<br />1. Membentuk manusia sabar dan toleran.<br />Puasa bukanlah amal lahir yang dapat dilihat semata tetapi puasa adalah amal rohani yang hanya dilihat oleh Allah swt, oleh karena itu puasa adalah amal batin yang berbentuk kesabaran semata sebagaimana Rasulullah bersabda : <br />أَلصَّوْمُ نِصْفُ الصَّبْرِ وَالصَّبْرُ نِصْفُ اْلإِيْمَانِ (رواه البيهقى)<br />Artinya :”Puasa adalalah separuh kesabaran dan sabar itu adalah separuh iman”. (HR. Baihaqi)<br /><br />2. Membentuk jiwa amanah dan hanya bertanggung jawab hanya kepada Allah swt.<br />3. Membentuk akhlakul karimah.<br />Dengan puasa dia akan dapat berbuat baik dan mulia karena perbuatan-perbuatan jahat dapat menghalangi pahalanya puasa. Sebagaimana sabda Rasulullah saw:<br />خَمْسَةَ أَشْيَاءٍ تحيط الصوم : اَلْكَذِبَ وَالْغِيْبَةِ وَالنَّمِيْمَةِ وَالْيُمِيْنُ الْغَمُوْشِ وَالنَّظَرَ بِالشَّهْوَةِ (رواه الترمذى)<br />Artinya :"Lima perkara yang dapat menghalangi pahalanya pahalanya puasa yaitu, dusta, ghibah, namimah, sumpah palsu, melihat lawan jenis dengan syahwat". (HR. At-Tirmidzi)<br /><br />4. Mendidik manusia untuk berlaku jujur.Tidak ada seorangpun yang dapat mengetahui kita puasa atau tidak kecuali kita sendiri kepada Allah swt; ini berarti puasa melatih jujur dalam beribadah dan beriman karena Allah swt.<br />5. Mengembangkan kepekaan sosial.<br />Orang yang berpuasa akan bisa mengukur dan merasakan betapa pedihnya orang miskin dan kesusahan karena ketidak tersediaanya makanan dan uang belanja.<br />6. Melatih ketahanan mental.<br />Berpuasa berarti mengistirahatkan anggota badan yang mengolah penceraan makanan, hal ini akan membentuk anggota badan menjadi terbiasa dan kuat .<br />7. Meningkatkan ketaqwaan kepada Allah swt. <br /><br /><br /><br /><br /> <br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /> <br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br />A. MUQODDIMAH<br />Sosok manusia terpopuler sepanjang masa telah lahir di padang pasir yang tandus menjelang akhir abad ke 6 M. Namanya paling banyak disebut dan tak tertandingi oleh tokoh dunia manapun didunia ini. Keluhuran budi pekertinya menjadi suri tauladan bagi siapapun yang mendambakan kedamaian dan kebahagiaan. Beliaulah yang menjadi nabi terakhir yang di utus oleh Allah SWT kepada umat manusia dan menjadi penyempurna dari ajaran-jaran yang di bawa oleh para nabi terdahulu, beliaulah nabi Muhammad SAW. <br />Nabi Muhammad saw, menerima wahyu yang pertama kali ketika berumur 40 tahun, tepatnya pada tanggal 17 Ramadhan bertepatan dengan tanggal 6 Agustus 610 M. Pada tanggal 12 rabiul awal tahun 11 H bertepatan dengan tanggal 8 Juni 632 M beliau wafat dalam usia 63 tahun, sedang wahyu yang terakhir turun pada tanggal 9 Dzulhijjah tahun 10 H. Wahyu yang diterimanya berlangsung selama 22 tahun 2 bulan 22 hari. 12 tahun 5 bulan 13 hari diterima di Makkah dan 9 tahun 9 bulan 9 hari diterima di Madinah. Surat yang pertama kali turun adalah surat Al-Alaq ayat 1- 5.<br /><br /><br /><br /><br /><br />Artinya:" Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu Yang menciptakan, Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah, Bacalah, dan Tuhanmulah Yang Maha Pemura Yang mengajar (manusia) dengan perantaraan kalam, Dia mengajarkan kepada manusia apa yang tidak diketahuinya”. (Al-Alaq :1-5)<br /><br />Nabi Muhammad saw, menyampaikan wahyu dimulai secara diam-diam dilingkungan keluarganya dan ini mendapat pengikut yang disebut dengan Assabiqunal Awwalun (orang-orang yang terdahulu masuk Islam) yaitu Siti Khotijah (isteri beliau), Ali bin AbiThalib, Zaid bin Harits, Abu Bakar As-Siddiq dan Bilal. Setelah itu barulah menyampaikan dakwah secara terang-terangan kepada orang lain bahkan kepada bangsa-bangsa lain. Rasulullah saw, dalam menyampaikan dakwahnya menggunakan prinsip sebagaimana yang tercantum dalam surat An-Nahl ayat 125 sebagai berikut : <br /><br /><br /><br />Artinya:" Serulah (manusia) kepada jalan Tuhanmu dengan hikmah dan pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya Tuhanmu Dialah yang lebih mengetahui tentang siapa yang tersesat dari jalan-Nya dan Dialah yang lebih mengetahui orang-orang yang mendapat petunjuk. ". (An-Nahl:125)<br /><br />a. Bilhikmah (kebijaksanaan) artinya dengan cara yang jelas dan tegas sehingga dapat membedakan antara yang haq dan yang bathil. <br />b. Mauidhah hasanah artinya berdakwah dengan nasehat yang baik maksudnya dengan menyenangkan hati, tidak menyakitkan dan tidak memaksakan tetapi dengan cara persuasif yaitu memberikan kesempatan kepada orang untuk berfikir dan menentukan sendiri.<br />c. Mujadalah ( diskusi ) ialah berdakwah dengan saling tukar fikiran dan informasi. Cara ini biasanya dilakukan kepada orang yang mempunyai kemampuan berfikir logis dan kritis.<br /><br />Karena ketinggian akhlaknya Nabi Muhammad saw, mendapat sebutan "Uswatun Khasanah", yang artinya suri tauladan yang baik. Allah swt, berfirman :<br /> <br />Artinya:" Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah. ".(Al- Ahzab:21)<br /><br />Keteladan-keteladan Rasulullah saw, itu antara lain:<br />1. Keteladanan Rasulullah saw dalam Rumah Tangga.<br />Pergaulan Rasulullah saw., dengan keluarganya sangat adil dan bijaksana baik terhadap isteri-isteri dan anak-anaknya, sehingga suasana keluarga sangat menyenangkan penuh sakinah, mawadah dan rahmah.<br />2. Keteladanan Rasulullah saw, sebagai Pemimpin Umat .<br />a. Keluhuran budi yang mengagumkan, baik terhadap umatnya maupun orang yang memu-suhinya.<br />b. Wawasannya yang jauh memandang ke depan, misalnya pada waktu mengadakan perjanjian Hudaibiyah dengan kafir Makkah, memerintahkan umatnya untuk hijrah ke Habsyi atau ketika hijrah ke Madinah.<br />c. Kebijaksanaan dan keadilan yang tidak membedakan seseorang.<br />3. Keteladanan Nabi Muhammad saw, sebagai Pribadi Muslim. <br />Sejak kecil Nabi Muhammad saw, sudah memiliki kepribadian yang mulia, keluhuran budinya dan perangainya yang sangat luhur. Hal ini ditegaskan oleh Allah swt, sebagai berikut :<br /> <br />Artinya:"Dan sesungguhnya kamu benar-benar berbudi pekerti yang luhur".(Al-Qolam : 4) <br /><br /><br />B. SEJARAH DAKWAH RASULULLAH SAW PADA PERIODE MAKKAH<br />1. Masyarakat Makkah Pada Awal Penyebaran Islam.<br /> Masyarakat Makkah pada awal kenabian Muhammad SAW dikenal dengan sebutan jahiliyah, yakni masyarakat yang tidak mengenal Tuhan yang sebenarnya sebab patung dan batu menjadi sembahan tuhan mereka dan mereka hidup dalam kegelapan terutama yang berkaitan dengan akhlak dan moral. Kebiasaan buruk lainnya dalam masyarakat jahiliyah adalah suburnya tindak kejahatan, perjudian, mabuk-mabukan, pertikaian antar suku, saling membunuh bahkan mengubur bayi perempuan yang masih hidup menjadi kebiasaan mereka. Tatanan kehidupan masyarakat tidak berjalan, yang berlaku hanyalah hukum rimba, siapalah yang kuat dia yang berkuasa dan siapa yang menang dia yang berkuasa. Mereka sudak tidak menjadikan ajaran para nabi terdahulu sebagai pedoman hidupnya. Dalam situasi inilah Allah SWT mengutus nabi Muhammad SAW untuk menyampaikan ajaran Islam.<br /><br />2. Dakwah Islam dan Reaksi Orang-orang Quraish.<br /> Dakwah dalam periode Makkah di tempuh melalui 3 tahap. <br />Tahap pertama adalah dakwah secara diam-diam. Yang menjadi dasar dimulainya dakwah ini adalah surat Al-Mudatstsir :1-7. Dalam tahap ini Rasulullah SAW mengajak keluarga yang tinggal serumah dan sahabat-sahabat terdekatknya agar meninggalkan agama berhala dan hanya beribadah kepada Allah SWT semata. Dalam fase ini yang pertama menyatakan beriman adalah Siti Khotijah (isteri beliau), Ali bin AbiThalib, Zaid bin Harits. Dari kalangan sahabat Abu Bakar As-Siddiq, kemudian diikuti Usman bin Affan, Zubair bin Awam, Saad bin Abi Waqosh, Talhah bin Ubaidillah Abdurrahman bin Auf, Abu Ubaidah bin Jarrah, Arqam bin Abi Arqam, dan Bilal bin Rabah. Rasulullah SAW mengajarkan Islam kepada mereka di rumah Arqam bin Abi Arqam. Mereka menjalankan agama baru ini secara sembunyi-sembunyi sekitar 3 tahun lamanya.<br />Tahap kedua adalah dakwah semi terbuka. Dalam tahap ini Rasulullah SAW menyeru keluarga dalam lingkup yang lebih luas berdasarkan surat Asy-Syu’ara : 214. Yang menjadi sasaran utama seruan ini adalah Bani Hasyim. Sesudah itu Rasulullah SAW memperluas jangkauan seruannya kepada seluruh penduduk kota Makkah setelah turun surat Al-Hijr : 15. Langkah ini dimulainya dakwah tahap ke 3.<br />Tahap ketiga yakni dakwah secara terbuka. Sejak saat itu Islam menjadi perhatian dan pembicaraan penduduk Makkah. Dalam pada itu Rasulullah SAW terus meningkatkan kegiatannya dan memperluas jangkauan seruannya sehingga tidak lagi terbatas kepada pendudduk Makkah, melainkan kepada setiap orang yang datang ke Makkah terutama pada musim haji.<br /> Ketika gerakan Rasulullah SAW makin meluas, jumlah pengikutnya bertambah banyak dan seruannya makin tegas dan lantang bahkan secara terang-terangan mengancam agama berhala dan mencela kebodohan nenek moyang mereka yang memuja-muja berhala, orang-orang Quraiys terkejut dan marah. Mereka bangkit dan menentang dakwah Rasulullah SAW dan dengan berbagai macam cara berusaha menghalang-halanginya. Ada 5 faktor yang menyebabkan orang Quraiys menentang dakwah Rasulullah SAW :<br />a. Persaingan pengaruh dan kekuasaan. Mereka belum bisa membedakan antara kenabian dan kerajaan. Mereka mengira bahwa tunduk kepada Rasulullah SAW berarti tunduk kepada Abdul Muthalib. Hal ini menyebabkan suku-suku Arab kehilangan pengaruhnya dalam masyarakat.<br />b. Persamaan derajat. Rasulullah SAW mengajarkan persamaan derajat diantara umat manusia. Hal ini berlawanan dengan tradisi Arab jahiliyah yang membeda-bedakan berdasarkan kedudukan danstatus sosial. Bangsawan Quraiys belum siap menerima ajaran yang akan meruntuhkan tradisi dan dasar-dasar kehidupan mereka.<br />c. Takut dibangkitkan setelah mati. Gambaran tentang kebangkitan kembali setelah mati sebagaimana diajarkan dalam Islam sangat mengerikan dimata pemimpin-pemimpin Quraisy. Oleh karena itu mereka enggan memeluk agama Islam yang mengajarkan bahwa manusia akan dibangkitkan kembali dari kematiannya untuk mempertanggung jawabkan seluruh amal perbuatannya sewaktu hidup di dunia.<br />d. Taqlid kepada nenek moyang. Bangsa Arab jahiliyah mengangap bahwa tradisi nenek moyang merupaka sesuatu yang mutlak dan tidak boleh diganggu gugat. Terlampau berat bagi mereka meninggalkan agama nenek moyangnya, apalagi yang diajarkan Rasulullah SAW itu bertolak belakang dengan keyakinan yang mereka anut.<br />e. Perniagaan patung. Larangan menyembah patung dan larangan memahat dan meperjualbelikan merupakan ancaman yang akan mematikan usaha pemahat dan penjual patung. Lebih dari itu para penjaga Ka’bah yang tidak mau kehilangan sumber penghasilan dan pengaruh yang diperoleh dari jasa pelayanan terhadap orang-orang yang datang ke Makkah untuk menyembah patung.<br />Penolakan kaum Quraiys terhadap Islam mendorong Rasulullah SAW lebih meng intensifkan dakwahnya. Semakin tegas dan lantang Rasulullah SAW mendakwahkan Islam semakin keras permusuhan yang dilancarkan orang-orang Quraiys terhadap beliau dan para pengikutnya. Bermacam-macam cara yang mereka tempuh untuk menghentikan dakwah Rasulullah SAW dan membendung agama baru ini, mulai dari bujukan, ancaman, intimidasi bahkan penyiksaan fisik. Tidak sedikit sahabat Rasulullah SAW yang menjadi korban penyiksaan dan kemarahan kaum Quraiys itu. Terhadap Rasulullah SAW sendiri mereka tidak berani melakukan gangguan fisik karena kedudukan mereka sebagai bangsawan Quraiys dan dilindungi Abu Thalib, bahkan atas permintaan Abu Thalib dilindungi Bani Hasyim dan Bani Muthalib kendatipum umumnya merka waktu itu belum masuk Islam. <br /> Kebencian kaum musyrikin Quraiys terhadap Rasulullah SAW makin meningkat manakala mereka menyaksikan penganut Islam terus bertambah. Tidak hanya penghinaan yang kemudian ditimpaka kepada Rasulullah SAW, melainkan juga rencana pembunuhan yang disusun oleh Abu Sofyan. Termasuk sahabat Rasulullah SAW yang menjadi sasaran kemarahan kaum Quraiys adalah Abdullah bin Mas’ud, Bilal bin Rabah seorang budak yang oleh Rasulullah SAW dijuluki buah permata dari Habsyi, bahkan dua orang budak mati menjalani penyiksaan, salah satunya budak perempuan karena tidak mau meninggalkan Islam. Menghadapi tekanan berat itu Rasulullah SAW menganjurkan para pengikutnya untuk mengungsi ke Habsyi. Dipilihnya Habsyi, karena Negus penguasa negeri itu terkenal adil dan bijaksana. Berangkatlah ke sana 10 orang laki-laki dan 4 orang perempuan diantaranya Mus’ab bin Umair. Peristiwa ini terjadi pada tahun 615 M. Beberapa bulan setelah itu berangkat pula 81 orang laki-laki dan 18 orang perempuan dan beberapa orang dari anak-anak. Termasuk dalam rombongan ini adalah Usman bin Affan dan istrinya Ruqoyyah binti Rasulullah SAW. Mengetahui hal itu musrikin Quraiys mengutus Amru’ bin Ash dan Abdullah bin Abi Rabi’ah ke Habsyi, memohon kepada Negus agar menyerahkan para sahabat Rasulullah SAW itu kepada mereka, namun tidak berhasil. Dalam tahun yang penuh ketegangan ini, dua orang tokoh Quraisy Hamzah bin Abdul Mutholib dan Umar bin Khattab masuk Islam. Kaum Quraisy sadar bahwa umat Islam sekarang bukanlah kaum yang lemah, melainkan kelompok yang secara potensial makin hari makin kuat dengan terus bertambahnya penganut Islam dari kalangan terpandang.<br /> Kegagalan musyrikin Quraisy menghentikan dakwah Rasulullah SAW antara lain karena Rasulullah SAW dilindungi bani Hasyin dan Bani Muthalib. Menyadari hal ini mereka memboikot dua keluarga besar pelindung Rasulullah SAW itu dengan memutuskan hubungan mereka dengan pihak luar berkenaan denga perkawinan, jual beli, ziarah menziarahi dan lain-lain. Keputusan tertulis ini digantungkan pada dinding Ka’bah. Rasulullah SAW dan para pengikutnya serta bani Hasyim dan bani Muthalib terpaksa menyingkir ke Syi’ib dan hanya bisa berhubungan dengan pihak luar hanya pada bulan-bulan haji. Pemboikotan ini berlangsung selama 3 tahun dan berakhir ketika Zuhair bi Umayyah dan beberapa kawannya mengambil surat pemboikotan itu dari dinding Ka’bah dan merobeknya. <br /> Belum lagi sembuh kepedihan yang dirasakan oleh Rasulullah SAW akibat pembiokotan itu, Abu Thalib (pamannya) dan Khatijah (istri beliau) meninggal dunia. Oleh karenanya tahun itu disebut tahun ‘am al-huzn (tahun kesedihan). Dengan meninggalnya pembela Rasulullah SAW yang setia itu, orang-orang Quraisy semakin berani melakukan penghinaan bahkan penganiayaan terhadap beliau. Dalam pada itu Rasulullah SAW mencoba pergi ke Thaif untuk menyampaikan dakwah kepada para pemuka kabilah di sana, upaya itu gagal dan bahkan mereka mengusir beliau dari sana. <br /> Pada saat-saat menghadapi ujian berat, Rasulullah SAW diperintahkan untuk melakukan perjalanan malam dari Masjidil Haram Makkah ke Bait Al-Maqdis di Palestina kemudia dinaikkan sampai menembus langit sampai Sidratul Muntaha. Disitulah Rasulullah SAW menerima syariat kewajiban sholat sehari semalam. Peristiwa ini dikenal dengan Isra’ dan Mi’raj yang terjadi pada malam 27 Rajab tahu ke 11 sesudah kenabian. <br /><br />mamad_afeihttp://www.blogger.com/profile/05866353483854837480noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-136674046713570666.post-9646383361559766652010-05-10T05:24:00.000-07:002010-05-10T05:25:46.773-07:00MATERI AJAR PAI KLS. X SMT, 1A. MANUSIA DAN TUGASNYA SEBAGAI KHOLIFAH DI MUKA BUMI. <br />1. Al-Qur'an Surat Al-Baqoroh : 30<br />Bacalah dan salinlah dengan benar ayat berikut kemudian artikan.<br />وَإِذْ قَالَ رَبُّكَ لِلْمَلاَئِكَةِ إِنِّيْ جَاعِلٌ فِي اْلأَرْضِ خَلِيْفَةً قَالُوْا أَتَجْعَلُ فِيْهَا مَنْ يُفْسِدُ فِيْهَا وَيَسْفِكُ الدِّمَاءَ وَنَحْنُ نُسَبِّحُ بِحَمْدِكَ وَنُقَدِّسُ لَكَ قَالَ إِنِّيْ أَعْلَمُ مَا لاَ تَعْلَمُوْنَ (البقرة : ٣٠ )<br />Artinya :"Dan ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada para malaikat :'Sesungguh-nya Aku hendak menjadikan seorang kholifah di muka bumi', Mereka berkata :'Mengapa Engkau hendak menjadikan (kholifah) di bumi itu orang yang akan membuat kerusakan padanya dan menumpahkan darah, padahal kami senantiasa bertasbih dengan memuji Engkau ?' Tuhan berfirman :'Sesungguhnya Aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui". (Al-Baqarah : 30)<br /><br />Artikan secara harfiah kosa kata berikut<br />Lafal Arti Lafal Arti Lafal Arti<br />وَإِذْ قَالَ<br />رَبُّكَ<br />لِلْمَلاَئِكَةِ<br />إِنِّيْ جَاعِلٌ<br />فِي اْلأَرْضِ <br /><br /><br /> خَلِيْفَةً<br />أَتَجْعَلُ فِيْهَا<br />مَنْ يُفْسِدُ <br />وَيَسْفِكُ الدِّمَاءَ<br />وَنَحْنُ نُسَبِّحُ بِحَمْدِكَ<br />وَنُقَدِّسُ لَكَ<br />إِنِّيْ أَعْلَمُ<br />مَا لاَ تَعْلَمُوْنَ <br /><br /><br /><br /><br />Penjelasan Ayat :<br />Kholifah = penguasa-penguasa, Wayasfikuddima’ = pertumpahan darah, berbuat kedzaliman, Nukoddisulak = mensucikan Engkau/Allah SWT, (dari perbuatan kaum musyrik). Pengertian kholifah pada ayat di atas maksudnya menjadi penguasa untuk mengatur dan mengendalikan segala isinya. Allah SWT, memilih manusia untuk memimpin dan mengelola bumi dengan seluruh isi yang ada di dalamnya. Hal ini disebabkan kelebihan yang dimilki manusia atas kehendak Allah SWT, yang tidak dimilki oleh makhluk lain. Pengangkatan manusia sebagai kholifah di muka bumi ini mengandung beberapa pengertian : pertama, orang yang diangkat sebagai pemimpin (kholifah) bukan berfungsi sebagai penguasa mutlak. Kedua, ia harus berbuat berdasarkan perintah yang mengangkatnya, bukan atas kemauan sendiri. Ketiga, ia tidak boleh bertindak melampaui batas yang telah ditentukan. Keempat, ia harus berbuat menurut kehendak yang mengangkat bukan menurut kehendaknya sendiri. Sebagai pedoman hidup bagi manusia dalam mengelola dan melaksanakan tugas itu, Allah SWT menurunkan agama-Nya. Dengan petunjuk agama manusia dapat menjalankan tugasnya, sebab agama menjelaskan dua jalan, jalan yang pertama disuruh untuk melaksanakannya, sedang jalan kedua disuruh untuk meninggalkannya. Oleh karena itu tugas mengemban syariat Allah SWT, di muka bumi serta pemakmuran-nya senantiasa terkait dengan pengabdian kepada Allah SWT, secara mutlak. <br /><br />2. Al-Qur'an Surat Al-Mu'minun : 12 -14 <br />Bacalah dan salinlah dengan benar ayat berikut kemudian artikan.<br />وَلَقَدْ خَلَقْنَا اْلإِنْسَانَ مِنْ سُلاَلَةٍ مِنْ طِيْنٍ ثُمَّ جَعَلْنَاهُ نُطْفَةً فِيْ قَرَارٍ مَكِيْنٍ ثُمَّ خَلَقْنَا النُّطْفَةَ عَلَقَةً فَخَلَقْنَا اْلعَلَقَةَ مُضْغَةً فَخَلَقْنَا الْمُضْغَةَ عِظَامًا فَكَسَوْنَا الْعِظَامَ لَحْمًا ثُمَّ أَنْشَأْنَاهُ خَلْقًا آخَرَ فَتَبَارَكَ اللهُ أَحْسَنُ الْخَالِقِيْنَ<br />Artinya :. “Dan sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dari suatu saripati (berasal) dari tanah. Kemudian Kami jadikan saripati itu air mani (yang disimpan) dalam tempat yang kokoh (rahim). (Kemudian air mani itu Kami jadikan segumpal darah, lalu segumpal darah itu Kami jadikan segumpal daging, dan segumpal daging itu Kami jadikan tulang belulang, lalu tulang belulang itu Kami bungkus dengan daging. Kemudian Kami jadikan dia makhluk yang (berbentuk) lain. Maka Maha Sucilah Allah, Pencipta Yang Paling Baik”.(Al-Mu'minun :12 - 14)<br /><br /> Artikan secara harfiah kosa kata berikut<br /><br />Lafal Arti Lafal Arti Lafal Arti<br />وَلَقَدْ خَلَقْنَا <br />اْلإِنْسَانَ<br />مِنْ سُلاَلَةٍ<br />مِنْ طِيْنٍ<br />ثُمَّ جَعَلْنَاهُ<br />نُطْفَةً<br />فِيْ قَرَارٍ <br /><br /> مَكِيْنٍ<br />ثُمَّ خَلَقْنَا<br />عَلَقَةً<br />فَخَلَقْنَا<br />مُضْغَةً<br />عِظَامًا<br />فَكَسَوْنَا لَحْمًا<br />ثُمَّ أَنْشَأْنَاهُ<br />خَلْقًا آخَرَ<br />فَتَبَارَكَ اللهُ<br />أَحْسَنُ<br />الْخَالِقِيْنَ <br /><br /><br /><br /><br />Kandungan Ayat.<br /> Maksud dari suatu sari pati yang berasal dari tanah itu adalah bahwa manusia bahan dasarnya adalah sperma dan ovum yang berasal dari sari-sari makanan yang kita makan yang tumbuh dari tanah.<br /> Nutfah adalah kumpulan sel-sel hidup yang berasal dari laki-laki ( spermatozoa ) yang berenang dalam cairan sarelite pada rahim perempuan dan setelah berproses berbentuk janin, yang kemudian disebut Alaqoh. Kata qoror dalam ilmu kedokteran berarti uterus, yaitu tempat berkembangnya embrio dari stadium satu ke stadium lainya.<br /> Embrio dalam stadium 'alaqoh ini berbentuk gumpalan darah menyerupai buah lecis.<br /> Dari stadium 'alaqoh kemudian berubah menjadi stadium mudghoh yang berbentuk segumpal daging (seperti daging yang dikunyah ).<br /> Dari stadium mudghoh Allah SWT, jadikan idhaman/ tulang atau rangka yang dibalut dengan daging.<br /> Setelah itu Allah SWT., menjadikan makhluk yang lain, maksudnya berbentuk manusia.<br />Dari uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa proses kejadian manusia menurut perkembangan-nya adalah :<br />- Sari pati tanah ( تُرَابٍ ) - sperma (نُطْفَةً ) - darah (عَلَقَةً ) - daging (مُضْغَةً) - tulang belulang (عِظَامًا ) - daging dan kulit (لَحْمًا ).<br />Dalam ayat tersebut Allah SWT, menjelaskan kronologi kejadian penciptaan manusia mulai dari bahan baku penciptaanya, proses perkembangan dan pertumbuhan dalam rahim ibu, proses kelahiran, hingga ia menjadi bentuk manusia yang sempurna. Kronologis penciptaan manusia tersebut ketika dikompromikan dengan ilmu pengetahuan modern dengan analisis ilmiahnya saat ini, sedikitpun tak ada pertentangan, bahkan akan terlihat suatu sinergi yang begitu indah yang tidak akan menghasilkan bagi orang-orang yang berilmu kecuali bertambahnya keyakinan mereka kepada ajaran Islam.<br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br />3. Al-Qur'an Surat Adz-Dzariat : 56 <br />Bacalah dan salinlah dengan benar ayat berikut kemudian artikan.<br />وَمَا خَلَقْتُ الْجِنَّ وَاْلإِنْسَ إِلاَّ لِيَعْبُدُوْنِ (الذريات : ٥٦)<br />Artinya :"Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka menyembah-Ku".(Adz-Dzariat : 56)<br /><br />Artikan secara harfiah kosa kata berikut<br /><br />Lafal Arti Lafal Arti Lafal Arti<br />وَمَا<br />خَلَقْتُ <br />Dan tidaklah<br /><br /> الْجِنَّ<br />وَاْلإِنْسَ إِلاَّ <br />لِيَعْبُدُوْنِ <br /><br /><br /><br />Penjelasan Ayat :<br />Q.S. Ad-Dzariat : 56 di atas menjelaskan tentang kewajiban hamba kepada Allah SWT; yakni sebagai hamba Alah SWT, manusia dalam segala aktivitas hidupnya hanya dalam rangka pengabdian kepada Allah SWT. Misi manusia hidup di dunia adalah ibadah kepada Allah SWT. Manusia adalah makhluk yang hina, lemah dan dan tak berdaya dihadapan Allah SWT. Hanyalah Allah SWT; yang dapat menjadikan kemulyaan setelah kehinaannya. Dalam kerangka seperti itu, kita akan merasakan bagaimana kebutuhan manusia kepada Allah SWT, yang menciptakan dan mengatur segala aktivitas dalam kehidupan kita. Hakikat ibadah adalah ketaatan dan ketundukan yang mutlak hanya kepada Allah SWT. Oleh karena itu segala sesuatu yang diperbuat seseorang karena ketaatan dan ketundukannya kepada Allah SWT, adalah ibadah. Dari keterangan tersebut dapat dipahami bahwa pengertian ibadah tidak sekedar dalam batas wilayah ibadah mahdah (khusus) saja, seperti sholat, shoum, zakat dan semacamnya tetapi sesungguhnya ibadah itu adalah semua aktivitas kebaikan yang diniatkan untuk mencari keridhaan Allah SWT seperti makan, minum, tidur, duduk, berdiri, berjalan, berkata, diam dan lain sebagainya. Oleh sebab itu ibadah dapat dilakukan di mana dan kapan saja, tidak di batasi ruang dan waktu. <br /><br />4. Al-Qur'an Surat An-Nahl : 78<br />Bacalah dan salinlah dengan benar ayat berikut kemudian artikan.<br />وَاللهُ أَخْرَجَكُمْ مِنْ بُطُوْنِ أُمَّهَاتِكُمْ لاَ تَعْلَمُوْنَ شَيْئًا وَجَعَلَ لَكُمُ السَّمْعَ وَاْلأَبْصَارَ وَاْلأَفْئِدَةَ لَعَلَّكُمْ تَشْكُرُوْنَ (النحل : )<br />Artinya :" Dan Allah mengeluarkan kamu dari perut ibumu dalam keadaan tidak mengetahui sesuatupun, dan dia memberi kamu pendengaran, penglihatan dan hati, agar kamu bersyukur”.(An-Nahl :78)<br /><br />Artikan secara harfiah kosa kata berikut<br /><br />Lafal Arti Lafal Arti Lafal Arti<br />وَاللهُ<br />أَخْرَجَكُمْ<br />مِنْ بُطُوْنِ<br />أُمَّهَاتِكُمْ لاَ تَعْلَمُوْنَ<br />شَيْئًا<br />وَجَعَلَ لَكُمُ<br />السَّمْعَ وَاْلأَبْصَارَ<br />وَاْلأَفْئِدَةَ<br />لَعَلَّكُمْ<br />تَشْكُرُوْنَ<br /><br />Penjelasan Ayat :<br />Dalam ayat tersebut Allah SWT menjelaskan tentang proses kejadian manusia melalui ibunya yang telah mengandungnya selama beberapa saat (kurang lebih 9 bulan). Selama dikandung oleh ibunya manusia tidak mengetahui apa-apa, kemudian dia terlahir ke dunia dengan diberikanya oleh Allah SWT kepada mereka mata, telinga dan hati agar manusia mensyukuri nikmat yang diberikan kepadanya.<br /><br />B. KEIKHLASAN DALAM BERIBADAH<br />1. Al-Qur'an Surat Al-An'am :162 - 163 <br />Bacalah dan salinlah dengan benar ayat berikut kemudian artikan.<br />قُلْ إِنَّ صَلاَتِيْ وَنُسُكِيْ وَمَحْيَايَ وَمَمَاتِيْ ِللهِ رَبِّ اْلعَالَمِيْنَ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَبِذَلِكَ أُمِرْتُ وَأَنَا أَوَّلُ الْمُسْلِمِيْنَ (الأنعام : - )<br /><br />Artinya :"Katakanlah : Sesungguhnya sholatku, ibadahku, hidupku dan matiku hanyalah untuk Allah Tuhan semesta alam. Tiada sekutu bagi-Nya dan demikian itulah yang diperintahkan kepadaku dan aku adalah orang yang pertama-tama menyerahkan diri (kepada Allah SWT). (Al-An'am :162-163)<br /><br />Artikan secara harfiah kosa kata berikut<br />Lafal Arti Lafal Arti Lafal Arti<br />قُلْ<br />إِنَّ صَلاَتِيْ<br />وَنُسُكِيْ<br />وَمَحْيَايَ <br /><br /> وَمَمَاتِيْ<br />ِللهِ<br />رَبِّ اْلعَالَمِيْنَ<br />لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَبِذَلِكَ<br />أُمِرْتُ<br />وَأَنَا<br />أَوَّلُ الْمُسْلِمِيْنَ <br /><br /><br /><br />Penjelasan ayat:<br />Al-Qur’an surat Al-An’am 162 –163 diatas menjelaskan tentang kewajiban hamba kepada Allah SWT, yaitu bahwa sesungguhnya sholatku, ibadahku, hidupku dan matiku setulus-tulusnya hanyalah untuk mencari keridhaan Allah SWT. Sebab tak ada sekutu bagi Allah SWT yang artinya manusia harus bertauhid (uluhiyah, rubbubiyah) mensucikan Allah SWT dari segala sekutu dan kalau sudah demikian itu maka kita termasuk orang-orang yang berserah diri.<br />Dari penjelasan di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa isi kandungan QS. Al-An’am 162-163 adalah sebagaii berikut :<br /> Kepasrahan seluruh jiwa dan raga untuk mengharapkan ridha dari Allah SWT.<br /> Menghidarkan diri dari segala macam kekusyrikan<br /><br />2. Al-Qur'an Surat Al-Bayyinah : 5<br />Bacalah dan salinlah dengan benar ayat berikut kemudian artikan.<br />وَمَا أُمِرُوْا إِلاَّ لِيَعْبُدُوا اللهَ مُخْلِصِيْنَ لَهُ الدِّيْنَ حُنَفَاءُ وَيُقِْمُوا الصَّلاَةَ وَيُؤْتُوا الزَّكَاةَ وَذَلِكَ دِيْنُ الْقَيِّمَةِ (البينة : )<br />Artinya :"Padahal mereka tidak di suruh kecuali supaya menyembah Allah dengan memurnikan ketaatan kepada-Nya dalam (menjalankan) agama dengan lurus, dan supaya mereka mendirikan sholat, menunaikan zakat dan demikian itulah agama yang lurus". (Al-Bayyinah : 5)<br /><br />Artikan secara harfiah kosa kata berikut<br /><br />Lafal Arti Lafal Arti Lafal Arti<br />وَمَا أُمِرُوْا<br />إِلاَّ<br />لِيَعْبُدُوا اللهَ<br />مُخْلِصِيْنَ<br /> <br /><br /> لَهُ الدِّيْنَ<br />حُنَفَاءُ<br />وَيُقِْمُوا<br />الصَّلاَةَ وَيُؤْتُوا<br />الزَّكَاةَ<br />وَذَلِكَ<br />دِيْنُ الْقَيِّمَةِ <br /> <br /><br /><br /><br />Penjelasan ayat :<br />Di dalam kitab Taurot dan kitab Injil serta kitab yang terakhir di turunkan (Al-Qur’an), Allah SWT, tidak memerintahkan kepada semua hambanya kecuali hanya untuk beribadah hanya kepada Allah SWT sebagaimana di jelaskan dalam surat Az-Zumar : 11 sebagai berikut :<br />قُلْ إِنَّيْ أُمِرْتُ أَنْ أَعْبُدَ اللهَ مُخْلِصًا لَهُ الدِّيْنِ (الزمر : )<br /><br />Artinya : Katakanlah: "Sesungguhnya aku diperintahkan supaya menyembah Allah dengan memurnikan ketaatan kepada-Nya dalam (menjalankan) agama. (Az-Zumar : 11)<br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /> <br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br />Keimanan/aqidah adalah perkara-perkara yang bila hati membenarkannya, jiwa menjadi tenteram dan merasa yakin pada dirinya tanpa tercampuri keraguan dan kebimbangan. Oleh karena itu aqidah memerlukan pembenaran akal dan di kukuhkan dengan analisa yang benar.<br /> <br />A. SIFAT-SIFAT ALLAH SWT.<br /> Sifat-sifat Allah SWT, itu tak terbatas, tetapi yang wajib diketahui ada 20 yang dikenal dengan sifat wajib. Secara garis besar sifat-sifat Allah SWT, dibagi menjadi tiga bagian :<br />1. Sifat Wajib, yaitu sifat-sifat yang pasti dimiliki oleh Allah SWT.<br />2. Sifat Mustahil, yaitu sifat-sifat yang tidak mungkin dimiliki oleh Allah SWT.<br />3. Sifar Jaiz, yaitu sifat yang Allah boleh menghendakiNya atau tidak menghendakiNya.<br /> <br />Adapun sifat-sifat wajib dan sifat-sifat mustahil bagi Allah SWT, adalah sebagai berikut :<br />1. Wujud (Ada) >< 'Adam (tidak ada)<br />Kita memang tidak dapat melihat Allah SWT dengan kasab mata, tetapi kita dapat menyaksikan semua ciptaanNya. Bagi orang yang beriman dan dengan perantaraan akal sehat pasti akan membenarkan bahwa alam semesta dan segala isinya ini pasti ada yang membuatnya, Dialah Allah SWT. Dialah yang mengadakan sesuatu dan Dia pulalah yang menciptakan alam semesta ini. Allah SWT berfirman :<br /> <br /><br /><br /><br /><br />Artinya :"Yang memiliki sifat-sifat yang demikian ialah Allah Tuhan kamu, tidak ada Tuhan selain Dia, Pencipta segala sesuatu, maka sembahlah Dia dan Dia adalah pemelihara segala sesuatu" . (Al-An'am : 102)<br /><br />2. Qidam (Dahulu) >< Huduts (baru)<br />Allah SWT adalah yang paling awal sebelum adanya alam semesta ini, perbedaan tersebut terdapat pada kejadian dan prosesnya. Sebagai contoh adanya hujan disebabkan karena adanya penguapan air laut. Berbeda dengan adanya Allah SWT, adanya Allah SWT tidak didahului dengan sebab-sebab tertentu, karena Dialah Dzat yang paling awal. Allah SWT, berfirman :<br /> <br />Artinya : "Dialah Yang Awal dan Yang Akhir, Yang Dhahir dan Yang Bathin dan Dia Maha Mengetahui segala sesuatu". (Al-Hadid:3)<br /><br />3. Baqo' (Kekal) >< Fana (rusak)<br />Setiap yang ada di alam pada saatnya akan mengalami kerusakan, seperti manusia pada asalnya bayi kemudian tumbuh menjadi anak-anak, remaja, tua dan akhirnya mati (fana) dan sifat yang demikain itu adalah sifat makhluk. Sedangkan Al-Khaliq tentu tidak demikian, kalau demikian berarti Dia sama dengan makhluk. Maka Dia pasti kekal dan abadi karena Dialah yang menciptakan segala sesuatu. Allah SWT, berfirman:<br /> <br /><br /><br />Artinya : "Semua yang ada dibumi itu akan binasa. Dan tetap kekal Dzat Tuhanmu yang mempunyai kebesaran dan kemulyaan". ( Ar-Rahman :26-27 )<br /><br />4. Mukholafatuhu Lil Hawaditsi (Berbeda dengan makhluknya) >< Mumatsalatu Lil Hawaditsi (sama dengan makhluknya ). <br />Pencipta tentu berbeda dengan hasil ciptaanya, perbedaan tersebut meliputi wujud, sifat dan keberadaannya. Demikian juga dengan Allah SWT Dia yang menciptakan segala sesuatu tentu berbeda dengan hasil ciptaannya. Allah SWT, berfirman :<br />لَيْسَ كَمِثْلِهِ شَيْءٌ وَهُوَ السَّمِيْعُ اْلبَصِيْرُ<br />Artinya : "Tidak ada sesuatupun yang serupa denganNya, dan Dialah Yang Maha Mendengar Lagi Maha Melihat". (Asy-Syuro:11(<br /><br />5. Qiyamuhu Binafsihi (Berdiri sendiri) >< Qiyamuhu Bighoirihi (Berdiri membutuhkan yang lain). Segala sesuatu yang membutuhkan yang lain berarti dia lemah dan lemah berarti sifat makhluk, oleh karena itu tak mungkin Allah SWT mempunyai sifat yang sama dengan makhluk. Maka wajib baginya berdiri sendiri. Allah SWT, berfirman :<br /> <br />Artinya : "Allah tidak ada Tuhan melainkan Dia yang Hidup Kekal lagi Berdiri sendiri". (Ali Imron:2).<br /><br />6. Wahdaniyat (Esa) >< Ta'addud (berbilang).<br />Seandainya yang mengatur perputaran alam alam ini lebih dari satu saja tentu alam ini tidak akan bergerak secara teratur. Keteraturan pergerakan alam ini membuktiak bahwa Allah SWT adalah Dzat Yang Maha Esa. Allah SWT, berfirman :<br /> <br />Artinya : "Dialah Allah Yang Maha Esa". (Al-Ikhlas :1)<br /><br />7. Qudrat (Kuasa) >< 'Ajzun (lemah). <br />Kekuasaan Allah SWT Maha Sempurna, tidak terbatas dan mutlak. Bukti-bukti keMahakuasaan Allah SWT itu terdapat di alam ini dan segala isinya baik dalam mewujudkannya, mengurusnya dan membinasakannya. Allah SWT, berfirman :<br />إِنَّكَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيْرٌ<br />Artinya : "Sesungguhnya Engkau Maha Kuasa atas segala sesuatu". (Ali Imron:26)<br /><br />8. Iradah (Berkehendak) >< Karohah (terpaksa).<br />Kehendak Allah SWT itu Maha Sempurna dan mutlak, artinya dalam mencipta dan mengurus alam semesta ini atas kehendakNya semata tanpa terpaksa atau dipaksa oleh siapapun. Allah SWT, berfirman :<br /> <br />Artinya : "Sesungguhnya perintah-Nya apabila Dia menghendaki sesuatu hanyalah berkata kepadanya : Jadilah ! maka jadilah ia". (Yasin:82)<br /><br />9. 'Ilmun (Mengetahui) >< Jahlun (bodoh).<br />Segala yang ada di alam raya ini mulai dari yang terkecil sampai yang paling besar, yang kelihatan maupun yang tersembunyi, tidak ada yang terlepas dari pengetahuan Allah SWT sebab Dialah yang Maha Mengetahui. Allah SWT, berfirman :<br /> <br />Artinya : "Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui yang tersembunyi di langit dan dibumi".(Al-Hujurot :18)<br /><br />10. Hayyat (Hidup) >< Mautun (mati).<br />Mustahil sesuatu yang mati dapat mencipta, mengatur dan mengendalikan segala yang ada ini secara rapi dan terus menerus. Maka pastilah Allah SWT itu Maha Hidup dan mengatur makhluknya. Allah SWT, berfirman :<br />وَتَوَكَّلْ عَلَى الْحَيِّ الَّذِيْ لاَ يَمُوْتُ وَسَبَّحَ بِحَمْدِهِ<br />Artinya : "Dan bertaqwalah kepada Allah Yang Maha Hidup (Kekal), yang tidak mati, dan bertasbihlah dengan memuji-Nya". (Al-Furqon:58)<br /><br />11. Sama' (Mendengar) >< Summun (tuli).<br />Pendengaran Allah SWT Maha Sempurna, tidak terbatas dan mutlak. Maka Dia dapat mendengar segala suara baik yang terang-terangan maupun yang tersembunyi yang dekat maupun yang jauh, sebab bila tidak tidak demikian berarti Dia menempati sifatnya makhluk dan itu tidak mungkin adanya. Allah SWT, berfirman:<br />رَبَّنَا تَقَبَّلْ مِنَّا إِنَّكَ أَنْتَ السَّمِيْعُ الْعَلِيْمُ<br />Artinya : " Ya Tuhan kami, terimalah dari kami (amalan kami), sesungguhnya Engkau Yang Maha Mendengar Lagi Maha Mengetahui". (Al-Baqoroh : 127)<br /><br />12. Basyor (Melihat) >< 'Umyun (buta).<br />Penglihatan Allah SWT bersifat mutlak, artinya penglihatan Allah SWT tidak terbatas pada ruang dan waktu, Allah SWT melihat segala sesuatu baik yang sangat kecil sekalipun sampai yang paling besar, yang nyata dan yang tersembunyi dan tidak terhalang oleh apapun juga. Allah SWT, berfirman :<br />وَاللهُ بَصِيْرٌ بِمَا تَعْمَلُوْنَ<br /> Artinya : " Dan Allah Maha Melihat apa yang kamu kerjakan". (Al-Hujurot : 18)<br /><br />13. Kalam (Berfirman) >< Bukmun (bisu).<br />Manusia berkata dengan mulut dan dengan alat ucap lainnya. Sedanglan Allah SWT berfirman tidak dengan mulut dan alat ucap lainnya yang biasa digunakan manusia, akan tetapi cara Allah SWT berfirman Maha Sempurna, tidak ada kekurangan ataupun cacat dan celanya. Allah SWT, berfirman :<br />وَكَلَّمَ اللهُ مُوْسَى تَكْلِيْمًا<br /><br />Artinya : "Dan Allah telah berbicara kepada Musa dengan langsung". (An-Nisa' : 164)<br /><br />14. Qodiron (Maha Berkuasa) >< 'Ajizan (yang lemah)<br />15. Muridan (Maha Menghendaki) >< Mukrohan (yang terpaksa)<br />16. Aliman (Maha Mengetahui) >< Jahilan (yang bodoh)<br />17. Hayyan (Maha Hidup) >< Mayyitan (yang mati)<br />18. Sami'an (Maha Mendengar) >< Asomma (yang tuli)<br />19. Bashiron (Maha Melihat) >< A'ma (yang buta)<br />20. Mutakaliman (Maha Berfirman) >< Abkam (yang bisu)<br /> <br />Dari sifat wajib yang 13 atau 20 tersebut terbagai menjadi 4 sifat :<br />6. Sifat Nafsiyah, yaitu sifat yang berkaitan dengan diri Allah SWT, yakni sifat wujud (no : 1)<br />7. Sifat Salbiyah, yaitu sifat yang membedakan Allah SWT, dari dzat-dzat lainnya atau sifat yang tidak dimilki oleh makhluknya. (no : 2 - 6)<br />8. Sifat Ma'ani, yaitu sifat-sifat yang juga dimiliki oleh makhluk terutama manusia. (no : 7 - 13) <br />9. Sifaat Ma'nawiyah, yaitu tentang adanya tergantung sifat ma'ani yakni sifat yang juga dimiliki oleh manusia tetapi sifat Allah SWT, mutlak (tak terbatas) sedang sifat manusia terbatas. (no : 14 - 20)<br /><br />B. ASMAUL HUSNA<br /> Asmaul Husna artinya nama-nama yang baik atau gelar kemuliaan bagi Allah SWT,. Allah SWT, berfirman:<br /> <br />Artinya : Hanya milik Allah asma-ul husna, maka bermohonlah kepada-Nya dengan menyebut asmaa-ul husna itu dan tinggalkanlah orang-orang yang menyimpang dari kebenaran dalam (menyebut) nama-nama-Nya. Nanti mereka akan mendapat balasan terhadap apa yang telah mereka kerjakan. (Al-A'rof : 180)<br /> <br />Disamping memiliki sifat-sifat yang 20 di atas, Allah SWT, memiliki sifat "Asmaul Husna", yang berjumlah 99 yaitu :<br /> <br /><br /><br />No. NAMA ARTI No NAMA ARTI<br />1. Ar-Rahman Yang Maha Pengasih 51. Al-Haqqu Yang Maha Benar<br />2. Ar-Rahim Yang Maha Penyayang 52. Al-Wakil Yang Maha Pemelihara<br />3. Al-Malik Yang Maha Raja 53. Al-Qowiyyu Yang Maha Kuat<br />4. Al-Quddus Yang Maha Suci 54. Al-Matiin Yang Maha Kokoh<br />5. As-Salam Yang Maha Sejahtera 55. Al-Waliyyu Yang Maha Melindungi<br />6. Al-Mu’minu Yang Maha Terpercaya 56. Al-Hamiid Yang Maha Terpuji<br />7. Al-Muhaiminu Yang Maha Memelihara 57. Al-Muhsyi Yang Maha Mengetahui<br />8. Al-‘Aziz Yang Maha Perkasa 58. Al-Mubdi’u Yang Maha Memulai<br />9. Al-Jabbar Yang Maha Kuasa 59. Al-Mu’iidu Yang Maha Mengulangi<br />10. Al-Mutakabbir Yang Maha Memiliki Keagungan 60. Al-Muhyi Yang Maha Menghidupkan<br />11. Al-Khaliq Yang Maha Pencipta 61. Al-Mumiitu Yang Maha Mematikan<br />12. Al-Bariu Yang Maha Pembuat 62. Al-Hayyu Yang Maha Hidup<br />13. Al-Musyawwiru Yang Maha Pembentuk 63. Al-Qoyyum Yang Maha Berdiri Sendiri<br />14. Al-Ghaffar Yang Maha Pengampun 64. Al-Waajid Yang Maha Kaya<br />15. Al-Qahhar Yang Maha Perkasa 65. Al-Maajid Yang Maha Mulia<br />16. Al-Wahhab Yang Maha Pemberi 66. Al-Waahid Yang Maha Tunggal<br />17. Ar-Razzaq Yang Maha Pemberi Rizki 67. A- Ahad Yang maha Esa<br />18. Al-Fattah Yang Maha Pembuka Hati 68. Ash-Shamad Yang Maha Dibutuhkan<br />19. Al-‘Alim Yang Maha Mengetahui 69. Al-Qoodiru Yang Maha Kuasa<br />20. Al-Qobidhu Yang Maha Menyem-pitkan Rizki 70. Al-Muqtadiru Yang Maha Memutuskan<br />21. Al-Basithu Yang Maha Melapang-kan Rizki 71. Al-Muqoddim Yang Maha Mendahulukan<br />22. Al-Khafidh Yang Maha Merendahkan 72. Al-Muakhiru Yang Maha Mengakhirkan<br />23. A-Rafi’u Yang Maha Meninggikan 73. Al-Awwalau Yang Maha Pertama<br />24. Al-Muizzu Yang Maha Memulyakan 74. Al-Aakhir Yang Maha Penghabisan<br />25. Al-Mudzillu Yang Maha Menghinakan 75. Adz-Dzaahiru Yang Maha Nyata<br />26. As-Sami’u Yang Maha Mendengar 76. Al-Baathin Yang Maha Tersembunyi<br />27. Al-Bashiru Yang Maha Melihat 77. Al-Waali Yang Maha Mneguasai<br />28. Al-Hakamu Yang Maha Menghukum 78. Al-Muta’ali Yang Maha Tinggi<br />29. Al-‘Adlu Yang Maha Adil 79. Al-Barru Yang Maha Dermawan<br />30. Al-Latifu Yang Maha Halus 80. At-Tawwabu Yang Maha Penerima Taubat<br />31. Al-Khobiiru Yang Maha Mengetahui 81. Al-Muntaqimu Yang Maha Penyiksa<br />32. Al-Khalimu Yang Maha Penyantun 82. Al-‘Affwu Yang Maha Pemaaf<br />33. Al-‘Adzimu Yang Maha Besar 83. Ar-Rauf Yang Maha Pengasih<br />34. Al-Ghafuur Yang Maha Pengampun 84. Al-Malikulmulki Yang Maha Berdaulat<br />35. Asy-Syakuur Yang Maha Penerima Syukur 85. Dzuljalaliwal-ikram Yang Maha Kemulyaan dan Kebesaran<br />36. Al-‘Aliyyu Yang Maha Tinggi 86. Al-Muqsyith Yang Maha Mengadili<br />37. Al-Kabiiru Yang Maha Besar 87. Al-Jaami’u Yang Maha Mengumpulkan<br />38. Al-Khafidzu Yang Maha Penjaga 88. Al-Ghaniyyu Yang Maha Kaya<br />39. Al-Muqiitu Yang Maha Kuasa 89. Al-Mughni Yg Maha Pemberi Kekayaan<br />40. Al-Khasib Yang Maha Menghitung 90. Al-Maani’u Yang Maha Menolak<br />41. Al-Jalil Yang Maha Besar 91. Adh-Dharru Yang Maha Menghukum<br />42. Al-Karim Yang Maha Mulia 92. An-Naafi’u Yang Maha Pemberi Manfaat<br />43. Ar-Raqiib Yang Maha Mengawasi 93. An-Nuur Yang Maha Bercahaya<br />44. Al-Mujiibu Yang Maha Mengabulkan 94. Al-Hadii Yang Maha Pemberi Petunjuk<br />45. Al-Waasi’u Yang Maha Luas 95. Al-Baaqi Yang Maha Kekal<br />46. Al-Hakim Yang Maha Bijaksana 96. Al-Badii’u Yang Maha Pencipta<br />47. Al-Waduud Yang Maha Mencintai 97. Al-Waaritsu Yang Maha Pewaris<br />48. Al-Majid Yang Maha Luhur 98. Ar-Rasyid Yang Maha Cendekia<br />49. Al-Baaitsu Yg Maha Membang-kitkan 99. Ash-Shobuuru Yang Maha Sabar<br />50. As-Syahid Yang Maha Menyaksikan <br /><br />Diantara Asmaul Husna yang perlu diketahui adalah :<br />1. Al-'Adlu ; artinya Maha Adil<br />Maksunya bahwa Allah SWT, telah menempatkan hamba-hamba-Nya dalam penciptaannya sesuai dengan kemampuan dan derajatnya . Allah SWT, berfirman :<br />إَنَّ اللهَ يَأْمُرُ بِالْعَدْلِ وَاْلإِحْسَانِ<br />Artinya : "Sesungguhnya Allah menyuruh kamu berbuat adil dan berbuat kebajikan .". (An-Nahl : 90) <br /> <br />2. Al-Ghaffar ; artinya Maha Pengampun.<br />Maksudnya ampunan Allah SWT, selalu dilimpahkan kepada makhluk-Nya yang mengakui salah dan mau bertaubat. Allah SWT, berfirman :<br /> <br />Artinya : "Tuhan langit dan bumi dan apa yang ada di antara keduanya Yang Maha Perkasa lagi Maha Pengampun.” (Shad : 66)<br /> <br />3. Al-Hakim ; Artinya Maha Bijaksana.<br />Maksudnya kebijaksanaan Allah SWT, kepada makhluknya tidak terbatas kepada bentuk ciptaannya tetapi mencakup segala hal. Allah SWT, berfirman :<br /> <br />Artinya : "Dialah yang membentuk kamu dalam rahim sebagaimana dikehendaki-Nya, Tak ada Tuhan yang berhak disembah melainkan Dia Yang Maha Perkasa Lagi Maha Bijaksana".(Ali-Imron : 6) <br /><br />4. Al-Malik; artinya Raja.<br />Maksudnya adalah semua yang ada di alam ini tunduk kepada kekuasaan Allah SWT. Allah SWT, berfiman :<br /> <br />Artinya : "Maka Maha Tinggi Allah Raja Yang Sebenarnya, tidak ada Tuhan yang berhak disembah selain Dia, Tuhan Yang (mempunya) 'Arsy yang Mulia". (Al-Mu'minun:116)<br /><br />5. Al-Hasib; artinya Maha Menghitung.<br />Maksudnya segala sesuatu yang diciptakan Allah SWT, sudah diperhitungkan dengan cermat dan tepat. Termasuk dalam memberikan pahala kepada orang yang berbuat baik dan memberikan siksa kepada orang yang ingkar. Allah SWT, berfirman :<br />إِنَّ اللهَ كَانَ عَلىَ كُلِّ شَيْءٍ حَسِيْبًا<br />Artinya:"Sesungguhnya Allah selalu membuat perhitungan atas tiap-tiap sesuatu". (An-Nisa :86)<br /><br />6. Al-Khaliq; Maha Mencipta<br />Alam semesta ini tidak mungkin tercipta dengan sendirinya atau secara kebetulan karena kalau kita mau mecermati secara seksama tentu akan menambah keimanan kita kepada Allah SWT. Kalau kita mau mengambil contoh pergeseran bumi pada garis edarnya atau planet lain yang beredar secara rapi tanpa benturan tentulah itu ada yang mengatur. Siapakah yang mengatur, tidak lain adalah sang penguasa alam jagad raya ini yaitu Allah SWT. Perhatikan bunyi surat Al-Hasyr : 24 berikut ini :<br /> <br />Artinya : “Dialah Allah yang Menciptakan, yang Mengadakan, yang membentuk Rupa, yang mempunyai asmaaul Husna. bertasbih kepadanya apa yang di langit dan bumi. dan dialah yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana”. (Al-Hasyr : 24)<br /><br />7. Ar-Razzaq artinya Maha Pemberi Rizki<br />Tiada satu makhlukpun di dunia ini yang tidak memperoleh rizki dari Allah SWT. Allah SWT menciptakan beragam makhluk di dunia ini semuanya mendapatkan rizki dengan berbagai macam cara memperolehnya. Binatang ternak memperoleh makan dengan rumput di padang rumput, binatang buas memperoleh rizki dengan berburu, manusia memperoleh rizki dengan bekerja. Dan semua itu telah diciptakan oleh Allah SWT menurut irodahNya. Hal itu membuktikan bahwa Allah SWT yang mengatur rizki kepada setiap makhluknya. Oleh sebab itu orang yang beriman tidak boleh meminta rizki kepada selain Allah SWT misalnya dengan jalan yang tidak halal atau minta bantuan jin untuk mencari pesugihan dan semacamnya. Perhatikan firman Allah SWT berikut :<br /> <br />Artinya : “Sesungguhnya Allah dialah Maha pemberi rezki yang mempunyai kekuatan lagi sangat kokoh”. (Adz-Dzariat : 58)<br /><br />8. Al-‘Alim; Maha Mengetahui<br />Allah SWT adalah Dzat yang yang Maha Mengetahui segala apa yang ada dan yang terjadi di alam ini. Bahkan Allah SWT Maha Mengetahui semua yang belum dan akan terjadi. Pengetahuan Allah SWT tidak terbatas bahkan semua apa yang ada dalam hati manusia Allah SWT Maha Mengetahui. Perhatikan firman Allah SWT berikut :<br /> <br />Artinya : “Dia-lah Allah, yang menjadikan segala yang ada di bumi untuk kamu dan dia berkehendak (menciptakan) langit, lalu dijadikan-Nya tujuh langit. dan dia Maha mengetahui segala sesuatu”. (A-Baqoroh : 29)<br /><br />9. Al-‘Adzim; Maha Agung<br />KeAgungan Allah SWT melebihi dari segala yang ada di alam raya ini. Sebagai hambaNya kita wajib mengagungkannya baik dengan hati, lisan dan perbuatan. Dengan hati tidak boleh mengagungkan selain Allah SWT, dengan ucapan kita selalu bertasbih, bertahmid, bertakbir dan bertahlil. Dengan perbuatan kita hendaklah selalu melaksanakan perintahnya seperti sholat, puasa dan semacamnya. Perhatikan firman Allah SW berikut :<br /> <br />Artinya :”Kepunyaan-Nya-lah apa yang ada di langit dan apa yang ada di bumi. dan dialah yang Maha Tinggi lagi Maha besar”. (Asy-Syuro : 4)<br /><br />10. Al-Mumitu; Yang Mematikan<br />Allah SWT adalah Dzat yang menciptakan, memelihara dan Dia pula yang Mematikan. Manusia tidak memiliki hak untuk menghidupkan dan mematikan. Jika Allah SWT berkehendak mematikan hambaNya tiada satupun yang bisa menolaknya demikian pulan jika Allah SWT belum berkehendak mematikan hambanya, kematianpun tidak akan datang padanya walaupun banyak orang yang berusaha untuk melenyapkannya. Perhatikan firman Allah SWT berikut :<br /> <br />Artinya : “Allah-lah yang menciptakan kamu, Kemudian memberimu rezki, Kemudian mematikanmu, Kemudian menghidupkanmu (kembali). Adakah di antara yang kamu sekutukan dengan Allah itu yang dapat berbuat sesuatu dari yang demikian itu? Maha sucilah dia dan Maha Tinggi dari apa yang mereka persekutukan”.(Ar-Rum : 40)<br /> <br />C. FUNGSI IMAN KEPADA ALLAH SWT <br />Fungsi iman kepada Allah SWT, diantaranya adalah sebagai berikut:<br />1. Menyadari kelemahan dirinya dihadapan Allah SWT, sehingga tidak bersifat sombong dan takabur.<br />2. Menyadari bahwa segala yang ia nikmati dalam hidup ini berasal dari Allah SWT, yang menyebabkan ia bersyukur kepada-Nya.<br />3. Merasa bahwa dirinya selalu dilihat oleh Allah SWT, sehingga ia berusaha meninggalkan perbuatan-perbuatan buruk.<br />4. Menyadari bahwa dirinya akan mati dan akan dimintai pertanggungan jawab atas amal perbuatannya oleh Allah SWT, yang menyebabkan ia berhati-hati dalam menempuh hidup ini.<br />5. Sadar dan segera bertaubat apabila berbuat khilaf dan berbuat dosa.<br />6. Memberikan ketenangan jiwa, ketentraman dan perasaan damai. Sebagaimana Allah SWT, berfirman: <br /> <br />Artinya : "(Yaitu) orang-orang yang beriman dan hati mereka menjadi tentram dengan mengingat kepada Allah. Ingatlah! hanya dengan mengingat Allah hati mereka menjadi tentram". (Ar-Ra'd : 28) <br /> <br /> <br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /> <br /> <br /><br /><br /> Akhlaq berasal dari kata "kholaqo", kata asalnya adalah "khuluqun", yang berarti perangai (watak, tabiat). Jadi menurut istilah akhlaq adalah suatu perangai yang timbul dalam jiwa seseorang yang merupakan sumber timbulnya perbuatan secara mudah dan ringan tanpa di pikirkan dan di rencanakan terlebih dahulu. Maka apabila dari perangai itu timbul perbuatan yang baik disebutlah ia mempunyai akhlaq terpuji (mahmudah) dan apabila dari perangai itu timbul perbuatan buruk disebutlah ia mempunyai akhlak tercela (madzmumah).<br /><br />A. AKHLAQ TERPUJI<br />Pokok-pokok atau dasar akhlaq yang baik (mahmudah) terbagi menjadi empat bagian:<br />1. Kearifan (hikmah) yaitu keadaan jiwa seseorang yang dengannya ia dapat membedakan antara yang benar dan yang salah dalam setiap perbuatan.<br />2. Keberanian (saja'ah) yaitu dipatuhinya akal oleh kekuatan emosi (amarah/ghodhob) baik dalam tindakan atau keengganan untuk bertindak.<br />3. Penahanan nafsu (iffah) yaitu terdidiknya ambisi (syahwat, hasrat) oleh didikan akal dan syariat.<br />4. Keadilan atau keseimbangan (tawazun) yaitu sikap moderat untuk mengambil fadhilah (kebajikan) dari ketiga unsur di atas.<br /><br />MACAM-MACAM AKHLAQ TERPUJI<br />1. KHUSNUDHON TERHADAP ALLAH SWT.<br /> Husnudzon artinya berbaik sangka, husnudzon kepada Allah SWT; artinya berbaik sangka kepada Allah SWT. Maksudnya adalah bahwa Allah SWT memberikan sesuatu kepada kita sudah di ukur sesuai dengan kemampuan kita. Allah SWT; menjadikan baik dan buruk terhadap sesuatu, sedangkan manusia diberi kemerdekaan untuk memilih. Petunjuk atau hidayah adalah hasil dari perbuatan yang baik atau sholeh sedang kesesatan/dholalah buah hasil amal perbuatan yang buruk. Allah SWT berfirman :<br /> <br />Artinya:' Dan orang-orang yang mengikuti petunjuk, Allah tambahkan petunjuk untuk mereka dan kepada mereka di beri sifat taqwa". (Muhammad : 17)<br /><br />Orang yang mempunyai sifat husnudzon hatinya akan menjadi bersih sehingga ia akan terhindar dari penyakit-penyakit hati seperti iri, dengki, hasad, ria, ujub, takabur, ghibah dsb.<br />Setiap orang yang beriman akan senantiasa membersihkan hatinya, sebab kebersihan hati (salamatul qulub) akan memunculkan kebersihan ucapan (salamatul lisan), kebersihan akal (salamatul 'uqul) serta kebersihan perilaku (salamatul a'mal). Allah SWT berfirman :<br /><br /><br /><br />Artinya :"(Yaitu) di hari harta dan anak-anak laki-laki mereka tidak berguna, kecuali orang yang menghadap Allah dengan hati yang bersih". (Asy-Syu’aro': 88-89)<br /><br />2.GIGIH<br /> Gigih artinya orang yang teguh memperjuangkan prinsip dan tidak kenal putus asa. Ia selalu konsisten dalam mempedomani ketentuan-ketentuan syariat Islam sebagai pedoman tingkah lakunya dalam kehidupan sehari-hari. Orang yang gigih akan selalu meningkatkan keimanannya dengan pemahaman, pengetahuan dan penghayatan yang tinggi terhadap ajaran Islam. Ia mempunyai pandangan hidup yang optimis, tidak gelisah, tidak kecil hati dan tidak takabur dalam-menghadapi persoalan-persoalan hidup. Ia tidak kenal putus asa dalam hidup karena ia menyadari bahwa sikap putus asa adalah suatu sikap dan kepribadian yang tidak terpuji. Ia menyadari bahwa dalam kesulitan pasti ada kemudahan, sebab Allah SWT memerintahkan kepada manusia bahwasanya Allah SWT tidak akan merubah nasib manusia kecuali mereka mau merubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri. Sebagaimana firman-Nya :<br />إِنَّ اللهَ لاَ يُغَيِّرُ مَا بِقَوْمٍ حَتَّى يُغَيِّرُوْا مَا بِأَنْفُسِهِمْ<br />Artinya: “Sesungguhnya Allah tidak akan merubah keadaan suatu kaum sehingga mereka merubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri". (Ar-Ra'du: 11)<br /><br />Orang yang gigih dalam hidupnya mempunyai sikap jiwa istiqomah yang artinya tetap di jalan yang lurus/benar tidak terbelokkan betapapun besarnya godaan yang menimpanya. Jadi orang yang istiqomah adalah orang yang hidupnya selalu di jalan Allah SWT; tidak pernah menyimpang dan melanggar larangan-larangan Allah SWT; dan tidak pernah meninggalkan kewajiban-kewajiban agamanya. Allah SWT; berfirman :<br />وَأَنَّ هَذَا صِرَاطِيْ مُسْتَقِيْمًا فَاتَّبِعُوْهُ وَلاَ تَتَّبِعُوْا السُّبُلَ فَتَفَرَّقَ بِكُمْ عَنْ سَبِيْلِهِ<br />Artinya :"Sesungguhnya inilah jalanKu yang lurus, maka ikutilah dia. Dan janganlah kamu mengikuti jalan lainnya, karena akan memisahkan kamu dari pada jalanNya". (Al-An'am : 153)<br /><br />3. INISIATIF<br /> Ciri kehidupan adalah selalu berubah, dengan demikian tidak akan ada solusi yang tepat kecuali harus punya inisiatif. Orang yang sukses tidak akan membiarkan keadaan mengontrol dirinya, namun dia menyadari bahwa dia memiliki kekuatan dalam dirinya untuk dapat memecahkan persoalan-persoalan hidup yang di hadapi. Untuk dapat merubah kondisi menjadi peluang maka diperlukan manusia yang inisiatif. Orang yang punya karakter inisiatif mempunyai ciri-ciri sebagai berikut :<br />1. Imajinatif 6. Senang petualang (dalam kebajikan)<br />2. Mempunyai prakarsa 7. Penuh energi<br />3. Mempunyai minat yang luas 8. Percaya diri<br />4. Mempunyai minat yang lurus. 9. Bersedia mengambil resiko<br />5. Selalu ingin tahu 10. Berani dalam pendirian<br /><br />Allah SWT; berfirman :<br /><br /> <br />Artinya :"Dan diantara tanda-tanda kekuasaanNya ialah tidurmu di waktu malam dan siang hari dan usahamu mencari sebagian dari karunia-Nya. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda bagi kaum yang mendengarkan". (Ar-Rum:23)<br /><br />Ayat tersebut menggambarkan kepada kita bahwa dalam hidup ini kita tidak boleh berpangku tangan, kita harus punya inisiatif untuk mencari karunia Allah SWT di muka bumi ini. Manusia yang diciptakan Allah SWT di muka bumi ini dibekali dengan kekuatan fisik, intelektual, emosional dan spiritual maka hendaklah digunakan semaksimal mungkin untuk meraih hidup yang shaleh.<br /><br />4. RELA BERKURBAN<br /> Manusia adalah makhluk ciptaan Allah SWT yang hidupnya saling berhubungan antara yang satu dengan yang lainnya. Dari semakin berkembangnya kehidupan manusia semakin berkembanglah ilmu pengetahuan dan semakin majemuklah kehidupan masyarakat. Di dalam kehidupan mayarakat yang majemuk seperti ini dimana manusia yang satu dengan yang lainnya saling membutuhkan, maka diperlukan adanya tenggang rasa dan rela berkorban. Allah SWT ; berfirman:<br /> <br />Artinya : "Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah ialah orang yang paling bertakwa di antara kamu. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal. (Al-Hujurot:13)<br /><br />Nampak jelaslah bahwa garis dan tuntunan yang diberikan Allah SWT kepada kita adalah agar kita saling ta'aruf yakni saling mengenal, saling hormat menghormati, tolong menolong dan semacamnya. Hal semacam itu membutuhkan pengorbanan baik berupa tenaga, harta dan fikiran.<br />Maka apabila kita ingin membangun umat Islam yang kuat dan tidak gampang retak serta cerai berai diperlukan rasa tenggang rasa dan saling menghormati. Hal tersebut akan terwujud bila kita mau berkorban dan dengan pengorbanan inilah kita akan merasa sebagai hamba Allah SWT yang bersaudara sehingga hidup kita akan diliputi rahmat dan maghfiroh dari Allah SWT. Allah SWT berfirman :<br /> <br />Artinya : “Hai orang-orang yang beriman, jika kamu menolong (agama) Allah, niscaya Dia akan menolongmu dan meneguhkan kedudukanmu”.(Muhammad : 7)<br /><br />5. SIKAP YANG BENAR TERHADAP MAKHLUK HIDUP SELAIN MANUSIA<br /> Yang dimaksud makhluk hidup selain manusia meliputi :<br />a. Makhluk nabati. <br />Makhluk Nabati (tumbuh-tumbuhan) yang ada di sekeliling kita dalam persada bumi yang produktif ini, disediakan oleh Allah SWT bagi kepentingan umat manusia. Apabila kita mau menggunakan akal pemberian Allah SWT ini, maka akan kita ketahui dari tumbuh-tumbuhan sekecil apapun dan rerum-putan hingga pohon yang besar kesemuanya dapat dimanfaatkan untuk keperluan umat manusia.<br />b. Makhluk hewani. <br />Makhluk hewani sengaja diciptakan oleh Allah SWT bagi kepentingan umat manusia dan manusia dapat belajar dari hewan-hewan tersebut walaupun ada hewan-hewan itu yang di haramkan untuk di konsumsi manusia, tetapi manfaatnya akan kembali kepada manusia juga.<br />c. Makhluk ghaib. <br />Makhluk Ghaib. Makhluk ghaib terdiri dari malaikat, jin dan setan atau iblis. Malaikat menggerakkan hati manusia untuk berbuat amal shaleh, sedang setan atau iblis akan menggerakkan hati manusia untuk berlaku jahat. Gerak baik atau shaleh dan jahat itu akan di pertimbangkan oleh akal, keputusan akal melahirkan kemauan dan kemauan manusia itu bebas, turut bisikan malaikat atau bisikan setan atau iblis. Apabila iman telah menerangi hati dan ilmu telah menerangi budi, manusia akan bergerak kepada taqwa dan hanya taqwalah yang akan menjadi benteng terhadap tipu daya muslihat iblis atau setan. <br /><br />Prinsip dasar hubungan manusia dengan makhluk hidup lainnya atau dengan alam pada dasarnya ada 3 macam. Pertama, semua isi alam ini diciptakan oleh Allah SWT; adalah untuk kepentingan manusia. Kedua, manusia berkewajiban menggali dan mengelola segala kekayaannya. Ketiga, manusia berkewajiban memelihara dan melestarikan alam ini dengan sebaik-baiknya. Allah SWT berfirman:<br /> <br />Artinya : "Tidaklah kamu perhatikan, bahwa Allah telah menundukkan untuk kepentinganmu apa yang ada di langit dan apa yang ada di bumi dan menyempurnakan untukmu nikmatNya lahir dan batin". (Lukman : 20)<br /><br />Kalau kita perhatikan dengan sungguh-sungguh segala sesuatu yang berada di sekeliling kita akan tampak bahwa semuanya mengandung manfaat yang sangat besar, mulai dari benda-benda raksasa yang bertebaran di angkasa sampai benda ataupun makhluk hidup yang sangat kecil dan amat sederhana. Semuanya mengandung faidah bagi manusia dan tiada satupun ciptaan Allah SWT yang sia-sia. Oleh karena itu manusia harus bersahabat dengan siapapun baik terhadap tumbuh-tumbuhan, lingkungan alam, binatang bahkan kepada makhluk ghaib sekalipun. <br /><br />B. AKHLAQ TERCELA<br />1. SUUDZON TERHADAP ALLAH SWT<br /> Suudzon artinya berburuk sangka. Berburuk sangka kepada Allah SWT adalah perbuatan dosa, karena Allah SWT; tidak akan berbuat dzalim kepada makhluknya. Kalau ada manusia yang tersesat itu bukan karena kehendak Allah SWT; akan tetapi manusia sendirilah yang mengikuti hawa nafsunya. Petunjuk/hidayah adalah buah hasi dari amal perbuatan baik/shaleh sedang kesesatan adalah buah hasil dari perbuatan buruk. Perhatikan firman Allah SWT di bawah ini :<br /> <br />Artinya : "Dan orang-orang yang mengikuti petunjuk, Allah tambahkan petunjuk untuk mereka dan kepada mereka diberikan pula sifat taqwa". (Muhammad : 17)<br /><br />فَلَمَّا زَاغُوْا أَزَاغَ اللهُ قُلُوْبَهُمْ وَاللهُ لاَ يَهْدِي الْقَوْمَ الْفَاسِقِيْنَ<br />Artinya : " Maka tatkala mereka berbuat sesat (berpaling dari kebenaran), Allah menyesatkan (me-malingkan) hati mereka dan Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang fasik". (Ash-Shof : 5)<br /><br />2. TAMAK<br /> Tamak artinya mengharapkan pemberian orang lain. Sedangka apabila dia menginginkan barang milik orang lain itu berpindah pada diri kita disebut dengan serakah. Dan apabila kita sudah mempunyai barang seperti yang di inginkannya tetapi dia masih menginginkan barang milik orang lain itu berpindah pada diri kita maka disebut dengan rakus. Ketamakan, keserakahan dan kerakusan adalah merupakan wujud tidak bersyukurnya manusia terhadap pemberian Allah SWT kepadanya. Kita harus yakin bahwa mengambil sesuatu yang bukan milik kita adalah berbuatan yang rendah, hina dan busuk. Maka sifat ketamakan, keserakahan dan kerakusan adalah sifat yang tercela dan suatu sifat yang akan menghinakan dirinya dan merendahkan kehormatannya. Dan bahwa sifat seperti ini tak ubahnya perilaku anjing yang menggerak-gerakkan ekornya ketika menunggu sepotong makanan yang di inginkan olehnya.<br />Ketamakan adalah merupakan penyakit hati yang harus di obati dengan sikap zuhud (hidup sederhana), seperti kebodohan harus di obati dengan belajar, kebahkilan dengan kedermawanan, kesombongan dengan sikap tawadhu. Kita harus yakin bahwa harkat dan martabat manusia bukan dinilai dari banyaknya harta akan tetapi kemulyaan manusia disisi Allah SWT adalah karena taqwanya. Allah SWT; berfirman:<br />إِنَّ أَكْرَمَكُمْ عِنْدَ اللهِ أَتْقَاكُمْ إِنَّ اللهَ عَلِيْمٌ خَبِيْرٌ<br />Artinya :"Sesungguhnya orang yang paling mulia di sisi Allah SWT adalah orang yang paling taqwa diantara kamu". (Al-Hujurot :13)<br /><br />Taqwalah yang akan membawa manusia kepada kemulyaan dan bukan harta benda semata yang dapat mencapai kemulyaan. Allah SWT; berfirman:<br /> <br />Artinya : "Dan sekali-kali bukanlah harta dan bukan (pula) anak-anak kamu yang mendekatkan kamu kepada Kami sedikitpun, tetapi orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal sholeh, mereka itulah yang memperoleh balasan yang berlipat ganda disebabkan apa yang telah mereka kerjakan dan mereka aman sentausa di tempat-tempat yanng tinggi (dalam surga)". (Saba' : 37)<br /><br /> <br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br />Secara sederhana hukum artinya seperangkat peraturan tentang tingkah laku manusia yang diakui oleh sekelompok masyarakat, yang disusun oleh orang yang diberi wewenang dan berlaku mengikat bagi anggotanya. Bila dikaitkan dengan Islam, maka hukum Islam berarti seperangkat peraturan yang berdasarkan wahyu Allah SWT; dan sunnah Rasulullah saw; yang mengatur tentang tingkah laku manusia yang dibebankan kepada setiap mukallaf dan mengikat semua orang yang beragama Islam. Orang yang hidupnya dibimbing syari'ah (hukum Islam) akan melahirkan kesadaran untuk berperilaku yang sesuai dengan tuntutan dan tuntunan Allah SWT; dan rasulNya, sebab hukum Islam pasti selaras dengan fitrah manusia sehingga siapapun yang bertahkim kepada hukum Islam pasti manusia akan selamat di dunia dan akherat. <br /><br />A. KEDUDUKAN DAN FUNGSI ALQUR’AN, HADITS DAN IJTIHAD<br />1. AL-QUR'AN<br />Menurut bahasa Al-Qur'an berarti "bacaan" (dari asal kata "qoro-a”). Menurut istilah Al-Qur'an ialah "kumpulan wahyu Allah SWT, yang yang diturunkan kepada Nabi Muhammad saw, dengan perantaraan malaikat Jibril yang dihimpun dalam sebuah kitab suci untuk menjadi pedoman hidup bagi manusia dan membacanya termasuk ibadah". Al-Qur'an merupakan sumber hukum Islam yang pertama dan utama. Sebagaimana firman Allah SWT, :<br />يَا أَيُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوْا أَطِيْعُوا اللهَ وَأَطِيْعُوا الرَّسُوْلَ وَأُولِي اْلأَمْرِ مِنْكُمْ<br />Artinya : " Hai orang-orang yang beriman, taatilah Allah dan taatilah rasulNya serta ulil amri diantaramu ". ( An-Nisa:59 )<br /> <br />Sebagai sumber hukum Islam Al-Qur'an mengandung 3 pokok pengetahuan hukum yang mengatur tentang kehidupan umat manusia yaitu :<br />10. Hukum yang berkaitan dengan aqidah, yakni ketetapan tentang wajib beriman kepada Allah SWT, Malaikat, kitab-kitab-Nya, para Rasul, hari akhir dan takdir.<br />11. Tuntunan yang berkaitan dengan akhlaq (budi pekerti), yaitu ajaran agar seorang muslim memiliki sifat mulia dan menjauhi sifat tercela.<br />12. Hukum yang berkaitan dengan amal perbuatan manusia yang terdiri dari ucapan, perbuatan, perjanjian dan lain-lain. Hukum yang berkaitan dengan amal perbuatan ini terbagi menjadi dua yaitu :<br />13. Yang mengatur tindakan manusia dalam hubungannya dengan Allah SWT, yang disebut ibadah. Seperti sholat, puasa, haji, nadzar, sumpah dan lain-lain.<br />14. Yang mengatur tindakan manusia baik individu atau kelompok yang disebut dengan muamalah (amal kemasyarakatan). Seperti perjanjian, hukuman (pidana), ekonomi, pendidikan, pernikahan dan semacamnya.<br /><br />Fungsi dan Kedudukan Al-Qur'an. <br />1). Sebagai mu'jizat Nabi Muhammad saw.<br />2). Sebagai dasar dan sumber hukum Islam yang pertama.<br />3). Sebagai pedoman dan petunjuk hidup bagi manusia.<br />4). Sebagai pembawa berita gembira dan kebenaran yang mutlak.<br />5). Sebagai obat penawar hati bagi orang-orang yang beriman.<br />6). Membenarkan dan menyempurnakan kitab-kitab terdahulu.<br /><br />2. AL-HADITS<br />Hadits menurut bahasa artinya "perkataan". Menurut istilah hadits ialah segala sesuatu yang disandarkan kepada Nabi Muhammad saw, baik berupa perkataan, perbuatan atau ketetapan (taqrir) Nabi. Bersadarkan definisi tersebut, maka hadits dibagi menjadi 3 bagian yaitu hadits qouliyah (perkataan Nabi saw;), hadits fi'liyah (perbuatan Nabi saw;) dan hadits taqriri (katetapan Nabi saw;). Sedangkan menurut kwalitasnya hadits di bagi menjadi 2 bagian :<br />Hadits maqbul (dapat diterima sebagai pedoman) yang mencakup hadits shoheh dan hadits hasan.<br />Hadits mardud (tidak dapat diterima sebagai pedoman) yang mencakup hadits dhaif (lemah) dan hadits maudlu' (palsu).<br />Usaha seleksi diarahkan kepada 3 unsur hadits yaitu :<br />Matan (isi hadits). Suatu isi hadits dapat dinilai baik apabila tidak bertentangan dengan Al-Qur'an, hadits lain yang lebih kuat, fakta sejarah dan prinsip-prinsip ajaran Islam.<br />Sanad (persambungan antara pembawa dan penerima hadits).Sanad dapat dinilai baik apabila antara pembawa dan penerima benar-benar bertemu bahkan berguru.<br />Rowi (orang yang meriwatkan hadits). Seorang dapat diterima haditsnya apabila memenuhi syarat-syarat : <br />Adil yaitu orang Islam yang baligh dan jujur, tidak pernah berdusta dan membiasakan berbuat dosa.<br />Afidh yaitu kuat hafalannya atau mempunyai catatan pribadi yang dapat dipertanggung jawabkan. <br /><br />Hadits merupakan sumber hukum kedua setelah Al-Qur'an, sebagaimana firman Allah SWT:<br />وَمَا آتَاكُمُ الرَّسُوْلُ فَخُذُوْهُ وَمَا نَهَاكُمْ عَنْهُ فَانْتَهُوْا<br />Artinya : "Dan apa yang diberikan Rasul kepadamu maka terimalah ia, dan apa yang dilarangnya bagimu maka tinggalkanlah". (Al-Hasyr : 7)<br /><br />Kedudukan dan Fungsi Hadits Sebagai Sumber Hukum Islam.<br />a. Memperkuat hukum-hukum yang telah ditentukan oleh Al-Qur'an.<br />Misalnya : Allah SWT, berfirman yang artinya : "Dan jauhilah perkataan-perkataan dusta ". (al-Hajj:30). Kemudian firman Allah SWT, tadi dikuatkan oleh hadits yang artinya : "Awas! jauhilah perkataan dusta". (HR. Bukhori Muslim).<br />b. Memberikan rincian dan penjelasan terhadap ayat-ayat Al-Qur'an yang masih bersifat umum.<br />Contoh: Allah SWT, berfirman yang artinya: "Diharamkan bagimu memakan bangkai, darah dan daging babi". (Al-Maidah:3). Kemudian Rasulullah saw, menjelaskan bahwa ada bangkai yang boleh dimakan yaitu ikan dan belalang. Seperti sabda Nabi saw, yang artinya : "Dihalalkan bagi kita dua macam bangkai dan dua macam darah, adapun dua macam bangkai adalah ikan dan belalang, sedang dua macam darah adalah hati dan limpha". (HR. Ibnu Majah).<br />c. Menetapkan hukum atau aturan-aturan yang tidak didapati dalam Al-Qur'an. <br />Misalnya cara menyucikan bejana yang dijilat anjing. Rasulullah saw, bersabda yang artinya : "Sucikanlah bejanamu yang dijilat anjing, dengan menyucikan sebanyak tujuh kali salah satunya dicampur dengan tanah". (HR. Muslim).<br /><br />3. IJTIHAD<br />Ijtihad ialah berusaha keras atau bersungguh-sungguh untuk memecahkan suatu masalah yang tidak ada ketetapannya baik dalam Al-Qur'an maupun Al-Hadits, serta berpedoman kepada cara-cara menetapkan hukum yang telah ditentukan. Ijtihad dapat dijadikan sebagai sumber hukum Islam yang ketiga. Dasarnya adalah sabda Nabi Muhammad saw, yang artinya : "Sesungguhnya Rasulullah saw, tatkala mengutus Muadz bin Jabal, beliau bersabda :"Bagaimana Engkau memutuskan suatu masalah apabila datang kepadamu suatu masalah hukum?'<br />Muadz : "Aku memutuskan perkara dengan kitabullah".<br />Nabi saw, : "Jika engkau tidak menemukan dalam kitabullah?"<br />Muadz : "Aku putuskan perkara dengan sunah Rasulullah saw".<br />Nabi saw, : "Apabila engkau tidak menemukan dalam sunnah Rasulullah?'<br />Muadz : "Aku akan berijtihad dengan akalku".<br />Nabi saw, : "Segala puji bagi Allah swt, yang telah memberikan taufiq kepada Rasulullah SAW". <br /> (HR.Tirmidzi) <br /><br />Bentuk-bentuk Ijtihad.<br />a. Ijma’, yaitu kesepakatan pendapat para ahli mujtahid dalam segala zaman mengenai hukum syari'ah. Misalnya: Kesepakatan para ulama dalam membukukan Al-Qur'an pada waktu kholifah Usman bin Affan.<br />b. Qias, yaitu menetapkan suatu hukum terhadap suatu masalah yang tidak ada hukumnya dengan kejadian lain yang ada hukumnya karena eduanya terdapat persamaan illat (sebab-sebabnya). Misalnya: Menyamakan hukum minum bir dan wisky adalah haram diqiaskan dengan munum khamr yang sudah jelas hukumnya dalam Al-Qur'an.<br />c. Istikhsan, yaitu menetapkan suatu hukum terhadap masalah ijtihadiyah berdasarkan prinsip-prinsip kebaikan. Misalnya: Dokter laki-laki melihat aurot wanita yang bukan muhrimnya saat wanita tersebut akan melahirkan anaknya.<br />d. Masholihul Mursalah, yaitu menetapkan suatu hukum terhadap suatu masalah ijtihadiyah atas dasar kepentingan umum. Misalnya: pengenaan pajak terhadap orang-orang kaya. <br /><br />A. HUKUM TAQLIFI<br />Pengertian.<br />Hukum taqlifi ialah khitab (titah) Allah SWT atau sabda Nabi Muhammad SAW yang mengandung tuntutan, baik perintah melakukan atau larangan. Hukum taqlifi ada lima bagian yaitu :<br />1. Ijab, artinya mewajibkan atau khitab (firman Allah) yang meminta mengerjakan dengan tuntutan yang pasti.<br />2. Nadab (anjuran), artinya menganjurkan atau khitab yang mengandung perintah yang tidak wajib dituruti.<br />3. Karohah (memakruhkan) yaitu titah/ khitab yang mengandung larangan, tetapi tidak harus dijauhi.<br />4. Ibahah (membolehkan), yaitu titah/khitab yang membolehkan sesuatu untuk diperbuat atau ditinggalkan.<br />Adapun yang berhubungan dengan hukum taqlifi antara lain :<br />1. Mahkum ‘alaihi (yang dikenai hukum) ialah orang mukallaf yakni orang-orang muslim yang sudah dewasa dan berakal, dengan syarat ia mengerti apa yang dijadikan beban baginya. Orang gila, orang yang sedang tidur nyenyak, anak yang belum dewasa dan orang-orang yang terlupa tidak dikenai taklif (tuntutan). Sebagaimana sabda Rasulullah SAW :<br /> • <br /> <br /><br />Artinya: “Pena itu telah diangkat (tidak dipergunakan untuk mencatat) amal perbuatan 3 orang : (1) orang yang tidur hingga ia bangun, (2) anak-anak hingga ia dewasa dan (3) orang gila hingga ia sembuh kembali”. (Hr. Abu Dawud)<br /><br />Demikian pula orang yang lupa disamakan dengan orang yang tidur yang tidak mungkin mematuhinya apa yang ditaqlifkan.<br />2. Hakim (yang menetapkan hukum) ialah Allah SWT dan yang memberitahukan hukum-hukum Allah SWT adalah para rasulNya. Dan sesudah seruan sampai kepada yang di tuju maka syariatnya menjadi hukum. <br />3. Mahkum bihi (yang dibuat hukum) yaitu perbuatan mukallaf yang berhubungan (bersangkutan) dengan hukum yang lima yang masing-masing adalah :<br />a. Yang berhubungan dengan ijab dinamai wajib.<br />b. Yang berhubungan dengan nadab dinamai mandub/sunah.<br />c. Yang berhubungan dengan tahrim dinamai haram.<br />d. Yang berhubungan dengan karohah dinamai haram.<br />e. Yang berhubungan dengan ibahah dinamai mubah.<br />Dari kelima hukum tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut :<br />a. Wajib, ialah suatu yang harus dikerjakan dan pelakunya mendapat pahala, bila ditinggalkan maka pelakunya mendapat dosa. Adapun macam-macam wajib adalah sebagai berikut :<br />(1) Wajib Syar’i yaitu suatu ketentuan yang apabila dikerjakan mendatangkan pahala dan bila tidak dikerjakan berdosa.<br />(2) Wajib Aqli yaitu suatu ketetapan hukum yang harus diyakini kebenarannya karena masuk akal dan rasional.<br />(3) Wajib ‘Aini yaitu suatu ketetapan yang harus dikerjakan oleh setiap muslim seperti : sholat 5 waktu, puasa bulan ramadhan, sholat jum’at dan lainnya.<br />(4) Wajib kifayah yaitu suatu ketetapan apabila telah dikerjakan oleh sebagian muslim maka muslim yang lain terlepas dari kewajiban, seperti mengurus jenazah.<br />(5) Wajib Mu’ayyanah yaitu suatu keharusan yang telah ditetapkan macam tindakannya seperti wajibnya berdiri dalam sholat bagi yang mampu.<br />(6) Wajib mutlaq yaitu suatu kewajiban yang tidak ditentukan waktu pelaksanaan-nya, seperti membayar denda sumpah.<br />(7) Wajib Aqli Nadzari yaitu kewajiban mempercayai suatu kebenaran dengan memahami dalil-dalilnya atau penelitian yang mendalam, seperti mempercayai eksistensi Allah SWT.<br />(8) Wajib Aqli Dharuri yaitu kewajiban mempercayai suatu kebenaran dengan sendirinya tanpa dibutuhkan dalil-dalil tertentu.<br />b. Haram, ialah sesuatu yang apabila dilakukan pelakunya mendapat dosa dan bila ditinggalkan pelakunya mendapat pahala.<br />c. Mubah, ialah sesuatu yang apabila dilakukan dan ditinggalkan tidak berdosa. <br />d. Sunat atau Mandub, ialah sesuatu yang apabila dikerjakan pelakunya mendapat pahala dan bila ditinggalkan tak berdosa. Adapun macam-macam suant adalah sebagai berikut :<br />(1) Sunat Muakkad yaitu sunat yang sangat dianjurkan, seperti sholat Idhul Fitri dan Idhul Adha.<br />(2) Sunat Ghoiru Muakkad yaitu suant biasa seperti memberi salam.<br />(3) Sunat Hae’at yaitu sunat yang sebaiknya dikerjakan seperti mengangkat tangan ketika takbir dalam sholat.<br />(4) Sunat Ab’at yaitu perkara-perkara yang kalau terlupakan harus mengganti dengan sujud syahwi. <br />e. Makruh, ialah sesuatu yang apabila dikerjakan pelakunya tidak berdosa tetapi bila ditinggalkan pelakunya mendapat pahala.<br /><br />Kedudukan dan Fungsi Hukum Taqlifi.<br />Kedudukan hukum taqlifi dalam Islam adalah untuk mengetahui hukum-hukum syara’ yang berhubungan dengan amal perbuatan mukallaf, baik yang menyangkut wajib, sunat,haram, mubah, syah dan tidaknya suatu perbuatan. Disamping itu juga untuk memahami kaidah-kaidah yang dipergunakan untuk mengeluarkan hukum dari dalil-dalil hukum yakni kaidah-kaidah yang menetapkan dalil hukum. Hukum-hukum tersebut bersumber dari Al-Qur’an, Hadits, Ijmak dan Qias. <br /><br />B. PENGERTIAN DAN HIKMAH IBADAH<br />Ibadah berasal dari kata ‘Abdun yang berarti hamba. Sedangkan arti secara harfiah adalah rasa tunduk, melakukan pengadian (penghambaan), merendahkan diri dan istikhanah. Jadi tugas yang paling esensial dari seorang hamba Tuhan adalah mengabdi dan beribadah kepadaNya. Secara terminologi ibadah ialah usaha mengikuti hukum-hukum dan aturan-aturan Allah SWT serta menjalankannya dalam kehidupan sesuai dengan perintahNya mulai dari aqil baligh sampai meninggal. Sebagaimana firman Allah SWT dalam surat Adz-Dzariat : 56<br /> <br />Artinya : “Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka menyembah-Ku”. (Adz-Dzariat : 56 )<br /> <br />Ibadah merupakan bagian integral dari syariah, apapun yang dilakukan manusia harus bersumber dari syaria’ah Allah SWT dan rasulNya.Ibadah tidak hanya sebatas menjalankan rukun Islam tetapi ibadah juga berlaku pada semua aktifitas duniawi yang didasari rasa ikhlas. Oleh karena itu ibadah terdapat 2 klasifikasi yaitu :<br />1. Ibadah Khusus (ibadah mahdhah) yaitu ibadah yang langsung berhubungan kepada Allah SWT atau ibadah yang berkaitan dengan arkanul Islam seperti syahadat, sholat, puasa dan haji.<br />2. Ibadah Amm/umum (ibadah ghoiru mahdhah) yaitu segala aktivitas yang titik tolaknya ikhlas dan ditujukan untuk mencapai ridho Allah SWT berupa amal shaleh.<br />Perbedaan antara ibadah khusus dan umum terletak pada perbedaan sebagaimana dinyatakan dalam ilmu Ushul Fiqh yang berbunyi : Bahwa ibadah dalam arti khusus semuanya dilarang kecuali yang diperintahkan dan di contohkan, sedang ibadah dalam arti umum semuanya dibolehkan kecuali yang dilarang.<br />Ibadah-ibadah lain yang berhubungan dengan rukun Islam antara lain :<br />1. Ibadah badani (fisik) seperti : bersuci yang meliputi ; wudhu, mandi, tayamum, cara menghilangkan najis, istinjak dan semacamnya, adzan, iqomah, I’tikaf, do’a, membaca sholawat, tasbih, istighfar, khitan dan lain-lain.<br />2. Ibadah Maliyah (harta) seperti : qurban, aqiqoh, wakaf, fidyah, hibah dan lain-lain.<br />3. Muamalah, yaitu peraturan yang mengatur hubungan seseorang dengan lainnya, seperti: jual beli, dagang, sewa-menyewa, pinjam-meminjam, syirkah, simpanan, pengupahan, utang-piutang, wasiat, warisan dan lain-lain.<br />4. Munakahat, yaitu peraturan yang mengatur seseorang dengan orang laindalam hubunga berkeluarga. Seperti : pernikahan, perceraian, pengaturan nafkah, penyusuan, pemeliharaan anak, pergaulan suami istri, meminang, khulu’, lian, dzihar, walimah, wasiat dan lain-lainnya.<br />5. Jinayat, yaitu pengaturan yang menyangkut pidana, seperti : qishosh, diyat, kifarat, pembunuhan, zina, minuman keras, murtad, khianat dan lainnya.<br />6. Siyasah, peraturan yang menyangkut masalah-masalah kemasyarakatan (politik), diantaranya: ukhuwah (persaudaraan), musyawarah, ‘adalah (keadilan), ta’awun (tolong-menolong), hurriyah (kebebasan), tasamuh (toleransi), takaful ijtimak (tanggung jawab social), zi’amah (kepemimpinan), pemerintahan dan lainnya.<br />7. Akhlak, yaitu yang mengatur sikap hidup pribadi. Seperti : syukur, sabar tawadhu’, pema’af, tawakal, istiqomah, saja’ah, birrul walidain dan lainnya.<br />8. Peraturan-peraturan lainnya, seperti: makanan, minuman, sembelihan, berburu, nadzar, pemberantasan kemiskinan, pemeliharaan anak yatim, masjid, da’wah dan lainnya. <br />Adapun hikmah ibadah itu antara lain sebagai berikut :<br />1. Untuk memelihara agama (hifzh ad-din), dengan cara menunaikan arkanul Islam, memelihara agama dari seranga musuh, memelihara jiwa yang fitri sehingga tidak kehilangan esensinya.<br />2. Untuk memelihara jiwa (hifzh an-nafs) dengan cara memenuhi hak hidup masing-masing anggota masyarakat sesuai dengan aturan yang berlaku. Oleh karena itu perlu adanya hokum pidana (qishosh) terhadap orang yang melanggar ketentuan ini.(Q.S. Al-Maidah : 32, An-Nisa’ : 93, Al-Isra’ : 31, Al-An’am :151, Al-Baqoroh : 178-179).<br />3. Untuk memelihara akal fikiran (hifzh al-‘aql) dengan cara menggunakan akal yang dimilikinya sebagaimana mestinya, seperti memikirkan kekuasaan Allah SWT tentang penciptaan dirinya, alam maupun yang lainnya serta menghindarkan dari perbuatan yang dapat merusak daya fikirnya seperti minum minuman keras, narkoba dan semacamnya. Uraian ini dapat dilihat pada surat Al-Maidah : 90, Yasin : 60-62, Al-Qoshosh : 60, Yusuf : 109 dan masih banyak lagi.<br />4. Untuk memelihara keturunan (hifzh an-nasl) dengan cara mengatur pernikahan dan pelarangan pelecehan seksual seperti zina, kumpul kebo, homo seks, lesbian yang semuanya dapat merusak keturunan. Uraian ini dapat dilihat pada surat An-Nur : 2-9, Al-Isro’ : 32, Al-Ahzab : 49, At-Thalaq : 1-7, An-Nisa : 3-4.<br />5. Untuk memelihara kehormatan harta benda (hifzh al-‘ird wal amwal) dengan cara mencari rizki yang halaluntuk memenuhi kebutuhan hidup dan mengharamkan segala macam bentuk riba, perampokan, penipuan, pencurian, ghosob dan semacamnya. Rizki yang halal dapat berpengaruh terhadap kebersihan hati dan ikhlas menjalankan ibadah sebaliknya harta yang haram dapat mengakibatkan malas beribadah serta kekotoran hati. Hal ini dapat dilihat dalam surat An-Nur : 19-21, 27-29, Al-Hujurot : 11-12. Al-Maidah : 38-39, Ali Imron : 130 dan Al-Baqoroh : 188, 275-284. <br /><br />Adapun yang termasuk ibadah mahdah (ibadah khusus) itu antara lain :<br />SHOLAT<br />1. Pengertian Sholat.<br /> Menurut bahasa sholat berarti do'a. Sedang menurut istilah sholat ialah sistem peribadatan yang tersusun dari beberapa perkataan dan perbuatan yang diawali dengan takbiratul ikhrom dan diakhiri dengan salam berdasarkan atas syarat dan rukun tertentu. Sholat diwajibkan sebanyak 5 kali dalam sehari semalam. Perintah sholat diturunkan pada waktu isro' dan mi'raj Nabi Muhammad saw., setahun sebelum hijrah ke Madinah.<br /><br />2. Kedudukan Sholat.<br />Sholat Sebagai Tiang Agama.<br />Sholat mempunyai kedudukan yang sangat penting bagi manusia yang bertaqwa kepada Allah swt. Rasulullah saw., bersabda :<br />أَلصَّلاَةُ عِمَادُالدِّيْن, فَمَنْ أَقَامَهَا فَقَدْ أَقَامَ الدِّيْن, وَمَنْ تَرَكَهَا فَقَدْ هَدَمَ الدِّيْن (رواه البيهقى)<br />Artinya : “Sholat adalah tiang agama, barang siapa yang mendirikan sholat berarti mendirikan agama, barang siapa yang meninggalkannya berarti ia telah menghancurkan agama”. (HR. Baihaqi)<br /> <br />Sholat Sebagai Amalan Ibadah Yang Pertama dan Utama.<br />Sholat adalah merupakan amalan ibadah yang pertama yang akan dimintai pertanggung jawaban oleh Allah swt., di hari kiamat . Rasulullah saw, bersabda :<br />أَوَّلُ مَا يُحَاسَبُ بِهِ الْعَبْدُ يَوْمَ اْلقِيَامَةِ الصَّلاَةُ, فَإِنْ صَلُحَتْ صَلُحَ سَائِرُ عَمَلِهِ, فَإِنْ فَسَدَتْ فَسَدَ سَائِرُ عَمَلِهِ (رواه الطبرانى)<br />Artinya : "Yang pertama kali dihisab dari amalan-amalan seorang hamba pada hari kiamat adalah sholat. Jika sholatnya baik maka baiklah seluruh amalnya. Dan jika sholatnya rusak maka rusak seluruh amalnya". (HR. Thabrani) <br /> <br />Pada hari hisab amal yang pertama dihisab adalah sholat. Bagi orang yang tak pernah sholat ia akan ditempatkan di neraka saqor dan bagi orang yang melalaikan sholat akan ditempatkan di neraka weil. Jika sholatnya seseorang baik maka seluruh amal baiknya akan mengikutinya, tetapi bila jelek sholatnya maka akan jelek amalnya.<br /> <br />Sholat Sebagai Pembeda Mukmin dan Kafir. Rasulullah saw., bersabda :<br />أَلْفَرْقُ بَيْنَ الْمُؤْمِنُ وَالْكَافِرُ تَرْكُ الصَّلاَةِ (رواه المسلم)<br />Artinya :"Perbedaan antara seorang mukmin dengan seorang kafir adalah meninggalkan sholat". (HR. Muslim)<br /><br />Sholat Sebagai Rukun Islam Yang Ke Dua.<br />Sholat merupakan 5 sendi diantara kuatnya bangunan Islam. Kelimanya merupakan satu kesatuan yang utuh dan tak bisa dipisahkan. Jika salah satu sendi itu rapuh maka akan mempengaruhi yang lain. Rasulullah saw., bersabda :<br />بُنِيَااْلإِسْلاَمُ عَلَى خَمْسٍ : شَهَادَةُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ, وَأَنَّ مُحَمَّدًا رَسُوْلُ اللهِ, وَإِقَامُ الصَّلاَةِ, وَإِيْتَاءِ الزَّكَاةِ, وَحِجُّ اْلبَيْتِ, وَصَوْمَ رَمَضَانُ (رواه البخارى ومسلم)<br />Artinya : "Islam dibangun di atas lima sendi yaitu bersaksi bahwa tidak ada Tuhan selain Allah dan bersaksi bahwa Nabi Muhammad adalah utusan Allah, mendirikaan sholat, mengeluarkan zakat, berpuasa di bulan Ramadhan dan ibadah haji ke Baitullah". (HR. Bukhori Muslim)<br /><br />3. Hikmah Sholat<br />a. Membiasakan hidup bersih.<br />Orang yang akan melaksanakan sholat terlebih dahulu harus suci dari hadas dan najis, pakaian dan tempatnya dan lain sebagainya. Dengan demikian sholat melatih seseorang agar cinta kebersihan. Rasulullah saw., bersabda :<br />أَلنَّظَافَةُ مِنَ اْلإِيْمَان (رواه البخارى ومسلم)<br />Artinya :"Kebersihan itu adalah sebagian dari iman". (HR. Bukhori Muslim) <br /><br />b. Terbiasa Hidup sehat.<br />Seseorang diwajibkan berwudhu sebelum sholat. Kalau sholat 5 kali sehari ia berwudhu sebanyak 5 kali, berarti kesehatan seorang muslim akan terpelihara.<br /><br />c. Pembinaan Disiplin Waktu.<br />Melalui sholat tepat pada waktunya merupakan pembinaan disiplin waktu. Allah swt., menjelaskan kepada kita bahwa orang yang benar-benar berada dalam kerugian adalah orang yang yang tidak menghargai waktu sebagaimana dalam Al-Qur'an surat Al-Ashr .<br /> <br />d. Melatih Kesabaran.<br />Orang yang bisa mendirikan sholat dengan benar akan menjadi kuat tekadnya dan tidak mudah putus asa dalam menghadapi kesulitan hidup, ia akan menjadi orang yang sabar. Allah swt., berfirman :<br /><br /><br /><br /><br /><br />Artinya : " Sesungguhnya manusia diciptakan bersifat keluh kesah lagi kikir. Apabila ia ditimpa kesusahan ia berkeluh kesah dan apabila ia mendapat kebaikan ia amat kikir, kecuali orang-orang yang mengerjakan sholat yang mereka tetap mengerjakan sholatnya". (Al-Ma'arij : 19 - 23 )<br /><br />e. Mengikat Tali Persaudaraan Sesama Muslim.<br />Sholat berjamaah dapat memupuk persaudaraan sesama muslim. Rasulullah saw., bersabda :<br />أَلْمُؤْمِنُ لِلْمُؤْمِنِ كِالْبُنْيَانِ يَشُدُّ بَعْضُهُ بَعْضًا (رواه البخارى ومسلم)<br />Artinya : "Orang mukmin dengan mukmin lainnya itu laksana bangunan, yang sebagian memper-kokoh bagian yang lainnya". ( HR. Bukhori Muslim )<br /><br />f. Mencegah Perbuatan Keji dan Mungkar.<br />Hikmah sholat yang paling utama adalah dapat mencegah perbuatan keji dan mungkar. Orang yang bisa mendirikan sholat dengan baik, akan takut melakukan perbuatan keji dan jahat, dia akan merasa selalu diawasi oleh Allah swt. Firman Allah swt;<br />وَأَقِمِ الصَّلاَةُ إِنَّ الصَّلاَةَ تَنْهَى عَنِ اْلفَحْشَاءِ وَالْمُنْكَرِ وَلَذِكْرُ اللهِ أَكْبَرُ<br />Artinya :"Dan dirikanlah sholat, sesungguhnya sholat itu mencegah dari (perbuatan) keji dan mungkar". (Al-Ankabut : 45) <br /><br />B. PUASA<br />Puasa menurut pengertian bahasa berarti menahan diri dari segala sesuatu, seperti : menahan tidur, menahan berbicara, menahan makan, menahan minum dan sebagainya. Menurut istilah puasa ialah menahan diri dari makan, minum dan bersetubuh mulai dari terbit fajar sampai terbenam matahari dengan niat melaksanakan perintah Allah swt; serta mengharap keridhoan-Nya.<br />Allah swt; berfirman:<br /> <br />Artinya :"Hai orang-orang beriman diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana telah diwajibkan kepada orang-orang sebelum kamu, agar kamu bertaqwa". (Al-Baqarah :183)<br />Macam-macam puasa.<br />1. Puasa wajib yaitu puasa Ramadhan, puasa nadzar, puasa kafarat, puasa qodlo' dan puasa fidyah. (lihat Al-Baqoroh : 183 - 185, Al-Maidah: 89, Al-Baqoroh: 186).<br />2. Puasa sunat/tathowwu' seperti puasa senin kamis, puasa 6 hari bulan syawal, tanggal 9 dzulhijjah, tanggal 10 muharram (Asy-Syura'), tiap tanggal 13, 14, 15 qomariah.<br />3. Puasa haram seperti : puasa terus menerus, puasa hari tasyri' ( 11, 12, 13 Dzulhijjah), puasa dua hari raya, puasa wanita yang sedang haid/nifas, puasa sunat seorang istri tanpa izin suaminya ketika suami bersamanya.<br />4. Puasa makruh seperti puasa sunat dengan susah payah (sakit, perjalanan dll), menghususkan pada hari jum'at dan sabtu kecuali pada hari disunahkannya puasa. <br />Syarat wajib puasa : Berakal, baligh dan kuat mengerjakannya<br />Syarat syahnya : Islam, mumayyiz (dapat membedakan baik dan tidak baik), suci dari haid dan nifas bagi wanita, dalam waktu yang dibolehhkan puasa.<br />Rukun puasa: niat sebelum melakukan puasa, menahan diri dari makan, minum, bersetubuh dan hal-hal lain yang bisa membatalkan puasa (lihat Al-Baqarah : 187).<br /><br />Hikmah Puasa<br />1. Membentuk manusia sabar dan toleran.<br />Puasa bukanlah amal lahir yang dapat dilihat semata tetapi puasa adalah amal rohani yang hanya dilihat oleh Allah swt, oleh karena itu puasa adalah amal batin yang berbentuk kesabaran semata sebagaimana Rasulullah bersabda : <br />أَلصَّوْمُ نِصْفُ الصَّبْرِ وَالصَّبْرُ نِصْفُ اْلإِيْمَانِ (رواه البيهقى)<br />Artinya :”Puasa adalalah separuh kesabaran dan sabar itu adalah separuh iman”. (HR. Baihaqi)<br /><br />2. Membentuk jiwa amanah dan hanya bertanggung jawab hanya kepada Allah swt.<br />3. Membentuk akhlakul karimah.<br />Dengan puasa dia akan dapat berbuat baik dan mulia karena perbuatan-perbuatan jahat dapat menghalangi pahalanya puasa. Sebagaimana sabda Rasulullah saw:<br />خَمْسَةَ أَشْيَاءٍ تحيط الصوم : اَلْكَذِبَ وَالْغِيْبَةِ وَالنَّمِيْمَةِ وَالْيُمِيْنُ الْغَمُوْشِ وَالنَّظَرَ بِالشَّهْوَةِ (رواه الترمذى)<br />Artinya :"Lima perkara yang dapat menghalangi pahalanya pahalanya puasa yaitu, dusta, ghibah, namimah, sumpah palsu, melihat lawan jenis dengan syahwat". (HR. At-Tirmidzi)<br /><br />4. Mendidik manusia untuk berlaku jujur.Tidak ada seorangpun yang dapat mengetahui kita puasa atau tidak kecuali kita sendiri kepada Allah swt; ini berarti puasa melatih jujur dalam beribadah dan beriman karena Allah swt.<br />5. Mengembangkan kepekaan sosial.<br />Orang yang berpuasa akan bisa mengukur dan merasakan betapa pedihnya orang miskin dan kesusahan karena ketidak tersediaanya makanan dan uang belanja.<br />6. Melatih ketahanan mental.<br />Berpuasa berarti mengistirahatkan anggota badan yang mengolah penceraan makanan, hal ini akan membentuk anggota badan menjadi terbiasa dan kuat .<br />7. Meningkatkan ketaqwaan kepada Allah swt. <br /><br /><br /><br /><br /> <br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /> <br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br />A. MUQODDIMAH<br />Sosok manusia terpopuler sepanjang masa telah lahir di padang pasir yang tandus menjelang akhir abad ke 6 M. Namanya paling banyak disebut dan tak tertandingi oleh tokoh dunia manapun didunia ini. Keluhuran budi pekertinya menjadi suri tauladan bagi siapapun yang mendambakan kedamaian dan kebahagiaan. Beliaulah yang menjadi nabi terakhir yang di utus oleh Allah SWT kepada umat manusia dan menjadi penyempurna dari ajaran-jaran yang di bawa oleh para nabi terdahulu, beliaulah nabi Muhammad SAW. <br />Nabi Muhammad saw, menerima wahyu yang pertama kali ketika berumur 40 tahun, tepatnya pada tanggal 17 Ramadhan bertepatan dengan tanggal 6 Agustus 610 M. Pada tanggal 12 rabiul awal tahun 11 H bertepatan dengan tanggal 8 Juni 632 M beliau wafat dalam usia 63 tahun, sedang wahyu yang terakhir turun pada tanggal 9 Dzulhijjah tahun 10 H. Wahyu yang diterimanya berlangsung selama 22 tahun 2 bulan 22 hari. 12 tahun 5 bulan 13 hari diterima di Makkah dan 9 tahun 9 bulan 9 hari diterima di Madinah. Surat yang pertama kali turun adalah surat Al-Alaq ayat 1- 5.<br /><br /><br /><br /><br /><br />Artinya:" Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu Yang menciptakan, Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah, Bacalah, dan Tuhanmulah Yang Maha Pemura Yang mengajar (manusia) dengan perantaraan kalam, Dia mengajarkan kepada manusia apa yang tidak diketahuinya”. (Al-Alaq :1-5)<br /><br />Nabi Muhammad saw, menyampaikan wahyu dimulai secara diam-diam dilingkungan keluarganya dan ini mendapat pengikut yang disebut dengan Assabiqunal Awwalun (orang-orang yang terdahulu masuk Islam) yaitu Siti Khotijah (isteri beliau), Ali bin AbiThalib, Zaid bin Harits, Abu Bakar As-Siddiq dan Bilal. Setelah itu barulah menyampaikan dakwah secara terang-terangan kepada orang lain bahkan kepada bangsa-bangsa lain. Rasulullah saw, dalam menyampaikan dakwahnya menggunakan prinsip sebagaimana yang tercantum dalam surat An-Nahl ayat 125 sebagai berikut : <br /><br /><br /><br />Artinya:" Serulah (manusia) kepada jalan Tuhanmu dengan hikmah dan pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya Tuhanmu Dialah yang lebih mengetahui tentang siapa yang tersesat dari jalan-Nya dan Dialah yang lebih mengetahui orang-orang yang mendapat petunjuk. ". (An-Nahl:125)<br /><br />a. Bilhikmah (kebijaksanaan) artinya dengan cara yang jelas dan tegas sehingga dapat membedakan antara yang haq dan yang bathil. <br />b. Mauidhah hasanah artinya berdakwah dengan nasehat yang baik maksudnya dengan menyenangkan hati, tidak menyakitkan dan tidak memaksakan tetapi dengan cara persuasif yaitu memberikan kesempatan kepada orang untuk berfikir dan menentukan sendiri.<br />c. Mujadalah ( diskusi ) ialah berdakwah dengan saling tukar fikiran dan informasi. Cara ini biasanya dilakukan kepada orang yang mempunyai kemampuan berfikir logis dan kritis.<br /><br />Karena ketinggian akhlaknya Nabi Muhammad saw, mendapat sebutan "Uswatun Khasanah", yang artinya suri tauladan yang baik. Allah swt, berfirman :<br /> <br />Artinya:" Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah. ".(Al- Ahzab:21)<br /><br />Keteladan-keteladan Rasulullah saw, itu antara lain:<br />1. Keteladanan Rasulullah saw dalam Rumah Tangga.<br />Pergaulan Rasulullah saw., dengan keluarganya sangat adil dan bijaksana baik terhadap isteri-isteri dan anak-anaknya, sehingga suasana keluarga sangat menyenangkan penuh sakinah, mawadah dan rahmah.<br />2. Keteladanan Rasulullah saw, sebagai Pemimpin Umat .<br />a. Keluhuran budi yang mengagumkan, baik terhadap umatnya maupun orang yang memu-suhinya.<br />b. Wawasannya yang jauh memandang ke depan, misalnya pada waktu mengadakan perjanjian Hudaibiyah dengan kafir Makkah, memerintahkan umatnya untuk hijrah ke Habsyi atau ketika hijrah ke Madinah.<br />c. Kebijaksanaan dan keadilan yang tidak membedakan seseorang.<br />3. Keteladanan Nabi Muhammad saw, sebagai Pribadi Muslim. <br />Sejak kecil Nabi Muhammad saw, sudah memiliki kepribadian yang mulia, keluhuran budinya dan perangainya yang sangat luhur. Hal ini ditegaskan oleh Allah swt, sebagai berikut :<br /> <br />Artinya:"Dan sesungguhnya kamu benar-benar berbudi pekerti yang luhur".(Al-Qolam : 4) <br /><br /><br />B. SEJARAH DAKWAH RASULULLAH SAW PADA PERIODE MAKKAH<br />1. Masyarakat Makkah Pada Awal Penyebaran Islam.<br /> Masyarakat Makkah pada awal kenabian Muhammad SAW dikenal dengan sebutan jahiliyah, yakni masyarakat yang tidak mengenal Tuhan yang sebenarnya sebab patung dan batu menjadi sembahan tuhan mereka dan mereka hidup dalam kegelapan terutama yang berkaitan dengan akhlak dan moral. Kebiasaan buruk lainnya dalam masyarakat jahiliyah adalah suburnya tindak kejahatan, perjudian, mabuk-mabukan, pertikaian antar suku, saling membunuh bahkan mengubur bayi perempuan yang masih hidup menjadi kebiasaan mereka. Tatanan kehidupan masyarakat tidak berjalan, yang berlaku hanyalah hukum rimba, siapalah yang kuat dia yang berkuasa dan siapa yang menang dia yang berkuasa. Mereka sudak tidak menjadikan ajaran para nabi terdahulu sebagai pedoman hidupnya. Dalam situasi inilah Allah SWT mengutus nabi Muhammad SAW untuk menyampaikan ajaran Islam.<br /><br />2. Dakwah Islam dan Reaksi Orang-orang Quraish.<br /> Dakwah dalam periode Makkah di tempuh melalui 3 tahap. <br />Tahap pertama adalah dakwah secara diam-diam. Yang menjadi dasar dimulainya dakwah ini adalah surat Al-Mudatstsir :1-7. Dalam tahap ini Rasulullah SAW mengajak keluarga yang tinggal serumah dan sahabat-sahabat terdekatknya agar meninggalkan agama berhala dan hanya beribadah kepada Allah SWT semata. Dalam fase ini yang pertama menyatakan beriman adalah Siti Khotijah (isteri beliau), Ali bin AbiThalib, Zaid bin Harits. Dari kalangan sahabat Abu Bakar As-Siddiq, kemudian diikuti Usman bin Affan, Zubair bin Awam, Saad bin Abi Waqosh, Talhah bin Ubaidillah Abdurrahman bin Auf, Abu Ubaidah bin Jarrah, Arqam bin Abi Arqam, dan Bilal bin Rabah. Rasulullah SAW mengajarkan Islam kepada mereka di rumah Arqam bin Abi Arqam. Mereka menjalankan agama baru ini secara sembunyi-sembunyi sekitar 3 tahun lamanya.<br />Tahap kedua adalah dakwah semi terbuka. Dalam tahap ini Rasulullah SAW menyeru keluarga dalam lingkup yang lebih luas berdasarkan surat Asy-Syu’ara : 214. Yang menjadi sasaran utama seruan ini adalah Bani Hasyim. Sesudah itu Rasulullah SAW memperluas jangkauan seruannya kepada seluruh penduduk kota Makkah setelah turun surat Al-Hijr : 15. Langkah ini dimulainya dakwah tahap ke 3.<br />Tahap ketiga yakni dakwah secara terbuka. Sejak saat itu Islam menjadi perhatian dan pembicaraan penduduk Makkah. Dalam pada itu Rasulullah SAW terus meningkatkan kegiatannya dan memperluas jangkauan seruannya sehingga tidak lagi terbatas kepada pendudduk Makkah, melainkan kepada setiap orang yang datang ke Makkah terutama pada musim haji.<br /> Ketika gerakan Rasulullah SAW makin meluas, jumlah pengikutnya bertambah banyak dan seruannya makin tegas dan lantang bahkan secara terang-terangan mengancam agama berhala dan mencela kebodohan nenek moyang mereka yang memuja-muja berhala, orang-orang Quraiys terkejut dan marah. Mereka bangkit dan menentang dakwah Rasulullah SAW dan dengan berbagai macam cara berusaha menghalang-halanginya. Ada 5 faktor yang menyebabkan orang Quraiys menentang dakwah Rasulullah SAW :<br />a. Persaingan pengaruh dan kekuasaan. Mereka belum bisa membedakan antara kenabian dan kerajaan. Mereka mengira bahwa tunduk kepada Rasulullah SAW berarti tunduk kepada Abdul Muthalib. Hal ini menyebabkan suku-suku Arab kehilangan pengaruhnya dalam masyarakat.<br />b. Persamaan derajat. Rasulullah SAW mengajarkan persamaan derajat diantara umat manusia. Hal ini berlawanan dengan tradisi Arab jahiliyah yang membeda-bedakan berdasarkan kedudukan danstatus sosial. Bangsawan Quraiys belum siap menerima ajaran yang akan meruntuhkan tradisi dan dasar-dasar kehidupan mereka.<br />c. Takut dibangkitkan setelah mati. Gambaran tentang kebangkitan kembali setelah mati sebagaimana diajarkan dalam Islam sangat mengerikan dimata pemimpin-pemimpin Quraisy. Oleh karena itu mereka enggan memeluk agama Islam yang mengajarkan bahwa manusia akan dibangkitkan kembali dari kematiannya untuk mempertanggung jawabkan seluruh amal perbuatannya sewaktu hidup di dunia.<br />d. Taqlid kepada nenek moyang. Bangsa Arab jahiliyah mengangap bahwa tradisi nenek moyang merupaka sesuatu yang mutlak dan tidak boleh diganggu gugat. Terlampau berat bagi mereka meninggalkan agama nenek moyangnya, apalagi yang diajarkan Rasulullah SAW itu bertolak belakang dengan keyakinan yang mereka anut.<br />e. Perniagaan patung. Larangan menyembah patung dan larangan memahat dan meperjualbelikan merupakan ancaman yang akan mematikan usaha pemahat dan penjual patung. Lebih dari itu para penjaga Ka’bah yang tidak mau kehilangan sumber penghasilan dan pengaruh yang diperoleh dari jasa pelayanan terhadap orang-orang yang datang ke Makkah untuk menyembah patung.<br />Penolakan kaum Quraiys terhadap Islam mendorong Rasulullah SAW lebih meng intensifkan dakwahnya. Semakin tegas dan lantang Rasulullah SAW mendakwahkan Islam semakin keras permusuhan yang dilancarkan orang-orang Quraiys terhadap beliau dan para pengikutnya. Bermacam-macam cara yang mereka tempuh untuk menghentikan dakwah Rasulullah SAW dan membendung agama baru ini, mulai dari bujukan, ancaman, intimidasi bahkan penyiksaan fisik. Tidak sedikit sahabat Rasulullah SAW yang menjadi korban penyiksaan dan kemarahan kaum Quraiys itu. Terhadap Rasulullah SAW sendiri mereka tidak berani melakukan gangguan fisik karena kedudukan mereka sebagai bangsawan Quraiys dan dilindungi Abu Thalib, bahkan atas permintaan Abu Thalib dilindungi Bani Hasyim dan Bani Muthalib kendatipum umumnya merka waktu itu belum masuk Islam. <br /> Kebencian kaum musyrikin Quraiys terhadap Rasulullah SAW makin meningkat manakala mereka menyaksikan penganut Islam terus bertambah. Tidak hanya penghinaan yang kemudian ditimpaka kepada Rasulullah SAW, melainkan juga rencana pembunuhan yang disusun oleh Abu Sofyan. Termasuk sahabat Rasulullah SAW yang menjadi sasaran kemarahan kaum Quraiys adalah Abdullah bin Mas’ud, Bilal bin Rabah seorang budak yang oleh Rasulullah SAW dijuluki buah permata dari Habsyi, bahkan dua orang budak mati menjalani penyiksaan, salah satunya budak perempuan karena tidak mau meninggalkan Islam. Menghadapi tekanan berat itu Rasulullah SAW menganjurkan para pengikutnya untuk mengungsi ke Habsyi. Dipilihnya Habsyi, karena Negus penguasa negeri itu terkenal adil dan bijaksana. Berangkatlah ke sana 10 orang laki-laki dan 4 orang perempuan diantaranya Mus’ab bin Umair. Peristiwa ini terjadi pada tahun 615 M. Beberapa bulan setelah itu berangkat pula 81 orang laki-laki dan 18 orang perempuan dan beberapa orang dari anak-anak. Termasuk dalam rombongan ini adalah Usman bin Affan dan istrinya Ruqoyyah binti Rasulullah SAW. Mengetahui hal itu musrikin Quraiys mengutus Amru’ bin Ash dan Abdullah bin Abi Rabi’ah ke Habsyi, memohon kepada Negus agar menyerahkan para sahabat Rasulullah SAW itu kepada mereka, namun tidak berhasil. Dalam tahun yang penuh ketegangan ini, dua orang tokoh Quraisy Hamzah bin Abdul Mutholib dan Umar bin Khattab masuk Islam. Kaum Quraisy sadar bahwa umat Islam sekarang bukanlah kaum yang lemah, melainkan kelompok yang secara potensial makin hari makin kuat dengan terus bertambahnya penganut Islam dari kalangan terpandang.<br /> Kegagalan musyrikin Quraisy menghentikan dakwah Rasulullah SAW antara lain karena Rasulullah SAW dilindungi bani Hasyin dan Bani Muthalib. Menyadari hal ini mereka memboikot dua keluarga besar pelindung Rasulullah SAW itu dengan memutuskan hubungan mereka dengan pihak luar berkenaan denga perkawinan, jual beli, ziarah menziarahi dan lain-lain. Keputusan tertulis ini digantungkan pada dinding Ka’bah. Rasulullah SAW dan para pengikutnya serta bani Hasyim dan bani Muthalib terpaksa menyingkir ke Syi’ib dan hanya bisa berhubungan dengan pihak luar hanya pada bulan-bulan haji. Pemboikotan ini berlangsung selama 3 tahun dan berakhir ketika Zuhair bi Umayyah dan beberapa kawannya mengambil surat pemboikotan itu dari dinding Ka’bah dan merobeknya. <br /> Belum lagi sembuh kepedihan yang dirasakan oleh Rasulullah SAW akibat pembiokotan itu, Abu Thalib (pamannya) dan Khatijah (istri beliau) meninggal dunia. Oleh karenanya tahun itu disebut tahun ‘am al-huzn (tahun kesedihan). Dengan meninggalnya pembela Rasulullah SAW yang setia itu, orang-orang Quraisy semakin berani melakukan penghinaan bahkan penganiayaan terhadap beliau. Dalam pada itu Rasulullah SAW mencoba pergi ke Thaif untuk menyampaikan dakwah kepada para pemuka kabilah di sana, upaya itu gagal dan bahkan mereka mengusir beliau dari sana. <br /> Pada saat-saat menghadapi ujian berat, Rasulullah SAW diperintahkan untuk melakukan perjalanan malam dari Masjidil Haram Makkah ke Bait Al-Maqdis di Palestina kemudia dinaikkan sampai menembus langit sampai Sidratul Muntaha. Disitulah Rasulullah SAW menerima syariat kewajiban sholat sehari semalam. Peristiwa ini dikenal dengan Isra’ dan Mi’raj yang terjadi pada malam 27 Rajab tahu ke 11 sesudah kenabian.mamad_afeihttp://www.blogger.com/profile/05866353483854837480noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-136674046713570666.post-2178310838085056022010-02-20T20:50:00.000-08:002010-02-20T21:15:29.507-08:00FORUM ILMIAH INDONESIA (FII)Assalamu 'alaikum war. wab.<br /><br />Terima kasih apabila anda berkenan kunjung di webs Forum Ilmiah Indonesia (FII) yang diprakarsai oleh MAD-FEI CENTER. Mad-Fei Center adalah murni gerakan pemikiran yang berkeinginan untuk membentuk networking, bersifat independen dan non-profit/nirlaba. Mad-Fei Center meluncurkan website dengan titel: Forum Ilmiah Indonesia (FII) sebagai media komunikasi. Mad-Fei Center menerima masukan, kritikan, sumbang saran, gagasan, opini, metodologi keilmuan dalam bentuk karya ilmiah.<br />Kontak langsung via: E-mail: fei_harun@yahoo.co.id<br />Alamat website:<br /><br />http://www.forumilmiah.webs.com<br /><br /><a href="http://forumilmiah.webs.com"></a><br />MAKSUD DAN TUJUAN FII<br /><br />1. Menciptakan masyarakat ilmiah yang selalu berfikir cepat, cerdas dan smart.<br /><br />2. Membudayakan sikap dan perilaku objektif-faktual, argumentatif-rasional, dan paradigmatik-teoritikal.<br /><br />Terima kasih atensinya........<br /><br />Wassalam........<br /><br /> <br /><br />Ahmed Syafeimamad_afeihttp://www.blogger.com/profile/05866353483854837480noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-136674046713570666.post-58916686323744978182010-02-18T22:43:00.000-08:002010-02-18T23:04:33.254-08:00MATERI AJAR PAI KLS. XII SMT, 2BAB AL-QUR'AN<br /><br /> TADARRUS Bacalah ayat-ayat berikut 5 – 10 menit, perhatikan kaidah-kaidah tajwid dan makhrojnya.<br />بِسْمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ<br /><br /> Q.S. Yunus : 101 <br />قُلِ انْظُرُواْ مَاذَا فِي السَّمَاوَاتِ وَاْلأَرْضِ وَمَا تُغْنِي اْلآيَاتُ وَالنُّذُرُ عَنْ قَوْمٍ لاَّ يُؤْمِنُوْنَ <br /><br /> Q.S. Al-Baqoroh : 164 <br />إِنَّ فِيْ خَلْقِ السَّمَاوَاتِ وَاْلأَرْضِ وَاخْتِلاَفِ اللَّيْلِ وَالنَّهَارِ وَالْفُلْكِ الَّتِيْ تَجْرِيْ فِي الْبَحْرِ بِمَا يَنْفَعُ النَّاسَ وَمَا أَنْزَلَ اللهُ مِنَ السَّمَاءِ مِنْ مَّاءٍ فَأَحْيَا بِهِ اْلأرْضَ بَعْدَ مَوْتِهَا وَبَثَّ فِيْهَا مِنْ كُلِّ دَآبَّةٍ وَتَصْرِيْفِ الرِّيَاحِ وَالسَّحَابِ الْمُسَخِّرِ بَيْنَ السَّمَاءِ وَالأَرْضِ لآيَاتٍ لِّقَوْمٍ يَعْقِلُوْنَ <br /><br /> Q.S. Ali-Imron : 190-191 <br />إِنَّ فِيْ خَلْقِ السَّمَاوَاتِ وَاْلأَرْضِ وَاخْتِلاَفِ اللَّيْلِ وَالنَّهَارِ لآيَاتٍ ِّلأُوْلِي اْلألْبَابِ . الَّذِيْنَ يَذْكُرُوْنَ اللهَ قِيَاماً وَقُعُوْداً وَعَلَىَ جُنُوْبِهِمْ وَيَتَفَكَّرُوْنَ فِيْ خَلْقِ السَّمَاوَاتِ وَاْلأَرْضِ رَبَّنَا مَا خَلَقْتَ هَذَا بَاطِلاً سُبْحَانَكَ فَقِنَا عَذَابَ النَّارِ<br /><br /><br />AYAT AL-QUR’AN TENTANG DORONGAN UNTUK MENGEMBANGKAN IPTEK<br />A. Qs. Yunus : 101 <br />Bacalah Dan Salinlah Dengan Benar Ayat Berikut Kemudian Artikan.<br /> <br />قُلِ انظُرُواْ مَاذَا فِي السَّمَاوَاتِ وَالأَرْضِ وَمَا تُغْنِي الآيَاتُ وَالنُّذُرُ عَن قَوْمٍ لاَّ يُؤْمِنُونَ (يونس : 101) <br />Artinya: Katakanlah: "Perhatikanlah apa yang ada di langit dan di bumi. tidaklah bermanfaat tanda kekuasaan Allah dan rasul-rasul yang memberi peringatan bagi orang-orang yang tidak beriman".(Yunus :101) <br /><br />Kandungan Surat Yunus : 101<br />Al-Qur’an bukanlah kitab yang berisi ilmu pengetahuan dan tehnologi, akan tetapi Al-Qur’an memuat ayat-ayat yang berkaitan dengan IPTEK. Hal ini dimaksudkan agar manusia mengadakan pengkajian, penelitian dan pengamatan tentang iptek untuk kesejahteraan manusia. Allah SWT menjelaskan menjelaskan bahwa kebahagiaan manusia sangat bergantung kepada keimanan dan penggunaan akalnya. Allah SWT memberikan bimbingan agar manusia menggunakan akalnya untuk menemukan kebaikan dan kebahagiaan. Adapun Kandungan Surat Yunus ayat : 101 adalah sebagai berikut :<br /> Allah SWT memerintahkan manusia untuk memperhatikan tanda-tanda kekuasaan Allah SWT yang ada di langit dan di bumi.<br /> Tanda-tanda kekuasaan Allah SWT hanya dapat dilakukan oleh manusia yang mau menggunakan akalnya.<br /> Orang yang mampu meperhatikan tanda-tanda kekuasaan Allah SWT dapat meningkatkan iman dan taqwa.<br /> Tanda-tanda kekuasaan Allah SWT dan rasulNya tidaklah akan bermanfaat bagi orang-orang yang tidak beriman dan tidak mau menggunakan akalnya.<br />Bukti ayat lain yang berhubungan dengan IPTEK misalnya :<br />a. Tentang perintah untuk mengakan penelitian terhadap alam ciptaan Allah SWT terdapat dalam QS. Ar-rahman : 33<br />b. Tentang Gravitasi (Gaya Berat) yang ditemukan Newton (1667) terdapat dalam QS. Ar-Rahman : 7.<br />c. Tentang Expanding Universe (pemuaian alam semesta) yang ditemukan oleh Dr.Hubble, terdapat dalam QS. Adz-Dzariat : 47, Al-Anbiya' :104 dan Yasin : 38.<br />d. Tentang rahim ibu yang tiga lapis yaitu endometrium - myometrium dan perimetrium, terdapat dalam QS. Az-Zumar :6<br /><br />B. Q.S. Al-Baqoroh: 164 : Bacalah Dan Salinlah Dengan Benar Ayat Berikut Kemudian Artikan. <br />إِنَّ فِي خَلْقِ السَّمَاوَاتِ وَالأَرْضِ وَاخْتِلاَفِ اللَّيْلِ وَالنَّهَارِ وَالْفُلْكِ الَّتِي تَجْرِي فِي الْبَحْرِ بِمَا يَنفَعُ النَّاسَ وَمَا أَنزَلَ اللّهُ مِنَ السَّمَاءِ مِن مَّاء فَأَحْيَا بِهِ الأرْضَ بَعْدَ مَوْتِهَا وَبَثَّ فِيهَا مِن كُلِّ دَآبَّةٍ وَتَصْرِيفِ الرِّيَاحِ وَالسَّحَابِ الْمُسَخِّرِ بَيْنَ السَّمَاء وَالأَرْضِ لآيَاتٍ لِّقَوْمٍ يَعْقِلُونَ [ سورة البقرة – 164]<br />Artinya : “Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, silih bergantinya malam dan siang, bahtera yang berlayar di laut membawa apa yang berguna bagi manusia, dan apa yang Allah turunkan dari langit berupa air, lalu dengan air itu Dia hidupkan bumi sesudah mati (kering)-nya dan Dia sebarkan di bumi itu segala jenis hewan, dan pengisaran angin dan awan yang dikendalikan antara langit dan bumi; Sungguh (terdapat) tanda-tanda (keEsaan dan kebesaran Allah) bagi kaum yang memikirkan.”.(Al-Baqoroh : 164) <br /><br />Kandungan Surat Al-Baqoroh ayat : 164<br />a. Allah SWT menciptakan langit dan bumi serta alam dan seisinya ini adalah untuk kepentingan manusia karena manusia telah dititahkan sebagai kholifah di muka bumi, sebagaimana firman Allah SWT dalam surat Al-Baqoroh: 30.<br />b. Sebagai khalifah di muka bumi, manusia diberi akal fikiran untuk mengembangkan ilmu pengetahuan dan tehnologi.<br />c. Allah SWT menurunkan air hujan dari langit sehingga tanah yang tadinya tandus menjadi subur. Kemudian dengan bekal ilmu pengetahuan dan tehnologi yang dimiliki manusia sebagai pemberian Allah SWT, tanah tersebut dapat ditanami berbagai jenis tumbuhan yang sangat berguna bagi kehidupan umat manusia.<br />d. Allah SWT menjadikan berbagai jenis hewan yang sangat berguna bagi manusia seperti kupu-kupu yang membuat penyerbukan pada berbagai jenis tanaman.<br />e. Allah SWT menjadikan perputaran angin, sehingga terjadi perubahan musim karena rotasi bumi. Hal tersebut adalah sebagai tanda-tanda kebesaran Allah SWT bagi orang mempunyai akal.<br />Surat Al-Baqoroh : 164 tersebut menuntun kepada kita orang-orang yang beriman agar selalu berfikir dan mengembangkan kreatifitas agar dapat menciptakan alat-alat ataupun tehnologi baru yang berguna untuk kepentingan dan kemaslahatan umat manusia. Semakin banyak kita berfikir akan semakin terbuka rahasia-rahasia alam jagat raya ini sebagi karunia Allah SWT untuk kepentingan manusia, sehinggan dalam jiwa manusia akan memantulkan ucapan :”Ya Allah Tuhan kami, tiada Engkau ciptakan semua ini dengan sia-sia. Sebagaimana firman Allah SWT dalam surat Ali Imron : 190-191 berikut:<br />إِنَّ فِيْ خَلْقِ السَّمَاوَاتِ وَاْلأَرْضِ وَاخْتِلاَفِ اللَّيْلِ وَالنَّهَارِ لآيَاتٍ ِّلأُوْلِي اْلألْبَابِ . الَّذِيْنَ يَذْكُرُوْنَ اللهَ قِيَاماً وَقُعُوْداً وَعَلَىَ جُنُوْبِهِمْ وَيَتَفَكَّرُوْنَ فِيْ خَلْقِ السَّمَاوَاتِ وَاْلأَرْضِ رَبَّنَا مَا خَلَقْتَ هَذَا بَاطِلاً سُبْحَانَكَ فَقِنَا عَذَابَ النَّارِ [ سورة أل عمران - 191 ]<br />Artinya:” Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan silih bergantinya malam dan siang terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang berakal, (yaitu) orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri atau duduk atau dalam keadaan berbaring dan mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi (seraya berkata): "Ya Tuhan kami, tiadalah Engkau menciptakan ini dengan sia-sia. Maha Suci Engkau, maka peliharalah kami dari siksa neraka”.(Ali-Imron : 190-191)<br /><br />C. QS. Ali Imron: 190 : Bacalah Dan Salinlah Dengan Benar Ayat Berikut Kemudian Artikan.<br /><br />إِنَّ فِي خَلْقِ السَّمَاوَاتِ وَالأَرْضِ وَاخْتِلاَفِ اللَّيْلِ وَالنَّهَارِ لآيَاتٍ ِلأُوْلِي الألْبَابِ<br /> [ سورة أل عمران -190 ]<br />Artinya : “Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan silih bergantinya malam dan siang terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang berakal,”.(Ali Imron : 190)<br /> <br /><br />Kandungan Surat Ali Imron ayat : 190<br />a. Adanya langit dan bumi serta segala isinya merupakan tanda-tanda kekuasaan Allah SWT yang wajib bagi kita untuk memikirkannya sebagai sarana untuk menggali ilmu pengetahuan dan tehnologi.<br />b. Orang-orang yang beriman hendaklah menggunakan akalnya untuk menggali semua ciptaan Allah SWT sebagai sarana untuk melakukan perubahan ke arah yang lebih baik dan lebih maju.<br />c. Terjadinya pergantian siang dan malam karena perputaran bumi merupakan bukti kekuasaan dan kebesaran Allah SWT bagi orang-orang yang mempunyai akal.<br />Adapun kesimpulan dari dari surat Ali Imron : 190 tersebut adalah bahwa orang-orang yang termasuk ulul albab adalah orang-orang yang mau menggunakan akal fikirannya sehingga ia bisa menemukan tanda-tanda bagi wujud, kekuasan dan keAgungan Allah SWT yang telah menciptakan langit, bumi dan silih bergantinya siang dan malam. Yang dimaksud dengan ulul albab ialah para pemikir yang mau menggunakan akal fikirannya untuk memperhatikan segala ciptaan Allah SWT dan ajaranNya untuk mendapatkan keyakinan dan kepercayaan yang mantap dengan ajaran Islam. <br /> <br /><br />BAB AQIDAH / KEIMANAN<br /><br /> TADARRUS Bacalah ayat-ayat berikut 5 – 10 menit, perhatikan kaidah-kaidah tajwid dan makhrojnya.<br /> بِسْمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ<br /> Q.S. Al-Hijr : 19-21 <br />وَاْلأَرْضَ مَدَدْنَاهَا وَأَلْقَيْنَا فِيْهَا رَوَاسِيَ وَأَنْبَتْنَا فِيْهَا مِنْ كُلِّ شَيْءٍ مَّوْزُوْنٍ . وَجَعَلْنَا لَكُمْ فِيْهَا مَعَايِشَ وَمَنْ لَّسْتُمْ لَهُ بِرَازِقِيْنَ . وَإِنْ مِّنْ شَيْءٍ إِلاَّ عِنْدَنَا خَزَائِنُهُ وَمَا نُنَزِّلُهُ إِلاَّ بِقَدَرٍ مَّعْلُوْمٍ [ سورة الحجر - 21- 19] <br /><br /> Q.S. Al-Mu’minuun : 18 <br />وَأَنْزَلْنَا مِنَ السَّمَاءِ مَاءً بِقَدَرٍ فَأَسْكَنَّاهُ فِي اْلأَرْضِ وَإِنَّا عَلَى ذَهَابٍ بِهِ لَقَادِرُوْنَ [ سورة المؤمنون - 18 ] <br /><br /> Q.S. Al-Furqon : 2 <br />اَلَّذِيْ لَهُ مُلْكُ السَّمَاوَاتِ وَاْلأَرْضِ وَلَمْ يَتَّخِذْ وَلَداً وَلَمْ يَكُنْ لَّهُ شَرِيكٌ فِي الْمُلْكِ وَخَلَقَ كُلَّ شَيْءٍ فَقَدَّرَهُ تَقْدِيْراً [ سورة الفرقان - 2 ] <br /><br /> Q.S. Asy-Syuuro : 27 <br />وَلَوْ بَسَطَ اللهُ الرِّزْقَ لِعِبَادِهِ لَبَغَوْا فِي اْلأَرْضِ وَلَكِنْ يُنَزِّلُ بِقَدَرٍ مَّا يَشَاءُ إِنَّهُ بِعِبَادِهِ خَبِيْرٌ بَصِيْرٌ [ سورة الشورى - 27 ] <br /> Q.S. Al-Qomar : 49 <br />إِنَّا كُلَّ شَيْءٍ خَلَقْنَاهُ بِقَدَرٍ [ سورة القمر - 49 ] <br /><br /><br /> Qoda’ dan qodar merupakan hal yang harus dipercayai oleh seorang muslim karena qoda’ dan qodar merupakan bagian dari rukun iman yang keenam. Semua kejadian dan peristiwa yang terjadi di alam semesta ini termasuk nasib manusia adalah sudah ditaqdirkan oleh Allah SWT sejak zaman azali, yaitu zaman sebelum diciptakannya semua makhluk. Qoda’ merupakan keputusan atau ketetapan terhadap suatu ketentuan yang telah ditetapkan oleh Allah SWT terhadap makhlukNya, sedangkan qodar atau takdir adalah segala ketentuan Allah SWT yang telah berlaku terhadap semua makhlukNya baik yang sudah terjadi maupun yang sedang terjadi. Sebagaimana sabda Rasulullah SAW :<br /><br />أَْلإِيْمَانُ أَنْ تُؤْمِنَ بَاللهِ وَمَلاَئِكَتِهِ وِكُتُبِهِ وَرُسُلِهِ وَالْيَوْمِ اْلأَخِرِ وَتُؤْمِنَ بِالْقَدْرِخَيْرِهِ وَشَرِّهِ (روه مسلم)<br />Artinya :”Iman itu ialah percaya kepada Allah, malaikatNya, kitab-kitabNya, rasul-rasulNya, hari akhir dan percaya kepada qoda’dan qodarNya yang baik maupun yang buruk”. (HR. Muslim)<br /><br />Jadi pengertian iman kepada qoda’ artinya mempercayai segala apa belum terjadi maupun yang sudah terjadi dari segala apa yang ada di alam ini menurut hukum dan ketetapan Allah SWT. Sedangkan pengertian iman kepada qodar atau takdir yaitu percaya dan yakin adanya ketetapan dan kententuan Allah SWT yang berlaku terhadap semua makhlukNya, baik ketentuan yang telah terjadi, sedang terjadi dan yang akan terjadi.<br /><br />A. HUBUNGAN QODA' DAN QODAR. <br /> Menurut bahasa qoda' berarti ketetapan (keputusan). Sedang qodar berarti ketentuan (ukuran). Menurut istilah qoda' ialah ketetapan atau keputusan Allah SWT sejak zaman azali tentang sesuatu yang ada di alam ini. Sedang qodar ialah ketentuan Allah SWT yang telah berlaku atau telah terjadi. Dengan kata lain qoda' adalah ketentuan Allah SWT yang yang belum berlaku. Sedang Qodar adalah ketentuan Allah SWT yang telah terjadi. Misalnya di dalam qoda'nya si A tertulis akan menjadi orang kaya, setelah menjalani hidup dia benar-benar menjadi orang kaya (qodar). Dalam pengertian sehari-hari qoda' dan qodar disebut takdir. Kemudian arti qodar dalam Al-Qur'an dapat difahami bahwa qodar itu ialah suatu peraturan umum yang diciptakan Allah SWT untuk menjadi dasar adanya alam ini dimana terjadi hubungan sebab akibat. Telah menjadi undang-undang alam (sunnatullah) yang abadi dimana manusia terikat dengan sunnatullah. Allah SWT berfirman :<br /><br />Artinya: “Sesungguhnya Kami menciptakan segala sesuatu menurut ukuran. :"(qodar) ". (Al-Qomar :49) <br /><br />Juga dalam ayat lain Allah SWT berfirman :<br /><br />Artinya: “Dan Dia telah menciptakan segala sesuatu, dan Dia menetapkan ukuran-ukurannya dengan serapi-rapinya”.(Al-Furqon :2)<br /><br />contoh: Biji apel ditakdirkan hanya akan menumbuhkan pohon apel dan tidak sekali-kali menumbuhkan pohon kurma.<br /><br />Ada 2 macam takdir yang berlaku bagi manusia yaitu :<br />1. Takdir Mubram (pasti) yaitu takdir yang pasti terjadi dan tak dapat dielakkan lagi kejadiannya. Contoh : jenis kelamin, mati, kiamat dan lain sebagainya.<br />2. Takdir Muallaq yaitu takdir yang pelaksanaannya tergantung usaha manusia. Contoh : Sukses dalam belajar tergantung dari usaha dan do'a yang dilakukan, seorang yang ingin kaya maka dia harus giat bekerja<br />Seorang muslim dalam kehidupannya wajib berusaha dan berikhtiar untuk mencukupi segala keperluan hidupnya, begitu juga dalam usaha untuk mencapai kesejahteraan hidup di dunia maupun di akherat, karena takdir dapat diketahui setelah terjadi. Dalam berusaha tidak usah memikirkan takdir yang akan berlaku atas dirinya sebab tak seorangpun yang tahu akan nasibnya kelak. Yang terpenting adalah kita wajib berusaha dengan sekuat tenaga untuk merubah kearah yang lebih baik dan tidak boleh berpangku tangan. Allah SWT berfirman :<br /><br />Artinya :” Sesungguhnya Allah tidak mengubah keadaan sesuatu kaum sehingga mereka mengubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri”. (Ar-Ra'du : 11)<br /><br />Jadi jelaslah bahwa masalah hidup dan mati, rizki yang kita terima, musibah atau keberutungan, semuanya bergantung kepada takdir Allah SWT. Oleh karena itu takdir memiliki 4 tingkatan :<br />a. Al-‘Ilmu (pengetahuan). Seorang harus meyakini bahwa Allah SWT mengetahui segala sesuatu baik secara global maupun terperinci, Dia mengetahui apa yang telah terjadi dan apa yang akan terjadi. Pada sisi Allah-lah kunci-kunci semua yang ghaib, tidak ada yang mengetahuinya kecuali Dia sendiri. Dia mengetahui apa yang ada di daratan dan di lautan, di langit dan di bumi dan tiada sehelai daunpun yang gugur melainkan Dia mengetahuinya dan tidak ada yang basah dan kering melainkan sudah tertulis dalam kitab yang nyata.<br />b. Al-Kitabah (catatan). Allah SWT mencatat semua itu dalam Lauhulmahfuz, sebagaimana firmanNya:<br /><br /> Artinya :”Apakah kamu tidak mengetahui bahwa sesungguhnya Allah mengetahui apa saja yang ada di langit dan di bumi?; bahwasanya yang demikian itu terdapat dalam sebuah kitab (Lauh Mahfuzh) Sesungguhnya yang demikian itu amat mudah bagi Allah”.(Al-Hajj : 70)<br /><br />c. Al-Masyiah (kehendak). Kehendak Allah SWT itu bersifat umum. Tidak ada sesuatu di langit dan di bumi melainkan terjadi dengan iradah atau masyiah (kehendak/keinginan) Allah SWT, baik yang berkaitan dengan apa yang dilakukan oleh Dzat Allah atau yang dilakukan oleh makhlukNya. Hal ini sesuai dengan firmanNya:<br /><br /> Artinya :”Sesungguhnya perintah-Nya apabila Dia menghendaki sesuatu hanyalah berkata kepadanya: "Jadilah!" maka terjadilah ia.” (Yasin : 82)<br /><br />d. Al-Kholqu (ciptaan). Tidak ada sesuatupun di langit dan di bumi melainkan Allah SWT sebagai pencipta, pemilik, pengatur dan penguasanya. Sebagaimana firmanNya:<br /> <br /> Artinya: ”Sesungguhnya Kami menurunkan kepadamu Kitab (Al-Qur'an) dengan (membawa) kebenaran. Maka sembahlah Allah dengan memurnikan ketaatan kepada Nya”. (Az-Zumar : 2)<br /><br />B. FUNGSI IMAN KEPADA QODA' DAN QODAR <br /> Iman kepada qoda' dan qodar akan memiliki banyak fungsi antara lain :<br />1. Menyadari bahwa manusia adalah makhluk yang sangat lemah dan tidak punya kekuatan apapun kecuali atas kehendak Allah SWT.<br />2. Dengan beriman kepada qoda’ dan qodar manusia tidak akan membanggakan diri atas usaha dan ikhtiarnya, sebab ia menyadari bahwa manusia wajib berusaha tetapi Allahlah yang menentukannya.<br />3. Hidupnya akan selalu tawadhu’ karena merasa bahwa dirinya selalu tunduk dan patuh kepada kehendak Allah SWT.<br />4. Menyadari bahwa segala keberhasilan itu perlu di usahakan sehingga manusia mau berusaha dan berikhtiar. Sesuatu yang kita harapkan tidak akan datang sendiri, melainkan harus diusahakan dengan sungguh-sungguh (ikhtiar). Ikhtiar ialah segala usaha yang dilakukan untuk mencapai tujuan yang di inginkan. Ikhtiar/berusaha dapat dilakukan dengan dua cara :<br />a. Secara lahir yaitu melakukan kegiatan yang ada hubungannya dengan fisik atau kebendaan. Misalnya : agar pandai orang harus rajin belajar, agar menjadi kaya orang harus giat bekerja, dan lain sebagainya.<br />b. Secara batin (rokhani) yaitu melakukan kegiatan yang ada hubunganya dengan batin yang hanya ditujukan kepada Allah swt. Misalnya: Agar pandai orang harus memohon kepada Allah swt, dengan berdo'a, sholat dan sebagainya. Tanpa berusaha manusia tidak akan memperoleh hasil yang diharapkan. Perhatikan firman Allah swt, sebagai berikut :<br /><br /> Artinya:"Dan bahwasanya seorang manusia tiada memperoleh selain apa yang diusahakannya. Dan bahwasanya usahanya itu kelak akan diperlihatkan (keadanya). Kemudian akan diberi balasan kepadanya dengan balasan yang paling sempurna dan bahwasanya kepada Tuhanmulah kesudahan (segala sesuatu). (An-Najm: 39 - 42)<br /><br />5. Menyadari bahwa segala sesuatu yang terjadi di alam ini berjalan menurut sunatullah (hukum alam). Sedangkan sunatullah terbagi menjadi 2 macam yaitu :<br />a. Sunnatullah yang tidak tertulis yang disebut dengan hukum alam. Misalnya : Peredaran bumi mengelilingi matahari, setiap benda yang jatuh pasti ke bawah, api itu terasa panas dan sebagainya.<br />b. Sunnatullah yang tertulis yang disebut dengan wahyu Allah swt., (Al-Qur'an). Kedua sunatullah tadi ada persamaan dan perbedaannya. Kesamaanya ialah keduanya berasal dari kehendak Allah swt., yang mutlak dan tidak dapat diganti oleh siapapun. Sedang perbedaannya ialah sunatullah yang tidak tertulis (hukum alam), waktu dan akibatnya dapat diukur, misalnya untuk mendidihkan air diperlukan suhu seratus derajat celcius dan lain-lain. Sedang sunatullah yang tertulis waktu dan akibatnya tidak dapat diukur. Misalnya mati kapan waktunya, puasa pahalanya seperti apa, dan lain sebaginya.<br />6. Menjadikan manusia selalu bertawakal atas segala yang diusahakannya.Tawakal artinya menyerahkan dan menggatungkan segala sesuatu dengan mengharap ridha Allah swt. Setelah manusia berusaha dengan sungguh-sungguh sesuai dengan kemampuan disertai dengan do'a, barulah berserah diri kepada Allah swt., (tawakal). Allah swt., berfirman :<br /><br /> Artinya: "Katakanlah: "Sekali-kali tidak akan menimpa kami melainkan apa yang telah itetapkan oleh Allah bagi kami. Dialah Pelindung kami, dan hanyalah kepada Allah orang-orang yang beriman harus bertawakkal". (At-Taubah : 51)<br /> <br />C. HUBUNGAN ANTARA IKHTIAR DAN TAWAKAL DENGAN QODA’ DAN QODAR.<br /> Ikhtiar ialah segala yang usaha yang dilakukan untuk memenuhi kebutuhan dan keperluan dalam hidupnya. Sebagaimana diketahui terjadi atau tidaknya sesuatu itu ada sebabnya. Ada lagi sebab yang merupakan hasil ikhtiar kita sendiri seperti keuletan dan ketekunan dalam belajar dapat menyebabkan seseorang memiliki banyak ilmu. <br /> Tawakal artinya menyerahkan dan menggantungkan segala sesuatu kepada Allah SWT dengan mengharap ridlaNya. Sebagai contoh ; seseorang yang meninggalkan rumah ketika keluar, ia harus mengunci pintunya agar tidak dimasuki pencuri kemudian barulah ia bertawakal kepada Allah SWT. Tawakal dan ikhtiar tidak bisa dipisahkan sebab setiap ada ikhtiar harus ada tawakal, begitu pula setiap ada tawakal harus ada ikhtiar. Begitulah seharusnya sikap seorang muslim, sebab semua yang menentukan hanyalah Allah swt., sedang manusia hanya diwajibkan ikhtiar dan tawakal. Allah swt., berfirman :<br /><br />Artinya :"Dan barang siapa yang bertawakal kepada Allah, niscaya Allah akan mencukupkan keperluannya". (At-Talak : 3) <br /> <br />Allah swt., telah memberikan petunjuk kepada manusia untuk memilihnya jalan yang selamat atau jalan yang sesat. Allah swt., berfirman :<br /><br />Artinya :"Sesunggunya Kami (Allah) telah memberikan petunjuk kepada manusia akan jalan yang dapat ditempuhnya (untuk mencapai kebaikan), tetapi adakalanya manusia berterima kasih dan ada kalanya bersikap kufur (menutupi nikmat yang dilimpahkan kepadanya)'. (Al-Insan: 3) <br /> <br /> Allah swt., menetapkan sesuatu sebelum wujudnnya yaitu agar manusia bersabar menerima cobaan Allah swt. Cobaan adakalanya kesenangan dan adapula kesusahan. Kare-na itu jangan terlalu sedih menerima kesengsaraan dan terlalu bergembira atas sesuatu yang menyenangkan. Sikap yang paling baik adalah bersabar atas segala musibah yang menimpa dan bersyukur atas nikmat yang dianugerahkan kepadanya. <br /><br />BAB AKHLAQ<br /><br /> TADARRUS Bacalah ayat-ayat berikut 5 – 10 menit, perhatikan kaidah-kaidah tajwid dan makhrojnya.<br />بِسْمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ<br /> Q.S. Ali-Imron : 103 <br />وَاعْتَصِمُواْ بِحَبْلِ اللهِ جَمِيْعاً وَلاَ تَفَرَّقُواْ وَاذْكُرُواْ نِعْمَتَ اللهِ عَلَيْكُمْ إِذْ كُنْتُمْ أَعْدَاءً فَأَلَّفَ بَيْنَ قُلُوبِكُمْ فَأَصْبَحْتُم بِنِعْمَتِهِ إِخْوَاناً وَكُنْتُمْ عَلَى شَفَا حُفْرَةٍ مِّنَ النَّارِ فَأَنْقَذَكُمْ مِّنْهَا كَذَلِكَ يُبَيِّنُ اللهُ لَكُمْ آيَاتِهِ لَعَلَّكُمْ تَهْتَدُوْنَ [ سورة أل عمران - 103] <br /><br /> Q.S. Al-Hujurot : 13 <br />يَا أَيُّهَا النَّاسُ إِنَّا خَلَقْنَاكُمْ مِّنْ ذَكَرٍ وَأُنْثَى وَجَعَلْنَاكُمْ شُعُوْباً وَقَبَائِلَ لِتَعَارَفُوْا إِنَّ أَكْرَمَكُمْ عِنْدَ اللهِ أَتْقَاكُمْ إِنَّ اللهَ عَلِيْمٌ خَبِيْرٌ [ سورة الحجرات - 13 ] <br /> Q.S. Al-Fath : 29 <br />مُّحَمَّدٌ رَّسُوْلُ اللهِ وَالَّذِيْنَ مَعَهُ أَشِدَّاءُ عَلَى الْكُفَّارِ رُحَمَاءُ بَيْنَهُمْ تَرَاهُمْ رُكَّعاً سُجَّداً يَبْتَغُوْنَ فَضْلاً مِّنَ اللهِ وَرِضْوَاناً سِيْمَاهُمْ فِيْ وُجُوهِهِمْ مِّنْ أَثَرِ السُّجُودِ ذَلِكَ مَثَلُهُمْ فِي التَّوْرَاةِ وَمَثَلُهُمْ فِي اْلإِنجِيْلِ كَزَرْعٍ أَخْرَجَ شَطْأَهُ فَآزَرَهُ فَاسْتَغْلَظَ فَاسْتَوَى عَلَى سُوْقِهِ يُعْجِبُ الزُّرَّاعَ لِيَغِيْظَ بِهِمُ الْكُفَّارَ وَعَدَ اللهُ الَّذِيْنَ آمَنُوْا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ مِنْهُمْ مَّغْفِرَةً وَأَجْراً عَظِيْماً [ سورة الفتح - 29 ] <br /> <br />A. PERSATUAN<br />Persatuan adalah sikap merasa satu dan merasa menjadi bagian dari yang lainnya. Allah SWT menciptakan manusia dari sumber asal yang satu yaitu dari nabi Adam as. Dari nabi Adam as. lalu berkembang biak menjadi umat yang banyak menjadi suku-suku, ras dan adat istiadat yang berbeda-beda yang antara satu kelompok yang satu dengan kelompok yang lain memilki banyak perbedaan. Meskilpun demikian manusia adalah umat yang satu dan bersaudara. Oleh karena itu sikap persatuan dan kerukunan merupakan hal yang harus dilakukan oleh manusia. Umat Islam diperintahkan untuk menjaga tali persaudaraan dengan berdasarkan ajaran agama Allah SWT. Bangsa Indonesia yang mayoritas umat Islam berkewajiban memelihara persatuan dan kesatuan berdasarkan ajaran Islam. Allah swt., berfirman :<br />وَاعْتَصِمُواْ بِحَبْلِ اللهِ جَمِيْعاً وَلاَ تَفَرَّقُواْ <br />Artinya : "Dan berpegang teguhlah kamu sekalian kepada tali ( agama ) Allah, dan janganlah kamu bercerai-berai". (Ali Imron:103)<br /><br />Allah SWT menciptakan manusia terdiri dari dari berbagai macam ras, suku adat istiadat yang berbeda dari setiap bangsa sehingga dalam kehidupan ini akan kita temui pikiran, pendapat dan tingkah laku yang berbeda-beda. Perhatian firman Allah berikut :<br />يَا أَيُّهَا النَّاسُ إِنَّا خَلَقْنَاكُمْ مِّنْ ذَكَرٍ وَأُنْثَى وَجَعَلْنَاكُمْ شُعُوْباً وَقَبَائِلَ لِتَعَارَفُوْا إِنَّ أَكْرَمَكُمْ عِنْدَ اللهِ أَتْقَاكُمْ إِنَّ اللهَ عَلِيْمٌ خَبِيْرٌ [ سورة الحجرات - 13 ] <br />Artinya : “Hai manusia, Sesungguhnya kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa - bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal-mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia diantara kamu disisi Allah ialah orang yang paling taqwa diantara kamu. Sesungguhnya Allah Maha mengetahui lagi Maha Mengenal”. (Al-Hujurot : 13)<br /><br />Ayat tersebut menjelaskan bahwa Allah SWT menjadikan manusia diciptakan dari asal yang satu kemudian dijadikan heterogen dalam suku, ras, warna kulit dan adat istiadat agar mereka hidup berdampingan secara damai dan saling tolong menolong. Bagi Allah SWT tak ada orang yang lebih mulia dari heterogenitas itu melainkan hanya karena taqwanya kepada Allah SWT. Perbedaan harus dijadikan modal untuk terciptanya kerukunan dan persatuan. Perhatikan firman Allah SWT berikut :<br /><br />وَتَعَاوَنُواْ عَلَى الْبِرِّ وَالتَّقْوَى وَلاَ تَعَاوَنُواْ عَلَى اْلإِثْمِ وَالْعُدْوَانِ <br />Artinya : ”Dan tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan takwa, dan jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran”. (Al-Maidah : 2)<br /><br />Untuk itulah sebagai seorang muslim kita harus saling menjaga dan menjunjung tunggi persaudaraan untuk sebuah persatuan.<br /> <br />B. KERUKUNAN<br />Kerukunan sangat dibutuhkan dalam kehidupan rumah tangga, masyarakat, negara dan agama. Kerukunan adalah kebutuhan setiap orang. Kerukunan merupakan kondisi hubungan yang harmonis antar individu dalam masyarakat, antar bangsa, antar negara yang sangat majemuk ini untuk menciptakan perdaimaian dan kesejahteraan. Wujud kerukunan adalah adanya penghargaan dan pengakuan terhadap perbedaan antara satu dengan yang lain yang tercermin dalam ucapan, sikap dan tindakan. Apabila dalam suatu masyarakat tidak ada kerukuna hidup maka yang akan terjadi adalah kita saling curiga, prasangka dan ketidak harmonisan sehingga akan muncullah pertikaian, permusuhan dan perselisihan yang dapat meyebabkan disintegasi masyarakat, bangsa negara dan agama.<br />Dalam masyarakat Indonesia kita mengenal Tri Kerukunan umat beragama.<br /><br />1. Kerukunan Intern Umat Beragama<br />Kerukunan intern umat beragama ialah kerukunan yang dijalin antara umat yang satu dengan umat yang lain baik perorangan ataupun kelompok dalam satu agama yakni Islam. Pebedaan pendapat, cara pandang adalah wajar karena Allah swt., menjadikan manusia berbeda-beda watak dan sifat-sifatnya. Tetapi sesama muslim terikat pada satu ikatan yakni ajaran Islam. Maka persatuan dan kesatuan terhadap sesama muslim sangat penting. Sikap rukun ini telah di firmankan oleh Allah swt., dalam surat Al-Fath : 29 sebagai berikut :<br /><br />مُّحَمَّدٌ رَّسُوْلُ اللهِ وَالَّذِيْنَ مَعَهُ أَشِدَّاءُ عَلَى الْكُفَّارِ رُحَمَاءُ بَيْنَهُمْ<br />Artinya : "Muhammad itu adalah Rasul Allah dan orang-orang yang bersama Dia keras sikapnya kepada orang- orang kafir, tetapi berkasih sayang sesama mereka".(Al-Fath:29).<br /><br />Salah satu ciri orang beriman adalah adanya rasa kasih sayang sesama hamba Allah swt. Dengan adanya rasa kasih sayang ini akan terjalin rasa persatuan yang kokoh antara sesama muslim. Rasulullah saw., bersabda yang artinya:" Seorang mukmin dengan mukmin lainnya bagaikan suatu bangunan yang sebagian dari mereka memperkuat bagian yang lain". (HR. Bukhori dan Muslim)<br />2. Kerukunan Antar Umat Beragama.<br />Kerukunan antar umat beragama yaitu kerukunan yang dijalin oleh umat suatu agama dengan umat agama lain. Misalnya: umat Islam dengan Kristen, Hindu atau Budha. Hal ini pernah dicontohkan oleh Rasulullah saw ketika membentuk pemerintahan di Madinah dimana disitu ada tiga golongan yaitu: Islam, Yahudi dan Nasrani dengan mengadakan perjanjian yang isinya sebagai berikut :<br />a. Seluruh penduduk Madinah merupakan satu kesatuan warga yang bebas berfikir dan melakukan agamanya masing-masing serta tidak boleh saling mengganggu.<br />b. Apabila kota Madinah di serang musuh mereka harus mempertahankan bersama.<br />c. Apabila salah satu golongan diserang musuh golongan lain harus membantu.<br />d. Jika timbul perselisihan penyelesaian dibawah keadilan yang dipimpin oleh Rasulullah saw.<br />Dengan perjanjian tersebut ternyata persatuan dan kesatuan dapat tercipta dengan kokoh dan kuat. Allah swt, berfirman : <br />لَكُمْ دِينُكُمْ وَلِيَ دِينِ<br />Artinya :"Untukmulah agamamu dan untukkulah agamaku".(Al-Kafirun : 6)<br /><br />Dari ayat tersebut dijelaskan bahwa dalam hal aqidah tidak boleh saling menggangu tetapi saling menghormati. Sikap toleransi terhadap golongan lain sesuai dengan firman Allah swt :<br />لاَ إِكْرَاهَ فِي الدِّيْنِ قَد تَّبَيَّنَ الرُّشْدُ مِنَ الْغَيِّ <br />Artinya: "Tidak ada paksaan untuk ( masuk ) agama (Islam), sesungguhnya telah jelas jalan yang benar dari jalan yang sesat". (Al-Baqoroh : 256)<br /><br />Orang Islam tidak boleh memberi salam kepada golongan bukan Islam, tetapi jika ada golongan lain memberi salam cukup dijawab dengan wa'alaikum, sesuai dengan tuntunan Rasulullah SAW yang artinya artinya:"Apabila ada ahli kitab mengucapkan salam kepadamu maka jawablah dengan wa'alaikum". (HR.Bukhori Muslim)<br /><br />3. Kerukunan Umat Beragama Dengan Pemerintah.<br />Pemerintah adalah suatu organisasi yang memimpin suatu negara, dalam bahasa arabnya disebut dengan ulil amri. Pemerintah yang menangani urusan keduniaan disebut dengan umaro ', dan pemimpin/tokoh keagamaan disebut dengan ulama. Umat Islam wajib mentaati keputusan atau undang-undang pemerintah selama tidak bertentangan dengan ajaran Islam. Allah swt, berfirman :<br />يَا أَيُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُواْ أَطِيْعُواْ اللهَ وَأَطِيْعُواْ الرَّسُوْلَ وَأُوْلِي اْلأَمْرِ مِنْكُمْ <br />Artinya: "Hai orang-orang yang beriman taatilah Allah dan taatilah Rasul-Nya serta ulil amri diantaramu". (An-Nisa: 59)<br /><br />Hubungan umat Islam dengan pemerintah adalah hubungan yang didasarkan kepada prinsip kebenaran yang diajarkan Allah swt, dan RasulNya. Maka jika pemerintah mela-kukan hal yang berlawanan dengan syariat Islam umat Islam tidak boleh mentaatinya. Rasulullah saw, bersabda yang artinya :"Tidak boleh ditaati seseorang dalam hal mendurhakai Allah". (HR. Bukhori)<br /><br />Pemerintah adalah suatu organisasi yang memimpin suatu negara, dalam bahasa arabnya disebut dengan ulil amri. Pemerintah yang menangani urusan keduniaan disebut dengan umaro ', dan pemimpin/tokoh keagamaan disebut dengan ulama. Umat Islam wajib mentaati keputusan atau undang-undang pemerintah selama tidak bertentangan dengan ajaran Islam. <br /><br /><br />BAB AKHLAQ<br /><br /> TADARRUS Bacalah ayat-ayat berikut 5 – 10 menit, perhatikan kaidah-kaidah tajwid dan makhrojnya.<br />بِسْمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ<br /> Q.S. Al-Furqon : 67 <br />وَالَّذِيْنَ إِذَا أَنْفَقُوْا لَمْ يُسْرِفُوْا وَلَمْ يَقْتُرُوْا وَكَانَ بَيْنَ ذَلِكَ قَوَاماً [ سورة الفرقان - 67 ]<br /><br /> Q.S. Al-Isra’ : 27 <br />إِنَّ الْمُبَذِّرِيْنَ كَانُواْ إِخْوَانَ الشَّيَاطِيْنِ وَكَانَ الشَّيْطَانُ لِرَبِّهِ كَفُوْراً [ سورة الإسراء - 27 ]<br /><br /> Q.S. Al-Hujurot : 12 <br />يَا أَيُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوا اجْتَنِبُوْا كَثِيراً مِّنَ الظَّنِّ إِنَّ بَعْضَ الظَّنِّ إِثْمٌ وَلاَ تَجَسَّسُوْا وَلاَ يَغْتَبْ بَّعْضُكُمْ بَعْضاً أَيُحِبُّ أَحَدُكُمْ أَنْ يَأْكُلَ لَحْمَ أَخِيْهِ مَيْتاً فَكَرِهْتُمُوْهُ وَاتَّقُوا اللهَ إِنَّ اللهَ تَوَّابٌ رَّحِيْمٌ [ سورة الحجرات - 12 ] <br /><br /> Q.S. Al-Hujurot : 6 <br />يَا أَيُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوْا إِنْ جَاءَكُمْ فَاسِقٌ بِنَبَأٍ فَتَبَيَّنُوْا أَنْ تُصِيْبُوْا قَوْماً بِجَهَالَةٍ فَتُصْبِحُوْا عَلَى مَا فَعَلْتُمْ نَادِمِيْنَ [ سورة الحجرات - 6 ]<br /><br /><br />A. ISROF<br /> Secara bahasa isrof artinya berlebihan/melampaui batas. Menurut Istilah Isrof ialah orang yang berlebihan atau melampaui batas dalam menggunakan sesuatu baik berupa harta, benda ataupun dalam perbuatan. Orang yang berbuat isrof disebut dengan musrif. Sebuah pepatah mengatakan “Rajin pangkal pandai, hemat pangkal kaya”. Ungkapan terakhir tersebut menunjukkan bahwa kita dianjurkan untuk hidup hemat. Islam mengajarkan kepada kita untuk hidup tidak berlebihan dalam membelanjakan harta, tetapi juga tidak boleh terlalu kikir. Adapapun macam perbuatan isrof seperti:<br />1. Membelanjakan Harta. Harta yang kita miliki adalah karunia dari Allah SWT, oleh karena itu wajib kita jaga dan kita syukuri. Cara menjaga dan mensyukuri karunia Allah SWT yang berupa harta adalah dengan cara menggunakan dan membelajakannya secara baik menurut tuntunan Allah SWT dan rasulNya yaitu dengan cara berhemat dan tidak boros tetapi juga tidak kikir. Allah SWT berfirman : <br />وَالَّذِينَ إِذَا أَنفَقُوا لَمْ يُسْرِفُوا وَلَمْ يَقْتُرُوا وَكَانَ بَيْنَ ذَلِكَ قَوَاماً<br />Artinya :” Dan orang-orang yang apabila membelanjakan (harta), mereka tidak berlebih lebihan, dan tidak (pula) kikir, dan adalah (pembelanjaan itu) di tengah-tengah antara yang demikian. “.(Al-Furqon :67) <br /><br />Ayat tersebut menjelaskan kepada kita, bahwa dalam membelanjakan harta tidak boleh berlebih-lebihan atau boros. Jika kita diberi rizki dengan banyaknya harta, janganlah menyebabkan menjadi angkuh dan sombong dengan menghambur-hamburkan harta untuk berfoya-foya dan membelanjakan harta untuk hal yang tidak bermanfaat. Tentu saja perbuatan tersebut merupakan perbuatan yang tidak terpuji dan termasuk akhlak madzmumah. Kebahagiaan hidup yang sebenarnya tidak ditentukan oleh banyaknya harta. Harta yang banyak tidak bisa menjamin orang untuk hidup bahagia tetapi kebahagiaan hidup yang sebenarnya adalah bagaimana cara kita memanfaatkan dan membelanjakan harta pemberian Allah SWT.<br />Ajaran Islam melarang umatnya mempunyai sifat berlebih-lebihan dan kikir. Kalau kita mempunyai kelebihan harta lebih baik disumbangkan atau disedekahkan kepada yang lebih membutuhkan. Misalnya diberikan untuk anak fakir miskin, anak-anak yatim, pembangunan masjid, pesantren, panti asuhan dan sebagainya. Berhemat mempunyai peran yang penting dalam kehidupan seorang muslim. Hidup hemat merupakan salah satu ciri hidup sederhana. Pengertian hemat berbeda dengan boros, hemat berarti membelanjakan harta seperlunya dan dapat menyisihkan sebagian dari penghasilannya, sedangkan boros adalah menggunakan harta tanpa perencanaan dan perhitungan yang baik. Orang yang boros merupakan sikap mubadzir yang dilarang dalam agama Islam. Allah SWT berfirman :<br />إِنَّ الْمُبَذِّرِينَ كَانُواْ إِخْوَانَ الشَّيَاطِينِ وَكَانَ الشَّيْطَانُ لِرَبِّهِ كَفُوراً<br />Artinya :” Sesungguhnya pemboros-pemboros itu adalah saudara-saudara syaitan dan syaitan itu adalah sangat ingkar kepada Tuhannya. “. (Al-Isro’ : 27)<br /><br />Ayat tersebut menjelaskan bahwa orang yang boros dalam hidupnya sangat dibenci oleh Allah SWT dan termasuk saudara setan sedangkan setan selalu ingkar kepada perintah-perintah Allah SWT. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa sikap hidup berlebihan dilarang dalam agama Islam karena hidup berlebihan dapat menyebabkan kekufuran, kesombongan, tidak peka terhadap derita orang-orang miskin dan termasuk perilaku setan.<br />2. Makan dan minum. Seseorang dianggap berlebihan dalam hal makan dan minum apabila melampaui batas yang dibutuhkan oleh tubuh dan melampaui batas makanan yang dihalalkan. Makanan dan minuman yang secara dzat dihalalkan bisa berubah menjadi haram hukumnya apabila cara makan dan minumnya melampaui batas yang dibenarkan oleh agama. Berlebihan dalam dalam hal makan dan minum termasuk perilaku tercela dan akan mendatangkan kerugian bagi pelakunya. Misalnya : karena berlebihan dalam hal makan maka akan terjangkitnya suatu penyakit, rasa malas belajar, malas bekerja, banyak tidur dan fikirannya tidak bisa jernih. Allah SWT berfirman :<br /><br /><br />Artinya:” Hai anak Adam, pakailah pakaianmu yang indah di setiap (memasuki) mesjid, makan dan minumlah, dan janganlah berlebih-lebihan. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berlebih-lebihan. “. (Al-A’rof : 31)<br /><br />3. Berpakaian. Seorang dianggap berlebihan dalam hal berpakaian apabila melebihi batas yang ditentukan oleh syara’. Seperti berpakaian sutra atau berpaikaian yang tidak pada tempatnya seperti ke masjid berpakaian yang bergambar wanita cantik. Berpakaian serba mewah tatkala berkumpul dengan orang-orang miskin juga dilarang, karena akan menimbulkan kesombongan. Wanita berpakaian hendaklah juga harus menutup aurotnya jangan berpakain tetapi seperti telanjang. Hal tersebut juga termasuk berlebihan karena berpakain minim atau berpakaian seperti telanjang dilarang agama sebab akan mengundang birahi orang yang melihatnya. Rasulullah SAW bersabda : <br /> صِنْوَانِ مِنْ أَهْلِ النَّارِ لَمْ أَرَهُمَا : قَوْمٌ مَعَهُمْ سَيَاطٌ كَأَذْنَابِالْبَقَرِيَضْرِبُوْنَ بِهَا النَّاسُ وَنِسَاءٌ كَا سَيَاتٌ عَارِيَاتٌ مَائِلاَتٌ مُمِيْلاَتٌ رُئُوْسُهُنَّ كَأَسْنِمَةِالْبُخْتِ الْمَائِلَةِلاَ يَدْخُلْنَ الْجَنَّةَ وَلاَ يَجِدْنَ رِيْحَهَا لَيُوْجَدُ مِنْ مَسِيْرَةٍكَذَا وَكَذَا ... وَفِى رِوَايَةٍ أُخْرَى وَإِنَّ رِيْحَهَا لَيُوْجَدُ مِنْ مَسِيْرَةٍ خَمْسَمِاءَةِ عَامٍ (روه مسلم) <br /> <br /> Artinya :” Dua golongan ahli neraka yang belum kami ketahui, yaitu golongan kaum yang membawa cambuk seperti ekornya lembu untuk memukul manusia, dan wanita yang berpakaian tetapi seperti telanjang yang menari-nari sambil menggeleng-gelengkan kepalanya seperti punuk unta, mereka tidak akan masuk surga dan tidak akan mencium baunya, padahal surga itu bisa dicium dari perjalanan sejauh sekian dan sekian, dalam riwayat lain sesungguhnya baunya surga itu bisa dicium dalam perjalanan sejauh 500 tahun”. (HR. Muslim) <br /><br />B. GHIBAH<br /> Ghibah menurut bahasa berarti menggunjing atau mengumpat. Menurut istilah ghibah ialah membicarakan kejelekan atau aib seseorang kepada orang lain dengan tujuan untuk menjatuhkan martabat orang yang diumpatnya. Ghibah dapat terjadi karena rasa iri dan dengki kepada seseorang sehingga orang lain yang diolok-olok jatuh wibawa dan martabatnya dihadapan orang banyak. <br />Orang muslim yang ingin mencapai derajat tinggi disisi Allah SWT haruslah waspada terhadap sikap ghibah (menggunjing) ini, karena sifat ghibah ini sangat dibenci oleh Allah SWT sebagimana firmanNya :<br /><br />Artinya :”Dan janganlah kamu mencari-cari kesalahan orang lain dan janganlah sebahagian kamu menggunjing sebahagian yang lain. Sukakah salah seorang di antara kamu memakan daging saudaranya yang sudah mati? Maka tentulah kamu merasa jijik kepadanya. Dan bertaqwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Penerima taubat lagi Maha Penyayang”. (Al-Hujurot : 12)<br /><br />Dalam ayat tersebut digambarkan bahwa orang yang suka menggunjing sesamanya bagaikan memakan daging bangkai saudaranya yang sudah mati. Sikap tersebut pasti sangat menjijikkan. Orang muslim yang dapat menjaga kehormatan dirinya tentu akan menjauhkan sikap ghibah ini dan andaikata ia pernah menggunjing atau menceritakan kejelekan orang lain, ia akan segera meminta maaf kepada orang tersebut dan memohon ampun kepada Allah SWT. Bagi seorang muslim apabila mendengarkan perkataan yang buruk atau aib seseorang, janganlah disebarluaskan sebab menyebarluaskan aib seseorang akan mengakibatkan bahaya besar apalagi jika ditambah-tambah dan dibesar-besarkan. Hal ini dapat menimbulkan permusuhan, ketidak tentraman dalam hidup bermasyarakat, sebagiaman percikan api yang mula-mula kecil dan akhirnya dapat meluluh lantahkan semua isi rumah. Ghibah merupakan penyakit hati yang dilarang oleh Rasulullah SAW sebagaimana sabdanya :<br />لاَيَسْتَرُ عَبْدًا فِى الدُّنْيَا إِلاَّ سَتَرَهُ اللهُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ (روه مسلم)<br />Artinya :”Tiada seseorang yang menutup aib orang lain di dunia ini, melainkan Allah akan menutup aibnya di hari kiamat”. (HR. Muslim)<br /><br />Seseorang yang melakukan ghibah biasanya dikuti dengan namimah, yaitu menceritakan keadaan seseorang kepada orang lain sehingga dapat menimbulkan permusuhan dan perpecahan. Ghibah dan namimah adalah sama-sama menceritakan keburukan seseorang kepada orang lain, sedangkan bedanya adalah kalau ghibah hanya sebatas untuk menjatuhkan martabat dan wibawa orang lain sedangkan namimah bertujuan agar terjadi permusuhan diantara dua fihak atau lebih. Namimah dosanya lebih besar dari pada ghibah sebagaimana firman Allah SWT :<br /> <br />Artinya :” Dan janganlah kamu ikuti setiap orang yang banyak bersumpah lagi hina Dan janganlah kamu ikuti setiap orang yang banyak bersumpah lagi hina”. (Al-Qolam : 10-11)<br /><br />Orang muslim tidak boleh terpancing dengan berita-berita yang bersikap mengadu domba, apabila kita mendapat suatu berita yang mengadu domba hendak kita teliti terlebih dahulu agar tidak menimpakan musibah kepada orang lain. Allah SWT berfirman :<br /><br />Artinya :” Hai orang-orang yang beriman, jika datang kepadamu orang fasik membawa suatu berita, maka periksalah dengan teliti, agar kamu tidak menimpakan suatu musibah kepada suatu kaum tanpa mengetahui keadaannya yang menyebabkan kamu menyesal atas perbuatanmu itu.”. (Al-Hujurot : 6)<br />Ghibah dan namimah adalah termasuk sikap tercela yang harus dijauhi oleh seorang muslim karena sikap kedua ini sangat berbahaya dalam kehidupan bermasyarakat. Rasulullah SAW bersabda yang artinya :”Maukah aku kabarkan kepadamu tentang orang yang paling jahat diantara kamu?. Para sahabat menjawab :”Baiklah”. Nabi SAW bersabda :”Itulah orang-orang yang membawa fitnah, merusak hubungan antara orang yang berkasih-kasihan (silaturrahmi) dan yang melemparkan keaiban pada orang yang tidak bersalah”.(HR.Bukhori)<br /> <br />C. FITNAH<br /> Fitnah artinya mengabarkan kebohongan tentang aib orang atau sekelompok orang kepada orang lain dengan tujuan untuk menjatuhkan kehormatannya. menuduh seseorang melakukan sesuatu yang buruk tanpa dasar, dengan tujuan mencelakakan atau menjatuhkan kehormatannya merupakan akhlak yang buruk dalam Islam. Orang muslim harus berusaha menghidari perbuatan tersebut karena dalam agama Islam perbuatan fitnah digolongkan sebagai dosa besar yang sangat dibenci Allah SWT. Betapa besar akibat yang ditimbulkan oleh fitnah hingga karena fitnah, orang bisa celakan bahkan bisa terjadi saling membunuh. Sebagaimana firmannya :<br /><br />Artinya :”Dan fitnah itu lebih besar bahayanya dari pembunuhan”. (Al-Baqoroh : 191)<br /><br />Demikian buruk akibat yang ditimbulkan oleh fitnah, hingga bisa mengakibatkan orang yang tak berdosa kehilangan martabat dan harga dirinya bahkan nyawanya sekalipun. <br />Sebuah contoh yang patut kita renungkan misalnya : Kisah terbunuhnya Khalifah Usman bin Affan akibat fitnah yang ditimbulkan oleh Abdullah bin Saba’ (orang yahudi yang pura-pura masuk Islam). Kholifah Usman difitnah dengan mengabarkan bahwa jabatan Khalifah yang ia lakukan adalah karena merebut kekuasaan yang seharuskan diberikan kepada Ali bin Abi Thalib (menantu Rasulullah SAW). Akibat dari fitnah itu banyak kaum muslimin yang akhirnya memberontak. Akibatnya kaum pemberontak mengepung dan menyerbu kediaman khalifah Usman bin Affan, lalu membunuhnya tanpa mengenal belas kasihan. Padahal waktu itu Usman bin Affan sedang membaca Al-Qur’an. Akibat pembunuhan itu kaum muslimin saling berpecah belah hingga muncul aliran-aliran seperti Khawarij, Syiah, Mu’tazilah dan Jumhuriyah. <br /><br />D. RIDDAH<br /> Riddah artinya keluar dari agama Islam. Sedang orangnya disebut dengan murtad. Orang murtad yaitu orang yang semula sudah beragama Islam dan telah menjalankan syariatnya tetapi kemudian dia keluar dari agama Islam. Pada zaman Rasulullah SAW banyak sekali orang yahudi yang menyatakan diri masuk Islam kemudian mereka keluar dari agama Islam. Hal ini disebabkan karena mereka tidak menginginkan orang-orang berbondong-bondong masuk agama Islam. Mereka masuk Islam hanya karena siasat mereka untuk menghancurkan Islam kemudian mereka membuat hadits-hadits palsu dan cerita-cerita isroiliyat. Demikan siasat buruk mereka dalam memusuhi Islam, agar orang lain terpengaruh oleh sikap mereka. Pada masa sekarangpun demikian banyak agen-agen yahudi yang berkedok membantu atau bahkan mereka mondok di pesantren-pesantren. Mereka belajar Islam tetapi tujuan mereka hanya untuk mengetahui kelemahan Islam. Riddah adalah perbuatan dosa yang dapat menghapus Iman. Islam memberikan hukuman berat terhadap orang murtad sebagaimana sabda Rasulullah SAW :<br />مَنْ بَدَّلَ دِيْنَهُ فَاقْتُلُوْهُ (رواه البخارى)<br /> <br />Artinya :”Siapa saja yang mengganti agamanya (dari agama Islam ke agama lain), maka bunuhlah’. (HR. Bukhori)<br /><br />Orang yang keluar dari agama Islam itu, karena mereka belum meyakini secara sungguh-sungguh kebenaran agama Islam disebabkan karena kebodohan mereka dan tipu daya setan. Seperti firman Allah SWT :<br /><br />Artinya :” Sesungguhnya orang-orang yang kembali ke belakang (kepada kekafiran) sesudah petunjuk itu jelas bagi mereka, syaitan telah menjadikan mereka mudah (berbuat dosa) dan memanjangkan angan-angan mereka ”. (Muhammad : 25)<br /><br />Riddah atau murtad terbagai menjadi 3 macam :<br />1. Murtad I’tiqodiyah (keyakinan), yaitu orang yang pada mulanya ragu akan adanya Allah SWT dan kekuasaanNya, yang akhirnya sama sekali tidak percaya dan keluar dari agama Islam. Seperti : Orang yang beragama Islam, tetapi karena kesulitan ekonomi kemudian dia dibantu dengan bea siswa atau sembako kemudian akhirnya mereka keluar dari agama Islam. Termasuk murtad I’tiqodi, menganggap bahwa alam ini kekal, menghalalkan yang jelas-jelas haram seperti zina, minuman keras dan lain sebagainya.<br />2. Murtad Fi’liyah (perbuatan), yaitu murtad karena melakukan perbuatan tertentu. Misalnya dia seorang muslim yang tiap jum’at pergi ke masjid tapi juga setiap minggu dia pergi ke gereja atau mengikuti ritual agama lain.<br />3. Murtad Lisani (ucapan), yaitu murtad karena perkataan. Misalnya dengan perkataan dia mengkafirkan orang Islam tanpa dasar, menghina Allah dan rasulNya, mencaci nabi dan semacamnya. Allah SWT berfirman :<br /><br /> Artinya” Barangsiapa yang murtad di antara kamu dari agamanya, lalu dia mati dalam kekafiran, maka mereka itulah yang sia-sia amalannya di dunia dan di akhirat, dan mereka itulah penghuni neraka, mereka kekal di dalamnya.. (A-BAqoroh : 217)<br /><br /><br />BAB SYARIAH<br /><br /><br /> TADARRUS Bacalah ayat-ayat berikut 5 – 10 menit, perhatikan kaidah-kaidah tajwid dan makhrojnya.<br />بِسْمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ<br /> Q.S. An-Nisa’ : 7 <br />لِّلرِّجَالِ نَصيِْبٌ مِّمَّا تَرَكَ الْوَالِدَانِ وَاْلأَقْرَبُوْنَ وَلِلنِّسَاءِ نَصِيْبٌ مِّمَّا تَرَكَ الْوَالِدَانِ وَاْلأَقْرَبُوْنَ مِمَّا قَلَّ مِنْهُ أَوْ كَثُرَ نَصِيْباً مَّفْرُوْضاً [ سورة النساء - 7 ] <br /><br /> Q.S. An-Nisa’ : 12 <br />وَلَكُمْ نِصْفُ مَا تَرَكَ أَزْوَاجُكُمْ إِنْ لَّمْ يَكُنْ لَّهُنَّ وَلَدٌ فَإِنْ كَانَ لَهُنَّ وَلَدٌ فَلَكُمُ الرُّبُعُ مِمَّا تَرَكْنَ مِنْ بَعْدِ وَصِيَّةٍ يُوْصِيْنَ بِهَا أَوْ دَيْنٍ وَلَهُنَّ الرُّبُعُ مِمَّا تَرَكْتُمْ إِنْ لَّمْ يَكُنْ لَّكُمْ وَلَدٌ فَإِنْ كَانَ لَكُمْ وَلَدٌ فَلَهُنَّ الثُّمُنُ مِمَّا تَرَكْتُمْ مِّنْ بَعْدِ وَصِيَّةٍ تُوْصُوْنَ بِهَا أَوْ دَيْنٍ وَإِنْ كَانَ رَجُلٌ يُوْرَثُ كَلاَلَةً أَوِ امْرَأَةٌ وَلَهُ أَخٌ أَوْ أُخْتٌ فَلِكُلِّ وَاحِدٍ مِّنْهُمَا السُّدُسُ فَإِنْ كَانُوَاْ أَكْثَرَ مِنْ ذَلِكَ فَهُمْ شُرَكَاءَ فِي الثُّلُثِ مِنْ بَعْدِ وَصِيَّةٍ يُوْصَى بِهَا أَوْ دَيْنٍ غَيْرَ مُضَآرٍّ وَصِيَّةً مِّنَ اللهِ وَاللهُ عَلِيْمٌ حَلِيْمٌ [ سورة النساء - 12 ]<br /><br /> Q.S. An-Nisa’ : 33 <br />وَلِكُلٍّ جَعَلْنَا مَوَالِيَ مِمَّا تَرَكَ الْوَالِدَانِ وَاْلأَقْرَبُوْنَ وَالَّذِيْنَ عَقَدَتْ أَيْمَانُكُمْ فَآتُوْهُمْ نَصِيْبَهُمْ إِنَّ اللهَ كَانَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ شَهِيْداً [ سورة النساء - 33 ]<br /><br /><br />A. KETENTUAN MAWARIS<br />1. Pengertian.<br />Dalam mawaris terdapat beberapa istilah antara lain :<br />a. Mawaris menurut bahasa berasal dari bentuk jamak miratsun yang berarti harta-harta warisan/harta-harta peninggalan. Jadi mawaris ialah harta-harta peninggalan atau harta-harta pusaka dari orang yang meninggal yang dapat diwarisi oleh orang-orang yang dapat menerimanya.<br />b. Muwaris ialah orang yang meninggalkan harta warisan.<br />c. Waris (ahli waris) ialah orang yang berhak menerima warisan dari orang yang meninggal.<br />d. Faroid ialah ilmu yang mempelajari tentang pembagian harta warisan.<br /><br />2. Beberapa Ketentuan Mawarits.<br />a. Pembagian warisan dalam Islam dilakukan secara adil, demokratis dan mengangkat derajat kaum wanita sekalipun bagiannya separo dari bagian laki-laki karena adanya tanggung jawab pria lebih besar ketimbang kaum perempuan, yang pada zaman jahiliyah wanita dianggap harta warisan.<br />b. Ketentuan Pembagian Warisan.<br />Ketentuan pembagian warisan didasarkan pada firman Allah swt., surat An-Nisa : 7<br /> <br />Artinya : "Bagi orang laki-laki ada hak bagian dari harta peninggalan ibu bapak dan kerabatnya dan bagi orang wanita ada hak bagian (pula) dari harta peninggalan ibu bapak dan kerabatnya, baik sedikit ataupun banyak menurut bagian yang telah ditetapkan". (An-Nisa : 7)<br /><br />Selanjutnya mengenai bagiannya masing-masing dapat dilihat pada surat An-Nisa : 11 - 12<br /><br />B. HARTA BENDA SEBELUM DIWARISI<br />Sebelum harta dibagi-bagikan kepada ahli waris harus dilakukan hal-hal sebagai berikut :<br />1. Diambil untuk biaya perawatan mayat sewaktu sakit. Misalnya biaya pengobatan, biaya rumah sakit dan sebaginya.<br />2. Diambil untuk biaya pengurusan mayat. Misalnya kain kafan, papan dan lain-lainnya.<br />3. Diambil untuk hak harta itu sendiri. Misalnya zakat.<br />4. Diambil untuk membayar hutang, nadzar, sewa dan lain-lain.<br />5. Diambil untuk wasiat apabila ada.<br /><br />Setelah hak tersebut diselesaikan barulah harta peninggalan simayat dibagikan. Bagian ahli waris yang telah ditetapkan oleh Allah swt, dalam Al-Qur'an disebut dengan " Furudul Muqoddaroh ", yaitu 1/2, 1/3, 1/4, 1/6, 1/8, 2/3 dan sisa ( ashobah ).<br /><br />C. AHLI WARIS<br />1. Sebab-sebab seseorang memperoleh harta waris (asbabul irtsi) yaitu :<br />a. Karena nasab (hubungan keturunan / darah).<br />b. Karena perkawinan, yakni sebagai suami/istri.<br />c. Karena memerdekakan mayat (jika mayat pernah menjadi budak).<br />d. Karena ada hubungan sesama muslim. ( jika orang Islam tidak mempunyai ahli waris bisa di serahkan ke Baitul Maal ).<br /><br />2. Golongan ahli waris.<br />Orang yang berhak mendapat bagian harta warisan semuanya berjumlah 25 orang, 15 orang dari fihak laki-laki dan 10 orang dari fihak perempuan. Dan apabila dari 15 orang dari fihak laki-laki itu ada semua maka yang berhak menerima hanya ada 3 saja (lihat bagan) dan apabila 10 orang dari fihak perempuan itu ada semua maka yang berhak menerima ada lima saja (lihat bagan), dan apabila 25 orang itu ada semua yang berhak menerima ada 5 orang ( lihat bagan ). Untuk lebih jelasnya lihat bagan sebagai berikut :<br /> <br />3. Ahli Waris Dzawil Furudl dan Ashobah.<br />Ahli waris dzawil furudl ialah ahli waris yang sudah ditentukan secara jelas besar kecilnya. Misalnya 1/2, 1/3, 1/4 dan sebagainya. Sedang ahli waris Ashobah ialah ahli waris yang belum tentu bagianya, mungkin menerima semua harta atau tidak sama sekali. Adapun bagian-bagian dari ahli waris dzawil furudl adalah sebagai berikut :<br />a. Yang mendapat bagian setengah (1/2).<br />1) Anak perempuan tunggal.<br />2) Cucu perempuan tunggal dari anak laki-laki.<br />3) Saudara perempuan sekandung.<br />4) Saudara perempuan sebapak (jika no : 3 tidak ada)<br />5) Suami, jika istri yang meninggal tidak punya anak.<br />b. Yang mendapat bagian seperempat (1/4).<br />1) Suami, jika istri mempunyai anak.<br />2) Istri, jika suami yang meninggal tidak punya anak.<br />c. Yang mendapat bagian seperdelapan (1/8)<br />1) Istri, jika suami mempunyai anak.<br />d. Yang mendapat bagian dua pertiga (2/3)<br />1) Dua anak perempuan atau lebih, jika tidak ada anak laki-laki.<br />2) Dua cucu perempuan atau lebih dari anak laki-laki jika tidak ada anak perempuan.<br />3) Dua saudara perempuan sekandung /lebih.<br />4) Dua saudara perempuan sebapak/lebih jika tidak ada saudara pr. sekandung.<br />e. Yang mendapat bagian sepertiga (1/3)<br />1) Ibu, jika yang meninggal tidak mempunyai anak atau saudara perempuan.<br />2) Dua orang saudara perempuan/lebih, jika yang meninggal tidak punya anak atau orang tua.<br />f. Yang mendapat bagian seperenam (1/6)<br />1) Ibu, jika bersama anak/cucu dari anak laki-laki.<br />2) Ayah, jika bersama anak/cucu.<br />3) Kakek, jika bersama anak/cucu sedangkan ayahnya tidak ada.<br />4) Nenek, jika tidak ada ibu.<br />5) Saudara seibu, jika tidak ada anak.<br />Adapun yang tidak masuk dalam ahli waris dzawil furudl berarti ia mendapat bagian ashobah.<br /><br />4. Hijab dan Mahjub.<br />Hijab berarti tutup/tabir, maksudnya ialah seorang yang menjadi penghalang atas ahli waris lainnya untuk menerima harta waris. Hijab dibagi menjadi 2 macam yaitu :<br />a. Hijab hirman, yakni tertutup secara mutlak Misalnya : Anak dan cucu sama-sama ahli waris, namun cucu tidak mendapat harta karena ada anak laki-laki.<br />b. Hijab nuqson, yakni hijab yang hanya sekedar mengurangi jumlah yang diterima ahli waris.<br /><br />D. PENGHITUNGAN WARISAN<br />Dalam ilmu faroid bagian ahli waris yang sudah ditentukan adalah 1/2, 1/4, 1/8, 2/3, 1/8, 1/6, maka dalam perhitungan harus dicari KPT (Kelipatan Persekutuan Terkecil) nya yang dalam ilmu faroid disebut dengan asal masalah. Contoh : Bapak H. Muin meninggal dunia dengan meninggalkan warisan sebanyak Rp. 50.000.000,-. Setelah diambil untuk pengurusan mayat tinggal Rp. 48.000.000,-. Berapakah bagianya masing-masing dari ahli waris tersebut dibawah ini ?<br />a. Istri, b. Ibu, c. anak laki-laki, d. 2 anak perempuan : <br />Jawab :<br />a. Istri = 1/8 3 3/24 x Rp. 48.000.000,- = Rp. 6.000.000,- <br />b. Ibu = 1/6 4 4/24 x Rp. 48.000.000,- = Rp. 8.000.000,-<br />c. anak laki-laki = sisa 17 17/24 x Rp. 48.000.000,- = Rp.34.000.000,-<br />d. 2 anak perempuan <br />Anak laki-laki dan perempuan mendapatkan sisa dengan perbandingan 2 : 1 jadi ,<br />1 anak laki-laki x 2 = 2<br />2 anak perempuan x 1 = 2 <br />Jumlah = 4<br />1 anak laki-laki = 2/4 x Rp.34.000.000,- = Rp.17.000.000,-<br />2 anak perempuan = 2/4 x Rp.34.000.000,- = Rp.17.000.000,-<br />masing-masing anak perempuana = Rp. 17.000.000,- = Rp. 8.500.000,-<br /> 2<br />E. ADAT DAN WARISAN<br />Menurut hukum adat, ahli waris adalah mereka yang paling dekat dengan generasi berikutnya, yaitu mereka yang menjadi besar dari keluarga yang mewariskan. Misalnya anak angkat dianggap sebagai anak sehingga mendapat harta warisan. Namun harta yang dapat diwariskan kepada anak angkat adalah harta yang diperoleh ketika waktu hidup bapak angkatnya. Ada persamaan dan pebedaan antara adat dan warisan. Persamaannya adalah :<br />a. Waktu pembagian setelah dikurangi biaya pengurusan mayat.<br />b. Bagian ahli waris laki-laki 2 kali bagian perempuan (sepikul segendongan)<br />Pebedaannya adalah :<br />a) Dalam hukum adat dibedakan antara yang diperoleh sewaktu hidup dan harta yang diperoleh dari orang tuanya.<br />b) Dalam hukum adat anak angkat berhak menerima warisan sedang dalam hukum Islam tidak berhak menerima.<br /><br />F. HIKMAH WARISAN<br />Hikmah pembagian harta warisan akan membawa manfaat antara lain :<br />1. Untuk menghindari keserakahan yang bertentangan dengan syariat Islam.<br />2. Untuk menjalin ikatan persaudaraan berdasarkan hak dan kewajiban yang seimbang<br />3. Untuk menghindari fitnah sesama ahli waris.<br />4. Untuk menunjukkan ketaatan kita kepada Allah swt dan kepada RasulNya.<br />5. Untuk mewujudkan kemaslahatan hidup keluarga dan masyarakat.<br /><br />G. WARISAN MENURUT UU NO: 7 TAHUN 1989.<br />Dalam UU NO: 7 tahun 1989 BAB III pasal 49 berbunyi : "Pengadilan Agama bertugas dan berwenang memeriksa, memutus, dan menyelesaikan perkara-perkara diting-kat pertama antara orang-orang beragama Islam dibidang perkawinan, kewarisan, wasiat dan hibah yang dilakukan berdasarkaan hukum Islam, wakaf dan sodaqoh. Bertitik tolak dari UU NO: 7 tahun 1989 itu maka wewenang Pengadilan Agama dalam hal warisan ialah :<br />a. Menentukan siapa yang menjadi ahli waris.<br />b. Menentukan harta mana saja yang menjadi warisan.<br />c. Menentukan bagianya masing-masing ahli waris.<br />d. Melaksanakan pembagian warisan.<br /><br /><br />BAB TARIH ISLAM<br /><br /> TADARRUS Bacalah ayat-ayat berikut 5 – 10 menit, perhatikan kaidah-kaidah tajwid dan makhrojnya.<br />بِسْمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ<br /> Q.S. Al-Mu’min : 83 <br />فَلَمَّا جَاءَتْهُمْ رُسُلُهُمْ بِالْبَيِّنَاتِ فَرِحُوْا بِمَا عِنْدَهُمْ مِّنَ الْعِلْمِ وَحَاقَ بِهِمْ مَّا كَانُوْا بِهِ يَسْتَهْزِئُوْنَ [ سورة المؤمن - 83 ]<br /><br /> Q.S. Saba’ : 6 <br />وَيَرَى الَّذِيْنَ أُوْتُوا الْعِلْمَ الَّذِيْ أُنْزِلَ إِلَيْكَ مِنْ رَّبِّكَ هُوَ الْحَقَّ وَيَهْدِيْ إِلَى صِرَاطِ الْعَزِيْزِ الْحَمِيدِ [ سورة سبأ - 6 ] <br /> Q.S. Al-‘Ankabuut : 49 <br />بَلْ هُوَ آيَاتٌ بَيِّنَاتٌ فِيْ صُدُوْرِ الَّذِيْنَ أُوْتُوا الْعِلْمَ وَمَا يَجْحَدُ بِآيَاتِنَا إِلاَّ الظَّالِمُوْنَ [ سورة العنكبوت - 49 ]<br /><br /> Q.S. An-Naml : 40 <br />قَالَ الَّذِي عِنْدَهُ عِلْمٌ مِّنَ الْكِتَابِ أَنَا آتِيْكَ بِهِ قَبْلَ أَنْ يَرْتَدَّ إِلَيْكَ طَرْفُكَ فَلَمَّا رَآهُ مُسْتَقِرّاً عِنْدَهُ قَالَ هَذَا مِنْ فَضْلِ رَبِّي لِيَبْلُوَنِي أَأَشْكُرُ أَمْ أَكْفُرُ وَمَنْ شَكَرَ فَإِنَّمَا يَشْكُرُ لِنَفْسِهِ وَمَنْ كَفَرَ فَإِنَّ رَبِّيْ غَنِيٌّ كَرِيْمٌ [ سورة النمل - 40 ]<br /><br /> <br />A. ISLAM DI ASIA <br /> Pertumbuhan umat Islam di dunia dewasa ini semakin cepat seiring dengan bertambahnya jumlah penduduk di berbagai negara yang menganut agama Islam. Agama Islam pada pertama kali lahir pada awal abad ke- 7 M di wilayah Asia Barat tepatnya di kota suci Makkah, Saudi Arabia. Dari kota ini Islam menyebar ke berbagai wilayah di benua Asia yakni wilayah-wilayah Asia Barat, Asia Tengah, Kaukasia, Asia Selatan, Asia Timur dan Asia Tenggara. Berdasarkan data, negara-negara di Asia yang mayoritas penduduknya beragama Islam adalah : Arab Saudi, Irak, Iran, Kuwait, Pakistan, Qatar, Syuriah, Turki, Yaman, Oman, Palestina, Turmenistan, Azerbaijan, Kirgistan, Tajikistan, Usbekistan, Malaysia, Indonesia dan Brunai Darussalam. Adapun Negara-negara di benua Asia yang minoritas penduduknya beragama Islam adalah : Cina, India, Philipina, Hongkong, Jepang, Kazaktan, Singapura, Korea Selatan, Srilangka, Thailand dan Vietnam. Perlu diketahui walaupun penduduknya minoritas, menurut data tahun 1990 di Cina umat Islam berjumlah 31.827.782 orang dan di India berjumlah 123.598.937 orang. Berikut ini akan dikemukan keadaan umat Islam di Negara-negara Asia.<br /><br />1. PAKISTAN<br /> Pakistan adalah sebuah negara Islam di Asia Selatan yang mayoritas penduduknya beragama Islam dan beribu kota di Islamabad. Sebelum merdeka (tanggal 14-08-1947). Pakistan adalah bagian dari India. Pada tanggal 17 April 1971, Pakistan timur memisahkan diri membentuk negara tersendiri dengan nama Bangladesh dengan Presidennya bernama Syeh Mujiburrohman. Presiden pertama Pakistan adalah Muhammad Ali Jinah, yang sebelum merdeka oleh pemerintah India diangkat sebagai Gubernur Jendral Dominion Pakistan.<br />a. Masuknya Islam di Pakistan. Islam masuk di Pakistan jauh sebelum menjadi negara Merdeka yaitu pada masa pemerintah Kholifah Walid bin Abdul Malik 705 -715M/86 - 96H, dari Daulah Bani Umayah. Kholifah Walid bin Abdul Malik atas permintaan penguasa Sind diminta membantu kesulitan ekonomi dan sosial waktu itu, sehingga Kholifah Walid bin Abdul Malik mengirim pasukan dengan dipimpin oleh Muhammad bin Kosim. Muhammad bin Kosim dapat memerintah Sind dengan baik sehingga banyak penduduk yang masuk masuk Islam.<br />b. Perkembangan Islam di Pakistan. Di negara Pakistan ada beberapa organisasi keagamaan yang giat melakukan dakwah antara lain :<br /> Liga Muslimin, berdiri tahun 1906 M. Saat dipimpin oleh Muhammad Ali Jinah organisasi ini berperan penting dalam usaha Kemerdekaan Pakistan tahun 1947.<br /> Al-Maududi, berdiri tahun 1904 M, pendirinya adalah Abul A'la Al-Maududi. Banyak kaum intelektual Islam yang terpengaruh pikiran-pikiran Maududi yang lebih modernist.<br /> Pusat Studi Pakistan, berdiri tahun 1981 M di London (Inggris). Organisasi ini bertujuan memperkenalkan Islam ke dunia luar.<br /> Philosophical Congress, berdiri tahun 1893 M, didirikan oleh M.M.Syarif. Organisasi ini banyak menerbitkan buku-buku yang sangat terkenal seperti History of Muslem Philoshophy. Dari sini pula lahir ilmuwan-ilmuwan yang sangat terkenal seperti : C.A. Qodir (lahir tahun 1909) penulis buku Philoshophy and Science in the Islamic Word. Dr. Abdus Salam (lahir tahun 1926 M) pemenang hadiah nobel di bidang fisika tahun 1979. Dr. Fazlur Rahman, guru besar ilmu agama Islam di Universitas Chocago.<br /><br />2. INDIA <br />a. Islam Masuk di India. Islam masuk di India pada masa Kholifah Muawiyah (41 H-60 H), yang mengirimkan pasukan dibawah pimpinan Panglima Mahl bin Abi Shufroh dan dapat menguasai daerah Sindu, Bannah dan Lahore. Islam di India bagian barat berkembang dengan baik kemudian dapat mendirikan kerajaan-kerajaan Islam besar seperti Kerajaan Mameluk (633 H-686 H), kerajaan Khilji (688-710 H/1290 M-1310 M), kerajaan Taglak (1321-1398 M), dan terakhir kerajaan Islam Mughal (1398-1707 M) dan setelah itu dijajah Inggris dan baru merdeka pada tanggal 15 Agustus 1947.<br />b. Perkembangan Islam di India. Dalam melakukan dakwah, umat Islam di India banyak mendirikan organisasi-organisasi Islam dan lembaga-lembaga pendidikan yang bergerak dibidang dakwah, antara lain :<br /> Nadwal Ulama di Lucknow yang dipimpin oleh Abu Hasan An Nadwi.<br /> Universitas Darul Ulum di Dewanda.<br /> Universitas Osmaniyah di Heider Abad.<br /> Akademi Dairatul Ma'arif di Heider Abad.<br /> Universitas Alighah yang dipimpin oleh Syeh Ahmad Khan.<br /> Organisasi dan sekolah-sekolah Islam peninggalan kerajaan-kerajaan Islam terdahulu sampai sekarang masih berjalan seperti biasa. Disamping itu juga masih banyak peninggalan kerajaan-kerajaan Islam yang sangat berharga (Kerajaan Mughal India) seperti :<br /> Tajmahal yang merupakan karya seni termasuk 10 keajaiban dunia, adalah monumen makam istri permaisuri Syah Jehan.<br /> Masjid-masjid yang indah, Benteng Merah, Istana dan gedung-gedung yang indah.<br /><br />3. AFGANISTAN<br />a. Masuknya Islam di Afganistan. Islam masuk di Afganistan pada masa Kholifah Usman bin Affan (644 -656 M). Pada tahun 647 M, pasukan Islam mengadakan perluasan daerah ke Khurasan (Afganistan) yang di pimpin oleh Saad bin Al-Ash. Pada tahun 870 M pengaruh Islam telah mengakar keseluruh negeri itu. Pengaruhnya lebih kuat pada masa penaklukan Sultan Mahmud Ghaznawi (1005 - 1030 M).<br />b. Perkembangan Islam di Afganistan. Pada tahun 1737 M, penguasa Afganistan bernama Nadzir Syah dapat menaklukkan seluruh wilayah Afganistan sebagaimana wilayah Afganistan sekaran ini. Pada tahun 1838 M muncul ekspedisi Inggris dan mulai saat itu muncullah perang antara Afganistan dan Inggris. Orang-orang Afganistan sangat giat melakukan dakwah baik di dalam maupun di luar negeri seperti Jamaluddin Al-Afghani yang namanya sangat terkenal di seluruh dunia. Ia lahir pada tahun 1838 M dan terkenal sebagia ahli theologi, hukum, tasawuf, filsafat Islam, sosiologi dan dikenal pula sebagai peletak dasar Modernisasi Islam. Muridnya yang juga sangat terkenal adalah Muhammad Afduh (Mesir). Jamaluddin Al-Afghani meninggal di Istambul pada tahun 1897 M. Adapun peninggalan-peninggalan kerajaan Islam di Afganistan adalah Masjid Kwaja yang dibangun pada masa Sultan Mahmud dan "Masjid Biru" sebagai masjid besar dan Indah yang beratap dan berlantai biru.<br /><br />4. RUSIA<br /> Islam masuk ke Asia tengah (Kazakistan, Usbekistan, Kirgistan, Tajikistan, Turkmenis-tan, Armenia) yang dulu merupakan wilayah Uni Sovyet pada masa Kholifah Bani Umayah yaitu Muawiyah bin Abi Sofyan (660 -680 M). Pada masa Kholifah Walid bin Abdul Malik (705 -715 M) Islam sudah bisa menguasai Asia Tengah dan sekitarnya. Asia Tengah pernah memiliki kerajaan Islam yaitu kerajaan Bukhoro (Usbekistan) yang menjadi pusat keagamaan pada masa itu. Pada tanggal 13 Syawal 194 H di kota Bukhoro ini terlahir seorang yang nantinya terkenal sebagai ahli hadits dan mujtahid yaitu Abu Abdillah bin Muhammad bin Ismail bin Ibrahim bin Mughiroh Al-Bukhori. Ia yang menulis buku hadits Soheh Bukhori. Kerajaan Bukhoro hancur oleh kedzalian Hulagu Khan (1258 M) dan hingga kini tak pernah bangkit lagi. Secara umum Islam mengalami kemunduran di Rusia (dulu Uni Sovyet) dimulai sejak berkuasanya Kaum Bolsyewik yang dipimpin oleh Lenin. Sejak itu banyak masjid-masjid dan tempat ibadah dihancurkan. Anggapan mereka kaum agama adalah kaum Borjuis (kaum pemilik modal).<br /><br />5. R R C (Republik Rakyat Cina)<br />a. Masuknya Islam di RRC. Menurut catatan resmi dari dinasti Tang (618-905 M), mengatakan bahwa permulaan masuknya Islam di Tiongkok sekitar tahun 30 H/651M. Pada tahun itulah kedatangan delegasi yang pertama kali yang dikirim oleh Kholifah Usman bin Affan. Delegasi itu konon dipimpin oleh sahabat Nabi SAW yang bernama Saad bin Abi Waqqos dan dialah yang meletakkan batu pertama masjid di Canton. <br />b. Perkembangan Islam di RRC. Pada masa daulah bani Ummayyah (661-905 M) dibuka hubungan diplomatik secara resmi antara pemerintah Islam dengan dinasti Tang (618- 905 M). Pada masa kholifah Al-Mansur (754-775M), pemerintah Cina pernah meminta bantuan untuk mengatasi pemberontakan dalam negeri Cina. Prajurit-prajurit muslim itu akhirnya dapat menguasai beberapa kota di Cina kemudian menetap di Cina dan kawin dengan perempuan-perempuan setempat sambil menyiarkan agama Islam di sana. Waktu terus berjalan dan dewasa ini pemerintah komunis Cina menamakan seluruh muslim Cina dengan sebutan suku bangsa Hui. Fihak muslim sudah diakui sebagai salah satu dari 5 suku bangsa di Cina. Bendera nasional yang terdiri dari 5 baris horisontal itu mewakili 5 suku bangsa yaitu merah untuk suku bangsa Han, kuning untuk Mancu, biru untuk Mongol, putih untuk muslim dan hitam untuk Tibet. Sejumlah lembaga-lembaga pendidikan di Cina yang didirikan antara lain :<br /> North West College di Peking.<br /> Ming The Secondary School di Yunan.<br /> Mu Sing Secondary School di Hancow.<br /> Kun Lung Midle School di Tsianan.<br />Sistem pengajarannya semua sudah modern. Diperkirakan sekarang seluruh muslim Cina berjumlah kurang lebih 115 juta orang.<br /><br />6. ISLAM DI NEGARA-NEGARA ASEAN<br />a. Singapura. <br /> Singapura adalah negara yang berbentuk Republik sejak 9 Agustus 1965. Sebelumnya merupakan bagian dari kerajaan Melayu. Penduduknya sekitar 2,5 juta jiwa yang terdiri dari Cina 76,4 %, Melayu 14,7%, India 6,4% dan sisanya etnis lain. Singapura terdiri dari 54 pulau kecil. Masuknya Islam di Singapura erat kaitannya dengan perkembangan Islam di semenanjung Malaka. Pada awal abad 20 Islam di Singapura mulai bangkit dengan berdirinya organisasi-organisasi dan sekolah-sekolah Islam seperti :<br /> Sekolah Al-Iqbal Al-Aslamiyah tahun 1908 oleh Syeh Thaher.<br /> N U tahun 1926 oleh KH. Wahab Hasbullah dalam perjalanan dari Mekah menuju Indonesia.<br /> Muhammadiyah tahun 1962 oleh Al-Ustadz Rizal Abdullah.<br /> Majelis Ulama Islam Singapura (MUIS) tanggal 23 Juli 1963. MUIS ini mengurusi masalah masalah sosial seperti zakat, MTQ, Masjid, fatwa agama, dakwah dan pendidikan.<br /> MENDAKI tahun 1981 oleh sembilan anggota Parlemen yang bertujuan meningatkan status sosial ekonomi umat.<br /> PERDAUS (Persatuan Pelajar-Pelajar Agama), organisasi ini yang banyak menyelenggarakan kursus-kursus dakwah.<br />b. Thailand. <br /> Umat Islam di Thailand kebanyakan berdiam di 4 wilayah yaitu Pattani, Yala, Naratiwat dan Satun. Di 4 wilayah ini umat Islam sekitar 80%. Islam Masuk di Thailand kurang lebih pada abad ke 15 melalui kerajaan Pasai. Setelah Pasai ditaklukkan kerajaan Siam (Thailand) umat Islam banyak yang ditawan dan setelah dilepas dengan tebusan tanah mereka banyak yang menetap dan menyebarkan agama Islam di sana. Menurut G.W.J. Drawes Islam masuk di Pattani tahun 1386 M, bahkan menjelang akhir abad ke 18 Pattani mendapat julukan "Tempat kelahiran Islam di Asia Tenggara". Kala itu lahir seorang ulama ternama Daud bin Abdillah bin Idris Al-Fatani yang banyak menulis tentang teologi Islam (Ushuluddin), Fiqih dan lain-lain. Kini Islam di Thailand terus membangun umat, disamping ada tekanan dari pemerintah disana. Umat Islam di Thailand banyak yang belajar di Timur Tengah untuk memperdalam agama Islam.<br />c. Phiilipina. <br /> Islam masuk di Filipina pada tahun 1360 M melaui Malaysia dan Indonesia. Sejak tahun itu umat Islam sudah menyebar di Filipina. Pada permulaan abad ke 15 telah terdapat beberapa kesultanan seperti Mindanao, Basilan, Sulu dan Palawan. Pada tahun 1565 Spanyol menjajah Filipina. Orang-orang Spanyol menyebut orang-orang Islam Filipina dengan sebutan "Moro", dan sampai sekarang orang Islam di Filipina tetap disebut Moro. Tahun 1891 Filipina dikuasai Amerika Serikat dan setelah merdeka Pemerintah Filipina tetap bersikap seperti Spanyol yaitu ingin menghapus-kan Islam di Filipina. Untuk memperoleh kebebasan dan kemerdekaan atas bantuan Libya umat Islam membentuk gerakan perlawanan Islam yang disebut dengan Moro National Liberation Front (MNLF) yang dipimpin oleh Nur Misauri. Pada tahun 1996 atas bantuan pemerintah RI, MNLF memperoleh otonomi dari pemerintah Filipina.<br />d. Malaysia. <br /> Malaysia adalah negara yang berbentuk Federasi. Penduduk yang beragama Islam sekitar 53 % yang mayoritas bermazdhab Sunni dengan mengikuti mazdhab Syafii. Islam masuk di Malaysia sebelum abad ke- 12 M, dengan berdasarkan penemuan mata uang dinar emas yang bertuliskan angka arab 557 H/1161 M. Kedudukan agama Islam di Malaysia sebagai tercantum dalam konstitusi Malaysia bahwa agama Islam adalah agama negara (agama resmi negara). Menurut konstitusi tersebut yang dimaksud orang melayu adalah orang yang beragama Islam. Maka jika ada orang melayu yang kawin dengan orang yang tidak beragama Islam, orang tersebut harus memeluk agama Islam terlebih dahulu. Anak-anak orang melayu yang sekolah dimanapun tidak boleh diajarkan selain dengan pendidikan agama Islam. Kalau jumlah satu sekolah lebih dari 15 orang yang beragama Islam maka harus diajarkan pendidikan agama Islam. Mayoritas penduduknya taat melaksanakan syariat. Perkembangan Islam maju pesat setelah terlepas dari penjajahan Inggris dan merdeka pada tanggal 31 Agustus 1957.<br />e. Brunai Darussalam. <br /> Islam masuk di Brunai Darussalam diperkirakan pada tahun 977 M, melalui jalur timur Asia Tenggara oleh para pedagang muslim dari Cina. Semenjak Raja Awang Alak Betatar (1406-1408 M) masuk Islam, Islam dijadikan sebagai agama resmi negara dan nama raja diganti dengan Muhammad Syah. Brunai merdeka pada tanggal 1 Januari 1984 dari jajahan Inggris selam kurang lebih 400 tahun. Dalam Proklamasi itu dinyatakan antara lain bahwa "Negara Brunai Darussalam akan selamanya menjadi negara Islam beraja yang merdeka berdaulat dan demokratik bersendikan kepada ajaran Islam menurut Ahlussunnah Waljamaah dan berazaskan keadilan, amanah dan kebebasan . . . .", yang di bacakan oleh Sultan Hasanah Bolkiah pada waktu itu. <br /><br />B. ISLAM DI AMERIKA<br />1. Sejarah Masuknya Islam di Amerika. Sejarah masuknya Islam di Amerika tidak dapat diketahui scara pasti, namun secara garis besar sejarah masuknya Islam di Amerika dapat dibagi menjadi empat tahap. Tahap pertama. Imigran muslim pertama ke Amerika sebenarnya berbarengan dengan Colombus. Penemuan Amerika oleh Colombus bertepatan dengan jatuhnya Granada (Spanyol) ke tangan orang-orang Kristen tahun 1492 M. Colombus kemungkinan dipandu oleh nafigator-nafigator muslim Andalusia. Diantara mereka ada yang bernama Rodrigo de Lope dan Estevanico de Azemor. Tidak jelas generasi kelanjutan dari mereka ini, tetapi banyak orang Islam dari Mexico, Argentina, Brazil mengaku sebagai keturunan dari mereka. Tahap kedua. Pada abad ke 16 imigran muslim Afrika didatangkan secara paksa sebagai budak. Sebagian dari mereka adalah muslim dan karena mereka memberontak, maka pemimpin mereka dibakar hidup-hidup oleh tentara penjajah Prancis. Tahap ketiga, Imigran muslim dari Asia tahun 1830. Orang Inggris dan Belanda menggantikan berbudakan tenaga kerja dari India dan Jawa. Sebagian kecil dari mereka sekarang masih ada tetapi pada umumnya keturunan mereka sudah lenyap. Tahap ke empat. Pada akhir abad ke 19 gelombang imigran muslim dari Siria, Libanon, Balkan, Rusia Selatan, Turki dan Kaukasia datang ke Amerika karena negaranya dijajah oleh bangsa bangsa Eropa. Keturunan mereka inilah yang masih banyak sampai sekarang.<br />2. Perkembangan Islam di Amerika. <br /> Semula agama Islam di Amerika dianggap sebagai agama Imigran dari orang-orang Timur Tengah dan Pakistan, walaupun penduduk asli kulit hitam banyak yang sudah muslim. Kemudian Islam makin berkembang, sehingga muncullah kekuatan Islam yang disebut dengan "Black Muslim", yang didirikan oleh Elijah Muhammad di Chicogo, dia adalah murid Fard Muhammad seorang tokoh yang memajukan Islam di Amerika pertama kali. Dengan Black Muslim ini banyak orang kulit hitam Amerika berbondong-bondong masuk Islam menuntut persamaan hak dengan kulit putih. Tokoh-tokoh yang masuk Islam antara lain : Malcoln ( Malcom X ) setelah masuk Islam namanya diganti dengan Al-Hajj Malik Al-Sabah dan Cassius Clay diganti dengan Muhammad Ali.Tetapi akhirnya Elijah Muhammad mendapat bantahan dari para cendekiawan karena mengajarkan bahwa dirinya sebagai nabi dan gurunya Fard Muhammad sebagai Tuhan. Elijah Muhammad meninggal tanggal 25 Februari 1975 dan diganti oleh Warits Dien Muhammad. Usaha-usaha yang dilakukan Warits Dien Muhammad ini antara lain:<br />a. Mengembalikan aqidah Islam yang sebenarnya.<br />b. Mengganti nama Nation of Islam (Organisasi Islam yang dibentuk Fard Muhammad) menjadi World Community of Islam in West dan pada tahun 1980 berubah lagi menjadi American Muslem Mission (AMM).<br />c. Istilah Black Muslim diganti dengan Bilalian America.<br />d. Di masjid-masjid yang banyak kursi akibat pengaruh gereja dihilangkan hingga lebih leluasa untuk solat<br />e. Mendirikan masjid terbagus di Washington dengan nama Islamic Center Detroit (1968).<br />f. Membeli sebuah gereja untuk dijadikan Islamic Institute yang lengkap dengan Musholla, ruang kuliah, asrama dan perpustakaan.<br /><br />C. ISLAM DI EROPA<br />1. Masuknya Islam di Eropa. Islam masuk di Eropa pada masa Kholifah Walid bin Abdul Malik dari Bani Umayah. Walid mengangkat Musa bin Nusair menjadi gubernur Afrika Utara. Musa bin Nusair mengutus Thariq bin Ziad untuk mengembangkan Islam di Spanyol dan berhasil mendarat di sebuah bukit yang dinamakan Gibraltar (Jabal Thariq) akhirnya Thariq dapat menduduki Spanyol dan Raja Roderik melarikan diri (710 M). Selanjutnya Thariq menaklukkan Toledo, Archidona dan Granada. Ketika Musa bin Nusair dipanggil kholifah Walid ke Damascus, maka kepemimpinan diserahkan putranya Abdul Aziz. Ketika terjadi pergantian pemerintahan Islam dari Bani Umayah di Damascus ke Bani Abasyiah, salah seorang keturunan bani Umayah, Abdurrahman bin Muawiyah bin Hisyam lari ke Spanyol dan mendirikan pemerintahan sendiri lepas dari kekuasaan Bani Abasiyah. <br />2. Perkembangan Islam di Eropa. Sejak pemerintahan sendiri di Spanyol Islam telah mencapai beberapa kema-juan antara lain :<br />a. Bidang Ilmu Pengetahuan muncul tokoh-tokoh:<br /> Imam Al-Auza'i tokoh Ilmu Fiqih<br /> Ibnu Rosyid, Ibnu Arabi, Ibnu Bajah, Ibnu Tufail tokoh Ilmu Filsafat<br /> Al-Majriti, Al-Zarkali, Ibnu Aflah tokoh Ilmu Astronomi.<br />b. Bidang Arsitektur dan Bangunan<br />o Istana Al-Hamra di Granada<br />o Masjid Cordova di Cordova<br />o Istana Ja'fariyah, Tembok Toledo, Istana Al-Makmun dan Masjid Seville.<br />Secara berturut-turut tahun 1238 Cordova jatuh, tahun 1248 Seville jatuh, tahun 1291 Granada juga jatuh ke tangan Kristen. Tindakan orang-orang kristen yang kasar dan orang muslim disuruh pilih masuk kristen, keluar dari Spanyol atau dibunuh. Sejak itu hubungan antara Islam dengan Eropa putus sama sekali dan sejak negara-negara Islam mendapat kemerdekaansekitar abad ke 18 - 20 barulah muncul kembali hubungan Islam dengan Eropa.<br />a) Austria. Pada awal abad ke 15 di Wina telah diadakan peresmian "Islamic Centre", pertama kali. Gedung ini dapat memuat 30.000 umat Islam disamping itu juga ada perpustakaan Islam dengan nama "Moslem Social Service", ada Madrasah untuk belajar Al-Qur'an, perumahan Imam Masjid dan disebelahnya berdiri Gedung PBB yang baru. Tahun 1981 umat Islam tercatat 76.940 jiwa. Pemerintah Austria telah mengakui Islam sebagai agama resmi ke dua setelah Kristen. Anak-anak disana belajar agama Islam pada hari sabtu dan minggu.<br />b) Belgia. Agama Islam telah diakui sebagai agama resmi kerajaan Belgia, sebagaimana tercantum dalam Undang-Undang Belgia tanggal 17 Juli 1974. Penduduk muslim tercatat 186.387 jiwa. Di negeri ini telah berdiri "Islamic Centre", yang dapat menampung 150.000 orang. Kurikulum pendidikan Islam sudah dimasukkan ke dalam Balai Pendidikan Umum dan gurunya digaji oleh negara. Di negeri ini pernah diadakan Muktamar Islam Eropa di Brussel tahun 1980.<br />c) Jerman. Walaupun Jerman belum mengakui Islam sebagai agama resmi, perkembangan Islam berjalan dengan baik setelah berdirinya "Islamic Zentrum", yang dipimpin oleh bangsa Turki. Islamic Zentrum ini memiliki cabang sampai ke luar negeri seperti Belanda, Swiss, Swedia yang beranggotakan kurang lebih 100.000 orang. Jumlah orang muslim di Jerman kurang lebih 1,7 juta jiwa.<br />d) Belanda. Islam di Belanda berkembang berkat perjuangan Abdul Wahid van Bomel (bangsa asli Belanda). Beberapa organisasi Islam disatukan dalam satu federasi yang diketuai oleh Van Bomel ini. Jasa Van Bomel ini antara lain: memperjuangkan para buruh agar diberi kesempatan sholat wajib 5 waktu dan sholat Jum'at. <br />e) Inggris. Perkembangan Islam di Inggris sangat lancar. Salah satu faktornya adalah dengan mengalirnya pengetahuan Islam dari Spanyol. Dengan ditambah lagi pemindahan Universitas Toledo ke Inggris sehingga Inggris memiliki Universitan "Cambridge", dan Universitas "Oxford". Tokoh yang paling gigih menyebarkan Islam di Inggris adalah Mozarobes. Ia rajin menyebarkan ilmu pengetahuan Islam sehingga namanya diubah menjadi Petrus Al-Ponsi. Ia seorang dokter Istana Raja Inggris "Henry I". Islam di Inggris merupakan agama resmi ke dua setelah kristen. Pengikut Kristen 1,7 juta dan Islam 1,5 juta jiwa. Di pusat kota London telah dibangun Masjid Agung (Central Mosque) tahun 1977. Ada beberapa organisasi Islam antara lain :<br />1) The Islamic Council of Europa ( Majlis Islam Eropa ), sebagai pengawas kebudayaan Eropa.<br />2) The Union of Muslim Organisation (Persatuan organisasi Islam Inggris).<br />3) The Assosiation for British Muslem (Perhimpunan Muslim Inggris). <br />4) Islamic Fondation dan Muslem' Institute, keduanya bergerak dalam bidang penelitian<br /><br />D. ISLAM DI AUSTRALIA.<br />Australia beribukota di Cambera, penduduknya kurang lebih 15 juta jiwa Mayoritas beragama Kristen tetapi toleransinya sangat tinggi terhadap agama lain. Islam hanya sekitar 270.000 jiwa.<br />1. Masuknya Islam di Australia. Agama Islam masuk di Australia pada abad ke 19 yang dibawa oleh orang-orang Afganistan yang pekerjaannya sebagai pengemudi Unta. Kemudian mereka mendirikan Masjid dari kayu di Broken Hill dan New South Wales, sehingga usaha mereka berkembang sampai di Australia Barat, Perth dan Adelaide.<br />2. Camberra. Di Camberra ada sekitar 2000 orang muslim. terdiri dari diplomat, cendekiawan dan mahasiswa negara-negara Islam. Disini hanya ada sebuah Masjid yang diurus oleh orang Indonesia bernama Amir Hady. Beliau sebagai imam yang ditunjuk oleh Ausrtalia Federation Islamic Council (AFIC). Masjid ini mulai digunakan tahun 1961.<br />3. Victoria. Victoria beribukota di Melbourne. Penduduknya kurang lebih 3 juta dan orang muslim sekitar 120.000 jiwa. Di Victoria terdapat 7 buah Masjid dan yang terbesar adalah Masjid Umar bin Khotob yang dilengkapi pula dengan Perpustakaan.<br />4. Australia Barat. Beribukota di Perth. Jumlah penduduk kurang lebih 1.265.000 orang. Muslimnya sekitar 12.000 orang. Jumlah masjid hanya 3 buah. <br />5. Negara-negara Bagian Lainnya. Di kepulauan Christmas, Quesland, Adelaide, Northern dan Tasmania, jumlah muslimnya hanya sedikit. Jumlah Masjid di Quesland 4 buah, South Australia 4 buah, Northern 2 buah, Tasmania 1 buah dan tempat berdiri organisasi Islam AFIC.<br />Organisasi-Organisasi Islam di Australia.<br /> Australia Federation of Islamic Council (Federasi Dewan-Dewan Muslim Australia) yang berpusat di Sidney<br /> Federation of Islamic Societies (Federasi Masyarakat Muslim), organisasi ini bersifat Nasional meliputi 35 buah ormas muslim lokal dan 9 dewan Islam negara-negara bagian<br /> Muslem Student Association (Himpunan Mahasiswa Islam). Organisasi ini menerbit-kan majalah Al-Manar, (berbahasa Arab) dan "Australia Mimaret" (Berbahasa Inggris).<br /> Moslem Women's Centre (Pusat wanita-wanita Islam).<br /><br />E. ISLAM DI AFRIKA<br />Rasulullah saw pernah mengirim surat kepada Muqauqis (Gubernur Mesir) untuk masuk Islam. Ajakan ini diterima dengan baik walaupun Muqauqies tidak masuk Islam. Secara resmi Islam Masuk Afrika pada masa Umar bin Khatab.<br />1. Masuknya Islam di Afrika. Pada masa Kholifah Umar, Mesir dalam penjajahan Romawi, Gubernurnya waktu itu ialah Muqauqis yang diangkat dari Romawi Timur. Bangsa Mesir sangat tertindas pada waktu itu, sehingga atas usul Amr bin Ash kepada Kholifah Umar bin Khatob untuk membebaskan bangsa Mesir dari penindasan Romawi. Dengan bekal iman yang teguh dan keberanian pasukan Islam yang di pimpin oleh Amr bin Ash ini akhirnya dapat menguasai kota demi kota. Kota Iskandariah pelabuhan terbesar Mesir adalah kota terakhir yang jatuh ketangan Islam.<br />2. Perkembangan Islam di Afrika. Afrika mendapat julukan Benua Islam sebab penduduknya 70% beragama Islam yang tersebar di Mesir, Aljazair, Tunisia, Libia, Mauritania, Mali, Nigeria, Ghana,Pantai Gading, Chad,Ethiopia, Sudan, Somalia, Tanzania, Kenya, Zaire, Zambia, Angola dan Uni Afrika Selatan.<br />a. Mesir. Negara Republik ini penduduknya 42 juta jiwa dan 39 juta beragama Islam, sisanya beragama kristen. Di Mesir terdapat 8 Universitas Islam yang tekenal di dunia, diantaranya adalah Universitas Al-Azhar yang berdiri pada tahun 972 M oleh Dinas ti Fathimiyah. Universitas ini sampai sekarang telah banyak jasanya dalam mencetak kader-kader ulama yang tangguh.<br />b. Chad. Negara ini berbentuk Republik. Penduduknya kurang lebih 4 juta dan 80% beragama Islam. Islam dapat berkembang dengan baik dan telah membentuk organisasi bernama "The Chad Liberation"'yang bertujuan mempertahankan Islam di negeri ini.<br />c. Libia. Negara Republik ini penduduknya kurang lebih 3 juta dan semuanya beragama Islam. Penduduknya adalah bangsa Arab dan sebagian kecil bangsa Barbar tetapi juga beragama Islam.<br />d. Nigeria. Jumlah penduduknya sekitar 95 juta dan yang beragama Islam sekitar 75% selebihnya beragama Kristen dan animisme. Perkembangan Islam disini sangat baik.<br />e. Republik Sudan. Islam masuk ke Sudan pada masa Kholifah Usman bin Affan melalui Abdullah bin Said bin Saroh pada masa perluasan Islam. Pengajaran Islam di negeri ini dilakukan dengan mengajarkan ilmu tasawuf dan filsafat. Adapun ahli tarikot dan tasawuf yang mashur antara lain : Syeh Abdul Qodir Al-Jaelani (1179-1186) dan Abdul Hasan Asyadzali (1196-1258).<br />f. Ethiopia. Islam masuk ke negeri ini semenjak Rasulullah saw masih hidup yaitu ketika orang muslim yang dipimpin oleh Usman bin Affan dan Ja'far bin Abi Thalib berhijrah kesana. Ethiopia terkenal dengan nama Habsyi dengan ibu kota Adis Ababa. Penduduk muslim kurang lebih 65 persen dan perkembangan Islam sangat baik sekalipun ada hambatan dari misi kristen. Negara-negara lain Afrika yang penduduknya mayoritas beragama Islam antara lain: Eritera, Al-Jazair, Maroko, Tunisia, Zanzibar dan lain-lain.mamad_afeihttp://www.blogger.com/profile/05866353483854837480noreply@blogger.com2tag:blogger.com,1999:blog-136674046713570666.post-90895900086667099152010-02-18T22:39:00.000-08:002010-02-18T22:41:53.481-08:00MATERI AJAR PAI KLS. XI SMT, 2BAB AL-QUR'AN<br /><br /> TADARRUS Bacalah ayat-ayat berikut 5 – 10 menit, perhatikan kaidah-kaidah tajwid dan makhrojnya.<br />بِسْمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ<br /> Q.S. Ar-Rum : 41 - 42 <br />ظَهَرَ الْفَسَادُ فِي الْبَرِّ وَالْبَحْرِ بِمَا كَسَبَتْ أَيْدِي النَّاسِ لِيُذِيْقَهُمْ بَعْضَ الَّذِيْ عَمِلُوْا لَعَلَّهُمْ يَرْجِعُوْنَ (41) قُلْ سِيْرُوْا فِي اْلأَرْضِ فَانْظُرُوْا كَيْفَ كَانَ عَاقِبَةُ الَّذِيْنَ مِنْ قَبْلُ كَانَ أَكْثَرُهُمْ مُّشْرِكِيْنَ (42)<br /> Q.S. Al-A’rof : 56 - 58 <br />وَلاَ تُفْسِدُواْ فِي الأَرْضِ بَعْدَ إِصْلاَحِهَا وَادْعُوْهُ خَوْفاً وَطَمَعاً إِنَّ رَحْمَتَ اللهِ قَرِيْبٌ مِّنَ الْمُحْسِنِيْنَ (56) وَهُوَ الَّذِيْ يُرْسِلُ الرِّيَاحَ بُشْراً بَيْنَ يَدَيْ رَحْمَتِهِ حَتَّى إِذَا أَقَلَّتْ سَحَاباً ثِقَالاً سُقْنَاهُ لِبَلَدٍ مَّيِّتٍ فَأَنْزَلْنَا بِهِ الْمَاءَ فَأَخْرَجْنَا بِهِ مِنْ كُلِّ الثَّمَرَاتِ كَذَلِكَ نُخْرِجُ الْموْتَى لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ (57) وَالْبَلَدُ الطَّيِّبُ يَخْرُجُ نَبَاتُهُ بِإِذْنِ رَبِّهِ وَالَّذِيْ خَبُثَ لاَ يَخْرُجُ إِلاَّ نَكِداً كَذَلِكَ نُصَرِّفُ اْلآيَاتِ لِقَوْمٍ يَشْكُرُوْنَ (58)<br /> Q.S. Shod : 27 - 28 <br />وَمَا خَلَقْنَا السَّمَاءَ وَاْلأَرْضَ وَمَا بَيْنَهُمَا بَاطِلاً ذَلِكَ ظَنُّ الَّذِيْنَ كَفَرُوْا فَوَيْلٌ لِّلَّذِيْنَ كَفَرُوْا مِنَ النَّارِ (27) أَمْ نَجْعَلُ الَّذِيْنَ آمَنُوْا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ كَالْمُفْسِدِيْنَ فِي اْلأَرْضِ أَمْ نَجْعَلُ الْمُتَّقِيْنَ كَالْفُجَّارِ (28)<br /><br /><br />1. BACALAH DAN SALINLAH DENGAN BENAR AYAT BERIKUT KEMUDIAN ARTIKAN<br />A. Q.S. Ar-Ruum : 41 – 42 : Tentang Larangan Berbuat Kerusakan Di Bumi<br />ظَهَرَ الْفَسَادُ فِي الْبَرِّ وَالْبَحْرِ بِمَا كَسَبَتْ أَيْدِي النَّاسِ لِيُذِيْقَهُمْ بَعْضَ الَّذِي عَمِلُوْا لَعَلَّهُمْ يَرْجِعُوْنَ ,قُلْ سِيْرُوْا فِي اْلأَرْضِ فَانْظُرُوْا كَيْفَ كَانَ عَاقِبَةُ الَّذِيْنَ مِنْ قَبْلُ كَانَ أَكْثَرُهُمْ مُّشْرِكِيْنَ , [ سورة الروم – 41 - 42 ]<br /> <br />Arti : Telah nampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan karena perbuatan tangan manusia, supaya Allah merasakan kepada mereka sebahagian dari (akibat) perbuatan mereka, agar mereka kembali (ke jalan yang benar). Katakanlah: "Adakan perjalanan di muka bumi dan perhatikanlah bagaimana kesudahan orang-orang yang dahulu. Kebanyakan dari mereka itu adalah orang-orang yang mempersekutukan (Allah)". (Ar-Rum : 41 - 42)<br /><br />C. Kandungan Ayat :<br /> Kerusakan alam baik yang terjadi di daratan dan lautan adalah disebabkan karena berbuatan manusia yang suka melampaui batas.<br /> Akibat dari perbuatan manusia yang melampaui batas karena ulahnya maka akibatnya akan kembali kepadanya.<br /> Allah SWT menyeru kepada umatnya agar mempelajari sejarah-sejarah umat terdahulu, berbagai bencana yang menimpa umat terdahulu disebabkan karena perbuatannya yang suka melampaui batas dan karena kemusyrikan mereka.<br /><br />2. BACALAH DAN SALINLAH DENGAN BENAR AYAT BERIKUT KEMUDIAN ARTIKAN<br />A. Q.S. Al-A’rof : 56 –58 : Tentang Larangan Berbuat Kerusakan<br />وَلاَ تُفْسِدُواْ فِي الأَرْضِ بَعْدَ إِصْلاَحِهَا وَادْعُوْهُ خَوْفاً وَطَمَعاً إِنَّ رَحْمَتَ اللهِ قَرِيْبٌ مِّنَ الْمُحْسِنِيْنَ, وَهُوَ الَّذِي يُرْسِلُ الرِّيَاحَ بُشْراً بَيْنَ يَدَيْ رَحْمَتِهِ. حَتَّى إِذَا أَقَلَّتْ سَحَاباً ثِقَالاً سُقْنَاهُ لِبَلَدٍ مَّيِّتٍ فَأَنْزَلْنَا بِهِ الْمَاءَ فَأَخْرَجْنَا بِهِ مِنْ كُلِّ الثَّمَرَاتِ. كَذَلِكَ نُخْرِجُ الْموْتَى لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ ,وَالْبَلَدُ الطَّيِّبُ يَخْرُجُ نَبَاتُهُ بِإِذْنِ رَبِّهِ. وَالَّذِي خَبُثَ لاَ يَخْرُجُ إِلاَّ نَكِداً. كَذَلِكَ نُصَرِّفُ الآيَاتِ لِقَوْمٍ يَشْكُرُوْنَ [ سورة الأعراف : 58 56-]<br />Artinya: “Dan janganlah kamu membuat kerusakan di muka bumi, sesudah (Allah) memperbaikinya dan berdo`alah kepada-Nya dengan rasa takut (tidak akan diterima) dan harapan (akan dikabulkan). Sesungguhnya rahmat Allah amat dekat kepada orang-orang yang berbuat baik. Dan Dialah yang meniupkan angin sebagai pembawa berita gembira sebelum kedatangan rahmat-Nya (hujan); hingga apabila angin itu telah membawa awan mendung, Kami halau ke suatu daerah yang tandus, lalu Kami turunkan hujan di daerah itu, maka Kami keluarkan dengan sebab hujan itu pelbagai macam buah-buahan. Seperti itulah Kami membangkitkan orang-orang yang telah mati, mudah-mudahan kamu mengambil pelajaran. Dan tanah yang baik, tanaman-tanamannya tumbuh subur dengan seizin Allah; dan tanah yang tidak subur, tanaman-tanamannya hanya tumbuh merana. Demikianlah Kami mengulangi tanda-tanda kebesaran (Kami) bagi orang-orang yang bersyukur”.Al-A’rof : 56-58)<br /><br />C. Kandungan ayat :<br />A. Allah SWT melarang manusia berbuat kerusakan di muka bumi.<br />B. Allah SWT akan memberi rahmat kepada orang-orang yang selalu berbuat kebaikan dan selalu berdo’a kepadaNya.<br />C. Allah SWT mendatangkan hujan di tanah yang tandus, sehingga dapat ditanami berbagai macam buah-buahan. Perumpamaan itu adalah seperti Allah SWT membangkitkan manusia yang sudah mati kelak di akherat.<br />D. Penegasan Allah SWT bahwa di atas tanah yang subur, akan tumbuh berbagai macam tanaman dengan baik, sebaliknya di tanah yang tandus tanam-tanaman-nya tidak tumbuh dengan baik.<br />E. Orang yang bersyukur akan menyadari bahwa hal semacam itu merupakan tanda-tanda kebesaran dan kekuasaan Allah SWT.<br /><br /><br />3. BACALAH DAN SALINLAH DENGAN BENAR AYAT BERIKUT KEMUDIAN ARTIKAN<br />A. Qs. Shod : 27 – 28 : Tentang Keburukan Orang Yang Berbuat Kerusakan.<br />وَمَا خَلَقْنَا السَّمَاءَ وَاْلأَرْضَ وَمَا بَيْنَهُمَا بَاطِلاً. ذَلِكَ ظَنُّ الَّذِيْنَ كَفَرُوْا فَوَيْلٌ لِّلَّذِيْنَ كَفَرُوْا مِنَ النَّارِ,أَمْ نَجْعَلُ الَّذِيْنَ آمَنُوْا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ كَالْمُفْسِدِيْنَ فِي اْلأَرْضِ أَمْ نَجْعَلُ الْمُتَّقِيْنَ كَالْفُجَّارِ [ سورة ص - 27-28 ] <br /><br />Arti : “Dan Kami tidak menciptakan langit dan bumi dan apa yang ada antara keduanya tanpa hikmah. Yang demikian itu adalah anggapan orang-orang kafir, maka celakalah orang-orang kafir itu karena mereka akan masuk neraka. Patutkah Kami menganggap orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal yang saleh sama dengan orang-orang yang berbuat kerusakan di muka bumi? Patutkah (pula) Kami menganggap orang-orang yang bertakwa sama dengan orang-orang yang berbuat ma`siat?”. (Shod : 27-28)<br /><br />C. Kesimpulan Ayat :<br /> Allah SWT menegaskan bahwa langit dan bumi serta segala isinya adalah sengaja diciptakan untuk umat manusia, agar manusia dapat mengambil hikmahnya.<br /> Orang-orang yang beriman akan dapat mengambil hikmah dari segala apa yang diciptakan oleh Allah SWT yang berada dilangit dan di bumi, sedangkan orang-orang kafir mengingkari-nya.<br /> Keberadaan orang-orang yang beriman dan selalu berbuat amal shaleh akan berbeda dengan orang-orang kafir yang selalu berbuat mufsid (kerusakan). Orang-orang yang beriman dan berbuat amal shaleh akan mendaptkan surga sedangkan orang-orang kafir yang selalu berbuat mufsid (kerusakan) akan mendapatkan murka dari Allah SWT berupa siksa neraka.<br /><br />BAB KEIMANAN<br /><br /> TADARRUS Bacalah ayat-ayat berikut 5 – 10 menit, perhatikan kaidah-kaidah tajwid dan makhrojnya.<br />بِسْمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ<br /> Q.S. Al-Isro’ : 2 <br />وَآتَيْنَا مُوسَى الْكِتَابَ وَجَعَلْنَاهُ هُدًى لِّبَنِيْ إِسْرَائِيْلَ أَلاَّ تَتَّخِذُواْ مِنْ دُوْنِيْ وَكِيْلاً <br /> Q.S. Al-Maidah : 44 <br />إِنَّا أَنزَلْنَا التَّوْرَاةَ فِيْهَا هُدًى وَنُوْرٌ يَحْكُمُ بِهَا النَّبِيُّوْنَ الَّذِيْنَ أَسْلَمُواْ لِلَّذِيْنَ هَادُواْ وَالرَّبَّانِيُّوْنَ وَاْلأَحْبَارُ بِمَا اسْتُحْفِظُواْ مِنْ كِتَابِ اللهِ وَكَانُواْ عَلَيْهِ شُهَدَاءَ فَلاَ تَخْشَوُاْ النَّاسَ وَاخْشَوْنِ وَلاَ تَشْتَرُواْ بِآيَاتِيْ ثَمَناً قَلِيْلاً وَمَنْ لَّمْ يَحْكُمْ بِمَا أَنْزَلَ اللهُ فَأُوْلَـئِكَ هُمُ الْكَافِرُوْنَ <br /> Q.S. Al-Isro’ : 55 <br />وَرَبُّكَ أَعْلَمُ بِمَنْ فِي السَّمَاوَاتِ وَالأَرْضِ وَلَقَدْ فَضَّلْنَا بَعْضَ النَّبِيِّيْنَ عَلَى بَعْضٍ وَآتَيْنَا دَاوُوْدَ زَبُوْراً <br /> Q.S. Al-Maidah : 46 <br />وَقَفَّيْنَا عَلَى آثَارِهِمْ بِعِيْسَى ابْنِ مَرْيَمَ مُصَدِّقاً لِّمَا بَيْنَ يَدَيْهِ مِنَ التَّوْرَاةِ وَآتَيْنَاهُ الإِنجِيْلَ فِيْهِ هُدًى وَنُوْرٌ وَمُصَدِّقاً لِّمَا بَيْنَ يَدَيْهِ مِنَ التَّوْرَاةِ وَهُدًى وَمَوْعِظَةً لِّلْمُتَّقِيْنَ <br /> Q.S. Al-Baqoroh : 2 - 5 <br />ذَلِكَ الْكِتَابُ لاَ رَيْبَ فِيْهِ هُدًى لِّلْمُتَّقِيْنَ . الَّذِيْنَ يُؤْمِنُوْنَ بِالْغَيْبِ وَيُقِيْمُونَ الصَّلاَةَ وَمِمَّا رَزَقْنَاهُمْ يُنْفِقُوْنَ . وَالَّذِيْنَ يُؤْمِنُوْنَ بِمَا أُنْزِلَ إِلَيْكَ وَمَا أُنْزِلَ مِنْ قَبْلِكَ وَبِاْلآخِرَةِ هُمْ يُوْقِنُوْنَ . أُوْلَـئِكَ عَلَى هُدًى مِّنْ رَّبِّهِمْ وَأُوْلَـئِكَ هُمُ الْمُفْلِحُوْنَ <br /> <br /> Iman kepada kitab-kitab Allah SWT artinya meyakini dengan sepenuh hati bahwa Allah SWT, benar-benar telah menurunkan kitab-kitab-Nya kepada para Nabi dan Rasul sebagai pedoman hidup umat manusia untuk mencapai kebahagiaan hidup di dunia sampai di akherat. Kitab-kitab suci yang diturunkan oleh Allah SWT, kepada para Nabi dan Rasul jumlahnya sangat banyak, hanya yang wajib diketahui jumlahnya ada 4 yaitu :<br />1. Kitab Taurot diturunkan kepada Nabi Musa AS. ( Q.S. Al-Maidah : 44)<br />Taurot yang dalam bahasa Ibrani disebut dengan “Thora”, adalah kitab suci yang diturunkan oleh Allah SWT kepada Nabi Musa AS untuk membimbing kaumnya bani Israil. Sebagaimana firman Allah SWT berikut :<br />وَآتَيْنَا مُوسَى الْكِتَابَ وَجَعَلْنَاهُ هُدًى لِّبَنِيْ إِسْرَائِيْلَ أَلاَّ تَتَّخِذُواْ مِنْ دُوْنِيْ وَكِيْلاً <br /> Artinya : “Dan kami berikan kepada Musa Kitab (Taurat) dan kami jadikan Kitab Taurat itu petunjuk bagi Bani Israil (dengan firman): "Janganlah kamu mengambil penolong selain aku”. (Al-Isro’ :2)<br />Diantara isi kitab Taurot yang sangat terkenal adalah 10 perintah Allah SWT (Ten of Comandements) yaitu :<br />1) Hormati dan cintai satu Allah (Tuhan yang Esa).<br />2) Sebutlah nama Allah dengan hormat<br />3) Kuduskanlah (sucikanlah) hari Tuhan (hari sabat/sabtu yaitu hari ke 7 setelah bekerja satu hari dalam seminggu).<br />4) Hormatilah ibu dan bapakmu<br />5) Jangan membunuh<br />6) Jangan berbuat cabul<br />7) Jangan mencuri<br />8) Jangan berdusta<br />9) Jangan ingin berbuat cabul<br />10) Jangan ingin memiliki barang orang lain dengan cara yang tidak halal.<br />Kalau kita cermati 10 perintah tersebut semua terdapat dalam Al-Qur’an, sehingga sebagai seorang muslim kita harus yakin bahwa semua kitab-kitab yang diturunkan kepada para Nabi terdahulu itu semua terangkum dalam Al-Qur’an dan tak ada satupun yang bertentangan dengan Al-Qur’an karena berasal dari satu sumber yaitu Allah SWT. <br />2. Kitab Zabur diturunkan kepada Nabi Daud AS. ( Q.S. Al-Isro’ : 55)<br />Zabur berasal dari kata zabaro-yazburu-zabron yang berarti menulis. Zabur disebut juga dalam bahasa arab mazmur. Nabi Daud AS menyatakan bahwa intisari ktab Taurot yang berupa 10 perintah tetap menjadi pedoman hidupnya walaupun Allah SWT menurunkan ktab Zabur kepadanya. Kitab Zabur merupakan ajaran yang berisi 5 jenis nyanyian yang mengungkapkan semua pengalaman yang dialami Nabi Daud semasa hidupnya seperti dosa, kejatuhan, pengampunan dosa, suka cita tentang kemenangan atas musuh Allah SWT dan kemuliaan Allah SWT.<br />3. Kitab Injil diturunkan kepada Nabi Isa AS. ( Q.S. Al-Maidah : 46)<br />Kitab Injil ini pada intinya berisi tentang ajakan Nabi Isa AS untuk hidup zuhud, yaitu menjauhi kerakusan dan ketamakan duniawi. Hal ini dimaksudkan untuk meluruskan pandangan orang-orang Yahudi yang hidupnya bersifat materialistis.<br />Kitab Injil yang sekarang berbeda dengan kitab Injil asli yang diturunkan Allah SWT kepada Nabi Isa AS. Setelah kurang lebih 325 tahun Nabi Isa AS wafat, tidak lagi diketemukan kitab Injil yang asli. Pada tahun 325 M pihak gereja mengadakan sayembara menulis kitab Injil hingga muncullah tidak kurang 70 kitab Injil. Ketika diadakan sinode (muktamar gereja-gereja) di Nizea tahun 325 M pihak gereja memutuskan hanya 4 Injil saja yang diakui gereja yaitu Injil Matius, Injil Markus, Injil Lukas dan Injl Yahya. Adapun Injil-injil yang tertolak itu antara lain : Injil Petrus, Injil orang-orang Mesir, Injil Ibrani, Injil Barnabas, Injil Thomas, Injil dua belas dan injil-injil yang lainya. Diantara Injil-injil yang disebutkan tadi yang isinya mirip dengan Al-Qur’an tentang kisah nabi Isa AS adalah Injil Barnabas yang isinya antara lain menceriterakan :<br />1) Yesus tidak disalib, yang disalib sebenarnya adalah Yudas Iskariot salah satu murid Nabi Isa AS yang berkhianat. Yudas diserupakan nabi Isa AS oleh Allah SWT dalam rupa dan suaranya, Yesus sendiri dinaikkan ke langit oleh Allah SWT bersama Malaikat.<br />2) Yesus bukan anak Tuhan, bukan bukan pula Tuhan, akan tetapi Yesus adalah Rasul Allah SWT.<br />3) Messias (ratu adil atau juru selamat) atau Al-Masih yang dinanti-nantikan bukanlah Yesus Kristus akan tetapi Nabi Muhammad SAW sebagai Nabi terakhir (penutup para Nabi) yang membawa Kitab suci Al-Qur’an pedoman hidup bagi yang ingin selamat dunia dan akherat.<br />4) Putra Ibrahim yang disembelih karena perintah Allah SWT adalah Nabi Ismail, bukanlah Ishak sebagaimana tersebut dalam Perjanjian Lama yang beredar pada saat ini. <br />Demikianlah antara lain sejarah tentang kitab Injil yang telah diselewengkan oleh orang-orang Yahudi, sebab orang Yahudi mengharapkan bahwa Nabi terakhir yang dirunkan oleh Allah SWT kepada umat manusia adalah berasal dari bangsa mereka akan tetapi Allah SWT telah bekendak bahwa Nabi terakhir berasal dari bangsa Arab yaitu Nabi Muhammad SAW sebagai penutup para Nabi dan sebagai Nabi yang rahmatan lil’alamin.<br />4. Kitab Al-Qur'an diturunkan kepada Nabi Muhammad saw. (Al-Baqoroh : 2)<br />Al-Qur’an adalah kitab suci umat Islam yang diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW untuk seluruh umat manusia sebagai pedoman hidup agar manusia selamat di dunia dan di akherat. Al-Qur’an telah menyempurnakan kitab-kitab terdahulu (Taurot, Zabur dan Injil). Dengan diturunkannya Al-Qur’an maka kitab-kitab terdahulu itu tidak berlaku lagi. Maka kita suci Al-Qur’an berlaku sampai hari kiamat nanti.<br /><br />A. KEDUDUKAN KITAB-KITAB ALLAH SWT.<br />Kedudukan kitab-kitab Allah swt, itu adalah sebagai pedoman hidup bagi umat manusia untuk mengatur hubungan manusia dengan Allah swt, hubungan manusia dengan diri sendiri, hubungan manusia dengan manusia dan hubungan manusia dengan alam lingkungannya. Allah swt, berfirman:<br /><br />Artinya:"Kitab (Al-Qur'an) ini tidak ada keraguan padanya petunjuk bagi mereka yang bertaqwa". (Al-Baqoroh : 2)<br /><br />1. Hubungan Manusia Dengan Allah swt.<br />Hubungan manusia dengan Allah swt, dalam ajaran Islam adalah dalam rangka pe-ngabdian atau penyembahan yang disebut dengan ibadah. Allah swt, berfirman: <br /><br />Artinya :"Dan Aku tidaklah menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka menyembah-Ku". (Adz-Dzariat ; 56)<br /> <br />Inti hubungan manusia dengan Tuhan tertuang dalam bentuk kitab suci yang berupa perintah dan larangan. Aturan yang tertuang dalam kitab suci disebut dengan ayat qouliyah, sedang aturan yang berbentuk hukum alam disebut dengan ayat kauniyah (sunnatullah). Perintah sholat, puasa, zakat dan lain-lainnya tertuang dalam ayat qouliyah, sedangkan melanggar sunnatullah (seperti memegang api) akan mencelakakan diri kita sendiri.<br />2. Hubungan Manusia Dengan Diri Sendiri.<br />Maksudnya adalah dengan berpegang kepada kitab suci, manusia sebagai hamba Allah swt akan berjalan di jalan yang lurus sesuai dengan tuntunan Allah swt. Dalam Al-Qur'an Allah swt, berfirman:<br /><br />Artinya : " Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari siksa api neraka". ( At-Tahrim : 6 )<br /><br />3. Hubungan Manusia Dengan Manusia.<br />Prinsip dasar hubungan manusia dengan manusia dalam ajaran Islam adalah bekerja sama dalam kebaikan, bukan dalam berbuat dosa dan kejahatan. Allah swt, berfirman: <br /><br />Artinya: " Dan tolong menolonglah kamu dalam mengerjakan kebaikan dan taqwa, dan jangan tolong menolong dalam berbuat dosa dan permusuhan".(Al-Maidah:2)<br /><br />Dengan prinsip dasar saling tolong menolong seorang muslim akan merasa bertanggung jawab atas kesejahteraan masyarakat dan lingkungannya. <br /> <br />4. Hubungan manusia dengan alam/ lingkungannya.<br /> Prinsip dasar hubungan manusia dengan alam/lingkungannya ada 2 macam.<br />a. Kewajiban menggali dan mengelola segala kekayaan alam . Allah swt berfirman :<br /><br />Artinya: "Dia telah menciptakan kamu dari bumi dan menjadikan kamu pemakmu- rannya".(Hud : 61)<br /><br />Ayat tersebut mengajarkan kepada kita agar orang muslim memperdalam ilmu pengetahuan tentang alam ini dengan segala hukum-hukumnya untuk dikelola dan dimanfaatkan bagi kehidupan manusia. <br />b. Agar manusia jangan merusak alam . Artinya dalam menggali dan mengelola tidak boleh melampaui batas. Allah swt berfirman:<br /><br />Artinya : "Dan janganlah kamu berbuat kerusakan di muka bumi sesudah Allah memperbaikinya". (Al-A'rof : 56)<br /><br />Artinya :" Dan janganlah kamu berbuat kerusakan di muka bumi, sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berbuat kerusakan. (Al-Qoshosh : 77)<br /><br />B. FUNGSI IMAN KEPADA KITAB-KITAB ALLAH SWT<br />Adapun fungsi iman kepada kitab-kitab Allah swt, adalah sebagai berikut : <br />1. Untuk meningkatkan kualitas kehidupan pribadi. <br />Artinya kitab-kitab itu mengajarkan kepada manusia agar mendapatkan kesejah-teraan didunia dan di akherat. Fungsi ini tersurat dalam Q.S. Al-Baqoroh : 1 s. d. 5.<br />2. Untuk membangun kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Maksudnya adalah dengan mengimani kitab-kitab terdahulu seorang muslim dapat bersikap toleran terhadap berbagai ragam agama ditengah masyarakat sehingga seseorang akan merasa tenang sebagai anggota masyarakat.<br />3. Untuk menjalin kerukunan dalam hidup berbangsa dan bernegara.<br />Dengan terjalinnya hubungan antara berbagai kelompok dalam masyarakat atas dasar iman kepada kitab Allah swt, maka akan dapat terwujud suatu negara yang adil dan makmur dibawah naungan dan ampunan Allah swt.<br /><br />BAB AKHLAQ<br /><br /> TADARRUS Bacalah ayat-ayat berikut 5 – 10 menit, perhatikan kaidah-kaidah tajwid dan makhrojnya.<br />بِسْمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ<br /> Q.S. Al-Qoshosh : 77 <br />وَابْتَغِ فِيْمَا آتَاكَ اللهُ الدَّارَ اْلآخِرَةَ وَلاَ تَنْسَ نَصِيْبَكَ مِنَ الدُّنْيَا وَأَحْسِنْ كَمَا أَحْسَنَ اللهُ إِلَيْكَ وَلاَ تَبْغِ الْفَسَادَ فِي اْلأَرْضِ إِنَّ اللهَ لاَ يُحِبُّ الْمُفْسِدِيْنَ <br /> Q.S. An-Nisa’ : 36 <br />وَاعْبُدُواْ اللهَ وَلاَ تُشْرِكُواْ بِهِ شَيْئاً وَبِالْوَالِدَيْنِ إِحْسَاناً وَبِذِي الْقُرْبَى وَالْيَتَامَى وَالْمَسَاكِيْنِ وَالْجَارِ ذِي الْقُرْبَى وَالْجَارِ الْجُنُبِ وَالصَّاحِبِ بِالجَنْبِ وَابْنِ السَّبِيْلِ وَمَا مَلَكَتْ أَيْمَانُكُمْ إِنَّ اللهَ لاَ يُحِبُّ مَنْ كَانَ مُخْتَالاً فَخُوْراً <br /> Q.S. Al-Munafiqun : 9 <br />يَا أَيُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوا لاَ تُلْهِكُمْ أَمْوَالُكُمْ وَلاَ أَوْلاَدُكُمْ عَنْ ذِكْرِ اللهِ وَمَنْ يَفْعَلْ ذَلِكَ فَأُوْلَئِكَ هُمُ الْخَاسِرُوْنَ <br /><br /> <br />A. MENGHARGAI KARYA ORANG LAIN<br />Menghargai karya orang lain berarti memberikan penghargaan terhadap usaha dan karya yang telah dibuat oleh orang lain. Penghargaan terhadap karya orang lain dapat berupa hadiah, pujian, apresiasi terhadap karya tersebut.<br />Islam mengajarkan kepada kita untuk selalu berkarya dan berusaha untuk memperoleh kehidupan dunaia dan akherat. Allah SWT berifirman :<br />وَابْتَغِ فِيْمَا آتَاكَ اللهُ الدَّارَ اْلآخِرَةَ وَلاَ تَنْسَ نَصِيْبَكَ مِنَ الدُّنْيَا وَأَحْسِنْ كَمَا أَحْسَنَ اللهُ إِلَيْكَ وَلاَ تَبْغِ الْفَسَادَ فِي اْلأَرْضِ إِنَّ اللهَ لاَ يُحِبُّ الْمُفْسِدِيْنَ <br />Artinya: Dan carilah pada apa yang Telah dianugerahkan Allah kepadamu (kebahagiaan) negeri akhirat, dan janganlah kamu melupakan bahagianmu dari (kenikmatan) duniawi dan berbuat baiklah (kepada orang lain) sebagaimana Allah Telah berbuat baik, kepadamu, dan janganlah kamu berbuat kerusakan di (muka) bumi. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berbuat kerusakan. (Al-Qoshosh : 77)<br /><br />Di dalam berkarya seorang muslim harus meperhatikan etika Islam sebagai berikut:<br />1. Melandasi setiap usahanya dengan niat yang benar yaitu semata-mata untuk memperoleh keridhaan dari Allah SWT.<br />2. Mengawali setiap usahanya dengan bacaan basmalah. Sebagaimana Sabada Rasulullah SAW : Setiap urusan yang baik (bermanfaat) yang tidak dimulai dengan ucapan basmalah maka terputus berkahnya”.(HR Abdul Qohir dari Abu Huroiroh)<br />3. Melaksanakan setiap kegiatan kerjanya dengan cara yang halal.<br />4. Tidak melakukan usaha atau karya yang bersifat mendurhakai Allah SWT<br />5. Bersabar apabila mememui hambatan dalam berkarya dan sebaliknya bersyukur apabila memperoleh keberhasilan.<br />Setiap orang memiliki kemampuan dan potensi serta bakat yang berbeda-beda. Dengan demikian setiap orang dapat mengembangkan karyanya atas dasar kemampuan, bakat dan potensi yang diberikan Allah SWT atas dirinya. Seorang yang kuat hafalannya dapat berguru kepada penghafal Al-Qur’an hingga dia menjadi khafidz atau khafidzoh, seorang yang pandai berbahasa arab atau inggris dapat berguru kepada yang pandai bahasa arab atau inggris hingga dia mahir berbahasa arab dan inggris, seorang olahragawan dapat mengembangkan bakatnya hingga ia menjadi atlit berprestasi, orang yang bakat berpidato dapat berguru kepada juru dakwah hingga ia menjadi da’i yang handal dan lain sebagainya. <br />Dalam memberikan penghargaan terhadap karya orang lain dapat dilakukan dengan bermacam-macam cara antara lain :<br />a. Berilah pujian atas hasil karya teman kita atau orang lain<br />b. Berilah komentar yang positif terhadap karya orang lain<br />c. Berilah apresiasi komentar dan saran untuk kemajuan karya orang lain<br />d. Berilah penghargaan dengan hadian atau semacamnya atas karya orang lain<br />Demikian pula dalam kehidupan sehari-hari dalam rumah tangga, seorang anak dalam mengembangkan bakatnya dia akan belajar dari kehidupannya. Seorang psikolog berkata : jika anak dibesarkan dengan celaan ia belajar memaki, jika anak dibesarkan dengan permusuhan ia belajar berkelahi, jika anak dibesarkan dengan cemohan ia belajar rendah diri, jika anak dibesarkan dengan penghinaan ia belajar menyesali diri, jika anak dibesarkan dengan toleransi ia belajar menahan diri, jika anak dibesarkan dengan dorongan ia belajar percaya diri, jika anak dibesarkan dengan pujian ia belajar menghargai, jika anak dibesarkan dengan sebaik-baik perlakuan ia belajar keadilan, jika anak dibesarkan dengan dukungan ia belajar menyenangi dirinya, jika anak dibesarkan dengan kasih sayang ia belajar menemukan cinta dalam kehidupan.<br />Dengan demikian sesungguhnya setiap orang dapat mengembangkan karyanya atas dasar kemampuan diri yang diberikan oleh Allah SWT. Berusaha dan berkarya adalah perintah Allah SWT sebagaimana firmannya dalam surat Ar-Ra’du : 11<br />إِنَّ اللهَ لاَ يُغَيِّرُ مَا بِقَوْمٍ حَتَّى يُغَيِّرُواْ مَا بِأَنْفُسِهِمْ<br />Artinya : “Sesungguhnya Allah tidak merobah keadaan sesuatu kaum sehingga mereka merobah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri”. (Ar-Ra’du : 11)<br /><br />Dalam agamapun Allah SWT memberikan contoh siapa yang beramal baik akan diberikan penghargaan balasan berupa surga dan siapapun yang beramal buruk akan diberikan balasan berupa neraka. Demikian pula dalam kehidupan sehari-hari kita wajib menghargai kepada : <br /><br /><br />1) Menghargai terhadap orang tua.<br />Cara menghargai terhadap orang tua adalah dengan cara berbuat baik kepadanya baik ketika masih hidup atau sudah meninggal. Yang dimaksud dengan berbuat baik kepada orang tua adalah melakukan hal-hal yang menyenangkan hati orang tua. Seperti : patuh, hormat, menghargai, menyayangi, berbicara yang baik<br /> dan sebagainya. Allah swt, berfirman :<br />وَاعْبُدُواْ اللّهَ وَلاَ تُشْرِكُواْ بِهِ شَيْئاً وَبِالْوَالِدَيْنِ إِحْسَاناً<br />Artinya : "Sembahlah Allah dan janganlah kamu mempersekutukan Dia dengan suatu apapun. Dan berbuat baiklah kepada kedua orang tuamu". (An-Nisa' : 36)<br />Rasulullah saw, bersabda :<br /><br />عَنْ عَبْدِالرَّحْمَنِ عَبْدِاللهِ بْنِ مَسْعُوْدٍ رَضِىَ اللهُ عَنْهُ قَالَ : سَأَلْتُ النَّبِيَّ ص.م. : أَيُّ الْعَمَلِ اَحَبُّ إِلَى اللهِ تَعَالَى؟ قَالَ : أَلصَّلاَ ةُ عَلَى وَقْتِهَا, قُلْتُ : ثُمَّ أَيُّ؟ قَالَ : بِرُّالْوَالِدَيْنِ, ثُمَّ أَيُّ؟ قَالَ : أَلْجِهَادُ فِى سَبِيْلِ اللهِ (متفق عليه)<br />Artinya :"Dari Abi Abdur Rahman Abdullah bin Mas'ud r.a. ia berkata. Saya bertanya kepada Nabi saw, amal apakah yang paling di cintai Allah ? Jawab Beliau : Sholat pada waktunya; saya bertanya lagi, kemudian apa lagi? Beliau menjawab : berbuat baik kepada orang tua, saya bertanya lagi, kemudian apa lagi? Nabi saw, menjawab: Jihat di jalan Allah". (HR. Bukhori dan Muslim)<br /><br />Cara Berbuat Baik Kepada Orang Tua.<br />Ketika Masih Hidup.<br />a. Mematuhi perintahnya, kecuali dalam hal maksiat. ( lihat Al-Isro' : 23 )<br />b. Bergaul dengan baik, sopan dan hormat kepadanya. Sebagaimana firman Allah swt,:<br />فَلاَ تَقُلْ لَّهُمَا أُفٍّ وَلاَ تَنْهَرْهُمَا وَقُلْ لَّهُمَا قَوْلاً كَرِيْماً<br />Artinya: "Maka sekali-kali janganlah kamu mengatakan kepada keduanya perkataan 'Ah", dan janganlah kamu membentak mereka dan ucapkanlah kepada mereka perkataan yang mulia". (Al-Isro : 23)<br /> <br />c. Menjaga nama baik mereka dengan jalan berbuat baik dimana dan kapan saja.<br /> <br />Sesudah keduanya meninggal, Sebagaimana dijelaskan oleh Rasulullah saw, :<br />a. Mengerjakan sholat jenazah bagi keduanya.<br />b. Memohon ampun atas segala dosanya. Allah swt, berfirman :<br />رَبَّنَا اغْفِرْ لِي وَلِوَالِدَيَّ وَلِلْمُؤْمِنِينَ يَوْمَ يَقُومُ الْحِسَابُ [ سورة ابراهيم - 41 ]<br />Artinya : "Ya, Allah Tuhan kami, ampunilah aku dan kedua orang tuaku serta sekalian orang-orang mukmin pada hari terjadinya hisab (kiamat)". (Ibrahim : 41)<br /><br />c. Melaksanakan janjinya, seperti wasiat dan lain-lain.<br />d. Melanjutkan silaturrahmi dengan sanak keluarganya.<br />e. Menghormati dan memulyakan sahabat-sahabatnya.<br /><br />2) Menghargai guru dan para ulama.<br />Guru adalah orang paling berjasa terhadap kita setelah kedua orang tua. Karena guru, kita dapat membaca dan menulis, karena guru kita dapat menghitung, karena guru kita menjadi pandai, karena guru kita bisa berilmu dan dengan ilmu kita bisa bekerja dan mendatangkan rizki. Demikian juga para ulama, Karena ulama, kita bisa mendapat dapat petunjuk Allah SWT, karena ulama kita bisa mengetahu jalan kebahagian dan kesesatan, karena ulama kita berakhlak mulia, karena ulama kita menjadi orang yang taat kepada Allah SWT. Oleh karena itu orang bisa hidup mulia apabila bisa mengambil manfaat apa yang disampaikan guru dan para ulama hingga kita akan mendapat kebahagiaan yang hakiki yaitu kebahagiaan dunia dan akherat. Allah SWT berfirman :<br />يَرْفَعِ اللهُ الَّذِيْنَ آمَنُوْا مِنْكُمْ وَالَّذِيْنَ أُوتُوا الْعِلْمَ دَرَجَاتٍ [ سورة المجادلة - 11 ]<br />Artinya :” Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat”. (Al-Mujadalah :11)<br /><br />3) Menghargai terhadap tetangga.<br />Tetangga adalah orang-orang yang tempat tinggalnya paling dekat dengan kita. Menghormati dan menghargai tetangga termasuk akhlak mulia, bahkan Rasulullah SAW bersabda :<br />مَنْ كَانَ يُؤْمِنُ بِاللهِ وَالْيَوْمِ اْلأَخِرِ فَلْيُكْرِمْ جَارَهُ (رواه البخارى ومسلم)<br />Artinya :”Barang siapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir, maka hendaklah ia menghormati tetangganya”.(HR. Bukhori dan Muslim)<br /><br />Seseorang dianggap menghormati dan menghargai tetangganya apabila ucapan, sikap dan perbuatannya baik serta mendatangkan manfaat menurut ukuran Allah SWT . <br /><br />4) Menghargai orang yang lebih tua dan menyayangi yang lebih muda.<br />Sebagai seorang muslim kita wajib menghormati kepada orang yang lebih tua dan menyayangi kepada yang lebih muda. Anak muda yang selalu hormat dan menghargai kepada yang lebih tua, kelak ketika dia sudah menjadi orang tua dia juga akan dihormati dan di segani. Rasulullah SAW bersabda :<br /><br /> لَيْسَ مِنَّامَنْ لَمْ يُوَقِّرِ الْكَبِيْرِ وَيَرْحَمِ الصَّغِيْرَ (رواه أحمد)<br />Artinya :” Bukan dari golongan kita orang yang tidak menghormati kepada yang lebih tua dan tidak sayang kepada yang lebih muda”. (HR. Ahmad)<br /><br />5) Menghargai terhadap kaum lemah.<br />Islam mengajarkan kepada umatnya agar selalu memperhatikan kaum lemah (dhu’afa). Sikap dan peduli terhadap kaum dhuafa merupak ajaran Islam yang diajarkan oleh Rasulullah SAW sebagai berikut :<br /><br />أَبْغُوْنِى الضُّعَفَاءَ فَإِنَّمَا تُرْزَقُوْنَ وَتُنْصَرُوْنَ بِضُعَفَائِكُمْ (رواه أبوداود)<br />Artinya :”Carikan untukku orang-orang yang lemah, maka (ketahuilah) bahwa sesungguhnya kalian mendapar rizki dan kemenangan semata-mata disebabkan mereka yang lemah diantara kalian”. (HR. Abu Daud)<br /> <br />Berdasarkan hadits tersebut dapat dimengerti bahwa sesungguhnya orang-orang yang kaya dan kuat ekonomiya disebabkan karena memperkejakan para dhuafa (orang-orang yang lemah ekonominya) seperti buruh. Pembantu rumah tangga, kuli dan sebagainya. Oleh karena para majikan menghormati dan menghargai kaum dhua’fa yang dipekerjakannya.<br /> <br />6) Menghargai lawan jenis.<br />Dalam pergaulan antara pria dan wanita hendaklah saling menghormati dan menghargai, baik dengan sikap dan tutur kata yang sopan maupun dengan perbuatan yang bermanfaat dan diridhai Allah SWT . Salah satu bentuk saling menghargai antara pria dan wanita adalah berusaha agar kedua lawan jenis itu tidak saling terjadi fitnah. Rasulullah SAW bersabda:<br /><br />مَاتَرَكْتُ بَعْدَى فِتْنَةً هِيَ أَضَرُّ عَلَى الرِّجَالِ مِنَ النِّسَاءِ (رواه الجماعة)<br />Artinya : “Tiada fitnah yang lebih membahayakan sepeninggalku melebihi bahaya fitnah antara golongan laki-laki dengan perempuan”. (HR. Jama’ah)<br /><br />Mengacu kepada Al-Qur’an Surat An-Nur : 31-32 usaha prefentif yang harus dilakukan oleh kaum pria dan wanita agar tidak terjadi fitnah adalah :<br />a Kaum pria dan wanita hendaklah saling menjaga kehormatan dirinya.<br />b Kaum pria dan wanita hendaklah tidak saling mengumbar pandangan mata dan tidak saling memperlihatkan keindahan tubuhnya (aurotnya).<br /><br />B. PERILAKU TERCELA<br />Perilaku tercela dalam agama Islam disebut juga dengan akhlak madzmumah yang berarti perkataan dan sikap serta tingkah laku seseorang yang menunjukkan budi pekerti yang tidak baik menurut Allah SWT maupun menurut pandangan manusia. Perilaku tercela akan berdampak buruk bagi dirinya sendiri maupun bagi orang lain. Adapun macam-macamnya antara lain :<br />1. Dosa Besar<br />Perbuatan dosa ialah semua perbuatan yang dilarang Allah SWT dan rasul-Nya yang tercantum dalam Al-Qur'an dan Al-Hadits. Rasulullah SAW pernah bersabda yang artinya: " Dosa itu ialah sesuatu yang merisaukan hatimu dan kamu tidak senang bila hal itu diketahui orang lain". (HR. muslim)<br /><br />Bentuk-bentuk perbuatan dosa. <br />a) Dosa yang berhubungan dengan hati. Misalnya : syirik, riya, takabur, sombong, hasad dan lain-lain.<br />b) Dosa yang berhubungan dengan ucapan. Misalnya : mengumpat, mencaci, menghina, memfitnah, berkata dusta, sumpah palsu dan lain-lain.<br />c) Dosa yang berhubungan dengan perbuatan. Misalnya : mencuri, mabuk, berzina, membunuh, menyakiti orang tua dan lain-lain. <br />Rasulullah saw bersabda :<br /><br /> <br />سُئِلَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عَنِ الْكَبَائِرِ : قَالَ : َأْلإِشْرَاكُ بِاللهِ وَعُقُوْقُ اْلوَالِدَيْنِ وَقَتْلُ النَّفْسِ وَقَوْلَ الزُّوْرِ (متفق عليه)<br />Artinya : "Rasulullah saw, ditanya tentang dosa besar. Beliau menjawab : syirik kepada Allah, durhaka kepada orang tua, membunuh dan bersaksi palsu". ( HR. Bukhori dan Muslim)<br /><br />Bahaya Perbuatan Dosa :<br />a) Bagi diri sendiri akan mengakibatkan ketidak tentraman dirinya, berhati resah, pikiran kacau karena melanggar aturan Allah swt, dan RasulNya.<br />b) Terhadap orang lain akan merugikan orang lain baik berupa materi maupun non materi, misalnya orang mencuri atau menfitnah. <br /><br />Macam-macam dosa besar<br />a. Syirik<br />Syirik menurut arti bahasa adalah persekutuan atau bagian. Sedang menurut istilah agama ialah mempersekutukan Allah SWT dengan selainNya. Dalam agama Islam dosa yang paling besar dan tak akan diampuni apabila dia mati dalam keadaan musyrik. Kecuali orang-orang yang dulunya musyrik kemudian dia betaubat dan memperbaiki dirinya dengan iman dan amal sholeh kemudian dia mati dalam keadaan muslim Allah SWT Maha Pengampun.<br />Syirik dibagi menjadi dua macam yaitu syirik jali (syirik terang-terangan) dan syirik khofi (syirik samar) :<br />• Syirik jali (syirik terang-terangan) disebut juga syirik besar yaitu menganggap sesuatu sebagai tuhan, lalu disembah dan di puja-puja, misalnya kayu, batu, bulan, matahari, nabi, para wali, raja dan lain lain. Allah SWT berfirman :<br />إِنَّ اللهَ لاَ يَغْفِرُ أَن يُشْرَكَ بِهِ وَيَغْفِرُ مَا دُوْنَ ذَلِكَ لِمَنْ يَشَاءُ وَمَنْ يُشْرِكْ بِاللهِ فَقَدِ افْتَرَى إِثْماً عَظِيْماً [ سورة النساء - 48 ]<br />Artinya: “Sesungguhnya Allah tidak akan mengampuni dosa syirik, dan dia mengampuni segala dosa yang selain dari (syirik) itu, bagi siapa yang dikehendaki-Nya. barangsiapa yang mempersekutukan Allah, Maka sungguh ia Telah berbuat dosa yang besar”. (An-Nisa’:48)<br />Dalam ayat lain Allah SWT berfirman :<br />لَقَدْ كَفَرَ الَّذِيْنَ قَالُواْ إِنَّ اللهَ هُوَ الْمَسِيْحُ ابْنُ مَرْيَمَ وَقَالَ الْمَسِيْحُ يَا بَنِيْ إِسْرَائِيْلَ اعْبُدُواْ اللهَ رَبِّيْ وَرَبَّكُمْ إِنَّهُ مَنْ يُشْرِكْ بِاللهِ فَقَدْ حَرَّمَ اللهُ عَلَيْهِ الْجَنَّةَ وَمَأْوَاهُ النَّارُ وَمَا لِلظَّالِمِيْنَ مِنْ أَنصَارٍ [ سورة المائدة - 72 ]<br />Artinya: “Sesungguhnya Telah kafirlah orang-orang yang berkata: "Sesungguhnya Allah ialah Al masih putera Maryam", padahal Al masih (sendiri) berkata: "Hai Bani Israil, sembahlah Allah Tuhanku dan Tuhanmu". Sesungguhnya orang yang mempersekutukan (sesuatu dengan) Allah, Maka pasti Allah mengharamkan kepadanya surga, dan tempatnya ialah neraka, tidaklah ada bagi orang-orang zalim itu seorang penolongpun. (Al-Maidah :72)<br /><br />• Syirik khofi (syirik samar) yaitu suatu perbuatan yang dilakukan manusia yang menganggap bahwa keberhasilan adalah atas hasil jerih payahnya sendiri bukan karena Allah SWT. Atau juga perbuatan yang dilakukan manusia yang bukan karena mencari keridhaan Allah SWT seperti riya’. Syrik khofi macamnya seperti ujub, takabur, riya dan semacamnya. Rasulullah SAW bersabda :<br />إِيَّاكُمُ الشِّرْكَ اْلأَصْغَرَ قَالُوْا يَا َرسُوْلَ اللهِ : وَمَا الشِّرْكُ اْلأَصْغَرُ؟ قَالَ : أَلرِّيَاءُ, يَقُوْلُ اللهُ تَعَالَى : يَوْمَ تُجَازِى الْعِبَادُبِأَعْمَالِهِمْ إِذْهَبُوْا إِلَى الَّذِيْنَ كُنْتُمْ تُرَاءُوْنَهُمْ بِأَعْمَالِكُمْ فِى الدُّنْيَا فَانْظُرُوْا هَلْ تَجْدُوْنَ عِنْدَهُمْ جَزَاءً (رواه أحمد)<br />Artinya :"Jauhilah olehmu syirik-syirik kecil. Para sahabat bertanya: Ya Rasulallah, apakah yang dimaksud dengan syirik kecil itu?. Beliau menjawab: Riya”. Allah SWT berfirman besok di hari pembalasan: pergilah kamu kepada orang-orang yang memuji amalmu diwaktu kamu masih berada didunia dahulu dan lihatlah, apakah kamu menjumpai pahala dari mereka?” (HR. Ahmad) <br /><br />b. Meninggalkan Sholat Fardhu<br />Orang yang meninggalkan sholat lima waktu karena ingkar (membantah) akan wajibnya, sedangkan ia tidak ada udzur (halangan yang dibenarkan oleh syara’), maka ia dianggap kafir. Sebagaimna Sabda Rasulullah SAW :<br />اَلْفَرْقُ بَيْنَ الْمُؤْمِنُ وَالْكَافِرُ تَرْكُ الصَّلاَ ةِ (رواه مسلم)<br />Artinya :"Perbedaan antara seorang mukmin dengan seorang kafir adalah meninggalkan sholat". (HR. Muslim)<br /><br />Perhatikan firman Allah SWT dalam Surat Maryam : 59 berikut :<br />فَخَلَفَ مِنْ بَعْدِهِمْ خَلْفٌ أَضَاعُوا الصَّلاَةَ وَاتَّبَعُوا الشَّهَوَاتِ فَسَوْفَ يَلْقَوْنَ غَيّاً [ سورة مريم - 59 ]<br />Artinya: ”Maka datanglah sesudah mereka, pengganti (yang jelek) yang menyia-nyiakan shalat dan memperturutkan hawa nafsunya, Maka mereka kelak akan menemui kesesatan”. (Maryam : 59)<br /><br />Menurut banyak ahli tafsir yang dimaksud dengan tarkush-sholat (meninggalkan sholat) ialah tidak segera shalat dhuhur hingga datang waktu ashar, tidak segera sholat ashar hingga datang waktu maghrib, tidak segera sholat maghrib hingga datang waktu isak, tidak segera sholat isak hingga datang waktu subuh, tidak segera sholat subuh hingga terbit matahari. Barang siapa yang mati, sedang ia tetap berbuat seperti itu dan tidak bertaubat niscaya Allah SWT akan menetapkan sebagai orang yang tersesat dan akan dimasukkan ke dalam neraka.<br />Pada hari hisab amal yang pertama dihisab adalah sholat. Bagi orang yang tak pernah sholat ia akan ditempatkan di neraka saqor dan bagi orang yang melalaikan sholat akan ditempatkan di neraka weil. Jika sholatnya seseorang baik maka seluruh amal baiknya akan mengikutinya, tetapi bila jelek sholatnya maka akan jelek amalnya Rasulullah SAW bersabda :<br />أَوَّلُ مَا يُحَاسَبُ بِهِ الْعَبْدُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ الصَّلاَةِ, فَإِنْ صَلُحَتْ صَلُحَ سَائِرُ عَمَلِهِ, فَإِنْ فَسَدَتْ فَسَدَ سَائِرُ عَمَلِهِ (رواه الطبرانى)<br />Artinya : "Yang pertama kali dihisab dari amalan-amalan seorang hamba pada hari kiamat adalah sholat. Jika sholatnya baik maka baiklah seluruh amalnya. Dan jika sholatnya rusak maka rusak seluruh amalnya". (HR. Thabrani)<br /><br />Sebagian ulama mengatakan ancaman bagi orang-orang yang meremehkan sholat itu ialah kelak ia akan dijatuhkan ke dalam neraka jahannam yang sangat panas. Keadaan tersebut digamabarkan : “Seandainya gunung dimasukkan ke dalamnya niscaya ia akan hancur karena sangat panasnya, dan tempat itu disiapkan bagi orang-orang yang selalu merehkan sholat dan melalaikan sholat sampai habis waktunya. Kecuali orang-orang yang mau bertaubat atas perbuatannya niscaya Allah SWT akan memberi pengampunan kepadanya”. Perhatika firman Allah berikut :<br />يَا أَيُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوْا لاَ تُلْهِكُمْ أَمْوَالُكُمْ وَلاَ أَوْلاَدُكُمْ عَنْ ذِكْرِ اللهِ وَمَنْ يَفْعَلْ ذَلِكَ فَأُوْلَئِكَ هُمُ الْخَاسِرُوْنَ [ سورة المنافقون – 9 ] <br />Artinya :”Hai orang-orang beriman, janganlah hartamu dan anak-anakmu melalaikan kamu dari mengingat Allah. barangsiapa yang berbuat demikian Maka mereka Itulah orang-orang yang merugi”. (Al-Munafiqun : 9)<br /><br />Para ahli tafsir sepakat bahwa yang dimaksud mengingat Allah SWT disini ialah sholat lima waktu. Sehingga siapa saja yang sibuk mengurus harta, berdagang, mengurus anak, bekerja, belajar dan sebagainya hingga sholatnya sampai terlambat maka kelak pasti akan merugi.<br /><br />c. Meninggalkan Puasa Ramadhan<br />Puasa Ramadhan adalah termasuk salah satu dari rukun Islam, brang siapa yang meninggalkannya tanpa udzur yang syar’i berarti telah telah meninggalkan kewajiban yang berakibat melakukan dosa besar. Perhatikan Sabda Rasulullah berikut :<br />قَالَ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : مَنْ أَفْطَرَ يَوْمًامِنْ رَمَضَانَ بِلاَ عُذْرٍ لَمْ يَقْضِهِ الصِّيَامُ الدَّهْرِ وَإِنْ صَامَهُ (رواه الترمذى)<br />Artinya : Telah bersabda Rasulullah SAW : Barang siapa tidak berpuasa di bulan ramadhan tanpa ada alasan, maka dia tidak dapat membayarnya dengan berpuasa satu tahun penuh walupun ia kerjakan puasa itu”. ( HR Tirmidzi)<br /><br />Dalam riwayat lain Rasulullah SAW bersabda : “Ciri-ciri Islam dan tiangnya itu ada tiga, yaitu bersaksi bahwa tiada Tuhan selain Allah, sholat dan puasa ramadhan tanpa alasan, maka barang siapa yang meninggalkan salah satu daripadanya berarti dia kafir”. (HR. Adz Dzahabi)<br /><br /><br />d. Membunuh.<br />Membunuh artinya menghilangkan nyawa seseorang baik dengan sengaja ataupun tidak, dengan alat yang mematikan atau tidak mematikan. Membunuh hukumnya haram karena Islam menghormati hak hidup seseorang. Allah swt berfirman :<br />وَمَن يَقْتُلْ مُؤْمِناً مُّتَعَمِّداً فَجَزَآؤُهُ جَهَنَّمُ خَالِداً فِيْهَا وَغَضِبَ اللهُ عَلَيْهِ وَلَعَنَهُ وَأَعَدَّ لَهُ عَذَاباً عَظِيْماً [ سورة النساء -93] <br />Artinya :"Dan barang siapa yang membunuh seorang mukmin dengan sengaja maka balasannya ialah Jahannam, kekal ia di dalamnya, dan Allah murka kepadanya dan mengutuknya serta menyediakan azab yang besar baginya". (An-Nisa :93)<br /><br />Macam-macam Pembunuhan.<br /> Pembunuhan dengan sengaja yaitu pembunuhan yang sudah direncanakan dengan memakai alat atau senjata yang bisa mematikan.Hukum bagi pelaku adalah qishosh (dihukum mati), atau uang seharga 100 unta (jika keluarga terbunuh memaafkan).<br /> Pembunuhan seperti sengaja, yaitu terbunuhnya seseorang tanpa disengaja, oleh seorang mukallaf dengan alat yang biasanya tidak mematikan. Hukumannya adalah membayar denda 100 ekor unta atau uang seharga unta tersebut.<br /> Pembunuhan tersalah, yaitu membunuh karena kesalahan semata-mata tidak direncanakan dan tidak punya maksud membunuh. Contoh : Menembak burung, tetapi mengenai manusia.<br />Pembunuhan berbahaya bagi diri sendiri dan orang lain. Bagi diri sendiri antara lain: menjadikan pelakunya rusak imannya, ketidak tentraman hidupnya, tidak disenangi orang lain dan diakherat diancam dengan neraka. Bahaya bagi orang lain antara lain: menjadikan masyarakat tidak tentram dan memperlambat kemajuan. Dalam KUHP yang mengatur hukuman pembunuhan diatur diatur dalam BAB XIX pasal 338 - 350.<br /><br />e. Penganiayaan<br />Menganiaya artinya menyakiti orang lain dengan melakukan kekerasan atau tindak pidana terhadap anggota tubuh manusia baik yang dilakukan dengan sengaja ataupun tidak sengaja. Adapun sangsi hukum Islam terhadap terpidana yang dengan sengaja menyakiti atau menghilangkan anggota tubuh orang lain, maka hukumnya adalah di qishos dengan adil. Misalnya jika memotong tangan orang lain sebelah kanan maka dia juga harus di potong tangannya sebelah kanan. Dasar hukumnya adalah Q.S. Al-Maidah : 45)<br />وَكَتَبْنَا عَلَيْهِمْ فِيْهَا أَنَّ النَّفْسَ بِالنَّفْسِ وَالْعَيْنَ بِالْعَيْنِ وَالأَنْفَ بِالأَنْفِ وَالأُذُنَ بِالأُذُنِ وَالسِّنَّ بِالسِّنِّ وَالْجُرُوْحَ قِصَاصٌ فَمَنْ تَصَدَّقَ بِهِ فَهُوَ كَفَّارَةٌ لَّهُ وَمَنْ لَّمْ يَحْكُمْ بِمَا أنْزَلَ اللهُ فَأُوْلَـئِكَ هُمُ الظَّالِمُوْنَ [ سورة المائدة - 45 ]<br /> Artinya: “Dan kami telah tetapkan terhadap mereka di dalamnya (At Taurat) bahwasanya jiwa (dibalas) dengan jiwa, mata dengan mata, hidung dengan hidung, telinga dengan telinga, gigi dengan gigi, dan luka-luka (pun) ada kisasnya. Barangsiapa yang melepaskan (hak qisas) nya, maka melepaskan hak itu (menjadi) penebus dosa baginya. Barangsiapa tidak memutuskan perkara menurut apa yang diturunkan Allah, maka mereka itu adalah orang-orang yang zalim”. (Al-Maidah : 45)<br /><br />Adapun sangsi hukum bagi yang bagi orang yang melukai orang lain dengan tidak sengaja, maka sangsi hukumnya tidak berlaku hukum qishos dan sebagai gantinya terpidana harus membayar diat (denda) yang diserahkan kepada orang yang tidak sengaja di lukai. Berapa besar diat (denda) diputuskan oleh pengadilan sesuai dengan berat ringannya akibat yang diderita korban.<br /><br />f. Zina<br />Zina ialah hubungan kelamin (persetubuhan) antara laki-laki dan perempuan di luar pernikahan yang syah menurut agama. Zina termasuk perbuatan orang yang tidak beradab, perbuatan keji yang diharamkan oleh Allah SWT dan termasuk dosa besar. Allah SWT berfirman :<br />وَلاَ تَقْرَبُواْ الزِّنَى إِنَّهُ كَانَ فَاحِشَةً وَسَاءَ سَبِيْلاً [ سورة الإسراء - 32]<br />Artinya : "Dan janganlah kamu mendekati zina, sesungguhnya zina itu adalah perbuatan keji dan suatu jalan yang buruk". (Al-Isro' : 32)<br /><br />Allah SWT mengharamkan zina dan memasukkan ke dalam dosa besar, karena akibat buruknya atau bahaya yang ditimbulkan akibat perbuatan zina sungguh sangat besar baik bagi pelakunya, keluarganya maupun masyarakat. Dalam hukum Islam perbuatan zina terbagi menjadi dua macam :<br />a. Zina Muhson yaitu pezina yang sudah pernah menikah, hukumannya adalah rajam (dilempar batu sampai mati ) dimuka umum.<br />b. Zina Ghoiru Muhson yaitu pezina yang masih perjaka atau gadis, hukumannya adalah didera 100 kali dan di asingkan dari negeri itu selama 1 tahun. Rasulullah saw, pernah bersabda yang artinya:"Hai manusia takutlah kamu kepada perbuatan zina karena zina itu akan menimbulkan 6 hal, 3 hal di dunia dan 3 hal di akherat. Tiga hal di dunia yaitu: menghilangkan wibawa, mengakibatkan kemiskinan dan mengurangi umur. Tiga akibat di akherat yaitu : menerima murka Allah, hisab yang buruk dan siksaan neraka.<br /><br />g. Penyimpangan seksual<br />Penyimpangan seksual yaitu tindakan tercela dalam bidang seksual seperti liwadh (homo seksual), dan ini termasuk dosa besar, sebab bertentangan dengan fitrah manusia. Adapun bahaya penyalahgunaan seksual terhadap diri sendiri antara lain:<br /> Mengaburkan keturunan.<br /> Timbulnya atau berjangkitnya penyakit kelamin seperti AIDS, Sipilis dan lainya.<br /> Hilangnya kehormatan dirinya dan menimbulkan penyesalan yang tak berkesudahan.<br /><br />Bahaya Penyalahagunaan seksual bagi orang lain :<br />a. Mengamcam keselamatan anak yang tak berdosa, seperti tertularnya virus HIV dan AIDS.<br />b. Dapat menimbulkan keretakan keluarga seperti perceraian dan lain sebagainya.<br />c. Teraniayanya anak yang tak berdosa akibat perbuatan zina dan pembebanan masyarakat untuk mengasuh anak tersebut.<br />Cara mencegah dan menghindari penyalahgunaan seksual antara lain :<br />Menjauhi pergaulan bebas antara laki-laki dan perempuan.<br />Mengisi waktu luang dengan kegiatan yang bermanfaat.<br />Menjauhi tempat-tempat maksiat dan tempat yang bisa mengarah kepada maksiat.<br />Selalu mendekatkan diri kepada Allah swt, dengan mendalami ajaran agama.<br />Jika sudah mampu hendaklah segera menikah. <br /> <br />h. Meminum Khamr.<br />Khamr berasal dari kata khamron yang artinya tetutup, terhalang. Selanjutnya kata khamr digunakan sebagai sebutan bagu setiap yang memabukkan dan menutup/menghalangi akal sehat peminumnya dari mengerjakan perintah-perintah Allah SWT dan Rasul-Nya. Meminum khamr hukumnya haram. Allah swt, berfirman :<br />يَا أَيُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُواْ إِنَّمَا الْخَمْرُ وَالْمَيْسِرُ وَالأَنْصَابُ وَالأَزْلاَمُ رِجْسٌ مِّنْ عَمَلِ الشَّيْطَانِ فَاجْتَنِبُوْهُ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُوْنَ [ سورة المائدة - 90] <br />Artinya :"Hai orang-orang yang beriman, sesungguhnya ( meminum ) khamr, berjudi, berkurban untuk berhala, mengundi nasib dengan panah, adalah perbuatan keji termasuk perbuatan setan. Maka jauhilah perbuatan itu agar kamu mendapat keberuntungan". (Al-Maidah : 90) <br /> <br />Rasulullah saw bersabda :<br />كُلُّ مُسْكِرٍ خَمْرٌ وَكُلُّ خَمْرٍ حَرَامٌ (رواه أبو داود)<br />Artinya :"Setiap dzat yang memabukkan adalah khamr dan tiap-tiap khamr itu adalah haram. (HR. Muslim)<br /><br />قَالَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: لَعَنَ اللهُ الْخَمْرَ وَشَارِبَهَا وَسَاقِيَهَا وَمُبْتَاعَهَا وَبَائِعَهَا وَعَاصِرَهَا وَمُعْتَصِرَهَا وَحَامِلَهَا وَالْمَحْمُوْلَةَ إِلَيْهَا (رزه أبو داود وإبن ماجه)<br />Artinya :"Rasulullah saw., bersabda: Allah melaknat khamr, peminumnya, penyajinya, pembelinya, penjualnya, pembuatnya, tempat membuatnya, pembawanya dan penerima-nya". (HR. Abu Daud dan Ibnu Majah)<br /><br />Bahaya meminum Khamr.<br />1) Bagi diri sendiri:<br /> khamr merusak keimanan bahkan disejajarkan dengan berkurban untuk berhala.<br /> khamr dapat merusak dan mengacaukan akal seseorang.<br /> Peminum khamr selalu berbuat keji dan kotor, dan termasuk perilaku syetan.<br /> khamr dapat menghalangi untuk mengingat Allah swt.<br />2) Bagi orang lain:<br /> khamr dapat menimbulkan permusuhan sehingga masyarakat tidak tentram.<br /> khamr menimbulkan kemelaratan, sehingga bisa mengakibatkan masyarakat tertinggal dari kemajuan.<br /><br /><br />i. Mencuri <br />Mencuri artinya mengambil barang orang lain tanpa seizin pemiliknya dengan maksud untuk dimiliki sedang pemiliknya tidak mengetahui. Menurut syara' mencuri ialah mengambil barang/harta orang lain secara sembunyi-sembunyi, yang dilakukan oleh orang mukallaf, yang mencapai jumlah satu nisob dari tempat penyimpanannya, sedang pencuri tidak punya hak pemilikan terhadap barang yang diambil. Jadi mencuri yang dikenakan hukum harus memenuhi syarat :<br /> Pencuri adalah orang mukallaf (baligh berakal).<br /> Barang yang dicuri mencapai 1 nisob (kurang lebih 1/4 dinar emas).<br /> Barang tersebut jelas bukan milik pencuri.<br /> Pengambilan barang tersebut secara sembunyi-sembunyi. Allah swt, berfirman :<br /><br />وَالسَّارِقُ وَالسَّارِقَةُ فَاقْطَعُواْ أَيْدِيَهُمَا جَزَاء بِمَا كَسَبَا نَكَالاً مِّنَ اللهِ وَاللهُ عَزِيْزٌ حَكِيْمٌ [ سورة المائدة -38]<br />Artinya :"Laki-laki yang mencuri dan perempuan yang mencuri, potonglah tangan keduanya (sebagai) balasan dari apa yang mereka kerjakan dan sebagai siksaan dari Allah swt. Dan Allah Maha Perkasa Lagi Maha Bijaksana". (Al-Maidah : 38) <br /><br />j. Merampok<br />Merampok ialah mengambil barang/harta milik orang lain dengan cara paksa dengan diikuti kekerasan atau ancaman kekerasan kepada pemilik barang tersebut sedangkan pemiliknya mengetahui kejadian tersebut. Adapun bahaya merampok adalah :<br />1. Bagi diri sendiri:<br />a. Hidupnya tidak akan merasa tenang.<br />b. Jiwanya akan selalu dibayangi dosa.<br />c. Menjauhkan diri dari Allah swt. Rasulullah saw, bersabda yang artinya: "Tidaklah seorang pencuri ketika mencuri itu dia beriman" (HR. Bukhori).<br />2. Bagi orang lain/masyarakat :<br /> Menimbulkan keresahan dan ketidak tentraman masyarakat.<br /> Mengganggu kebahagiaan dan kesejahteraan anggota masyarakat.<br /> Merusak hubungan antar sesama manusia/lingkungannya.<br />3. KUHP tentang Penncurian, Perampasan dan Perampokan.<br />Pasal yang mengatur tentang ketiga hal tersebut adalah pasal 363 sampai 367 antara lain :<br />Pasal 363 berisi :<br />Di ancam dengan pidana penjara paling lama 7 tahun bagi orang yang melakukan pencurian ternak, pencurian ketika terjadi bencana alam, pencurian dalam sebuah rumah, pekarangan dan pada tempat lain . . . .<br />Pasal 365 berisi :<br />Diancam pidana mati atau pidana seumur hidup atau penjara selama 20 tahun jika perbuatan mencuri/merampok mengakibatkan luka berat atau matinya orang lain.<br /> <br />k. Riddah<br />Riddah artinya keluar dari agama Islam, sedangkan orangnya disebut murtad.<br />Riddah terjadi karena 3 hal yaitu :<br />Dengan perbuatan yang mengkafirkan, seperti sujud kepada berhala, me-nyembah matahari, menyembah batu dan semacamnya.<br />Dengan perkataan yang mengkafirkan, seperti menghina Allah SWT, menghina para nabi dan rasul.<br />Dengan I’tiqod atau keyakinan seperti mengiktiqodakan bahwa Allah SWT itu baru, mengiktiqodkan bahwa alam ini kekal, menghalalkan zina, menghalalkan minum arak dan semacamnya.<br />Orang yang keluar dari agama Islam wajib disuruh bertaubat sampai tiga kali dan kalau juga dia tidak mau bertaubat maka dia wajib dihukum mati menurut agama Islam. Allah SWT berfirman :<br />قُل لِلَّذِيْنَ كَفَرُواْ إِنْ يَنْتَهُواْ يُغْفَرْ لَهُمْ مَّا قَدْ سَلَفَ وَإِنْ يَعُوْدُواْ فَقَدْ مَضَتْ سُنَّةُ الأَوَّلِيْنِ [ سورة الأنفال - 38 ]<br />Artinya : “Katakanlah kepada orang-orang yang kafir itu: "Jika mereka berhenti (dari kekafirannya), niscaya Allah akan mengampuni mereka tentang dosa-dosa mereka yang sudah lalu; dan jika mereka kembali lagi sesungguhnya akan berlaku (kepada mereka) sunnah (Allah terhadap) orang-orang dahulu".( Al-Anfal : 38)<br /><br />l. Ujub<br />Ujub artinya sikap berbangga diri sehingga mengharapkan orang lain merasa takjub kepada diri kita. Orang yang ujub merasa bahwa hasil usahanya semata-mata karena kehebatan dirinya tanpa bantuan siapapun termasuk Allah SWT. Orang yang bersikap ujub biasanya merasa dirinya paling besar, selalu benar, tidak pernah salah dan keliru, serta sulit menerima kritik dari orang lain. Allah SWT berfirman :<br />فَلاَ تُعْجِبْكَ أَمْوَالُهُمْ وَلاَ أَوْلاَدُهُمْ إِنَّمَا يُرِيدُ اللهُ لِيُعَذِّبَهُمْ بِهَا فِي الْحَيَاةِ الدُّنْيَا وَتَزْهَقَ أَنفُسُهُمْ وَهُمْ كَافِرُوْنَ [ سورة التوبة -55]<br />Artinya : “Maka janganlah harta benda dan anak-anak mereka menarik hatimu. Sesungguhnya Allah menghendaki dengan (memberi) harta benda dan anak-anak itu untuk menyiksa mereka dalam kehidupan di dunia dan kelak akan melayang nyawa mereka, sedang mereka dalam keadaan kafir”.(At-Taubah : 55)<br /><br />m. Takabur<br />Takabur menurut bahasa berarti membesarkan diri. Menururut istilah takabur ialah suatu sikap mental yang merasa diri lebih besar, lebih tinggi, lebih pandai dan memandang kecil serta rendah terhadap orang lain. Orang yang mempunyai sifat takabur disebut mutakabir. Takabur digolongkan menjadi 2 bagian yaitu:<br />Takabur batin, yaitu sifat dalam jiwa yang tidak terlihat dan melekat dalam hati seseorang seperti merasa besar, merasa lebih pandai dan lain-lainnya.<br />Takabur lahir, yaitu perbuatan dan tingkah laku yang dapat dilihat seperti merendahkan orang lain, memalingkan muka dari orang lain dan lain-lainnya.<br />Tanda-tanda sikap takabur antara lain :<br />Suka memuji dan membanggakan dirinya baik dengan hartanya, keturunannya dan lain-lain.<br />Suka merendahkan dan meremehkan orang lain, memalingkan muka, congkak dan semacamnya.<br />Suka mencela dan membesarkan kesalahan orang lain.<br />Adapun penyebab-penyebab takabur antara lain : Kebanggaan diri yang berlebihan baik dalam ketu runan, ketampanan, keilmuan, kekuasaan, jabatan, pangkat, kedudukan dan lain-lainnya. Allah swt, berfirman :<br />إِنَّ اللهَ لاَ يُحِبُّ مَنْ كَانَ مُخْتَالاً فَخُوْراً [ سورة النساء - 36 ]<br /> Artinya: "Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang sombong dan membangga-kan diri". (AnNisa : 36) <br /><br />Bahaya Sifat Takabur.<br /> Bagi diri sendiri, orang akan enggan meningkatkan kemampuannya karena ia beranggapan dirinyasudah lengkap dan sempurna, sehingga ia akan tertinggal oleh keadaan zaman dan lingkungannya.<br /> Bagi orang lain, akan merusak pergaulan dan merenggangkan silaturrahmi serta tolong-menolong, karena tidak adanya saling menghargai dan saling menghormati sesama manusia.<br /> Sengsara di dunia dan akherat. Sengsara di dunia karena tidak bisa bergaul dengan sesama dan diakherat karena terhalang masuk surga. (An- Nahl : 29)<br /><br />n. Nifaq<br />Nifaq berasal dari kata "nafaqo", artinya pura-pura. Menurut istilah nifak ialah suatu sikap yang berbeda antara yang diucapkan dengan apa yang ada dalam hatinya. Orang yang mempunyai sifat nifaq disebut munafiq. Orang munafiq selalu bermuka dua. Allah swt, berfirman :<br />وَمِنَ النَّاسِ مَنْ يَقُوْلُ آمَنَّا بِاللهِ وَبِالْيَوْمِ الآخِرِ وَمَا هُمْ بِمُؤْمِنِيْنَ [ سورة البقرة - 8] <br />Artinya : "Dan diantara manusia ada yang mengatakan : kami beriman kepada Allah dan hari akhir, padahal mereka itu sesungguhnya bukan orang-orang yang beriman". (Al-Baqoroh : 8)<br /><br />Tanda-tanda munafik ada 3 macam yaitu : jika berkata dusta, jika dipercaya khianat dan jika berjanji ia ingkar. Rasulullah saw, bersabda :<br />أَيَةُ الْمُنَافِقِ ثَلاَثٌ : إِذَا حَدَّثَ كَذَبَ, وَإِذَا وَعَدَ أَخْلَفَ, وَإِذَاؤْتُمِنَ خَانَ (متفق عليه)<br /> Artinya : "Tanda-tanda orang munafiq ada 3 ; jika berbicara ia dusta, jika berjanji ia ingkar, jika dipercaya ia khianat". (HR. Bukhori Muslim)<br /><br /> Bahaya nifaq.<br /> Terhadap dirinya orang munafiq akan merasa tidak tenang karena ia takut akan ketahuan orang lain dari sifat dusta dan khianatnya dia akan menderita sakit batin yang akhirnya akan mendapatkan kesengsaraan di dunia dan akherat. Allah swt, berfirman :<br /><br />فِيْ قُلُوْبِهِمْ مَّرَضٌ فَزَادَهُمُ اللهُ مَرَضاً وَلَهُمْ عَذَابٌ أَلِيْمٌ بِمَا كَانُوْا يَكْذِبُوْنَ [ سورة البقرة - 10]<br />Artinya :"Dalam hati mereka ada penyakit, lalu ditambah Allah penyakitnya dan bagi mereka siksa yang pedih disebabkan karena mereka berdusta". (Al-Baqoroh : 10)<br /><br /> Terhadap orang lain orang munafik hatinya selalu bersifat buruk, ia selalu berangan-angan untuk mencari kesempatan dan keuntungan tanpa memper-hatikan norma-norma kebenaran, sehingga merugikan orang lain.<br /><br />o. Fasiq<br />Fasiq menurut bahasa berasal dari kata fusuq artinya keluar dari jalan yang benar (rusak). Menurut istilah fasiq ialah orang yang beriman tetapi melanggar larangan Allah swt. Jadi orang fasiq yaitu orang yang tahu perintah dan tahu larangan tetapi dia tidak melaksanakan perintah dan meninggalkan larangan Allah swt. Allah swt, berfirman :<br />وَلاَ تَكُوْنُوْا كَالَّذِيْنَ نَسُوا اللهَ فَأَنْسَاهُمْ أَنْفُسَهُمْ أُوْلَئِكَ هُمُ الْفَاسِقُوْنَ [ سورة الحشر - 19]<br />Artinya : "Dan janganlah kamu seperti orang-orang yang lupa kepada Allah, lalu Allah menja-dikan lupa kepada diri mereka sendiri. Mereka itulah orang-orang yang fasiq". (Al-Hasyr : 19) <br /> <br />Bahaya Fasiq : <br /> Bagi diri sendiri berupa dosa dan hampa hati dan kemiskinan rohani, hatinya terlunta-lunta karena mengingkari dan melalaikan perintah Allah swt.<br /> Bagi orang lain berupa kekecewaan kerugian karena akibat perbuata fasiq.<br /> <br /><br />BAB SYARI'AH / FIQIH<br /><br /><br /> TADARRUS Bacalah ayat-ayat berikut 5 – 10 menit, perhatikan kaidah-kaidah tajwid dan makhrojnya.<br />بِسْمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ<br /> Q.S. Az-Zumar : 42 <br />اَللهُ يَتَوَفَّى اْلأَنْفُسَ حِيْنَ مَوْتِهَا وَالَّتِيْ لَمْ تَمُتْ فِيْ مَنَامِهَا فَيُمْسِكُ الَّتِيْ قَضَى عَلَيْهَا الْمَوْتَ وَيُرْسِلُ اْلأُخْرَى إِلَى أَجَلٍ مُسَمًّى إِنَّ فِيْ ذَلِكَ َلآيَاتٍ لِّقَوْمٍ يَتَفَكَّرُوْنَ <br /><br /> Q.S. Ali-Imron : 27 <br />تُولِجُ اللَّيْلَ فِي الْنَّهَارِ وَتُوْلِجُ النَّهَارَ فِي اللَّيْلِ وَتُخْرِجُ الْحَيَّ مِنَ الْمَيِّتِ وَتُخْرِجُ الَمَيَّتَ مِنَ الْحَيِّ وَتَرْزُقُ مَنْ تَشَاءُ بِغَيْرِ حِسَابٍ<br /><br /> Q.S. An-Nahl : 125 <br />اُدْعُ إِلِى سَبِيْلِ رَبِّكَ بِالْحِكْمَةِ وَالْمَوْعِظَةِ الْحَسَنَةِ وَجَادِلْهُمْ بِالَّتِيْ هِيَ أَحْسَنُ إِنَّ رَبَّكَ هُوَ أَعْلَمُ بِمَنْ ضَلَّ عَنْ سَبِيْلِهِ وَهُوَ أَعْلَمُ بِالْمُهْتَدِيْنَ<br /><br /><br />I. PERAWATAN JENAZAH<br />Kewajiban kaum muslimin terhadap jenazah ada 4 yaitu: memandikan, mengkafani, menyolatkan dan menguburkan. Adapun hukumnya adalah fardhu kifayah.<br />a. Memandikan Mayat <br />Syarat jenazah yang harus dimandikan :<br /> Mayat itu orang muslim.<br /> Didapati tubuhnya walaupun sedikit.<br /> Jenazah itu bukan mati sahid.<br />Cara memandikan Mayat<br />1) Mayat diletakkan pada tempat yang tinggi seperti balai-balai atau ranjang dan ditempat yang sunyi, tidak banyak orang masuk atau keluar.<br />2) Siapkan air secukupnya. Disunatkan air dicampur dengan daun bidara atau suatu yang dapat menghilangkan daki seperti sabun. Sebagian air dicampur kapur barus untuk digunakan pada siraman terakhir nanti.<br />3) Mayat diberi pakaian mandi yang tertutup aurotnya sejauh tidak menyulitkan orang yang memandikan.<br />4) Mengeluarkan kotoran dari dalam perutnya serta kotoran-kotoran dibagian tubuh yang lain dengan cara yang halus dan sopan. <br />5) Bersihkan mulut dan giginya, barulah dibasuh kepalanya seraya disisir rambut dan jenggotnya jika ada lalu di baringkan ke sebelah kiri untuk dibasuh sebelah kanannya, sesudah itu baringkan ke sebelah kanan untuk dibasuh sebelah kirinya. Serangkaian pekerjaan tersebut dihitung satu kali basuhan dan di-pandang cukup, namun sisunahkan 3 kali atau 5 kali.(HR. Bukhori Muslim). <br />6) Meratakan air keseluruh badan jenazah dari atas kepala sampai ke kaki.<br />7) Mewudhukan jenazah.<br />Orang yang berhak memandikan Mayat <br /> Suami atau istri mayat dan muhrimnya.<br /> Bila muhrimnya tidak ada, maka bisa diserahkan kepada orang yang mengerti dan dipercaya.<br /> Jenis kelaminnya sejenis dan jika tidak ada muhrim atau yang sejenis dengan si mayat maka boleh ditayamumkan<br /><br />b. Mengkafani Mayat<br />Hukum mengkafani mayat adalah fardhu kifayah atas orang hidup. <br />Syarat mengkafani mayat <br /> Sekurang-kurangnya satu lapis yang menutup seluruh tubuhnya.<br /> Mengkafaninya sesudah dimandikan.<br /> Diutamakan berwarna putih. Bagi laki-laki disunatkan 3 lapis yang terdiri dari kain sarung dan dua lapis yang menutup seluruh tubuhnya. Sedangkan bagi perempuan disunahkan 5 lapis yaitu : kain basahan (kain bawah), selembar kerudung (tutup kepala), selembar baju kurung dan tiga lapis yang menutup seluruh tubuh.<br />Cara Mengkafani mayat :<br />Jika mayatnya laki-laki,<br />Dihamparkan sehelai-sehelai dan ditaburkan di atas tiap-tiap lapis itu harum-haruman seperti kapur barus dan semacamnya, lalu mayat diletakkan di atasnya, sesudah diberi kapur barus dan sebagainya kedua tangannya disedekapkan seperti sholat, kemudian kain dibungkuskan lapis demi lapis.Pada bagian kaki, perut dan kepala diberi ikat (tali) dari kain putih.<br />Jika mayatnya perempuan,<br />Dilakukan seperti tersebut diatas hanya pada tubuh mayat dipakaikan kain basahan (kain bawah), baju dan tutup kepala (kerudung). Khusus bagi orang yang meninggal dalam keadaan ihrom haji/umroh tidak boleh diberi harum-haruman dan tutup kepala. <br />Yang wajib menanggung kafan<br /> Diambilkan dari harta si mayat<br /> Bila tidak meninggalkan harta warisan maka dibebankan kepada orang yang memelihara sewaktu hidup.<br /> Apabila mayat tidak ada yang menanggung maka diambilkan dari baitul maal.<br /><br />c. Mensholatkan Mayat<br />Sholat jenazah ialah sholat yang dikerjakan sebanyak 4 takbir dalam rangka mendo’akan orang muslim yang meninggal. Apabila jenazahnya laki-laki imam hendaklah berdiri lurus di depan kepalannya, dan apabila jenazahnya perempuan hendaklah imam menghadap setengah perut atau punggungnya. Rasulullah saw., bersabda :<br />قَالَ رَسُوْلُ اللهِ ص.م. : صَلُّوْا عَلَى مَوْتَاكُمْ (رواه إبن ماجه)<br />Artinya : "Bersabda Rasulullah saw., sholatlah olehmu orang-orang yang meninggal". (HR. Ibnu Majah )<br />Syarat sholat jenazah<br />a. Semua yang menjadi syarat sholat seperti suci dari hadats besar/kecil, menutup aurot dan lainnya.<br />b. setelah jenazah itu dimandikan<br />c. Jenazah diletakkan disebelah kiblat orang yang sholat kecuali bila sholat diatas kubur dan sholat ghoib.<br /><br />Rukun sholat jenazah<br />d. Niat<br />e. Berdiri jika mampu<br />f. Takbir 4 kali<br />g. Membaca surat Al-Fatihah<br />h. Membaca sholawat Nabi saw<br />i. Mendoakan mayat setelah takbir ketiga dan ke empat<br />j. Memberi salam<br /><br /> Adapun do'a setelah takbir ketiga adalah sebagai berikut:<br />اَللَّهُمَّ اغْفِرْ لَهُ وَارْ حَمْهُ وَعَا فِهِ وَعْفُ عَنْهُ وَاَكْرِمْ نُزُ لَهُ وَوَسِّعْ مَدْ خَلَهُ وَاغْسِلْهُ بِمَاءٍ وَثَلْجٍ وَنَقِّهِ مِنَ الْخَطَايَا كَمَا يُنَقَّ الثَّوْبُ الْأَبْيَضُ مِنَ الدَّ نَسِ وَاَبْدِ لْهُ دَارًا خَيْرًا مِنْ دَارِهِ وَاَهْلاً خَيْرًا مِنْ اَهْلِهِ وَزَوْجًا خَيْرًا مِنْ زَوْ جِهِ وَقِهِ فِتْنَةَ الْقَبْرِ وَعَذَا بَهُ (روه مسلم) <br /> Artinya : Ya Allah, anugerahilah ia ampunan dan rahmatilah dia, bebaskanlah dia dan maafkanlah, dan muliakanlah kedatangannya, lapangkanlah tempat masuknya, dan sucikanlah ia dengan air dan salju, dan bersihkanlah ia dari kesalahannya sebagaimana kain putih yang dibersihkan dari kotoran, gantilah rumahnya lebih baik dari rumahnya yang dahulu dan gantilah ahli keluarganya dengan yang lebih baik daripada ahli keluarganya yang dahulu dan peliharalah ia dari huru hara kubur dan siksaannya. (H.R. Muslim)<br /><br /> Do'a setelah takbir keempat adalah sebagai berikut :<br />اَللَّهُمَّ لاَتَحْرِمْنَا اَجْرَهُ (هَا) وَلاَتَفْتِنَّا بَعْدَهُ (هَا) وَاغْفِرْ لَنَا وَلَهُ (هَا) (روه مسلم)<br />Artinya : "Ya Allah, janganlah Engkau rugikan kami dari memperoleh ganjarannya dan jangan pula kami beri fitnah sepeninggalnya, ampunilah kami dan dia ...". (HR . Muslim)<br />Rasulullah saw., bersabda :<br /><br />مَا مِنْ مُؤْمِنٍ يَمُوْتُ فَيُصَلِّى عَلَيْهِ أُمَّةً مِنَ الْمُسْلِمِيْنَ يَبْلُغُوْنَ أَنْ يَكُوْنُوْا ثَلاَثَةِ صُفُوْفٍ لاَغُفِرَلَهُ (روه الخمسة)<br />Artinya: "Tak seorang mukminpun yang meninggal kemudian disholatkan oleh umat Islam yang mencapai tiga shof kecuali akan diampuni dosanya". (HR. Lima Ahli Hadits)<br /><br />d. Menguburkan Mayat<br />Cara Menguburkan Mayat<br /> Mula-mula dibuatkan liang lahat kira-kira tidak bisa dibongkar oleh binatang buas atau dapat menimbulkan bau busuk.<br /> Jenazah dimasukkan kedalam liang lahat dengan posisi miring kekanan dan menghadap kiblat. Saatmeletakkan jenazah hendak membaca :<br /><br />بِسْمِ اللهِ وَعَلَى مِلَّةِ رَسُوْلِ اللهِ (رواه الترمذىو أبو داود)<br />Artinya:"Dengan menyebut Asma Allah dan atas agama Rasulullah". (HR. Tirmidzi dan Abu Daud)<br /> Tali-tali kain kafan dilepas, pipi kanan dan ujung kaki ditempatkan pada tanah.<br /> Setelah ditutup dengan bambu/papan/kayu di atasnya ditimbun dengan tanah sampai rata.<br /> Mendo'akan dan memohonkan ampun kepada jenazah. Rasulullah saw., bersabda :<br />إِسْتَغْفِرُوْا ِلأَخِيْكُمْ وَسْئَلُوْا لَهُ التَّثْبِيْتَ فَإِنَّهُ اْلآنَ يُسْئَلُ (متفق عليه)<br /> <br /> Artinya:"Mohonkan ampun untuk saudaramu dan mintakanlah keteguhan iman baginya, karena ia sekarang sedang diperiksa". ( HR. Bukhori dan Muslim )<br /><br />كَانَ النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِذَا فَرَغَ مِنْ دَفْنِ الْمَيِّتِ وَقَفَ عَلَيْهِ فَقَالَ : إِسْتَغْفِرُوْا ِلأَخِيْكُمْ وَسْئَلُوْا لَهُ فَإِنَّهُ اْلآنَ يُسْئَلُ (رواه ابو داود)<br />Artinya : "Bahwa Nabi saw, apabila telah selesai menguburkan jenazah, beliau berdiri diatasnya dan bersabda: mohonkanlah ampun untuk saudaramu dan mintakanlah untuknya supaya di beri ketabahan karena sesungguhnya ia sekarang sedang ditanya". (HR. Abu Daud)<br /><br />e. Takziah Dan Ziarah Kubur<br />Ta'ziyah.<br />Ta'ziyah artinya menghibur. Menurut istilah ta'ziyah ialah mengunjungi keluarga yang meninggal dengan maksud untuk menghibur dan diberi keteguhan iman, sabar terhadap musibah, mendo'akan orang yang meninggal supaya diampuni segala dosa-dosanya.<br />Ziarah Kubur.<br />Ziarah kubur ialah mengunjungi makam (qubur) seseorang untuk memanjatkan do'a dan memintakan ampun dari Allah swt. Tujuannya adalah agar orang yang berziarah itu mengingat mati, mengingat akherat sehingga tidak hanya mengejar duniawi saja tetapi seimbang antara dunia dan akherat. Ziarah qubur pernah dicontohkan oleh Rasulullah saw., sebagaimana sabdanya :<br /><br />قََا لَ رَسُوْلُ اللهِ صَلىَّ اللهُ عَلَيْهِ وَ سَلَّمَ : قَدْ كُنْتُ نَهَيْتُكُمْ عَنْ زِيَارَةِ الْقَبْرِ فَقَدْ أَذَنَ لمُِحَمَّدٍ فِى زِيَارَةِ الْقَبْرِ أُمَّةٌ فَزُوْرُوهَا فَإِنَّهَا تَذْكِرَ اْلأَخِرَةِ (رواه مسلم, ابوداود والتر مذى)<br /> <br />Artinya: "Bersabda Rasulullah saw, telah melarang kamu berziarah kubur, sekarang Muhammad telah mendapatkan izin untuk berziarah ke kubur ibunya, maka ziarahlah kamu, karena sesungguhnya ziarah itu mengingat akherat".(HR. Muslim, Abu Daud dan Tirmidzi) <br /><br />II. KHUTBAH JUMAT DAN DAKWAH<br />Khotbah Jum'at ialah bentuk ceramah yang berisi nasehat dan wasiat keagamaan yang disampaikan kepada jamaah yang diikat oleh syarat dan rukun. Orang yang menyampaikan khotbah disebut dengan khotib.<br />Khotib Jum'at.<br />a. Khotib harus memenuhi ketentuan agar menjadikan khotbahnya syah. Adapun ketentuan menjadi khotib adalah :<br />b. Islam, baligh, berakal sehat.<br />c. Mengetahui syarat, rukun dan sunat khotbah.<br />d. Suci dari hadats dan najis.<br />e. Suaranya jelas dan dapat difahami jamaah.<br />f. Tidak tercela dalam masyarakat.<br /><br />Syarat Khotbah<br />a Syarat khotbah yaitu suatu hal yang harus dipenuhi sebelum melaksanakan khotbah jum'at. Adapun syarat dua khotbah yaitu :<br />b Dimulai sesudah masuk waktu dhuhur.<br />c Khotib hendaknya berdiri jika mampu.<br />d Khotib hendaklah duduk sebentar antara khotbah satu dan khotbah kedua. Rasulullah saw, bersabda :<br />كَانَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَخْطُبُ قَائِمًا وَيَجْلِسُ بَيْنَ خُطْبَتَيْنِ (رواه مسلم)<br />Artinya : " Adalah Rasulullah saw, berkhotbah dengan berdiri dan beliau duduk antara dua khotbah". (HR. Muslim)<br /><br />e Suara khotib harus dapat didengar jamaah.<br />f Khotib harus suci dari hadats dan najis.<br />g Khotib harus menutup aurotnya.<br />h Tertib.<br /><br />Rukun Khotbah<br />Rukun khotbah ialah suatu hal yang harus dikerjakan ketika melaksanakan khotbah jum'at. Adapun rukun dua khotbah adalah sebagai berikut :<br />a Membaca puji-pujian (hamdalah).<br />b Membaca syahadatain.<br />c Membaca shalawat kepada Nabi Muhammad saw.<br />d Berwasiat tentang taqwa.<br />e Membaca ayat Al-Qur'an dalam salah satu khotbah.<br />f Mendoakan kaum muslimin pada khotbah kedua.<br /><br />Sunat Khotbah<br />Sunat khotbah yaitu suatu hal yang sebaiknya dilaksanakan dalam khotbah jum'at. <br />Adapun sunat khotbah adalah :<br />a Khotbah disampaikan diatas tempat yang lebih tinggi.<br />b Khotib menyampaikan khotbah dengan kalimat yang jelas, sistematis dan tidak terlalu panjang. Rasulullah saw, bersabda :<br /><br />كَانَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَطِيْلُ الصَّلاَةَ وَيَقْصُرُ الْخُطْبَةَ (رواه النساء)<br />Artinya: "Rasulullah saw; memanjangkan sholatnya dan memendekkan khotbah-nya". (HR.Nasa'i) <br />c Khotib hendaklah menghadap kearah jama'ah.<br />d Khotib hendaklah memberi salam pada awal khotbah.<br />e Khotib duduk sebentar sesudah memberi salam.<br />f Khotib membaca surat Al-Ikhlas ketika duduk antara dua khotbah.<br />g Khotib menertibkan tiga rukun khotbah yaitu, puji-pujian, sholawat Nabi saw, dan wasiat taqwa’.<br />h Jama'ah hendaklah memperhatikan khotbah. Rasulullah saw, bersabda :<br /><br />إِذَا قُلْتَ لِصَاحِبِكَ يَوْمَ الْجُمُعَتِ أَنْصِتْ وَاْلإِمَامُ يَخْطُبُ فَقَدْ لَغَوْتِ (رواه البخارى و مسلم)<br />Artinya : " Jika kamu berkata pada temanmu: diam, di hari jum'at ketika imam sedang khotbah, maka jum'at kamu sia-sia". (HR. Bukhori dan Muslim )<br /> <br />Praktik Berkhotbah<br />Dalam praktek berkhotbah hendaklah diperhatikan syarat dan rukun khotbah. Kemudian perhatikan urutan-urutan sebagai berikut :<br />Khotbah pertama.<br /> Khotib berdiri memberi salam.<br /> Khotib duduk mendengar adzan.<br /> Khotib berdiri kemudian membaca hamdalah seperti :<br /><br />أَلْحَمْدُ ِللهِ الَّذِى أَنْعَمَنَا بِاْلإِيْمَانِ وَاْلإِسْلاَمِ<br /> Membaca dua kalimat syahadat seperti :<br /><br />أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهَ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا رَسُوْلُ اللهِ<br /> Membaca sholawat Nabi saw ; seperti contoh :<br />اَللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلَى نَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى اَلِهِ وَصَحْبِهِ أَجْمَعِيْنَ<br /> Memberi wasiat tentang taqwa : إِتَّقُ اللهَ<br /> Pada waktu memberi wasiat hendaklah dengan mengutip ayat Al-Qur'an.<br /> Penutup khotbah pertama dengan membaca :<br /><br />أَقُوْلُ قَوْلِى هَذَا وَاسْتَغْفِرُ اللهُ لِى وَلَكُمْ<br /> Khotbah kedua.<br /> Setelah selesai khotbah pertama, khotib duduk sebentar, kemudian berdiri lagi lalu membaca hamdalah, syahadatain, shalawat kepada Nabi Muhammad saw, wasiat taqwa lalu mendoakan kaum muslimin. <br />أَللَّهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ وَالْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ أَْلأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَاْلأَمْوَاتِ<br /> Kemudian di tutup dengan bacaan : عِبَادَ اللهِ <br />إِنَّ اللهَ يَأْمُرُ بِالْعَدْلِ وَاْلإِحْسَانِ وَإِيْتَائِ ذِى اْلقُرْبَى وَيَنْهَى عَنِ الْفَحْشَاءِ وَالْمُنْكَرِ وَاْلبَغْيِ يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ, فَاذْكُرُوا اللهَ الْعَظِيْمِ يَذْكُرْكُمْ وَاشْكُرُوْهُ عَلَى نِعَمِهِ يَزِدْكُمْ وَاسْئَلُوْهُ مِنْ فَضْلِهِ يُعْطِكُمْ وَلَذِكْرُ اللهِ اَكْبَرُ<br />Fungsi Khotbah<br />Fungsi khotbah jum'at antara lain: Untuk mengingatkan kaum muslimin agar meningkatkan iman dan taqwa, meningkatkan amal sholeh, memperbaiki akhlaq, dorongan menuntut ilmu, mempererat ukhuwah islamiyah dan lain-lainnya.<br /><br />Dakwah<br />Kata da’wah merupakan masdar (kata dasar) dari kata kerja da’aa yad’uu yang berarti seruan, panggilan, ajakan. Menurut istilah dakwah ialah setiap kegiatan yang bersifat menyeru, mengajak dan memanggil orang atau kelompok orang untuk beriman kepada Allah swt, sesuai dengan ajaran aqidah (keyakinan), syari’ah (hukum) dan akhlak Islam.<br />Rasulullah saw; bersabda :<br />بَلِّغُوْا عَنِّى وَلَوْ أَيَةً (رواه البخارى)<br />Artinya : "Sampaikanlah ajaran-ajaran dariku walaupun hanya satu ayat". (HR. Bukhori )<br /><br />Rasulullah saw melakukan da’wah menurut prinsip yang telah digariskan Allah swt dalam Al-Qur’an sebagai berikut :<br />اُدْعُ إِلَى سَبِيْلِ رَبِّكَ بِالْحِكْمَةِ وَالْمَوْعِظَةِ الْحَسَنَةِ وَجَادِلْهُمْ بِالَّتِيْ هِيَ أَحْسَنُ إِنَّ رَبَّكَ هُوَ أَعْلَمُ بِمَنْ ضَلَّ عَنْ سَبِيْلِهِ وَهُوَ أَعْلَمُ بِالْمُهْتَدِيْنَ <br />Artinya :” Serulah (manusia) kepada jalan Tuhanmu dengan hikmah dan pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya Tuhanmu Dialah yang lebih mengetahui tentang siapa yang tersesat dari jalan-Nya dan Dialah yang lebih mengetahui orang-orang yang mendapat petunjuk”.( An-Nahl : 125)<br /><br />Adapun metode berdakwah menurut Q.S. An-Nahl : 125 adalah dengan cara :<br /> Bilhikmah (kebijaksanaan) artinya dengan cara yang jelas dan tegas sehingga dapat membedakan antara yang haq dan yang bathil. Penyampaian dakwah ini terlebih dahulu harus mengetahui tujuannya dan mengenal secara benar terhadap orang atau kelompok yang menjadi sasarannya.<br /> Mauidhah hasanah artinya berdakwah dengan nasehat yang baik maksudnya dengan menyenangkan hati, tidak menyakitkan dan tidak memaksakan tetapi dengan cara persuasif yaitu memberikan kesempatan kepada orang untuk berfikir dan menentukan sendiri.<br /> Mujadalah (diskusi) ialah berdakwah dengan saling tukar fikiran dan informasi. Cara ini biasanya dilakukan kepada orang yang mempunyai kemampuan berfikir logis dan kritis.<br />Berdakwah atau menyeru orang (kelompok orang) agar meyakini ajaran Islam dan mengamalkan ajarannya merupakan tugas suci kita semua sebagaimana perintah nabi Muhammad saw, dalam kandungan hadits di atas. Dakwah bisa dilakukan dengan lisan, tulisan dan perbuatan sebagaimana yang pernah dicontohkan oleh Rasulullah saw pada masa hidupnya.<br />Setiap muslim hendaklah menyadari bahwa berdakwah adalah merupakan suatu kewajiban, sedang berhasil atau tidaknya Allahlah yang menentukan (Lihat Q.S. At-Taubah : 56).<br /><br /><br />BAB TARIH ISLAM<br /><br /> TADARRUS Bacalah ayat-ayat berikut 5 – 10 menit, perhatikan kaidah-kaidah tajwid dan makhrojnya.<br />بِسْمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ<br /> Q.S. Al-Baqoroh : 255 <br />اَللهُ لاَ إِلَـهَ إِلاَّ هُوَ الْحَيُّ الْقَيُّوْمُ لاَ تَأْخُذُهُ سِنَةٌ وَلاَ نَوْمٌ لَّهُ مَا فِي السَّمَاوَاتِ وَمَا فِي الأَرْضِ مَنْ ذَا الَّذِيْ يَشْفَعُ عِنْدَهُ إِلاَّ بِإِذْنِهِ يَعْلَمُ مَا بَيْنَ أَيْدِيْهِمْ وَمَا خَلْفَهُمْ وَلاَ يُحِيْطُوْنَ بِشَيْءٍ مِّنْ عِلْمِهِ إِلاَّ بِمَا شَاءَ وَسِعَ كُرْسِيُّهُ السَّمَاوَاتِ وَالأَرْضَ وَلاَ يَؤُوْدُهُ حِفْظُهُمَا وَهُوَ الْعَلِيُّ الْعَظِيْمُ <br /><br /> Q.S. Al-Kahfi : 109 <br />قُلْ لَّوْ كَانَ الْبَحْرُ مِدَاداً لِّكَلِمَاتِ رَبِّيْ لَنَفِدَ الْبَحْرُ قَبْلَ أَن تَنْفَدَ كَلِمَاتُ رَبِّيْ وَلَوْ جِئْنَا بِمِثْلِهِ مَدَداً <br /><br /> Q.S. Luqman : 20 <br />أَلَمْ تَرَوْا أَنَّ اللهَ سَخَّرَ لَكُمْ مَّا فِي السَّمَاوَاتِ وَمَا فِي اْلأَرْضِ وَأَسْبَغَ عَلَيْكُمْ نِعَمَهُ ظَاهِرَةً وَبَاطِنَةً وَمِنَ النَّاسِ مَنْ يُجَادِلُ فِي اللهِ بِغَيْرِ عِلْمٍ وَلاَ هُدًى وَلاَ كِتَابٍ مُّنِيْرٍ<br /><br /><br />A. Perkembangan Ilmu Pengetahuan Pada Masa Pembaharuan.<br />Yang dimaksud masa pembaharuan itu adalah masa kurang lebih sekitar tahun 1800 M sampai sekarang. Pada masa pembaharuan, perkembangan ilmu pengetahuan banyak mengalami kemajuan. Hal ini dapat dilihat diberbagai negara seperti di Turki, India, Mesir dan di negara-negara muslim lainnya. Adapun tokoh-tokoh dan usahanya dalam memajukan pemikiran Islam antara lain :<br />1. Sultan Muhammad II (1785-1839) dari kesultanan Turki Usmani melakukan usaha-usaha antara lain :<br />a. Melakukan modernisasi di bidang pendidikan dan pengajaran dengan me-masukkan kurikulum pengetahuan umum di lembaga-lembaga pendidikan Islam (madrasah)<br />b. Mendirikan lembaga pendidikan “Maktebi Ma’arif”, untuk mencetak tenaga-tenaga ahli di bidang administrasi dan membangun lembaga “Maktabi Ulumi Edebiyet”, untuk menyediakan tenaga-tenaga ahli di bidang penerjemah.<br />c. Mendirikan perguruan tinggi di bidang kedokteran, militer dan tehnologi.<br />Setelah kesultanan Turki dihapuskan pada tanggal 1 Nopember 1923 M, Turki memproklamirkan diri sebagai negara Republik dengan Presiden pertamanya Mustofa Kemal At-Taturk (1881-1938), maka kemajuan Turki di bidang ilmu pengetahuan dan tehnologi semakin meningkat.<br />2. Sayid Ahmad Khan, (1817-1898 M), lahir di New Delhi pada tanggal 17 Oktober 1817 M. Melakukan usaha-usaha antara lain :<br />Mendirikan sekolah Inggris di Mudarabad tahun 1861 M<br />Mendirikan lembaga penterjemah ilmu pengetahuan modern ke dalam bahasa Urdu yang disebut dengan “The Scientific Society” atau “Translation Society”.<br />Mendirikan Sekolah “Muhammaden Anglo Oriental College” (MAOC) tahun 1878 M, yang kemudian berkembang menjadi “MuslimUniversity of Aligarh”.<br />Untuk menyatukan umat Islam, pada tahun 1886 M mendirikan “Muhammeden Educational Conference”, yang menyatakan bahwa umat Islam tidak mungkin bersatu dengan umat hindu dalam satu negara, karenanya umat Islam harus mempunyai negara tersendiri terpisah dari umat Hindu.<br />Pada tahap berikutnya setelah umat Islam mendirikan negara tersendiri terlepas dari India pada tanggal 14 Agustus 1947 juga berdiri lembaga-lembaga pengetahuan seperti :<br />a) Liga Muslimin, berdiri tahun 1906 M. Saat dipimpin oleh Muhammad Ali Jinah (1876-1948 M) organisasi ini berperan penting dalam usaha Kemerdekaan Pakistan tahun 1947.<br />b) Al-Maududi, berdiri tahun 1904 M, pendirinya adalah Abul A'la Al-Maududi. Banyak kaum intelektual Islam yang terpengaruh pikiran-pikiran Maududi yang lebih modernist.<br />c) Pusat Studi Pakistan, berdiri tahun 1981 M di London (Inggris). Organisasi ini bertujuan memperkenalkan Islam ke dunia luar.<br /><br /> 3. Muhammad Ali, penguasa Mesir tahun 1805-1845 M.<br />Pada waktu ekspansi Napoleon ke Mesir (1798 M), umat Islam Mesir khususnya para penguasa dan kaum cendekiawannya menyadari akan keterbelakangan mereka dalam urusan dunia jika dibandingkan dengan bangsa Eropa. Oleh sebab itu mereka melakukan berbagai upaya agar mampu menguasai ilmu pengetahuan dan tehnologi seperti yang dimilki oleh bangsa-bangsa Eropa. Atas Usaha Muhammad Ali tahun 1805-1845 M penguasa Mesir waktu itu melakukan usaha-usaha dengan cara mengirimkan para mahasiswa untuk belajar ilmu pengetahuan dan tehnologi di Prancis (yang sebenarnya pada saat zaman keemasan Islam ilmu dan tehnologi itu sudah lebih dulu dikuasai oleh orang-orang muslim). Dan setelah mereka kembali ke Mesir mereka mengajar di berbagai perguruan tinggi terutama di Universitas Al-Azhar yang mahasiswanya tidak hanya orang mesir saja tetapi juga dari berbagai penjuru dunia yang mayoritas penduduknya muslim. Dengan begitu pengembangan ilmu dan tehnologi yang benar-benar berlandaskan ajaran Islam dapat dengan cepat menyebar ke seluruh dunia. Disamping Universitas Al-Azhar juga telah didirikan universitas lain seperti : Universitas Iskandariyah di kota Iskandariyah, Universitas Ainusyams (1950 M) di Cairo, Universitas Hilwan, Universitas Assiut (1957 M), Universitas Suez (1976 M), The American University in Cairo (AUC), yang pada universitas-universitas tersebut terdapat beberapa fakultas antara lain : Kedokteran, Farmasi, Tehnik, Pertanian, Pedagangan, Hukum dan Sastra.<br /><br />B. Perkembangan Kebudayaan Pada Masa Pembaharuan<br />Kebudayaan umat Islam pada masa pembaharuan berkembang ke arah yang lebih baik. Hal ini dapat dilihat dan dipelajari di negara-negara yang mayoritas penduduknya muslim seperti: Saudi Arabia, Mesir, Iran, Irak, Kuwait, Pakistan, Malaysia, Brunai dan Indonesia.<br />1. Arsitektur.<br />Arsitektur-arsitektur muslim yang merancang gedung, istana, masjid, hotel dan semacamnya yang sangat indah dan artistik dapat dilihat di berbagai negara Islam seperti: Masjdil Haram (yang berarti masjid yang dihormati, dimulyakan). Masjid ini berbentuk empat persegi yang terletak di tengah-tengah kota Mekah dan merupakan masjid tertua di dunia yang di tengahnya terdapat Ka’bah. Ka’bah disebut juga Baitullah (rumah Allah), Baitul Atiq (rumah kemerdekaan), yang telah ditetapkan oleh Allah SWT sebagai kiblat umat Islam di seluruh dunia dalam mengerakan sholat. Selain itu terdapat hajar aswad yang terletak di dinding Ka’bah, makam Ibrahim, Hijr Ismail dan sumur Zam-zam yang letaknya tidak jauh dari Ka’bah. Keadaan Masjidil haram pada masa Rasulullah SAW dengan keadaan sekarang ini sudah jauh berbeda. Pada masa Rasulullah SAW masih hidup keadaan Masjidil Haram masih belum begitu sangat luas dan masih sangat sederhana. Sekarang ini keadaan Masjidil Haram sangat luas dan merupakan bangunan yang sangat megah dan indah. Masjidil Haram yang sekarang ini berlantai empat yang untuk naik dari lantai dasar ke lanatai atasnya sudah disediakan eskalator. <br />Masjd Nabawi adalah masjid masjid yang sangat indah dan megah yang terletak di jantung kota Madinah. Masjid ini juga sangat luas, kalau pada zaman Nabi Muhammad SAW luas masjid hanya kurang lebih 2.500 m2, sekarang luasnya sudah menjadi 165.000 m2 (luas seluruh kota Madinah pada masa Rasulullah SAW). Hal ini mengakibatkan makam Rasulullah SAW, Abu Bakar r.a., dan Umar bin Khattab r.a. yang dulu berada di luar masjid sekarang ini berada di dalam masjid. Demikian pula pemakaman umum (maqbaroh) yang dulu berada di pinggir kota Madinah, sekaran berada di samping atau halaman Masjid Madinah. <br />Masjid Nabawi itu bertambah indah dan megah dengan adanya sepuluh buah menara yang menjulang tinggi dan 95 buah pintu yang lebar dan indah, serta kubah masjid yang dapat terbuka dan tertutup. Selain itu pada atap masjid Nabawi di atas pintu Al-Majidi dari sebelah barat memanjang ke timur, telah dibangun bertingkat dua yang dimanfaatkan untuk perkantoran, perpustakaan, gudang, peralatan dan selebihnya digunakan untuk tempat shalat apabila jamaah di bawah terlalu padat.Pada lantai bawah seluruh ruangan masjid sudah memakai pendingin (AC) dan tiang-tiang masjid sudah dilapisi dengan emas. <br />Selain itu bentuk arsitektur di negara-negara yang mayoritas penduduknya muslim juga sangat banyak banyak dan megah-megah. Misalnya di Turki, sekarang ini Turki memiliki tidak kurang 62.000 masjid yang arsitekturnya sangat indah-indah, juga bangunan-bangunan sekolah Islam di Turki tidak kurang dari 2000 sekolah Al-Qur’an yang sangat indah dan megah.<br />Di negeri Iran ketika dinasti Qatar berkuasa tahun 1794 – 1925 M, telah di bangun kota Teheran sebagai ibu kota negara pada abad 18 M. Perkembangan kota ini sangat pesat terutama pada masa kekuasaan Dinasti Pahlewi (1926-1979), Adapun peninggalan Dinasti Qatar ini antara lain :<br /> Istana Niavarand, bekas tempat kediaman Syeh Muhamaad Reza Pahlewi dan keluarganya.<br /> Pekuburan Bahesty Zahra’ (Taman Zahra’ dalam bahasa Persia, putri Rasulullah SAW). Pekuburan ini merupakan tempat dimakamkannya puluhan ribu shuhada (pahlawan) revolusi Islam. Dipekuburan ini juga dimakamkan pemimpin revolusi Islam Ayatullah Khomaeni (wafat tahun 1989 M).<br />Di negeri Irak juga terdapat arsitektur-arsitektur bangunan yang sangat megah seperti Masjid, Madrasah, Makam, Hotel, Moseum, Perkantoran dan bangunan-bangunan insdustri, jalan kereta api yang menghubungkan Basrah dan Baghdad, Bandara Internasional Basra, Pelabuhan Internasional Um Al-Qoshr dan masih banyak lagi. Bangunan-bangunan tersebut sekarang banyak yang sudah hancur akibat serangan tentara Amerika Serikat yang yang menginvasi Irak secara sepihak.<br /><br />2. Sastra<br />Pada masa pembaharuan telah muncul beberapa orang sastrawan yang karya-karyanya sangat bersifar religius di berbagai negara, seperti :<br />1) Muhammad Iqbal (1877-1938). Beliau lahir dipakistan dan telah banyak karya-karya yang disumbangkan seperti filsfat dan puisi yang menggunakan bahasa Urdu dan Persi yang kini telah banyak diterjemahkan ke dalam bahsa Indonesia. Dari karyanya yang sangat terkenal berupa puisi adalah Asrari Huldi dan karya filsafatnya yang berjudul “The Reconstruction of Religius Trough in Islam”,( kedua buku tersebut sudah diterjemahkan ke dalam bahsa Indonesia). <br />2) Mustofa Lutfi Al-Manfaluti (1876-1926 M), beliau adalah seorang ulama dan sastrawan Al-Azhar yang sudah banyak mengarang cerpen bergaya klasik dan semi modern.<br />3) Dr. Muhammad Husei Haikal (1888-1956 M), ia berasal dari Mesir yang telah menulis karya yang berjudul Hayatu Muhammad (sejarah hidup Nabi Muhammad SAW) yang juga telah di terjemahkan ke dalam bahasa Indonesia, ia adalah seorang perintis sastrawan yang dianggap modern setelah menerbitkan karya yang berjudul Zainab (terbit tahun 1914).<br />4) Abdus Salam Al-Ujaili (lahir tahun 1918 M), adalah seorang sastrawan dari Suriah yang juga seorang dokter medis yang banyak menulis novel dan cerpen.<br />5) Aisyah Abdurrahman (nama populernya Binti Syati’), beliau peraik gelar doktor dalam bidang sastra klasik yang merupakan editor harian terkenal Al-Ahram di Mesir. Beliau juga menulis tafsir Al-Qur’an dari segu sastra.<br /><br />1. Kaligrafi<br />Kaligrafi berasal dari bahasa Yunani kaligrfia atau kaligrafos. Kallos berarti indah dan grapho berarti tulisan. Jadi kaligrafi berarti tulisan atau aksara yang indah yang mempunyai nilai estetis. Dalam bahasa Arab kaligrafi disebut dengan khatt, yang dalam bahsa sehari-hari berarti tulisan yang indah yang memiliki nilai estetis. Kaligrafi memiliki bermacam-macam gaya seperti Al-Aqlam As-Sittah ((The Six Hand/Styles). Perhatikan kaligrafi-kaligrafi berikut :<br /> <br />Seni kaligrafiberkembang sangat cepat ke seluruh pelosok dunia khususnya ke negara-negara yang mayoritas penduduknya muslim. Seni kaligrafi dipakai sebagai hiasan-hiasan di masjid, penyekat ruangan, dinding rumah, alat-alat rumah tangga, juga dugunakan di berbagai macam seperti kertas, kain dan sebagainya.mamad_afeihttp://www.blogger.com/profile/05866353483854837480noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-136674046713570666.post-70291960576802933192010-02-18T21:45:00.000-08:002010-02-18T23:14:14.960-08:00MATERI AJAR PAI KLS. X SMT,2BAB AL-QUR'AN<br /><br /> TADARRUS Bacalah ayat-ayat berikut 5 – 10 menit, perhatikan kaidah-kaidah tajwid dan makhrojnya.<br />بِسْمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ<br /> Q.S. Ali-Imron : 159 <br />فَبِمَا رَحْمَةٍ مِّنَ اللهِ لِنْتَ لَهُمْ وَلَوْ كُنْتَ فَظّاً غَلِيْظَ الْقَلْبِ لاَنْفَضُّواْ مِنْ حَوْلِكَ فَاعْفُ عَنْهُمْ وَاسْتَغْفِرْ لَهُمْ وَشَاوِرْهُمْ فِي الأَمْرِ فَإِذَا عَزَمْتَ فَتَوَكَّلْ عَلَى اللهِ إِنَّ اللهَ يُحِبُّ الْمُتَوَكِّلِيْنَ <br /><br /> Q.S. Asy-Syuro : 38 <br />وَالَّذِينَ اسْتَجَابُوْا لِرَبِّهِمْ وَأَقَامُوا الصَّلاَةَ وَأَمْرُهُمْ شُوْرَى بَيْنَهُمْ وَمِمَّا رَزَقْنَاهُمْ يُنفِقُوْنَ <br /><br /> Al-Isro’ : 53 <br />وَقُلْ لِّعِبَادِيْ يَقُولُواْ الَّتِيْ هِيَ أَحْسَنُ إِنَّ الشَّيْطَانَ يَنْزَغُ بَيْنَهُمْ إِنَّ الشَّيْطَانَ كَانَ لِْلإِنْسَانِ عَدُوّاً مُّبِيْناً <br /><br /> An-Nahl : 125 <br />اُدْعُ إِلَى سَبِيْلِ رَبِّكَ بِالْحِكْمَةِ وَالْمَوْعِظَةِ الْحَسَنَةِ وَجَادِلْهُمْ بِالَّتِيْ هِيَ أَحْسَنُ إِنَّ رَبَّكَ هُوَ أَعْلَمُ بِمَنْ ضَلَّ عَنْ سَبِيْلِهِ وَهُوَ أَعْلَمُ بِالْمُهْتَدِيْنَ <br /><br /><br />A. AL-QUR'AN SURAT ALI IMRON : 159 <br />Bacalah Dengan Benar Sesuai Dengan Tajwidnya Kemudian Salinlah dan Fahami Kandungan-nya.<br /><br />فَبِمَا رَحْمَةٍ مِّنَ اللهِ لِنْتَ لَهُمْ وَلَوْ كُنْتَ فَظّاً غَلِيْظَ الْقَلْبِ لاَنْفَضُّواْ مِنْ حَوْلِكَ فَاعْفُ عَنْهُمْ وَاسْتَغْفِرْ لَهُمْ وَشَاوِرْهُمْ فِي الأَمْرِ فَإِذَا عَزَمْتَ فَتَوَكَّلْ عَلَى اللهِ إِنَّ اللهَ يُحِبُّ الْمُتَوَكِّلِيْنَ [ سورة أل عمران - 159]<br />Artinya :"Maka disebabkan rahmat dari Allah-lah kamu berlaku lemah-lembut terhadap mereka. Sekiranya kamu bersikap keras lagi berhati kasar, tentulah mereka menjauhkan diri dari sekelilingmu. Karena itu ma`afkanlah mereka, mohonkanlah ampun bagi mereka, dan bermusyawarahlah dengan mereka dalam urusan itu. Kemudian apabila kamu telah membulatkan tekad, maka bertawakkallah kepada Allah. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertawakkal kepada-Nya" ( Ali Imron : 159)<br /><br />Kandungan Ayat :<br /> Menjelaskan tentang perintah untuk selalu bermusyawarah dalam segala urusan.<br /> Bersikap dan berperilaku lemah lembut dalam pergaulan hidup bermasyarakat.<br /> Menjauhi sikap dan berperilaku kasar dalam masyarakat yang dapat menyebabkan orang-orang menjauh dari kita.<br /> Bila ada orang lain berbuat salah dan mereka berusaha memperbaikinya maka hendaklah kita memaafkan mereka dan memohonkan ampun kepada mereka.<br /> Jika kita memiliki cita-cita yang baik dan bertekat untuk mewujudkan maka hendaklah selalu bertawakkal kepada Allah swt.<br /><br />B. ASY-SYURO : 38<br />Bacalah Dengan Benar Sesuai Dengan Tajwidnya Kemudian Salinlah dan Fahami Kandungannya.<br /><br />وَالَّذِينَ اسْتَجَابُوْا لِرَبِّهِمْ وَأَقَامُوا الصَّلاَةَ وَأَمْرُهُمْ شُوْرَى بَيْنَهُمْ وَمِمَّا رَزَقْنَاهُمْ يُنفِقُوْنَ <br />[ سورة الشورى - 38] <br /><br />Artinya :" Dan (bagi) orang-orang yang menerima (mematuhi) seruan Tuhannya dan mendirikan shalat, sedang urusan mereka (diputuskan) dengan musyawarat antara mereka; dan mereka menafkahkan sebagian dari rezki yang Kami berikan kepada mereka. (Asy-Syuro : 38)<br /><br />Kandungan Ayat :<br /> Menjelaskan pentingnya bermusyawarah dalam segala urusan.<br /> Senantiasa melaksanakan perintah Allah swt dan meninggalkan larangan-Nya.<br /> Ciri utama orang yang bertaqwa adalah disiplin menegakkan sholat dan menafkahkan rizki yang dianugerahkan oleh Allah swt.<br /><br />C. AN-NAHL : 125 <br />Bacalah Dengan Benar Sesuai Dengan Tajwidnya Kemudian Salinlah dan Fahami Kandungannya.<br /><br />اُدْعُ إِلَى سَبِيْلِ رَبِّكَ بِالْحِكْمَةِ وَالْمَوْعِظَةِ الْحَسَنَةِ وَجَادِلْهُمْ بِالَّتِيْ هِيَ أَحْسَنُ إِنَّ رَبَّكَ هُوَ أَعْلَمُ بِمَنْ ضَلَّ عَنْ سَبِيْلِهِ وَهُوَ أَعْلَمُ بِالْمُهْتَدِيْنَ [ سورة النحل - 125 ]<br />Artinya : "Serulah (manusia) kepada jalan Tuhanmu dengan hikmah dan pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya Tuhanmu Dialah yang lebih mengetahui tentang siapa yang tersesat dari jalan-Nya dan Dialah yang lebih mengetahui orang-orang yang mendapat petunjuk". (An-Nahl :125) <br /> <br />Kandungan Ayat :<br /> Menjelaskan tentang tata cara berdakwah.<br /> Metode dakwah yang baik adalah dengan cara hikmah, mauidhah hasanah dan mujadalah.<br />Bilhikmah berarti penyampaian dakwah kepada seseorang, terlebih dahulu harus mengetahui tujuannya dan mengenal secara benar terhadap orang/kelompok yang menjadi sasaran dakwahnya. Mau’idhoh hasanah artinya memberikan kepuasan kepada orang/ kelompok orang yang menjadi sasaran dakwahnya melalui cara-cara yang baik. Mujadalah berarti berdiskusi dan bertukar pikiran dengan cara yang baik sesuai dengan kondisi seseorang/kelompok orang yang menjadi sasaran dakwahnya.<br /> Penegasan bahwa Allah swt itu Maha Mengetahui siapa yang sesat dan siapa yang mendapat petunjuk.<br /><br />Kesimpulan :<br />Musyawarah sangat berguna untuk membangun suatu masyarakat yang demokratis. Adapun manfaatnya adalah sebagai berikut: <br /> Dapat mempertemukan beberapa pendapat dan sikap yang berbeda-beda.<br /> Dapat menghargai, menghormati, memahami pendapat orang lain.<br /> Dapat memperoleh pengalaman baru dan mencari pendapat yang terbaik.<br /> Dapat menghilangkan sikap otoriter, diktator, dan sikap sewenang-wenang.<br /> Dapat memperkuat tali persaudaraan dan silaturrahmi diantara mereka.<br /> <br />BAB II IMAN KEPADA MALAIKAT<br /><br /> TADARRUS Bacalah ayat-ayat berikut 5 – 10 menit, perhatikan kaidah-kaidah tajwid dan makhrojnya.<br />بِسْمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ<br /> Q.S. Ar-Ra’d : 11 <br />لَهُ مُعَقِّبَاتٌ مِّن بَيْنِ يَدَيْهِ وَمِنْ خَلْفِهِ يَحْفَظُوْنَهُ مِنْ أَمْرِ اللهِ إِنَّ اللهَ لاَ يُغَيِّرُ مَا بِقَوْمٍ حَتَّى يُغَيِّرُواْ مَا بِأَنْفُسِهِمْ وَإِذَا أَرَادَ اللهُ بِقَوْمٍ سُوْءاً فَلاَ مَرَدَّ لَهُ وَمَا لَهُمْ مِّنْ دُوْنِهِ مِنْ وَالٍ <br /><br /> Q.S. Al-Mu’min : 7 <br />اَلَّذِيْنَ يَحْمِلُوْنَ الْعَرْشَ وَمَنْ حَوْلَهُ يُسَبِّحُوْنَ بِحَمْدِ رَبِّهِمْ وَيُؤْمِنُوْنَ بِهِ وَيَسْتَغْفِرُوْنَ لِلَّذِيْنَ آمَنُوْا رَبَّنَا وَسِعْتَ كُلَّ شَيْءٍ رَّحْمَةً وَعِلْماً فَاغْفِرْ لِلَّذِيْنَ تَابُوْا وَاتَّبَعُوْا سَبِيْلَكَ وَقِهِمْ عَذَابَ الْجَحِيْمِ <br /><br /> Q.S. Asy-Syuuro : 5 <br />تَكَادُ السَّمَاوَاتُ يَتَفَطَّرْنَ مِنْ فَوْقِهِنَّ وَالْمَلاَئِكَةُ يُسَبِّحُوْنَ بِحَمْدِ رَبِّهِمْ وَيَسْتَغْفِرُوْنَ لِمَنْ فِي اْلأَرْضِ أَلاَ إِنَّ اللهَ هُوَ الْغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ<br /><br /><br />A. PENGERTIAN IMAN KEPADA MALAIKAT<br /> Asal kata malaikat adalah مَلَكٌ jamak dari مَلاَئِكَةٌ , yang berarti misi/utusan. Iman kepada malaikat artinya percaya dan yakin bahwa Allah swt telah menciptakan malaikat yang diberi tugas melaksanakan perintah-Nya. Iman kepada malaikat hukumnya wajib sehingga seorang muslim yang tidak beriman kepada malaikat dia dianggap murtad (keluar dari agama Islam). Perintah untuk beriman kepada malaikat terdapat dalam Al-Qur’an sebagai berikut :<br />وَالْمُؤْمِنُوْنَ كُلٌّ آمَنَ بِاللهِ وَمَلآئِكَتِهِ وَكُتُبِهِ وَرُسُلِهِ [ سورة البقرة - 285]<br />Artinya : “Demikian pula orang-orang yang beriman. Semuanya beriman kepada Allah, malaikat-malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya dan rasul-rasul-Nya. ".(Al-Baqoroh : 285)<br /><br />Malaikat sangat patuh dan taat dalam melaksanakan semua perintah Allah swt. Allah swt., berfirman :<br />لاَ يَعْصُوْنَ اللهَ مَا أَمَرَهُمْ وَيَفْعَلُوْنَ مَا يُؤْمَرُوْنَ [ سورة التحريم -6]<br />Artinya : "... (Malaikat-malaikat) yang tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang di perintahkan Allah kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan". (At-Tahrim : 6)<br /><br />Adapun nama-nama dan tugas malaikat adalah sebagai berikut :<br />1. Malaikat Jibril, bertugas menyampaikan wahyu dari Allah swt., kepada para nabi dan Rasul.<br />2. Malaikat Mikail, bertugas menurunkan hujan, menumbuhkan tumbuh-tumbuhan, membagi rizki/karunia atas izin Allah swt.<br />3. Malaikat Isrofil, bertugas meniup sangkakala (terompet) di hari kiamat dan hari kebangkitan setelah mati.<br />4. Malaikat Izroil, bertugas mencabut nyawa dan makhluk hidup lainnya.<br />5/6. Malaikat Rokib dan Atid, bertugas mencatat amal perbuatan baik dan perbuatan buruk manusia.<br />7/8. Malaikat Munkar dan Nakir, bertugas menanyai manusia yang telah mati di alam kubur.<br />9. Malaikat Malik, bertugas menjaga neraka dan memimpin malaikat penyiksa penghuni neraka, yang jumlahnya ada 19 menurut surat Al-Mudatsir.<br />10. Malaikat Ridwan, bertugas menjaga surga dan memimpin para malaikat pelayan surga yang penuh damai dan kenikmatan.<br />Orang yang beriman wajib percaya kepada yang ghaib (lihat Al-Baqoroh: 3) termasuk malaikat.<br /><br />B. FUNGSI IMAN KEPADA MALAIKAT <br />Adapun fungsi iman kepada malaikat antara lain :<br />1. Mendorong manusia untuk selalu berbuat amal kebajikan dan meninggalkan amal perbuatan yang buruk. Allah swt., berfirman :<br />مَا يَلْفِظُ مِنْ قَوْلٍ إِلاَّ لَدَيْهِ رَقِيْبٌ عَتِيْدٌ [ سورة ق - 18]<br />Artinya : "Tiada suatu ucapanpun yang diucapkan melainkan ada di dekatnya malaikat pengawas yang selalu hadir" (Qof : 18).<br /><br />2. Mendidik manusia untuk selalu berhati-hati dan teliti dalam berbuat, karena merasa selalu diawasi dan di catat segala amalnya. Allah swt., berfirman :<br /><br />وَإِنَّ عَلَيْكُمْ لَحَافِظِيْنَ, كِرَاماً كَاتِبِيْنَ, يَعْلَمُوْنَ مَا تَفْعَلُوْنَ [ سورة الإنفطار – 12-10 ]<br />Artinya : "Padahal sesungguhnya bagi kamu ada (malaikat-malaikat) yang mengawasi (pekerjaanmu), yang mulia (disisi Allah), dan yang mencatat (pekerjaan-pekerjaan itu), mereka mengetahui apa yang kamu kerjakan" ( Al-Infithar : 10 - 12 ). <br /><br />3. Merasa aman dan tentram hatinya serta optimis dalam hidupnya, karena ia yakin ada malaikat yang mau menolong dan membantunya. Allah swt berfirman :<br /><br />رَبَّنَا وَسِعْتَ كُلَّ شَيْءٍ رَّحْمَةً وَعِلْماً فَاغْفِرْ لِلَّذِيْنَ تَابُوْا وَاتَّبَعُوْا سَبِيْلَكَ وَقِهِمْ عَذَابَ الْجَحِيْمِ [ سورة المؤمن - 7] <br />Artinya : "... ( Malaikat berdoa ) : Ya Tuhan kami, rahmat dan ilmu Engkau meliputi segala sesuatu, maka berilah ampun kepada orang-orang yang bertaubat dan mengikuti jalan Engkau dan peliharalah mereka dari siksa api neraka". ( Al-Mu'min : 7 ).<br />C. KEDUDUKAN MANUSIA DAN MALAIKAT<br /><br />1. Kedudukan manusia dan Malaikat disisi Allah swt.<br />Kedudukan manusia disisi Allah swt, adalah sebagai kholifahnya di muka bumi yang bertugas untuk mengabdi dan memakmurkan bumi dengan sebaik-baiknya berdasarkan ketentuan yang telah digariskan oleh Allah swt. Allah swt., berfirman :<br />هُوَ الَّذِيْ جَعَلَكُمْ خَلاَئِفَ فِي اْلأَرْضِ [ سورة فاطر - 39]<br />Artinya :" Dialah yang menjadikan kamu kholifah-kholifah di muka bumi" ( Fatir : 39 ).<br /><br />Sedangkan mailakat adalah hamba Allah swt yang bertugas sebagai pengawas terhadap tugas kekholifahan manusia di muka bumi. Setiap orang mukmin hendaknya menyadari bahwa dimanapun manusia berada, disitu ada malaikat yang selalu mengawasi dan mencatat semua amal perbuatannya sehingga dia akan berbuat sesuatu dengan khusuk dan istiqomah dan hanya ditujukan untuk beribadah kepada Allah swt. Dengan begitu insya Allah para malaikat akan selalu mendo’akan dan memohonkan ampun kepada Allah swt.<br /><br />2. Perbedaan manusia dan malaikat.<br />a. Berbeda asal kejadiannya. Allah swt., berfirman :<br />وَلَقَدْ خَلَقْنَا الإِنْسَانَ مِنْ صَلْصَالٍ مِّنْ حَمَإٍ مَّسْنُوْنٍ [ سورة الحجر - 26]<br /><br /><br />Artinya : "Dan sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia ( Adam ) dari tanah liat kering (yang berasal) dari lumpur hitam yang diberi bentuk (Al-Hijr : 26).<br /><br />Sedangkan asal kejadian malaikat, Rasulullah saw, menjelaskan:<br /><br />خُلِقَتِ الْمَلاَئِكَةِ مِنْ نُوْرٍ وَخُلِقَ الْجَانُّ مِنْ مَارِجٍ مِنْ نَارٍ (رواه مسلم)<br />Artinya :"Malaikat itu diciptakan dari cahaya, sedang jin dari nyala api. (HR. Muslim).<br /><br />b. Berbeda dalam sifat-sifatnya.<br />Malaikat adalah makhluk ghaib, bukan laki-laki, bukan perempuan, bukan banci. Malaikat tidak makan, tidak minum, tidak menikah, tidak beranak, tidak tidur, tidak pula di tulis amalnya, sedangkan manusia kebanyakan mempunyai kebalikan dari sifat tersebut diatas.<br /><br />7. Makhluk syahadah. <br />Diciptakan dari tanah.<br />Ada yang patuh kepada Allah swt., ada yang ingkar.<br />Wujud aslinya tampak dan dapat di- pegang atau di raba.<br />Mempunyai nafsu seperti nafsu syahwat, makan, minum, tidur dll.<br />Ada yang taat ada yang durhaka.<br /><br />Semua taat dan patuh kepada Allah Swt. <br />Wujudnya halus, sehingga wujud aslinya tak tampak oleh mata.<br />Tidak mempunyai nafsu.<br /><br />Semua malaikat selalu taat kepada Allah swt.<br />Bertempat tinggal di langit dan dapat turun ke bumi dengan kehendak Allah swt.<br /> <br /><br />BAB AKHLAQ<br /><br /> TADARRUS Bacalah ayat-ayat berikut 5 – 10 menit, perhatikan kaidah-kaidah tajwid dan makhrojnya.<br />بِسْمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ<br /> Q.S. Al-A’rof : 26 <br />يَا بَنِيْ آدَمَ قَدْ أَنْزَلْنَا عَلَيْكُمْ لِبَاساً يُوَارِيْ سَوْءَاتِكُمْ وَرِيْشاً وَلِبَاسُ التَّقْوَىَ ذَلِكَ خَيْرٌ ذَلِكَ مِنْ آيَاتِ اللهِ لَعَلَّهُمْ يَذَّكَّرُوْنَ <br /><br /> Q.S. Al-Ahzab : 59 <br />يَا أَيُّهَا النَّبِيُّ قُلْ ِّلأَزْوَاجِكَ وَبَنَاتِكَ وَنِسَاءَ الْمُؤْمِنِيْنَ يُدْنِيْنَ عَلَيْهِنَّ مِنْ جَلاَبِيْبِهِنَّ ذَلِكَ أَدْنَى أَنْ يُعْرَفْنَ فَلاَ يُؤْذَيْنَ وَكَانَ اللهُ غَفُوْراً رَّحِيْماً <br /><br /> Q.S. Al-Ma’un : 4 - 7 <br />فَوَيْلٌ لِّلْمُصَلِّيْنَ . الَّذِينَ هُمْ عَنْ صَلاَتِهِمْ سَاهُوْنَ . الَّذِيْنَ هُمْ يُرَاؤُوْنَ . وَيَمْنَعُوْنَ الْمَاعُوْنَ <br /><br /><br />Seorang laki-laki pernah datang kepada Rasulullah saw dan bertanya : “Ya Rasulullah, apa sesungguhnya agama itu? “ Maka Beliau menjawab : ‘Akhlak yang baik!’. Diriwayatkan pula dari Abdullah bin ‘Amr katanya: ”Telah menjadi kebiasaan Rasulullah saw; memperbanyak do’a diantaranya :<br />أَلَّلهُمَّ كَمَا حَسَنْتَ خَلْقِى فَحَسِّنْ خُلُقِى<br />Artinya : “Ya Allah, telah Engkau beri aku tubuh yang baik, maka baikkanlah akhlakku”.<br /><br />A. ADAB BERPAKAIAN DAN BERHIAS<br />Sesungguhnya manusia adalah makhluk yang diberi bentuk tubuh paling sempurna dibandingkan dengan makhluk yang lain, maka memelihara dan merawatnya adalah merupakan kewajiban sebagai tanda syukur atas anugrah-Nya. Berpakaian dan berhias adalah merupakan keindahan bagi manusia sebab Allah swt itu indah dan sangat menyukai keindahan. Rasulullah saw; selalu menganjurkan umatnya untuk selalu berpakaian dan berhias dengan rapi serta serasi sehingga enak di pandang. Allah swt berfirman : <br />يَا بَنِيْ آدَمَ قَدْ أَنْزَلْنَا عَلَيْكُمْ لِبَاساً يُوَارِيْ سَوْءَاتِكُمْ وَرِيْشاً وَلِبَاسُ التَّقْوَىَ ذَلِكَ خَيْرٌ ذَلِكَ مِنْ آيَاتِ اللهِ لَعَلَّهُمْ يَذَّكَّرُوْنَ [ سورة الأعراف - 26]<br />Artinya: “Hai anak Adam, sesungguhnya Kami telah menurunkan kepadamu pakaian untuk menutupi `auratmu dan pakaian indah untuk perhiasan. Dan pakaian takwa itulah yang paling baik. Yang demikian itu adalah sebagian dari tanda-tanda kekuasaan Allah, mudah-mudahan mereka selalu ingat”. (Q.S. Al-A’rof : 26) <br /><br />Berdasarkan ayat di atas maka manusia diwajibkan untuk berpakaian dan berhias dengan sebaik-baiknya menurut kondisi dan situasi dimana mereka berada. Misalnya, pakaian seragam sekolah yang sudah ditentukan harus dita’ati dan dipatuhi serta tidak mengurangi ketentuan-ketentuan yang sudah ditetapkan juga tidak menggunakan perhiasan yang mencolok.<br />1. Fungsi Pakaian<br /> Sebagai penutup aurot.<br />Aurot adalah bagian tubuh manusia yang tidak boleh dibuka dan dilihat orang lain. Aurot laki-laki dewasa ialah antara pusar dan lutut, sedangkan aurot perempuan ialah seluruh tubuhnya kecuali muka dan telapak tangan. Pakaian yang Islami adalah pakaian yang dapat menutup aurot baik bagi laki-laki maupun perempuan. Perhatikan firman Allah swt; berikut :<br />يَا أَيُّهَا النَّبِيُّ قُل ِّلأَزْوَاجِكَ وَبَنَاتِكَ وَنِسَاءَ الْمُؤْمِنِيْنَ يُدْنِيْنَ عَلَيْهِنَّ مِنْ جَلاِبِيْبِهِنَّ ذَلِكَ أَدْنَى أَنْ يُعْرَفْنَ فَلاَ يُؤْذَيْنَ وَكَانَ اللهُ غَفُوْراً رَّحِيْماً [ سورة الأحزاب - 59 [<br />Artinya : “Hai Nabi katakanlah kepada isteri-isterimu, anak-anak perempuanmu dan isteri-isteri orang mu'min: "Hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya ke seluruh tubuh mereka". Yang demikian itu supaya mereka lebih mudah untuk dikenal, karena itu mereka tidak diganggu. Dan Allah adalah Maha pengampun lagi Maha penyayang. (Q.S. Al-Ahzab : 59)<br /><br />Ayat tersebut menjelaskan bahwa Allah swt; menyuruh wanita-wanita beriman agar berpakaian yang dapat menutup seluruh aurotnya, manfaatnya adalah untuk menunjukkan identitas seorang mukmin. Bahkan dalam hadits yang diriwayatkan Imam Muslim dikatakan bahwa wanita yang tidak akan masuk surga dan tidak akan mencium baunya surga antara lain karena berpakaian tetapi telanjang (pakaian terlalu minim, tipis, tembus pandang, ketat atau pakaian yang merangsang lawan jenisnya karena aurotnya terbuka).<br /> Sebagai Perhiasan.<br />Fungsi perhiasan adalah agar memberikan keindahan selama keindahan itu tidak melanggar norma agama. Hal inilah yang mendorong manusia untuk mengembangkan mode pakaian. Sehingga mode-mode pakaian yang Islami dapat berkembang karena banyak kita lihat sekarang ini sebagian besar mode pakaian hanya menonjolkan aurot atau menampilkan sensualitas sehingga menimbulkan rangsangan birahi lawan jenisnya. Hal inilah yang dilarang dalam ajaran Islam.<br /> Sebagai Pelindung.<br />Disamping sebagai pelindung tubuh dari berbagai hal yang dapat menyebabkan tubuh menjadi sakit, pakaian juga berfungsi sebagai pelindung diri godaan-godaan yang dapat menjurus kepada perbuatan-perbuatan maksiat. Terjadinya pelecehan seksual seperti perzinaan, pemerkosaan dan semacamnya kadang penyebabnya karena pakaian wanita sering mempertontonkan aurotnya. <br />2. Adab Berpakaian.<br />a. Membaca do’a<br />b. Memulai dengan anggota badan sebelah kanan<br />c. Tidak berpakaian yang dapat menimbulkan kesombongan<br />d. Tidak berpakaian dengan pakaian jahiliyah<br />e. Tidak menyerupai pakaian laki-laki atau perempuan<br /><br />B. ADAB BERTAMU DAN MENERIMA TAMU<br />1. Bertamu<br />Bertamu artinya berkunjung ke tempat orang lain dengan tujuan untuk ber-silaturrahmi. Berkunjung kepada orang lain karena ada keperluan atau dengan niat silaturrahmi adalah termasuk mengukuti sunnah Rasulullah saw; sebagaimana sabdanya :<br />قَالَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : مَنْ سَرَّهُ أَنْ يَبْسُطَ لَهُ فِىْ رِزْقِهِ وَأَنْ يُنْسَأَلَهُ فِى أَثَرِهِ فَلْيَصِلْ رَحِمَهُ (رواه البخارى و مسلم)<br />Artinya: “Barang siapa ingin dilapangkan rizkinya dan dipanjangkan umurnya, maka hendaklah ia melakukan silaturrahmi”. (HR. Bukhori dan Muslim)<br /> <br />Menurut ajaran Islam orang yang bertamu harus memperhatikan tata krama dan berakhlak menurut petunjuk Allah swt dan rasulNya. Adapun tata cara bertamu adalah sebagi berikut:<br />• Berjalan menuju rumah tempat bertamu dengan sopan<br />• Tidak berada di depan pintu<br />• Membaca basmalah sebelum mengetuk pintu<br />• Mengucapkan salam<br />• Tidak mendengarkan suara yang ada di dalam rumah<br />• Meminta ijin sesudah mengucapkan salam<br />• Jika di ijinkan dia masuk dan bila tidak hendaklah ia pulang dengan sopan<br />• Berkata dengan bahasa yang santun<br />• Dalam bertamu kalau memang harus menginap usahakan jangan sampai lebih 3 hari. Rasulullah saw; bersabda :<br /><br />اَلضِّيَافَةُ ثَلاَثَةُ أَيَّامٍ (رواه البخارى و مسلم)<br />Artinya : “Bertamu itu selama tiga hari” (HR. Bukhori dan Muslim)<br /><br />2. Menerima Tamu<br />Tuan rumah (yang menerima tamu) hendaklah berusaha agar tamunya merasa senang selama orang yang bertamu itu bertujuan baik sebab menghormati tamu adalah merupakan ibadah sebagaimana sabda Rasulullah saw; <br /><br />مَنْ كَانَ يُؤْمِنُ بِاللهِ وَالْيَوْمِ اْلأَخِرِ فَلْيُكْرِمْ ضَيْفَهُ (رواه البخارى و مسلم)<br />Artinya : “Barang siapa yang beriman kepada Allah dan hari kiamat hendaklah memulyakan tamunya”. (HR. Bukhori dan Muslim)<br /><br />Adapun cara-cara menghormati tamu antara lain adalah sebagi berikut :<br />• Tamu hendaklah diterima dengan rasa syukur dan senang<br />• Perlakukan tamu dengan sopan dan dengan wajah yang berseri<br />• Bertutur kata dengan baik dan usahakan tidak menyinggung perasaannya<br />• Apabila tamu datang dari jauh, tawarkan untuk menginap di rumah <br />• Apabila tuan rumah memiliki rizki hendaklah dijamu dengan baik<br />Rasulullah saw, bersabda :<br />إِذَا دَخَلَ الضَّيْفُ عَلَى الْقَوْمِ دَخَلَ بِرِزْقِهِ وَإِذَا خَرَجَ خَرَجَ بِمَغْفِرَةِ ذُنُوْبِهِمْ (رواه الديلمى)<br />Artinya : “ Apabila tamu telah masuk rumah seseorang maka ia masuk dengan membawa rizkinya dan jika ia keluar membawa pengampunan bagi tuan rumah dan keluarganya”. (HR. Ad-Dailami)<br /><br />C. HASUD, RIYA’ DAN ANIAYA<br />1. Hasud<br />Hasud berasal dari bahasa arab ( حَسَدَ, يَحْسُدُ, حَسَدًا ) yang berarti dengki. Hasud atau dengki ialah suatu sikap atau rasa tidak senang terhadap kenikmatan yang diperoleh orang lain dan berusaha agar kenikmatan itu berpindah kepada dirinya serta berusaha mencelakan orang lain tersebut. Sebenarnya ada perbedaan sedikit antara iri, dengki dan hasad. Iri ialah suatu sikap tidak senang melihat orang lain mendapat kenikmatan. Dengki ialah suatu sikap tidak senang melihat orang lain mendapat kenikmatan dan ia ingin menguasai suatu yang dimiliki orang lain tersebut. Sedang pengertian hasud sebagaimana definisi yang pertama.<br />Menurut hadits yang diriwayatkan Bukhori dan Muslim ada dua macam iri hati yang diperbolehkan, yang pertama iri kepada orang yang dianugerahi kepintaran dalam ilmu pengetahuan dan dia mengamalkan ilmunya serta mengajarkan kepada orang lain. Kedua iri kepada orang yang di anugerahi harta yang banyak kemudian hartanya dibelanjakan di jalan Allah swt. Selain dua macam iri tersebut, terlarang dalam agama Islam.<br />Setiap orang muslim wajib menjauhi sifat hasud (dengki) karena sifat tersebut sangat tercela dalam Islam dan merupakan perbuatan dosa sebagaimana firman Allah swt :<br /><br /><br /><br />Artinya : “Dan janganlah kamu iri hati terhadap apa yang dikaruniakan Allah kepada sebahagian kamu lebih banyak dari sebahagian yang lain”. ( An-Nisa : 32) <br /><br />Sifat-sifat hasud itu bisa terjadi karena :<br /> Tidak mensyukuri nikmat pemberian Allah swt.<br /> Merasa kurang dengan apa yang dimiliki<br /> Tidak senang melihat orang lain bahagia<br /> Adanya perasaan tinggi hati (superior)<br /> Bakhil dan kikir tehadap harta yang dimiliki<br /><br />Adapun bahaya atau kerugian dari sifat hasud antara lain :<br /> Dapat merusak iman seseorang<br /> Dapat memutuskan hubungan silaturrahmi dan menghapus kebaikan pelakunya<br />Rasulullah saw; bersabda :<br />إِيَّاكُمْ وَالْحَسَدَ فَإِنَّ الْحَسَدَ يَأْكُلُ الْحَسَنَاتِ كَمَا تَأْكُلُ النَّارَ الْحَطَبَ (رواه الديلمى)<br />Artinya : “Jauhkanah dirimu dari dengki karena sesungguhnya dengki itu dapat memakan kebaikan sebagaimana api memakan kayu bakar”. (HR.Tirmidzi)<br /> <br /> Dapat menimbulkan bencana dan kerugian baik bagi baik bagi pelakunya maupun yang di dengki. (Lihat Q.S. Al-Falaq : 1 – 3 ).<br /> Dapat menimbulkan penyakit hati bagi pelakunya sehingga kehidupannya selalu gelisah dan tidak tentram.<br /><br />2. Riya’<br />Riya' berasal dari kata "ra'a", artinya melihat, memperlihatkan (pamer). Sedang menurut istilah riya' ialah melakukan suatu amal perbuatan untuk mencari pujian atau maksud tertentu dari orang lain, bukan karena Allah swt. Orang yang riya' hanya rajin bekerja atau beribadah apabila dilihat orang lain, jika tidak ada orang ia malas dan tidak mau berusaha. Dia berbuat amal hanya ingin memperoleh kemasyhuran dan keuntungan duniawi semata. Sedangkan memperdengarkan ucapan ibadah dan amal sholeh kepada orang lain dengan maksud seperti riya’ disebut dengan sum’ah (ingin di dengar). Riya’ dan sum’ah termasuk sifat tercela dan merupakan syirkul asghor (syirik kecil). Allah swt berfirman :<br />يَا أَيُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُواْ لاَ تُبْطِلُواْ صَدَقَاتِكُمْ بِالْمَنِّ وَاْلأَذَى كَالَّذِيْ يُنْفِقُ مَالَهُ رِئَاءَ النَّاسِ وَلاَ يُؤْمِنُ بِاللهِ وَالْيَوْمِ اْلآخِرِ فَمَثَلُهُ كَمَثَلِ صَفْوَانٍ عَلَيْهِ تُرَابٌ فَأَصَابَهُ وَابِلٌ فَتَرَكَهُ صَلْداً لاَّ يَقْدِرُوْنَ عَلَى شَيْءٍ مِّمَّا كَسَبُواْ وَاللهُ لاَ يَهْدِي الْقَوْمَ الْكَافِرِيْنَ [ سورة البقرة - 264]<br />Artinya: “Hai orang-orang beriman, janganlah kamu menghilangkan (pahala) sedekahmu dengan menyebut-nyebutnya dan menyakiti (perasaan sipenerima), seperti orang yang menafkahkan hartanya karena riya kepada manusia dan dia tidak beriman kepada Allah dan hari kemudian. Maka perumpamaan orang itu seperti batu licin yang di atasnya ada tanah, kemudian batu itu ditimpa hujan lebat, lalu menjadilah dia bersih (tidak bertanah). Mereka tidak menguasai sesuatupun dari apa yang mereka usahakan; dan Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang kafir”. (Al-Baqoroh : 264)<br /><br />a. Macam-macam riya' antara lain :<br /> Riya' dalam niat.<br />Maksudnya ialah riya' yang dilakukan sejak awal, yaitu ketika akan melakukan sesuatu niatnya sudah berkeinginan untuk mendapatkan pujian. Padahal niat sangat menentukan nilai suatu pekerjaan. Rasulullah saw, bersabda :<br />إِنَّمَا اْلأَعْمَالُ بِالنِّيَاتِ (رواه مسلم)<br />Artinya : "Sesungguhnya sahnya amal tergantung dari niatnya". (HR. Muslim) <br /> <br /> Contoh : menyumbangkan harta agar dipuji sebagai orang dermawan.<br /> Riya' dalam perbuatan.<br />Maksudnya ialah riya' yang terjadi pada saat mengerjakan suatu perbuatan. Misalnya: dalam mengerjakan suatu tugas dari atasan ia selalu menampakkan diri tetapi apabila atasannya tidak ada ia bermalas-malasan. Allah swt, berfirman :<br />فَوَيْلٌ لِّلْمُصَلِّيْنَ, الَّذِينَ هُمْ عَنْ صَلاَتِهِمْ سَاهُوْنَ, اَلَّذِيْنَ هُمْ يُرَاؤُوْنَ [الماعون –4 -2]<br />Artinya:"Maka celakalah bagi orang-orang yang sholat, (yaitu) orang-orang yang lalai dari sholatnya dan orang-orang yang berbuat riya'". . . (Al-Ma'un : 4 - 6) <br /><br />b. Bahaya riya'.<br /> Terhadap diri sendiri, akan dirasakan berupa ketidak puasan, rasa hampa, sakit hati, ketika orang lain tidak menyanjungnya padahal ia telah menolong orang lain.<br /> Terhadap orang lain, akan terlihat ketika orang yang pernah dibantunya di umpat, diolok-olok, di caci karena keinginan untuk disanjung tidak terpenuhi-nya.<br /><br />3. Aniaya<br />Kata aniaya berasal dari bahasa sangsekerta yang berarti perbuatan bengis atau penyiksaan yang dalam bahasa arab disebut dengan dzalim. Yang dimaksud dengan aniaya (dzalim) ialah memperlakukan sesuatu tidak pada tempatnya atau berlaku tidak adil terhadap sesuatu. Perbuatan bengis (aniaya) adalah suatu tindakan yang tidak manusiawi dan tidak memanusiakan manusia padahal dia sendiri adalah manusia tetapi berbuat seperti serigala. Allah swt berfirman :<br />وَمَنْ يَتَعَدَّ حُدُوْدَ اللهِ فَأُوْلَـئِكَ هُمُ الظَّالِمُوْنَ [ سورة البقرة -229]<br />Artinya : “Dan barang siapa yang melanggar hukum-hukum Allah, mereka itulah orang-orang yang dzalim”. (Al-Baqoroh: 229)<br /><br />a. Macam-macam sifat aniaya (dzalim)<br />• Dzalim kepada khalikNya, dengan cara tidak mau melaksanakan perintah Allah swt dan tidak meninggalkan laranganNya.<br />• Dzalim kepada sesama manusia, seperti menyiksa, merampok, mengumpat, mengadu domba, membunuh dan semacamnya.<br />• Dzalim terhadap binatang, seperti menyiksa binatang, menjadikan binatang sebagai latihan menembak, memanah dan sebagainya.<br />• Dzalim terhadap dirinya sendiri, seperti : minum minuman keras (narkoba), membiarkan dirinya bodoh dan miskin, malas bekerja, menyiksa diri, bunuh diri dan semacamnya.<br /><br />b. Bahaya sifat aniaya (dzalim)<br />Terhadap dirinya antara lain : tidak disenangi masyarakat, hidupnya tidak tenang, mencemarkan nama baik diri dan keluarganya, apabila melanggar hukum maka dia akan dipenjarakan.<br />Terhadap orang lain antara lain : orang yang dianiaya akan mengalami kerugian (seperti kehilangan harta benda, sakit fisik dan mental dll), bila perbuatan dzalim itu terjadi dimana-mana maka masyarakat tidak akan memperoleh ketentraman dan kedamaian. Allah swt berfirman :<br />وَلَقَدْ أَهْلَكْنَا الْقُرُوْنَ مِنْ قَبْلِكُمْ لَمَّا ظَلَمُوْا [ سورة يونس - 13]<br />Artinya : “Dan sesungguhnya Kami telah membinasakan umat-umat yang sebelum kamu, ketika mereka berbuat kezaliman”. (Yunus : 13) <br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><br />BAB FIQIH<br /><br /> TADARRUS Bacalah ayat-ayat berikut 5 – 10 menit, perhatikan kaidah-kaidah tajwid dan makhrojnya.<br />بِسْمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ<br /><br /> Q.S. At-Taubah : 103 <br />خُذْ مِنْ أَمْوَالِهِمْ صَدَقَةً تُطَهِّرُهُمْ وَتُزَكِّيْهِم بِهَا وَصَلِّ عَلَيْهِمْ إِنَّ صَلاَتَكَ سَكَنٌ لَّهُمْ وَاللهُ سَمِيْعٌ عَلِيْمٌ <br /><br /> Q.S. At-Taubah : 60 <br />إِنَّمَا الصَّدَقَاتُ لِلْفُقَرَاءِ وَالْمَسَاكِيْنِ وَالْعَامِلِيْنَ عَلَيْهَا وَالْمُؤَلَّفَةِ قُلُوْبُهُمْ وَفِي الرِّقَابِ وَالْغَارِمِيْنَ وَفِيْ سَبِيْلِ اللهِ وَابْنِ السَّبِيْلِ فَرِيْضَةً مِّنَ اللهِ وَاللهُ عَلِيْمٌ حَكِيْمٌ <br /><br /> Q.S. Ali-Imron : 97 <br />فِيْهِ آيَاتٌ بَيِّـنَاتٌ مَّقَامُ إِبْرَاهِيْمَ وَمَنْ دَخَلَهُ كَانَ آمِناً وَِللهِ عَلَى النَّاسِ حِجُّ الْبَيْتِ مَنِ اسْتَطَاعَ إِلَيْهِ سَبِيْلاً وَمَنْ كَفَرَ فَإِنَّ الله غَنِيٌّ عَنِ الْعَالَمِيْنَ <br /><br /> Q.S. Ali-Imron : 92 <br />لَنْ تَنَالُواْ الْبِرَّ حَتَّى تُنْفِقُواْ مِمَّا تُحِبُّوْنَ وَمَا تُنْفِقُواْ مِنْ شَيْءٍ فَإِنَّ اللهَ بِهِ عَلِيْمٌ<br /><br /> <br /><br />A. ZAKAT DAN PAJAK<br />1. Pengertian Zakat dan Pajak.<br />Zakat secara bahasa dapat berarti kesucian, tumbuh dengan subur, keberkatan. Menurut istilah zakat ialah kadar harta tertentu yang wajib dikeluarkan oleh seseorang kepada yang berhak menerima (mustahik) dengan ketentuan dan syarat syarat tertentu. Zakat mengandung arti kesucian, maksudnya jika harta itu dikeluarkan zakatnya, maka harta yang dimiliki orang tersebut menjadi suci. Begitu pula orangnya juga menjadi suci atau lepas dari dosa. Zakat mengandung arti tumbuh dengan subur, maksudnya jika zakat itu dilaksanakan dapat menjadikan suburnya harta yang dimilliki, maupun suburnya bagi orang yang menerima. Zakat mengandung arti keberkatan, mak-sudnya jika zakat itu dilaksanakan dapat memberi berkah terhadap harta itu sendiri, orang yang zakat (muzakki) maupun orang yang menerima zakat (mustahik).<br />Pajak menurut ahli fiqih sama dengan jizyah yang berari pajak pungut, membalas jasa. Menurut istilah, pajak ialah kewajiban yang ditetapkan terhadap wajib pajak yang harus disetorkan kepada negara sesuai dengan ketentuan. Selain zakat dan pajak ada dana yang bersifat kesosialan yaitu :<br />a. Infaq ialah memberikan sebagian harta yang dimiliki kepada fihak lain yang membutuhkan untuk membantu meringankan beban. <br />b. Hibbah yaitu memberikan suatu barang kepada orang lain atas dasar cinta kasih dan tidak mengharap balasan.<br />c. Sedekah yaitu memberikan suatu barang kepada orang lain dengan dasar mencari keridhaan Allah swt.<br />d. Hadiah yaitu memberikan suatu barang kepada orang lain atas dasar prestasi.<br /><br />2. Dasar Kewajiba Zakat dan Pajak.<br />Antara zakat dan pajak keduanya mempunyai sifat yang sama yaitu sama-sama merupakan kewajiban untuk mengeluarkan sebagian harta dengan aturan-aturan tertentu. Perbedaanya adalah kalau zakat merupakan kewajiban yang berdasarkan ketentuan dari Allah swt, sedangkan kewajiban membayar pajak ialah berdasarkan ketentuan yang ditetapkan pemerinah. Adapun dasar kewajiban zakat ialah firman Allah swt :<br />خُذْ مِنْ أَمْوَالِهِمْ صَدَقَةً تُطَهِّرُهُمْ وَتُزَكِّيْهِمْ بِهَا وَصَلِّ عَلَيْهِمْ إِنَّ صَلاَتَكَ سَكَنٌ لَّهُمْ وَاللهُ سَمِيْعٌ عَلِيْمٌ [ سورة التوبة - 103] <br />Artinya: "Ambilah zakat dari sebagian harta mereka, dengan zakat itu kamu membersihkan dan mensucikan harta dan mendo'akan untuk mereka. Sesungguh-nya do'a kamu itu (menjadi) ketentraman jiwa bagi mereka dan Allah Maha Mendengar Lagi Maha Mengetahui". ( At-Taubah : 103).<br /><br />Dari ayat diatas ada beberapa masalah yang perlu dicatat yaitu :<br />a. Kata khudz (ambilah) menunjukkan kata perintah yang maksudnya wajib.<br />b. Zakat yang diambil itu dalam bentuk harta yang penjabarannya bisa bermacam-macam seperti : emas, perak, dagangan, buah-buahan dan lain sebagainya.<br />c. Zakat akan membawa keberuntungan bagi orang yang mengeluarkannya berupa kebersihan mereka dari kekikiran, menimbulkan ketentraman dan ketenangan jiwa bahkan akan mendapatkan do'a dari mereka yang diberi zakat.<br />Adapun kewajiban melaksanakan pajak didasarkan kepada kemaslahatan umum yaitu sebagai dasar untuk mewujudkan keadaan masyarakat yang sejahtera lahir batin.Kesejahteraan lahir batin antara lain didukung oleh tersedianya kesejahteraan lahir dalam bentuk perlengkapan hidup untuk dapat melaksanakan perintah Allah swt.<br />3. Macam-macam Zakat<br />a. Zakat Fitrah<br />Zakat fitrah adalah zakat pribadi yang wajib dikeluarkan setiap bulan ramadhan atau sebelum idhul fitri berupa makanan pokok atau uang sebesar kadar yang diwajibkan. Zakat fitrah boleh dibayarkan sejak awal ramadhan dan sunahnya dibayarkan sesudah sholat subuh sebelum sholat Ied. Bila dibayarkan sesudah sholat Iedul fitri sebelum matahari tenggelam, hukumnya makruh sedang bila dibayar sesudah matahari tenggelam hukumnya haram. Yang wajib dikeluarkan untuk zakat fitrah adalah berupa makanan pokok seperti beras, jagung dan gandum sebesar 3,1 liter.<br />b. Zakat Mal<br />Adapun harta (mal) yang wajib dikeluarkan zakatnya adalah:<br /> Emas, perak dan mata uang<br /> Harta perniagaan<br /> Hewan ternak<br /> Buah-buhan dan biji-bijan<br /> Barang tambang dan rikaz (harta terpendam)<br /><br /><br />Perak<br />Uang kontan<br />Harta perniagaan 20 Dinar ( 93,6 gram)<br />200 Dirham ( 624 gram)<br />senilai dengan harga emas<br />senilai dengan harga emas 2,5 %<br />2,5 %<br />2,5 %<br />2,5 % Zakatnya dikeluarkan setelah semua sarat terpenuhi<br /><br />Adapun binatang ternak yang wajib dizakati adalah kambing, domba, kerbau, sapi dan unta. Penghitungannya adalah sebagai berikut :<br /> Kambing atau domba;<br />1) 40 – 120 ekor, zakatnya 1 ekor kambing berumur 1 tahun.<br />2) 121 – 200 ekor, zakatnya 2 ekor kambing berumur 2 tahun.<br />3) 201 – 300 ekor, zakatnya 3 ekor kambing berumur 2 tahun.<br />4) 301ke atas, setiap bertambah 100 zakatnya bertambah 1 ekor kambing berumur 2 tahun.<br /> Sapi atu kerbau;<br />1) 30 – 39 ekor, zakatnya 1 ekor berumur 1 – 2 tahun.<br />2) 40 – 59 ekor, zakatnya 2 ekor berumur 1 – 2 tahun.<br />3) 60 – 69 ekor, zakatnya 2 ekor berumur 1 – 2 tahun.<br />4) 70 – 79 ekor, zakatnya 2 ekor berumur 2 – 3 tahun.<br />5) 80 – 89 ekor, zakatnya 3 ekor berumur 1 – 2 tahun.<br />6) 89 ke atas,setiap bertambah 30 zakatnya bertambah 1 ekor.<br /> Hasil pertanian;<br />Hasil pertanian seperti makanan pokok beras, jagung dan gandum, hasil perkebunan seperti kurma, anggur dan semacamnya syarat zakatnya seperti wajib zakat emas dan perak. Waktunya setelah selesai panen. Nisobnya kurang lebih 930 liter. Biaya hasil pertanian yang ditanam dengan biaya yang cukup banyak, zakatnya 5 % , sedang bila ditanami tanpa biaya zakatnya 10 %.<br /> Rikaz (harta tependam);<br />Harta rikaz (harta terpendam seperti emas, perak dan semacamnya zakatnya 20 %.<br /><br />4. Peran Zakat Dan Pajak Dalam Meningkatkan Kesejahteraan Masyarakat<br />Peran Zakat Dalam Meningkatkan Kesejahteraan Masyarakat.<br />a. Dilihat dari segi pemberinya zakat mempunyai peran :<br /> Membersihkan diri dari sifat kikir, sombong serta akhlak tercela lainnya.<br /> Mendidik manusia agar bersyukur atas semua pemberian Allah swt.<br /> Mempererat hubungan antara si kaya dan si miskin, sehingga akan mengakibatkan kesejahteraan diantara keduanya.<br />b. Dilihat dari segi penerimanya zakat mempunyai peran :<br /> Meningkatkan kesejahteraan penerima zakat, seperti sandang, pangan dan lain sebagainya.<br /> Mengentaskan manusia dari kemiskinan dan kehinaan. Mereka yang perlu ditingkatkan kesejahteraannya berdasarkan firman Allah swt ;<br />إِنَّمَا الصَّدَقَاتُ لِلْفُقَرَاءِ وَالْمَسَاكِيْنِ وَالْعَامِلِيْنَ عَلَيْهَا وَالْمُؤَلَّفَةِ قُلُوبُهُمْ وَفِي الرِّقَابِ وَالْغَارِمِيْنَ وَفِيْ سَبِيْلِ اللهِ وَابْنِ السَّبِيْلِ فَرِيْضَةً مِّنَ اللهِ وَاللهُ عَلِيْمٌ حَكِيمٌ [ سورة التوبة - 60] <br />Artinya : "Sesungguhnya zakat-zakat itu, hanyalah untuk orang-orang fakir, orang-orang miskin, pengurus zakat, para mualaf yang dibujuk hatinya, untuk (memerdekakan) budak, orang yang berutang, untuk jalan Allah, dan orang-orang yang sedang dalam perjalanan, sebagai suatu ketetapan yang diwajibkan Allah dan Allah Maha Mengetahui Lagi Maha Bijaksana ". (At-Taubah : 60)<br /><br />Delapan asnaf yang berhak menerima zakat (mustahik) itu ialah :<br /> Fakir yaitu orang yang tidak mempunyai harta atau usaha, atau mempunyai harta dan usaha tetapi kurang dari ½ kecukupannya dan tidak ada orang memberi belanja kepadanya.<br /> Miskin yaitu orang yang mempunyai harta atau usaha sebanyak ½ kecukupan-nya atau lebih tetapi tidak mencukupinya.<br /> Amil yaitu semua orang yang bekerja mengurus zakat, sedang dia tidak mendapatkan upah selain zakat itu.<br /> Muallaf yaitu orang yang masih lemah imannya sehingga masih memerlukan bimbingan dan pembinaan iman.<br /> Riqob yaitu hamba sahaya yang ingin merdeka. Dalam hal ini zakat dipergu nakan untuk menebus kepada majikannya.<br /> Ghorim yaitu orang yang terlilit hutang sehingga berat sekali untuk membayar padahal hutang bukan untuk maksiat.<br /> Sabilillah yaitu orang-orang yang berjuang di jalan Allah swt., atau menegakkan agama Islam, seperti membangun Rumah Sakit, Masjid dan lainnya.<br /> Ibnu Sabil yaitu orang-orang yang sedang dalam perjalanan jauh bukan untuk maksiat seperti belajar, haji dan lain sebagainya.<br />Adapun orang-orang yang tidak berhak menerima zakat adalah :<br />o Orang-orang kaya dan orang yang mampu.<br />o Orang-orang yang menjadi tanggungan pembayar zakat seperti istri, anak, orang tua dan hamba sahaya yang menjadi tanggungan tuannya.<br />o Orang-orang yang tidak beragama Islam.<br />o Keturunan Rasulullah saw. Sebagaimana sabdanya :<br />إَنَّا لاَ تَحِلُّ لَنَا الصَّدَقَةُ (رواه مسلم)<br />Artinya :”Sesungguhnya sedekah (zakat) itu tidak halal bagi kita”.(HR. Muslim)<br /> <br />Peran Zakat Untuk Keperluan Produktif.<br />Penggunaan zakat untuk keperluan produktif dalam dunia modern dapat dilakukan melalui 2 cara :<br />• Terhadap mustahik yang lemah fisiknya dan lemah harta seperti orang jompo, cacat dan sebagainya, supaya diberikan zakat yang berujud barang konsumtif seperti beras, pakaian dan lain sebagainnya.<br />• Terhadap mustahik yang lemah harta tetapi kuat fisiknya seperti fakir, miskin, ghorim dan sebagainya, supaya zakat diberikan berujud barang/peralatan untuk membuka produksi, misalnya alat-alat pertanian, peralatan tukang dan semacam-nya.<br /><br />Peran Pajak Dalam Meningkatkan Kesejahteraan Masyarakat<br />Pengumpulan pajak bagi warga negara oleh pemerintah dipergunakan untuk membangun menuju kepada meningkatkan kesejahteraan masyarakat baik pembangun-an fisik maupun mental, seperti: pembangunan sektor-sektor sosial, agama, kesehatan, pendidikan dan semacamnya.<br /><br />Pelaksanaan Pajak Dalam Sejarah Islam<br />Sejak zaman Khalifah Umar Bin Khatab pajak telah dilaksanakan yaitu ketika Islam telah berkembang pesat sampai keluar negeri. Sejak itu Umar melaksanakan penarikan pajak diseluruh daerah perluasan seperti Persia, Palestina, Siria dan Mesir. Pendapatan dan pengeluarannya dibukukan secara teliti, teratur dan tidak ada yang mubadzir. Semuanya disalurkan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat demi kemajuan dan perkembangan Islam.<br /><br />B. HAJI DAN UMROH<br />Haji menurut bahasa artinya menyengaja (اَلْقَصْدُ). Menurut istilah haji ialah menyengaja berkunjung ke Baitullah (Ka'bah) untuk melakukan beberapa perbuatan antara lain wukuf, thowaf, sa'i dan amalan-amalan lain pada waktu tertentu dengan syarat dan rukun tertentu demi memenuhi panggilan Allah swt, dan mengharap ridhoNya. Allah swt, berfirman :<br />وَِللهِ عَلَى النَّاسِ حِجُّ الْبَيْتِ مَنِ اسْتَطَاعَ إِلَيْهِ سَبِيْلاً [ سورة أل عمران - 97]<br />Artinya : "Mengerjakan haji adalah kewajiban manusia terhadap Allah, yaitu bagi orang yang sanggup mengadakan perjalanan ke Baitullah ". (Ali Imron : 97)<br /><br />1. Syarat Haji<br />Haji diwajibkan atas orang yang kuasa dan mampu, satu kali dalam seumur hidupnya. Adapun syarat wajib haji adalah :<br />a. Islam <br />b. Baligh (dewasa), anak-anak tidak wajib.<br />c. Berakal sehat.<br />d. Merdeka (bebas, sedang tidak dalam tahanan).<br />e. Mampu (istitho'ah)<br /> Yang dimaksud dengan mampu disini adalah :<br />- Mempunyai bekal yang cukup untuk perjalanan pergi dan pulang serta bekal bagi keluarga yang ditinggalkan.<br />- Aman dalam perjalanan.<br />- Bagi perempuan hendaklah dengan muhrimnya, suami atau wanita lain yang dapat dipercaya. Rasulullah saw, bersabda :<br />لاَتُسَافِرُ الْمَرْأَةِ إِلاَّ مَعَ ذِى مَحْرَمٍ (رواه البخاري)<br />Artinya : "Janganlah seorang wanita bepergian kecuali beserta muhrimnya". (HR. Bukhori) <br /><br />- Sehat badan. Orang yang sakit atau sudah tua kewajiban haji boleh digantikan orang lain dengan biaya orang tersebut.<br /><br />2. Rukun Haji.<br />Di dalam haji rukun dibedakan dengan wajib. Rukun haji adalah perbuatan-perbuatan yang apabila tidak dikerjakan maka batal ibadah hajinya dan harus diulang. Sedang wajib haji adalah suatu perbuatan yang wajib dikerjakan tetapi syahnya haji tidak tergantung kepadanya, dan apabila tidak dikerjakan wajib diganti dengan dam (denda). Adapun yang termasuk rukun haji adalah sebagai berikut :<br />a. hrom, yaitu niat mulai mengerjakan ibadah haji/umroh dengan berpakaian ihrom.<br />b. Wukuf, yaitu berdiam dipadang Arafah pada waktu yang ditentukan, yaitu mulai tergelincirnya matahari pada tanggal 9 dzulhijjah sampai terbit fajar pada tanggal 10 dzulhijjah.<br />c. Thawaf, yaitu mengelilingi Ka'bah sebanyak 7 kali. Adapun syarat-syarat thawaf adalah sebagai berikut:<br /> 1). Suci dari hadats dan najis.<br /> 2). Menutup aurot<br /> 3). Hendaklah sempurna 7 kali putaran.<br /> 4). Dimulai dari Hajar Aswad dan diakhiri di Hajar Aswad.<br /> 5). Hendaklah Ka'bah selalu disebelah kiri orang yang thowaf.<br /> 6). Hendaklah thawaf itu diluar Ka'bah tetapi masih di dalam Masjid. <br /> Macam-macam Thawaf : <br /> Thawaf Qudum, yaitu thawaf yang dilakukan ketika baru datang. (sebagai tahiyatul masjid).<br /> Thawaf Ifadhah, yaitu thawaf yang merupakan rukun haji.<br /> Thawaf Wada', yaitu thawaf ketika akan pulang ke tanah air.<br /> Thawaf Tahallul, yaitu thawaf yang dilakukan untuk melepaskan diri dari yang diharamkan karena ihrom.<br /> Thawaf Nadzar, yaitu thowaf karena nazdar.<br /> Thawaf Sunat. <br />Adapun bacaan ketika thawaf adalah sebagai berikut :<br />سُبْحَانَ اللهِ وَالْحَمْدُ ِللهِ وَلاَإِلَهَ إِلاَّاللهُ وَاللهُ أَكْبَرُ, لاَحَوْلَ وَلاَ قُوَّةَ إِلاَّ بِااللهِ (رواه إبن ماجه)<br />Artinya : "Maha Suci Allah, segala Puji bagi Allah, tidak ada Tuhan selain Allah, Allah Maha Besar, tidak ada daya dan kekuatan kecuali atas pertolongan Allah". (HR. Ibnu Majah)<br /><br />d. Sa'i, yaitu berlari-lari kecil antara bukit Shofa dan Marwah.<br />Syarat-syarat sa'i adalah sebagai berikut :<br /> Dimulai dari bukit Shofa dan di akhiri dibukit Marwah.<br /> Dilakukan sebanyak 7 kali. Dari Shofa ke Marwah dihitung sekali dan sebaliknya dari Marwah keShofa juga dihitung sekali.<br /> Dilakukan sesudah thawaf.<br />e. Mencukur/Menggunting rambut.<br />Mencukur rambut berfungsi sebagai tahallul (penghalalan) terhadap beberapa hal yang diharamkan selama ihrom. Mencukur rambut sekurang-kurangnya 3 helai.<br /><br />3. Wajib Haji.<br />Wajib haji adalah hal-hal yang harus dilakukan dalam mengerjakan haji dan bila ditinggalkan tetap syah hajinya tetapi wajib membayar dam (denda). Hal-hal yang termasuk wajib haji adalah : (7)<br /> a. Ihrom dari miqot.<br /> b. Bermalam di Musdalifah.<br /> c. Bemalam di Mina.<br /> d. Melontar Jumrah Aqobah.<br /> e. Melontar Jumrah Ula, Wustha dan Aqobah.<br /> f. Menjauhkan dari hal-hal yang diharamkan selama ihrom.<br /> g. Thawaf Wada'.<br /><br /> ad. a. Ihrom dari Miqot.<br />Miqot adalah batas tempat dan waktu untuk melakukan ihrom ( niat haji ). Miqot dibagi menjadi dua macam :<br /> Miqot Zamani yaitu batas atau ketentuan waktu mulai mengerjakan ibadah haji. Miqot zamani mulai awal bulan syawal sampai terbit fajar tanggal 10 dzulhijjah.<br /> Miqot Makani yaitu tempat memulai ihrom bagi yang akan mengerjakan haji/ umroh.<br />Untuk jamaah haji dari Indonesia mulai ihromnya dari Bandara King Abdul Azis Jeddah bagi yang langsung menuju Makkah, dan mulai dari Bir Ali bagi yang menuju Madinah lebih dahulu.<br /> ad. b. Bemalam di Musdalifah.<br />Yaitu sesudah terbenam matahari tanggal 9 dzulhijjah (setelah wukuf). Kemudian sholat maghrib dan isak dijamak qosor. Disini bisa mengambil kerikil sebanyak 49 buah atau 70 buah.<br /> ad. c. Bermalam di Mina.<br /> Pada tanggal 11, 12, atau 13 wajib bermalam di Mina.<br /> ad. d. Melontar Jumrah Aqobah.<br />Dilakukan sebanyak 7 kali pada tanggal 10 dzulhijjah kemudian melakukan tahallul awal dengan mencukur rambut, sehingga seluruh larangan ihrom menjadi gugur kecuali menggauli istri.<br /> ad. e. Melontar 3 Jumrah.<br />Dilakukan pada tanggal 11, 12, 13 dzulhijjah (masing-masing 7 kali). Boleh melontar pada tanggal 11,12 saja kemudian kembali ke- Makkah dan ini dinamakan nafar awal. Bagi yang pada tanggal 13 masih di Mina diharuskan melontar jumrah lagi dan ini dinamakan nafar tsani.<br /> ad. f. Menjauhkan dari hal-hal yang diharamkan selama ihrom.<br /><br /> Adapun larangan-larangan ihrom haji dan umroh adalah :<br /> 1). Bagi laki-laki dilarang berpakaian berjahit.<br /> 2). Bagi laki-laki dilarang menutup kepala.<br /> 3). Bagi wanita dilarang menutup muka dan telapak tangan.<br />4). Bagi laki-laki maupun perempuan dilarang memakai harum-haruman selama ihrom baik badan atau pakaian kecuali sebelum ihrom malah dianjurkan.<br />5). Dilarang memotong rambut atau bulu badan lain, dan juga dilarang memakai minyak rambut.<br /> 6). Dilarang meminang, menikah, menikahkan, atau menjadi wali.<br /> 7). Dilarang bersetubuh atau pendahulunya.<br /> 8). Dilarang membunuh binatang darat yang liar dan halal dimakan.<br /> ad. g. Thawaf Wada' ( thawaf pamitan ).<br /><br />4. Sunat Haji <br />a. Membaca Talbiyah. Bagi laki-laki dengan suara nyaring dan bagi perempuan cukup di dengar sendiri. Waktunya sejak mulai ihrom sampai melontar jumrah aqobah. Adapun lafal talbiyah adalah sebagai berikut :<br />لَبَّيْكَ اللَّهُمَّ لَبَّيْكَ, لَبَّيْكَ لاَ شَرِيْكَ لَكَ لَبَّيْكَ, إِنَّ الْحَمْدَ وَالنِّعْمَةَ لَكَ وَالْمُلْكُ لاَ شَرِيْكَ لَكَ (رواه البخارى و مسلم)<br />Artinya: "Aku memenuhi panggilan-Mu ya Allah aku memenuhi panggilan-Mu, tiada sekutu bagi-Mu, sesungguhnya segala puji dan nikmat bagi-Mu, bagi-Mulah segala kekuasaan, tiada sekutu bagi-Mu". (HR. Bukhori dan Muslim)<br /><br />b. Membaca sholawat dan berdo'a sesudah membaca talbiyah.<br />c. Membaca dzikir sewaktu thawaf. Lafal dzikirnya adalah :<br />رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ<br /><br />d. Sholat dua rokaat sesudah thawaf.<br />e. Masuk ke Ka'bah.<br /><br />5. Cara Mengerjakan Haji.<br /> Ada 3 cara mengerjakan haji yaitu :<br /> Ifrod, yaitu mengerjakan haji dan umroh dengan cara mendahulukan haji dari pada umroh. Yakni ihrom diteruskan haji, kemudian ihrom lagi untuk umroh. Cara ini yang terbaik dan bebas dari dam (denda).<br /> Tamatuk, yaitu mengerjakan haji dan umroh dengan cara mendahulukan umroh dari pada haji. Yakni ihrom dulu diteruskan umroh kemudian ihrom lagi untuk haji. Cara ini terkena dam (denda).<br /> Qiron, yaitu mengerjakan haji dan umroh secara bersama. Jadi sekali ihrom dalam waktu haji untuk menunaikan haji dan umroh sekaligus. Cara ini juga terkena dam.<br /><br />6. Dam (denda) Dalam Haji.<br />Dam adalah denda yang wajib dilaksanakan oleh orang yang selama menunaikan haji dan umroh, melanggar larangan haji atau meninggalkan wajib haji.<br />a. Dam karena bersenggama dalam keadaan ihrom sebelum tahallul pertama :<br />o Menyembelih seekor unta atau lembu, atau 7 ekor kambing.<br />o Bila tidak menyembelih, ia wajib bersedekah kepada fakir miskin berupa makan seharga unta/lembu.<br />o Bila tidak sanggup, ia harus berpuasa sebanyak harga unta dengan perhitungan setiap satu mud (+ 0,8 kg.) daging tersebut ia harus berpuasa satu hari.<br /> b. Dam karena melanggar salah satu larangan haji sebagai berikut : mencukur rambut, memotong kuku, memakai pakaian berjahit (bagi laki-laki), memakai minyak rambut, memakai wangi-wangian, bersenggama sesudah tahalul pertama, maka dendanya memilih salah satu diantara 3 hal yaitu:<br />• Menyembelih seekor kambing.<br />• Puasa 3 hari.<br />• Bersedekah 3 gantang (9,3 liter) makanan kepada 6 orang fakir miskin.<br /> c. Dam karena melaksanakan haji Tamatuk atau Qiron. Dendanya adalah sebagai berikut: <br />• Menyembelih seekor kambing.<br />• Jika tidak mampu ia wajib puasa 10 hari, 3 hari dikerjakan di tanah suci dan 7 hari dikerjakan di tanah air.<br /> d. Dam karena meninggalkan salah satu wajib haji. Dendanya sama dengan melakukan haji Tamatuk atau Qiron. <br /> e. Dam karena berburu atau membunuh binatang buruan. Dendanya memilih salah satu diantara 3 hal :<br />(1) Menyembelih binatang yang sebanding dengan binatang yang dibunuh.<br />(2) Bersedekah kepada fakir miskin seharga binatang tersebut.<br />(3) Puasa sebanyak harga binatang tersebut, setiap satu mud wajib berpuasa 1 <br /> 1hari. <br /> <br />UMROH<br />1. Pengertian Umroh.<br />Menurut bahasa umroh berarti ziarah. Menurut istilah umroh ialah ziarah ke Ka'bah untuk melakukan thawaf, sa'i dan memotong rambut. Hukum mengerjakan umroh adalah wajib sekali seumur hidup. Allah swt, berfirman :<br />وَأَتِمُّواْ الْحَجَّ وَالْعُمْرَةَ ِللهِ [ سورة البقرة - 196]<br />Artinya : "Dan sempurnakan ibadah haji dan umroh karena Allah.... ". (Al-Baqoroh : 196)<br /><br /> 2. Tata Cara Umroh.<br /> a. Ihrom dari miqot, lalu sholat sunat ihrom.<br /> b. Menuju Makkah dan membaca talbiyah.<br /> c. Thawaf, setelah thawaf disunatkan sholat dua rokaat dimakam Ibrahim.<br /> d. Sa'i.<br /> e. Tahallul dengan menggunting rambut.<br /> 3. Perbedaan Haji dan Umroh.<br />a. Haji dilakukan pada waktu tertentu ( mulai bulan syawal sampai dengan tanggal 10 dzulhjjah ), sedangkan umroh waktunya sepanjang tahun.<br />b. Rukun haji ada wukuf Arafah sedangkan umroh tidak ada.<br />c. Bemalam di Musdalifah, Mina, melempar jumroh, thawaf wada' menjadi wajib haji, sedangkan umroh tidak.<br />d. Bebeda dalam niat.<br /><br />HIKMAH HAJI DAN UMROH<br /> Dapat menambah dan memperkuat iman dan taqwa kepada Allah swt, sebab haji dan umroh memerlukan fisik yang kuat.<br /> Dapat memberi pelajaran dan pendorong kaum muslimin untuk berkorban.<br /> Memperkuat ukhuwah islamiyah antara sesama umat Islam dari berbagai penjuru dunia.<br /> Dapat menjadi forum muktamar umat Islam seluruh dunia untuk membahas dan memecahkan permasalahan kaum muslimin.<br /> Dapat mengenal tempat-tempat bersejarah seperti Ka'bah, Sofa, Marwa, Sumur Zam- zam Mekah, Arofah, Madinah, Makam Nabi saw, dan lain-lain.<br /><br />C. WAKAF<br />1. Ketentuan Wakaf<br />a. Pengertian wakaf<br />Wakaf berasal dari bahasa arab "وَقَفَ" yang berarti berhenti, menahan. Menurut istilah wakaf ialah menahan suatu benda yang kekal dzatnya yang dapat diambil manfaatnya guna diberikan di jalan kebaikan (di jalan Allah swt). Dasar wakaf adalah firman Allah swt., :<br /><br />Artinya : "Kamu sekali-kali tidak akan sampai kepada kebaktian yang (sempurna) sebelum kamu menafkahkan sebagian harta yang kamu cintai. Dan apa saja yang kamu nafkahkan maka sesungguhnya Allah Maha Mengetahui ". (Ali Imron : 92)<br /><br />b. Rukun Wakaf<br /> Wakif (fihak yang menyerahkan wakaf), yaitu orang atau badan hukum yang mewakafkan benda miliknya.<br /> Mauquf 'Alaihi (fihak yang menerima wakaf/nadzir), yaitu kelompok atau badan hukum yang diserahi tugas memelihara dan mengurus benda wakaf. <br /> Mauquf (harta yang diwakafkan) yaitu benda yang bergerak/ tidak bergerak yang memilki daya tahan lama dan bernilai seperti tanah, mobil dan lain-lain.<br /> Sighot (ikrar serah terima wakaf), yaitu pernyataan kehendak dari wakif untuk mewakafkan benda miliknya.<br />c. Syarat Wakaf<br /> Orang yang berwakaf hendaklah mukallaf (tidak syah wakafnya anak-anak).<br /> Harta yang diwakafkan hendaklah tahan lama, dapat diambil manfaatnya, milik sendiri dan tidak dibatasi waktu.<br /> Tujuan wakaf, hendaklah semata-mata karena beribadah kepada Allah swt, dan bukan untuk maksiat.<br /> Sighat (ijab qobul) harus jelas dan mengandung kata-kata wakaf.<br /> Orang yang diserahi wakaf hendaklah dapat dipercaya.<br />Hukum wakaf adalah sunat dan dilaksanakan pada waktu seseorang masih hidup sampai tak terbatas waktunya, sebab ia sendiri yang akan mendapatkan pahala dari Allah swt. Dengan telah dilaksakannya wakaf maka hak wakif terputus dan beralih menjadi hak Allah swt., yang pengurusannya dilaksanakan oleh nadzir. Pada dasarnya terhadap benda wakaf tidak dapat dilakukan perubahan sesuai dengan ikrar wakaf. Tetapi misalnya bangunan Masjid/Madrasah telah ditinggal penduduk sekitar, dengan alasan maslahah dan manfaat maka mengganti bangunan itu boleh dengan alasan :<br /> Karena tidak sesuai lagi dengan tujuan wakaf yang di ikrarkan oleh wakif.<br /> Karena untuk kepentingan umum.<br /><br />2. Harta Yang Di Wakafkan <br />Jenis barang/benda yang boleh di wakafkan adalah barang yang dapat di ambil manfaatnya dan tidak merusak dzatnya, misalnya :<br />a. sebidang tanah<br />b. Bangunan Masjid, Madrasah, Jembatan dan lain-lain.<br />c. Pepohonan yang dapat di ambil manfaatnya/hasilnya.<br /><br />3. Wakaf Di Indonesia<br />a. Dasar Huku Wakaf.<br /> PP Nomor. 28 tahun 1977 <br /> Peraturan Mendagri Nomor. 6 tahun 1997<br /> Peraturan MENAG Nomor 1 tahun 1978<br /> Peraturan Dirjen Bimas Islam No. Kep/P/75/1978.<br />b. Tata Cara Wakaf.<br />• Calon wakif menghadap Nadzir di hadapan Pejabat Pembuat AktA Ikrar Wakaf (PPAIW) yaitu Kepala KUA setempat dengan membawa sertifikat tanah atau surat bukti kepemiikan tanah yang syah yang diperkuat dengan keterangan Kepala desa dan camat bahwa tanah tersebut tidak dalam keadaan sengketa.<br />• Ikrar Wakaf disaksikan sedikitnya 2 orang saksi dan dilakukan secara tertib.<br />• Ikrar wakaf ditulis dengan persetujuan Kepala Kantor Depag Kab./Kota setempat.<br />• PPAIW membuat Akta Ikrar Wakaf (AIW) setelah ikrar wakaf selesai dilaksanakan. AIW dibuat rangkap tiga dan salinannya rangkap empat. Lembar ke 1 disimpan PPAIW, lembar ke 2 dilampirkan pada surat permohonan Bupati/Walikota c.g. Kepala Sub Derektorat Agraria setempat, lembar ke 3 dikirim ke Pengadilan Agama setempat, sedang salinan AIW yang empat diberikan kepada wakif, nadzif, Kandepag dan kepala desa setempat.<br />• PPAIW atas nama nadzir mengajukan permohonan pendaftaran tanah wakaf kepada Bupati/Wakilota c.g. Kepala Sub Direktorat Agraria setempat.<br />• Dengan telah didaftarkannya tanah wakaf tersebut Kepala Sub Direktorat Agraria atas nama Bupat/Walikota menerbitkan Sertifikat Tanah Wakaf.<br />c. Hak dan Kewajiban Nadzir.<br />1) Hak Nadzir<br /> Berhak menerima penghasilan tanah wakaf yang ditentukan oleh Kepala Kantor Depag Kab./Kota dan menggunakan untuk kepentinngan umum.<br /> Menggunakan fasilitas dengan persetujuan Kepala Kantor Depag Kab./Kota setempat.<br />2) Kewajiban Nadzir<br />• Menggunakan harta wakaf, surat-surat wakaf dan hasil wakaf.<br /><br />4. Keutamaan Wakaf<br />Wakaf termasuk sodaqoh jariyah yang pahalanya mengalir terus kepada yang berwakaf. Sebagaimana Sabda Rasulullah saw sebagai berikut :<br /><br />إِذَا مَاتَ ابْنُ أَدَمَ إِنْقَطَعَ عَمَلُهُ إِلاَّ مِنْ ثَلاَثٍ : صَدَقَةٍ جَارِيَةٍ, أَوْ عِلْمٍ يُنْتَفَعُ بِهِ, أَوْ وَلَدٍ صَالِحٍ يَدْعُوْلَهُ (رواه مسلم)<br />Artinya : “Apabila seorang anak adam meninggal dunia maka terputuslah semua amalnya keculi tiga perkara : Sodaqoh jariyah, ilmu yang bermanfaat dan anak sholeh yang mau mendoakan kepadanya”. (HR. Muslim)<br />.<br /><br />D. .SHOLAT SUNAT (MATERI SUPLEMEN)<br />1. Sholat Tahajud<br />Sholat tahajjud ialah sholat sunat dua rokaat yang dikerjakan pada waktu malam sesudah tidur. Waktunya sesudah sholat isak, paling sedikit dikerjakan dua rokaat dan sebanyak-banyaknya tidak terbatas. Waktu yang paling utama adalah sepertiga malam yang terakhir. Caranya adalah dengan niat akan melakukan sholat tahajjud dan apabila niat ingin dilafalkan adalah sebagai berikut : <br />أُصَلِّى سُنَّةَ التَّهَجُدِ رَكْعَتَيْنِ ِللهِ تَعَالَى<br />Artinya : "Aku niat sholat tahajjud dua rokaat karena Allah ta'ala. Allahu Akbar".<br /><br />Allah swt., akan menempatkan pada tempat yang terpuji kepada orang-orang yang membiasakan sholat tahajjud (Al-Isro':79). Adapun do'a sesudah sholat tahajud adalah sebagi berikut :<br />أَللَّهُمَّ لَكَ الْحَمْدُ أَنْتَ قَيِّمُ السَّمَوَاتِ وَاْلأَرْضَ وَمَنْ فِيْهِنَّ, وَلَكَ الْحَمْدُ لَكَ مُلْكُ السَّمَوَاتِ وَاْلأَرْضِ وَمَنْ فِيْهِنَّ, وَلَكَ الْحَمْدُ نُوْرُ السَّمَوَاتِ وَاْلأَرْضَ, وَلَكَ الْحَمْدُ أَنْتَ الْحَقُّ, وَوَعْدُكَ الْحَقُّ, وَلِقَاءُكَ حَقٌّ, وَقَوْلُكَ حَقٌّ, وَالْجَنَّةُ حَقٌّ, وَالنَّارُحَقٌّ, وَالنَّبِيُّوْنَ حَقٌّ, وَمُحَمَّدٌ ص.م. حَقٌّ, وَالسَّاعَةُ حَقٌّ, أَلَّلهُمَّ لَكَ أَسْلَمْةُ وَبِكَ أَمَنْتُ, وَعَلَيْكَ تَوَكَّلْتُ, وَإِلَيْكَ أَنَبْتُ, وَبِكَ خَاصَمْتُ وَإِلَيْكَ حَاكَمْتُ, فَاغْفِرْلِى مَا قَدَّمْتُ وَمَا أَسْرَرْتُ وَمَا أَعْلَنْتُ أَنْتَ الْمُقَدِّمُ وَأَنْتَ الْمُؤَخِّرُ لاَ إِلَهَ إِلاَّ أَنْتَ أَوْ لاَ إِلَهَ غَيْرُكَ وَلاَ حَوْلَ وَلاَ قُوَّتَ إِلاَّ بِاللهِ (رواه البخارى)<br />Artinya : " Ya Allah, bagi-Mu segala Puji, Engkaulah penegak langit dan bumi, alam semesta serta segala isinya, Engkau Raja Penguasa langit dan bumi. Bagi-Mulah segala Puji, Pemancar cahaya langit dan bumi. Bagi-Mulah segalaPuji, Engkaulah yang hak, dan janji-Mu adalah benar, perjumpaan-Mu adalah hak, firman-Mu adalah benar,surga adalah hak, neraka adalah hak, Nabi-Nabi itu adalah hak, Nabi Muhammad saw, adalah benar, saat hari kiamat itu adalah benar. Ya Allah, kepada-Mulah kami berserah diri, kepada Engkaulah kami kembali dan kepada-Mulah kami rindu dan kepada Engkaulah kami berhukum. Ampunilah kami atas kesalahan yang sudah kami lakukan dan yang sebelumnya baik yang kami sembunyikan maupun yang kami nyatakan. Engkau-lah Tuhan Yang Terdahulu dan Tuhan yang Terakhir, Tiada Tuhan melainkan Engkau Allah Robbul 'Alamin. Tiada daya dan kekuatan melainkan dari Allah SWT". ( HR. Bokhori)<br /><br />2. Sholat Dhuha<br /> Pengertian Shalat Dhuha.<br />Sholat dhuha ialah sholat sunat yang dikerjakan pada waktu dhuha (matahari sepenggalan naik) sampai tergelincirrnya matahari (sebelum masuk waktu dhuhur). Rasulullah saw, bersabda :<br />قَالَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : مَنْ حَفَظَ عَلَى شُفْعَةِ الضُّحَى غُفِرَلَهُ ذُنُوْبِهِ وَإِنْ كَانَتْ مِثْلَ زَبَدِالْبَحْرِ (رواه الترمذى)<br />Artinya : "Bersabda Rasulullah saw, : Siapa saja yang dapat mengerjakan sholat dhuha dengan langgeng, akan diampuni dosanya oleh Allah walaupun dosa itu sebanyak buih di lautan". ( HR. Tirmidhi)<br /><br />عَنْ أَنَسٍ قَالَ النَّبِىُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : مَنْ صَلَّى الضُّحَى إِثْنَتَى عَشَرَةَ رَكْعَةً بَنَ اللهُ لَهُ قَصْرًا فِى الْجَنَّةِ (رواه الترمذى)<br />Artinya : "Dari Anas ; Bersabda Rasulullah saw, : Barang siapa sholat dhuha 12 rokaat Allah akan membuatkan baginya istana di surga". ( HR. Tirmidhi)<br /><br /> Tata Cara Mengerjakan Sholat Dhuha.<br />Sholat dhuha dilakukan sekurang-kurangnya dua rokaat dan sebanyak-banyaknya 12 rokaat. Adapun bacaan yang dibaca sesudah Al-Fatihan disunatkan surat Asy-Syamsyi pada rokaat pertama dan surat Ad-Dhuha pada rokaat ke dua. Dalam riwayat lain surat Al-Kafirun dan surat Al-Ikhlas. Caranya adalah dengan niat untuk melakukan sholat dhuha dan apabila niat ingin dilafalkan adalah sebagai berikut :<br />أُصَلِّى سُنَّةَ الضُّحَى رَكْعَتَيْنِ ِللهِ تَعَالَى<br />Artinya:"Aku niat shalat sunat dhuha dua rokaat karena Allah ta'ala".<br /><br />Setelah salam, membaca wirid sebagaimana sholat fardhu kemudian berdo'a. Do'anya adalah sebagai berikut:<br />أَللَّهُمَّ إن الضُّحَىءَ ضَحُى ؤُكَ, وَالْبَهَاءَ بَهَاءُكَ, وَالْجَمَالَ جَمَالُكَ, وَالْقُوَّةَ قُوَّتُكَ, وَالْقُدْرَةَ قُدْرَتُكَ. وَالْعِصْمَةَ عِصْمَتُكَ, أَللَّهُمَّ إِنْ كَانَ رِزْقِى فِى السَّمَاءِ فَأَنْزِلْهُ, وَإِنْ كَانَ فِى اْلأَرْضِ فَأَخْرِجْهُ, وَإِنْ كَانَ مُعَسَّرً فَيَسِّرْهُ, وَإِنْ كَانَ حَرَامًا فَطَهَّرْهُ, وَإِنْ كَانَ بَعِيْدً فَقَرِّبْهُ, بِحَقِّ ضُحَى ئِكَ وَبَهَائِكَ وَجَمَالِكَ وَقُوَّتِكَ وَقُدْرَتِكَ, أَتِنِى مَا أَتَيْتَ عِبَادَكَ الصَّالِحِيْنَ<br />Artinya : "Ya Allah, bahwasanya waktu dhuha adalah waktu dhuha-Mu, kecantikan adalah ke-cantikan-Mu, keindahan itu keindahan-Mu, kekuatan itu kekuatanMu, kekuasaan itu kekuasaan-Mu dan perlindungan itu perlindungan-Mu. Ya Allah, jika rizkiku masih di atas langit, turunkanlah dan jika ada di dalam bumi keluarkanlah, jika sukar mudahkanlah, jika haram sucikanlah, jika masih jauh dekatkanlah, berkat waktu dhuha! ke-Agungan, keindahan, kekuatan dan kekuasaan-Mu limpah-kanlah kepada kami sebagaimana telah Engkau limpahkan ke-pada hamba-hamba-Mu yang shaleh".<br /><br />3. Sholat Istikhoroh<br />Sholat istikhoroh ialah sholat sunat dua rokaat untuk memohon kepada Allah swt, terhadap suatu masalah yang diragukan apakah baik atau tidak untuk dilaksanakan. Sholat istikhoroh termasuk sunat muakad, jumlah rokaatnya minimal dua rokaat dan waktu yang paling baik melakukannya adalah sepertiga malam yang terakhir seperti sholat tahajud. Caranya adalah dengan niat untuk melakukan sholat istikhoroh dan dilakukan seperti sholat sunat yang lain. Apabila niat ingin dilafalkan adalah sebagai berikut :<br />أُصَلِّى سُنَّةَ اْلإِسْتِخَرَةِ رَكْعَتَيْنِ ِللهِ تَعَالَى<br />Artinya : "Aku niat sholat sunat istikhoroh dua rokaat karena Allah ta'ala".<br /><br />Adapun do'a sesudah sholat istikhoroh adalah sebagai berikut : .......<br /><br />أَللَّهُمَّ إِنِّىْ أَسْتَخِيْرُكَ بِعِلْمِكَ وَأَسْتَقْدِرُكَ بِقُدْرَتِكَ وَأَسْأَلُكَ مِنْ فَضْلِكَ الْعَظِيْمِ, فَإِنَّكَ تَقْدِرُ وَلاَ أَقْدِرُ وَتَعْلَمُ وَلاَ أَعْلَمُ وَأَنْتَ عَلاَّمُ الْغُيُوْبِ, أَللَّهُمَّ إِنْ كُنْتَ تَعْلَمُ أَنَّ هَذَا اْلأَمْرَ ... خَيْرٌلِّىْ فِى دِيْنِى وَمَعَاشِى وَعَاقِبَةِ أَمْرِى فَاقْدِرْهُ لِى وَيَسِّرْهُ لِى ثُمَّ بَارِكْ لِى فِيْهِ, وَ إِنْ كُنْتَ تَعْلَمُ أَنَّ هَذَا اْلأَمْرَ ... شَرٌّ لِّىْ فِى دِيْنِى وَمَعَاشِى وَعَاقِبَةِ أَمْرِى فَاصْرِفْهُ عَنِّى وَاصْرِفْنِى عَنْهُ, وَاقْدِرْ هُ لِىَ الْخَيْرَ حَيْثُ كَانَ ثُمَّ ارْضِنِى بِهِ (رواه البخارى) <br />Artinya : "Ya Allah, sesungguhnya aku memohon kebaikan kepada-Mu dengan ilmuMu. Aku memohon kepada-Mu agar memberi ketentuan dengan kekuasaan-Mu, dan aku mohon anugerah-Mu yang Agung, karena sesungguhnya Engkaulah yang berkuasa dan aku tidak berdaya. Engkau Maha Mengetahui dan aku tidak mengetahui, sesungguhnya Engkau yang Maha Mengetahui hal-hal yang ghaib. Ya Allah jika Engkau telah mengetahui bahwa perkara … ini baik bagiku, agamaku, kehidupanku dan akibat perkara maka tetapkanlah perkara ini untuk-ku, berikanlah kemudahan dan berkah kebaikan untuk-ku. Dan jika Engkau telah mengetahui perkara … ini jelek bagiku, agamaku, kehidupanku dan akibatnya maka jauhkanlah dariku dan jauhkanlah aku dari padanya, dan tetapkanlah yang baik untukku dimanapun lalu jadikanlah aku rela terhadapnya". (HR. Bukhori).<br /><br /><br />BAB TARIH ISLAM<br /><br /> TADARRUS Bacalah ayat-ayat berikut 5 – 10 menit, perhatikan kaidah-kaidah tajwid dan makhrojnya.<br />بِسْمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ<br /><br /> Q.S. Al-A’rof : 157 <br />اَلَّذِيْنَ يَتَّبِعُوْنَ الرَّسُوْلَ النَّبِيَّ اْلأُمِّيَّ الَّذِيْ يَجِدُوْنَهُ مَكْتُوْباً عِنْدَهُمْ فِي التَّوْرَاةِ وَالإِنْجِيْلِ يَأْمُرُهُمْ بِالْمَعْرُوْفِ وَيَنْهَاهُمْ عَنِ الْمُنْكَرِ وَيُحِلُّ لَهُمُ الطَّيِّبَاتِ وَيُحَرِّمُ عَلَيْهِمُ الْخَبَآئِثَ وَيَضَعُ عَنْهُمْ إِصْرَهُمْ وَاْلأَغْلاَلَ الَّتِيْ كَانَتْ عَلَيْهِمْ فَالَّذِيْنَ آمَنُواْ بِهِ وَعَزَّرُوْهُ وَنَصَرُوْهُ وَاتَّبَعُواْ النُّورَ الَّذِيَ أُنزِلَ مَعَهُ أُوْلَـئِكَ هُمُ الْمُفْلِحُوْنَ <br /><br /> Q.S. Al-Ahqof : 10 <br />قُلْ أَرَأَيْتُمْ إِنْ كَانَ مِنْ عِنْدِ اللهِ وَكَفَرْتُمْ بِهِ وَشَهِدَ شَاهِدٌ مِّنْ بَنِيْ إِسْرَائِيلَ عَلَى مِثْلِهِ فَآمَنَ وَاسْتَكْبَرْتُمْ إِنَّ اللهَ لاَ يَهْدِي الْقَوْمَ الظَّالِمِيْنَ <br /><br /> Q.S. Al-An’am : 20 <br />اَلَّذِيْنَ آتَيْنَاهُمُ الْكِتَابَ يَعْرِفُوْنَهُ كَمَا يَعْرِفُوْنَ أَبْنَاءَهُمُ الَّذِيْنَ خَسِرُواْ أَنْفُسَهُمْ فَهُمْ لاَ يُؤْمِنُوْنَ<br /><br /><br />Pada pokok bahasan Sejarah Dakwah Rasulullah SAW semester satu kita telah mempelajari sejarah Dakwah Rasulullah SAW ketika beliau berada di Makkah yang penuh dengan tantangan dan rintangan terutama dari orang-orang kafir Qurays. Pada bab ini kita akan mempelajari bagaimana strategi dakwah Rasulullah SAW dalam membina umat setelah beliau hijrah dari Makkah ke Madinah.<br /><br />A. ORANG-ORANG YASTRIB MASUK ISLAM<br /> Sudah menjadi kebiasaan Rasulullah SAW pada setiap musim haji mengunjungi kemah-kemah jama’ah haji untuk menyampaikan dakwahnya. Aktivitas ini mendapat respon sebagaimana ditunjukkan oleh Suwaid bin Shamit, seorang tokoh suku Aus dari Yatsrib yang menyatakan tertarik pada ajakan Rasulullah SAW. Selang beberapa lama setelah itu Iyaz bin Mu’adz seorang pemuda Khazroj juga menyatakan keIslamannya ketika Rasulullah SAW menemui rombongan kabilah Khazroj saat mereka datang ke Makkah. Aus dan Khazroj adalah dua kabilah Arab terkemuka di Yatsrib yang selalu bermusuhan. Mereka sedikit banyak sudah memiliki pengertian tentang ketuhanan, wahyu, kenabian dan hari akhir. <br /> Pada musim haji tahun ke 11 dari kenabian, beberapa orang Khazroj, dua diantaranya Bani Najron masuk Islam. Sejak itu Rasulullah SAW menjadi pembicaraan hangat dari penduduk Yatsrib. Pada musim haji tahun berikutnya 12 orang laki-laki dan seorang perempuan dari Yatsrib menemui Rasulullah SAW di Aqobah. Mereka berikrar tidak menyekutukan Tuhan, tidak mencuri, tidak berzina, tidak membunuh anak-anak, tidak menfitnah dan tidak mendurhakai Muhammad SAW. Peristiwa ini dikenal dengan Baiah Al-Aqobah Al-Ula (Baiah Aqobah pertama). Setelah itu Rasulullah SAW mengutus Mus’ab bin Umair untuk mengajarkan Islam kepada penduduk Yatsrib. Setahun kemudian pada malam hari seusai menunaikan ibadah haji terjadi Baiah Al-Aqobah Ats-Tsaniyah (Baiah Aqobah kedua), dimana 73 orang laki-laki dan dua orang perempuan dari Yatsrib bertemu dengan Rasulullah SAW, yang waktu itu di dampingi Abbas bin Abdul Mutholib di Aqobah. 12 orang pemuka Aus dan Khazroj, masing-masing mewakili yang ada dalam kabilahnya, mengucapkan sumpah setia akan membela Rasulullah SAW walaupun jiwa dan harta taruhannya. Orang-orang Yatsrib itu masuk Islam tampaknya termotivasi oleh keinginan melepaskan diri dari perbudakan orang-orang Yahudi. <br /> <br />B. HIJRAH KE YATSRIB <br /> Setelah Baiah Aqobah ke dua tindakan kekerasan terhadap kaum muslimin makin meningkat, bahkan musyrikin Quraisy sepakat akan membunuh Rasulullah SAW. Menghadapai kenyataan ini Rasulullah SAW menganjurkan kepada para sahabatnya untuk pindah ke Yatsrib. Kelompok orang lemah diperintahkan lebih dulu karena merekalah yang paling banyak menderita penganiayaan dan paling sedikit mendapatkan perlindungan. Rasulullah SAW sendiri baru meninggalkan Makkah setelah seluruh kaum muslimin keluar dari Makkah kecuali Ali dan keluarganya dan Abu Bakar dan keluarganya. Ketika akan berangkat Rasulullah SAW meminta Ali untuk tidur di kamarnya untuk mengelabuhi musuh yang berencana membunuhnya. Beliau berangkat ke gua Tsur, arah selatan Makkah ditemani oleh Abu Bakar. Mereka bersembunyi di gua Tsur selama 3 malam. Tidak ada yang tahu tentang keadaan dan tempat persembunyian mereka selain putera puteri Abu Bakar sendiri, Abdullah, Aisyah dan Asma serta sahayanya Amir bin Fuhairoh. Merekalah yang mengirimkan makanan setiap malam dan menyampaikan kabar mengenai pergunjingan penduduk Makkah tentang Rasulullah SAW. Pada malam ketiga mereka keluar dari persembunyiannya untuk melanjutkan perjalanan menuju Yatsrib ditemani oleh Abdullah bin Abi Bakar dan Abdullah bin Arqod seorang musyrik yang bertugas sebagai petunjuk jalan. Rombongan ini bergerak ke arah barat menuju laut merah kemudian belok ke utara mengambil jalan yang tidak biasa dilalui oleh kafilah-kafilah pada umumnya. Setelah mengarungi padang pasir yang sangat luas dan amat panas akhirnya pada hari Senin, tanggal 8 Rabi’ul Awal tahun I Hijriyah, tibalah Nabi Muhammad SAW di Quba, sebuah tempat kira-kira 10 km dari kota Yatsrib. Selama 4 hari di Quba beliau menginap di rumah Kultsum bin Hadam, seorang laki-laki tua yang rumahnya sering dijadikan pangkalan bagi orang-orang yang baru datang ke Yatsrib. Sedangkan Abu Bakar menginap di rumah Hubaib bin Isaf. Selam 4 hari istirahat, Nabi SAW mendirikan sebuah Masjid, yaitu masjid Quba. Itulah masjid yang pertama kali didirikan dalam sejarah umat Islam. Rasulullah SAW yang meletakkan batu pertama di kiblatnya, diikuti oleh Abu Bakar kemudian diselesaikan oleh para sahabatnya. Tiga hari kemudian Ali bin Abi Thalib tiba di Quba selama menempuh perjalanan selama 15 hari. Ia bergabung dengan Rasulullah SAW tinggal di rumah Ibnu Hadam. Keesokan harinya jum’at 12 Rabiul Awal bertepatan dengan 24 September 622 M rombongan muhajirin ini melanjutkan perjalanan ke Yatsrib. <br /> Kedatangan Rasulullah SAW disambut dengan hangat penuh kerinduan oleh kaum Ansor. Begitu sampai di kota ini beliau melepas tali kekang unta yang ditungganginya dan membiarkan unta itu berjalan sekehendaknya. Unta itu baru berhenti di sebidang kebun yang di tumbuhi beberapa pohon kurma bersebelahan denga rumah Abu Ayyub. Kebun ini milik dua anak yatim bersaudara yang di asuh oleh Abu Ayyub bernama Sahl dan Suhail putera Rafi’ bin Umar. Atas permintaan Muadz bin Ahro’, kebun ini di jual dan di atasnya di bangun masjid atas perintah Rasuluulah SAW. Sejak kedatangan Rasulullah SAW Yatsrib berubah namanya menjadi Kota Madinah atau Madinatur Rasul atau Madinatul Munawwaroh.<br /> Setelah menetap di Madinah ini Rasulullah SAW barulah memulai rencana mengatur siasat dan membentuk masyarakat Islam yang bebas dari tekanan dan ancaman, mempertalikan hubungan kekeluargaan antara kaum Muhajirin dan Ansor, mengadakan perjanjian saling membantu antara kaum muslimin dengan bukan muslim, menyusun siasat, ekonomi, social serta dasar-dasar Daulah Islamiyah. <br /><br />C. PEMBINAAN MASYARAKAT DAN PELETAKAN DASAR-DASAR KEBUDAYAAN ISLAM<br /> Pekerjaan besar yang dilakukan Rasulullah SAW dalam periode Madinah adalah pembinaan terhadap masyarakat Islam yang baru terbentuk. Dasar-dasar kebudayaan yang diletakkan oleh Rasulullah SAW itu pada umumnya merupakan sebuah nilai dan norma yang mengatur manusia dan masyarakat dalam hal yang berkaitan dengan peribadatan, social, ekonomi dan politik yang bersumber dari Al-Qur’an dan Sunnah. Dalam membina masyarakat Islam di Madinah ini usaha-usaha pokok yang terlebih dahulu dikerjakan antara lain :<br />a. Mendirikan Masjid.<br /> Beliau dahulukan mendirikan masjid sebelum bangunan-bangunan lainnya selain kediaman beliau sendiri, karena masjid mempunyai potensi yang sangat vital dalam menyatukan umat dan menyusun kekuatan mereka lahir dan batin untuk membina masyarakat Islam atau daulah Islamiyah berlandaskan semangat tauhid. Di masjid ini Rasulullah SAW mengobarkan semangat jihat di jalan Allah SWT, sehingga kaum muslimin waktu itu belum begitu banyak tetapi rela mengorbankan harta dan jiwa untuk kepentingan Islam. Di masjid pula beliau senantiasa mengajarkan doktrin tauhid dan mengajarkan pokok-pokok ajaran Islam kepada kaum muhajirin dan ansor. Dan di dalam masjid pula kaum muslimin mengadakan sholat berjamaah, mengadakan musyawarah untuk merundingkan masalah-masalah yang di hadapi. <br />b. Mempersaudarakan kaum Muhajirin dan Ansor.<br /> Kaum Muhajirin yang jauh dari sanak saudara dan kampung halaman mereka, di pererat oleh beliau dengan mempersaudarakan mereka dengan kaum Ansor karena kaum Ansor telah menolong mereka dengan ikhlas dan tidak memperhitungkan keuntungan yang bersifat materi, melainkan hanya karena mencari keridhaan Allah SWT semata. Sebagai contoh Abu Bakar dipersaudarakn dengan Harits bin Zaid, Ja’far bin Abi Thalib dengan Muadz bin Jabal, Umar bin Khattab dengan Itbah bin Malik, begitu seterusnya tiap-tiap kaum Ansor dipersaudaran dengan kaum Muhajirin. Dengan demikian kaum muhajirin yang bertahun-tahun berpisah dengan keluarganya merasa tentram dan aman melaksanakan syariat agamanya. Di tempat yang baru tersebut sebagian ada yang hidup berniaga ada yang bertani seperti (Abu Bakar, Utsman dan Ali) mengerjakan tanah kaum Ansor. Dengan ikatan teguh ini Nabi Muhammad SAW dapat menyatukan dengan ikatan persaudaraan Islam yang kuat yang terdiri dari berbagai macam suku dan kabilah ke dalam satu ikatan masyaraka Islam yang kuat dengan semangat bergotong royong, senasib sepenanggunan. <br />Segolongan orang arab yang menyatakan masuk Islam dalam keadaan miskin disediakan tempat tinggal dibagian masjid yang kemudian dikenal dengan nama Ashab Shuffa. Keperluan hidup mereka dipikul bersama diantara Muhajirin dan Ansor.<br />c. Perjanjian Perdamaian dengan kaum Yahudi.<br /> Guna menciptaka suasana tentram di kota baru bagi Islam (Madinah), Nabi Muhammad SAW membuat perjanjian persahabatan dan perdamaian dengan kaum Yahudi yang berdiam di dalam dan di sekeliling kota Madinah. Inilah salah satu perjanjian yang diperlihatkan oleh Nabi Muhammad SAW sebagai seorang ahli politikus yang ulung yang belum pernah dilakukan oleh para nabi-nabi terdahulu. Diantara isi perjanjian yang dibuat oleh Nabi SAW dengan kaum Yahudi antara lain :<br /> Bahwa kaum Yahudi hidup damai bersama-sama kaum muslimin; kedua belah fihak bebas memeluk dan menjalankan agamanya masing-masing.<br /> Kaum muslimin dan kaum Yahudi wajib tolong menolong untuk melawan siapa saja yamg memerangi mereka. Orang Yahudi memikul belanja mereka sendiri begitu pula kaum muslimin juga memikul belanja mereka sendiri. <br /> Kaum muslimin dan kaum yahudi wajib nasehat menasehati, tolong menolong, melaksanakan kebajikan dan keutamaan.<br /> Bahwa kota Madianah adalah kota suci yang wajib dihormati oleh mereka yang terikat dengan perjanjian itu. Kalau terjadi perselisihan antara kaum Yahudi dengan kaum Muslimin, maka urusannya hendaklah diserahkan kepada Allah dan Rasullullah SAW.<br /> Bahwa siapa saja yang tinggal di dalam atau di luar kota Madinah wajib dilindungi keamanan dirinya, kecuali orang-orang yang zalim dan bersalah, sebab Allah SWT menjadi pelindung orang-orang yang baik dan berbakti. <br />Perjanjian politik yang dibuat oleh Nabi Muhammada SAW tersebut telah menjamin kemerdekaan beragama dan menjamin kehormatan jiwa dan harta dari golongan yang bukan Islam. Ini adalah merupakan peristiwa yang baru dalam dunia politik dan peradaban manusia. Sebab waktu itu diberbagai pelosok dunia masih terjadi perkosaan dan perampasan hak-hak asasi manusia. <br />d. Meletakkkan dasar-dasar Politik, Ekonomi dan Sosial untuk masyarakat Islam.<br /> Karena masyarakat Islam telah terwujud, maka Rasulullah SAW menentukan dasar-dasar yang kuat bagi masyarakat Islam yang baru terwujud itu, baik dalam bidang politik, ekonomi, social maupun yang lainnya. Hal ini disebabkan karena dalam periode perkembangan agama Islam di Madinah inilah telah turun wahyu Allah SWT yang mengandung perintah berzakat, berpuasa, dan hukum-hukum yang bertalian dengan pelanggaran atau larangan, jinayat (pidana) dan lain-lain. Dengan ditetapkannya dasar-dasar politik, ekonomi, social dan lainnya, maka semakin teguhlah bentuk-bentuk masyarakat Islam, sehingga semakin hari pengaruh agama Islam di kota Madinah semakin bertambah besar. <br />e. Memelihara dan mempertahankan masyarakat Islam.<br /> Jumlah orang-orang yang mengakui kerasulan Muhammad SAW bertambah dengan amat cepat, sehingga dalam waktu yang sangat singkat kekuatan Islam sudah mulai diperhitungkan oleh orang-orang yang tidak menyukainya. Ada tiga kekuatan yang secara nyata memusuhi agama baru ini yaitu : orang-orang Yahudi, orang-orang munafik, dan orang-orang Quraiys dengan sekutunya.<br />A. Rongrongan Kaum Yahudi.<br /> Orang Yahudi sejak sebelum masehi sudah hidup di Madinah, mereka terdiri dari 3 suku yaitu Bani Qainuqa, Bani Quraidhah dan Bani Nadzir. Mereka semua mempercayai akan kedatangan nabi akhir zaman sebagaimana dijelaskan dalam kitab suci mereka. Akan tetapi ketika nabi yang ditunggu-tunggu itu datang, mereka mengingkarinya karena mereka menduga dan menghendaki bahwa nabi yang ditunggu-tunggu itu berasal dari golongan meraka yaitu keturunan Israel. Apalagi setelah bangsa Arab memeluk agama Islam mendahului mereka. Kekecewaan mereka sudah tak bias disembunyikan lagi. Lihat Q.S. Al-Baqoroh : 89 <br />Mereka memang pernah mengikat perjanjian dengan kaum muslimin, akan tetapi tidak dilandasi dengan ketulusan hati yang jujur dan mereka mengira bahwa kaum muslimin adalah kelompok yang lemah yang tidak akan mampu menghadapi kekuatan kafir Quraiys. Mereka terkejut ketika Rasulullah SAW dan para pengikutnya berhasil memporak-porandakan tentara Quraiys dalam perang Badar 17 Ramadhan 2 H. Kedengkian orang Yahudi semakin meningkat ketika menyaksikan sendiri betapa pesatnya agama yang di bawa oleh Rasulullah SAW. Mereka menempuh berbagai cara untuk menghentikan perkembangan Islam. Mula-mula dengan cara berdebat untuk menimbulkan keraguan dikalangan kaum muslimin, akan tetapi cara ini tidak berhasil (Lihat Q.S. Al-Baqoroh : 109). <br />Kemudian mereka menempuh cara yang kedua, yaitu dengan jalan kekerasan dan memprovokasi penduduk Madinah. Yang mula-mula merusak perjanjian dengan Nabi SAW adalah Yahudi Bani Qainuqa’. Pada suatu hari seorang wanita Arab dianiaya dengan cara yang amat keji, sewaktu masuk pasar Bani Qainuqa’, seorang Arab yang menolongpun juga ikut dianiaya sampai mati. Karena pelanggaran tersebut, maka mereka akhirnya di usir dari Madinah. Hal ini terjadi sehabis perang Badar (Lihat Al-Anfal : 58)<br />Kira-kira setahun kemudian sesudah peristiwa ini, orang Yahudi Bani Nadzir yang diwakili oleh Amr bin Jahsy hendak membunuh Rasulullah SAW dengan cara menjatuhkan batu dari atas tembok tempat beliau beristirahat bersama Abu Bakar, Usman dan Ali ketika sedang berkunjung ke tempat perkampungan mereka. Hanya berkat petolongan Allahlah beliau selamat dari percobaan pembunuhan tersebut I(Lihat Q.S. Al-Maidah : 11)<br />Akhirnya Yahudi Bani Nadzir mereka juga di usir dari Madinah oleh Rasulullah SAW pada awal tahun ke 4 H.<br />Pengusiran terhadap bani Nadzir mendorong mereka untuk bersekutu dengan kabilah-kabilah besar Arab seperti Qurays, Ghatfan, Bani Murrah dan lain-lain untuk bersama-sama menyerang Madinah. Terjadilah perang Ahzab pada tahun ke 5 H. Kota Madinah di kepung, sehingga kaum muslimin terancam kelaparan. Dalam situasi yang sulit itu pemimpin Bani Quraidhah Ka’ab bin Asad membatalkan perjanjian dengan Rasulullah SAW dan bersekutu dengan para penyerang. Dengan demikian kaum muslimin terjepit oleh dua musuh dari dalam dan dari luar. Kemudian Rasulullah SAW mengutus Sa’ad bin Mu’adz dan Sa’ad bin Ubadah untuk mengingatkan Ka’ab, akan tetapi malah disambut oleh Ka’ab dengan sikap kasar dan angkuh. Ketika musuh menghentikan pengepungan dan meninggalkan Madinah tanpa hasil sedikitpun, kaum muslimin mengepung perkampungan Bani Quraidhah selama 25 hari. Setelah 25 hari dikepung, akhirnya mau menyerah dengan syarat yang menjadi hakim adalah Sa’ad bin Muadz kepala suku Aus. Oleh Sa’ad bin Muadz mereka dijatuhi hukuman mati, sementara anak-anak dan perempuan mereka di tahan. Dengan demikian tamatlah riwayat orang-orang Yahudi yang tinggal di Madinah, sehingga umat Islam merasa tenang dan aman hidup di Madinah. <br />B. Rongrongan orang-orang Munafik. <br /> Keberadaan orang-orang munafik tidak bisa di abaikan begitu saja sebagai ancaman yang sangat membahayakan. Pengaruh mereka memang tidak begitu besar, namun apabila dibiarkan bisa menimbulkan malapetaka yang merugikan perjuangan umat Islam. Sekalipun mereka mengaku beriman kepada Rasulullah SAW, namun acap kali mereka menghalang-halangi orang lain masuk Islam. Ketika Rasulullah SAW bersiap menghadapi perang Uhud, kaum munafik keluar dari barisan yang dipersiapkan itu atas hasutan Abdullah bin Ubai, pemimpin mereka. Mereka juga mengadakan hubungan baik dengan kaum Yahudi dan pernah menjanjikan bantuan kepada Bani Quraidhah sewaktu yang disebut terakhir ini menghianati kaum muslimin. Tentu masih banyak lagi perbuatan mereka yang merugikan kaum muslimin. Terhadap orang-orang munafik ini Rasulullah SAW bersikap lunak sambil berusaha menyadarkan mereka supaya beriman secara benar. Usaha Rasulullah SAW ini tidak sia-sia, setelah pemimpin mereka Abdullah bin Ubai meninggal dunia. Sifat-sifat orang-orang munafik ini digambarkan oleh Allah SWT sebagaimana tercantum dalam surat Al-Munafiqun. <br />C. Rongrongan kafir Quraisy dan sekutunya.<br /> Sikap permusuhan kafir Quraiys terhadap Islam tidak berhenti dengan kepindahan Rasulullah SAW dan para sahabatnya ke Madinah. Atas sikap mereka itu Allah SWT menurunkan ayat yang mengizinkan umat Islam mengangkat senjata untuk membela diri, karena mereka sungguh dianiaya (biannahum dzulimu), lihat Q.S. Al-Ahzab : 39-40. Ini adalah ayat pertama yang diturunkan oleh Allah SWT mengenai perang. Ayat ini menjadi alasan bagi Rasulullah SAW untuk membentuk pasukan yang dipersiapkan untuk terjun ke medan pertempuan. Pasukan yang pertama dibentuk adalah untuk berjaga-jaga menghadapi serangan dari suku-suku Badui dan kafir Quraiys serta sekutunya. Orang yang boleh diperangi adalah orang yang telah merampas hak, baik harta maupun jiwa dan menghalangi untuk beriman kepada Allah SWT dan melaksanakan ajarannya (lihat Q.S. Al-Baqoroh : 190-191).<br />Perang sebagai jawaban atas permusuhan kafir Qurisy terjadi pertama kali dilembah Badar pada tanggal 17 Ramadhan 2 H. Dalam Al-Qur’an peristiwa ini disebut dengan yaumul furqon, yakni hari pemisah antara yang hak dan yang bathil. Kendatipun pasukan Islam jauh lebih kecil (sekitar 300 orang) namun berhasil meraih kemenangan dari pasukan kafir Quraiys yang jumlahnya sekitar 1000 orang. Hal ini membuat orang-orang Yahudi geram dan kecewa. Mereka mulai menunjukkan sikap tidak bersahabat dengan orang muslim dan berusaha menusuk dari belakang. Sementara itu kafir Quraiys berusaha membalas kekalahan dengan mempersiapkan 3000 pasukan dengan perbekalan dan persenjataan yang lengkap berangkatlah menuju kota Madinah. Turut ambil bagian dalam pasukan kafir ini adalah suku Arab Tihamah, Kinanah, Bani Harist, Bani Haun dan Bani Musthaliq. Pada bulan Sya’ban 3 H terjadilah perang Uhud, dalam peperangan ini kaum muslimin menderita kekalahan akibat keluarnya sebagian pasukan muslimin yang diprovokasi oleh orang munafik bernama Abdullah bin Ubay sehingga kaum muslimin yang berjumlah 1000 orang tinggal kurang lebih dua pertiganya. Dalam peperangan ini dari kaum muslimin yang gugur sebagai syuhada 70 orang, termasuk paman Nabi SAW yang bernama Hamzah bin Abdul Muthalib. Kesempatan ini membuat kesempatan orang Yahudi bani Nadzir untuk menghancurkan kaum muslimin. Mereka berusah membunuh Rasulullah SAW, namun gagal sehingga mereka di usir dari Madinah. Pada bula syawal 5 H kurang lebih 14.000 tentara kafir termasuk 4000 kafir Quraiys di bawah pimpinan Abu Sofyan menyerbu Madinah. Menghadapi serbuan ini Rasulullah SAW memilih bertahan di kota. Atas saran Salman Al-Farisi kaum muslimin membuat parit-parit di setiap lorong untuk masuk ke kota Madinah. Tidak ada pilihan lain bagi kafir untuk mengepung kota Madinah. Akan tetapi setelah 25 hari pengepungan, perasaan jenuh mulai muncul terutama pada kelompok-kelompok yang tidak mempunyai kepentingan karena yang jelas punya kepentingan adalah kaum kafir dan orang Yahudi. Pada saat yang sama seorang pemimpin Arab Nu’aim bin Mas’ud menghadap Rasulullah SAW dan menyatakan masuk Islam. Tepat pada saat yang menyulitkan kaum muslimin, datanglah badai padang pasir yang mematikan disertai hujan lebat yang menyapu bersih kemah dan perbekalan mereka (lihat Al-Ahzab : 9). Akhirnya terpaksa mereka kembali dan menyelamatkan diri tanpa membawa apa-apa (lihat Al-Ahzab : 25). Perang ini dikenal dengan nama perang Khandaq, karena kaum muslimin menggunakan parit (khandaq) untuk pertahanan mereka. Dikenal pula dengan sebutan perang Ahzab karena musuh yang menyerang madinah terdiri dari berbagai golongan yang bersekutu (Al-Ahzab). Dalam perang ini gugur 6 sahabat Rasululllah SAW termasuk Sa’ad bin Muadz, mereka gugur sebagai syuhada. Demikian kaum muslimin mempertahankan diri dan serangan yang dilakukan tetap tidak keluar dari kerangka mempertahankan diri. <br />D. Fase perjuangan setelah Perang Ahzab.<br /> Pada bulan Dzulqo’dah 6 H Rasulullah SAW beserta 10.000 orang sahabatnya berangkat ke Makkah untuk menunaikan umroh dan haji. Mereka sudah mengenakan pakaian ihrom sejak berangkat dan membawa hewan-hewan yang akan disembelih di Mina agar tidak dicurigai oleh kaum Quraisy. Akan tetapi kafir Quraisy tidak menghendaki kaum muslimin memasuki kota Makkah, karena apapun alasannya berarti itu kemenangan bagi kaum muslimin. Oleh karena itu kafir Quraiys mengirim pasukan di bawah pimpinan Khalid bin Walid untuk menghadang kaum muslimin. Kaum muslimin dapat menghidari pertemuan dengan pasukan Khalid bin Walid dengan menempuh jalan lain, sehingga ketika masuk bulan haram mereka sudah sampai di Hudaibiyah, beberapa mil dari kota Makkah.<br />Rasulullah SAW bermusyawrah dengan para sahabatnya kemudian mengutus Usman bin Affan untuk menemui kaum kafir Quraisy guna menyampaikan maksud kedatangan mereka ke Makkah. Akan tetapi Usman bin Affan malah di tahan oleh mereka dan muncul desas desus bahwa Usman mau di bunuh. Rasulullah SAW dengan para sahabatnya mengadakan sumpah setia untuk berperang sampai tercapai kemenangan. Sumpah setia ini terkenal dengan nama Baiah Ar-Ridwan (sumpah yang diridhai Allah SWT). Sumpah ini menggetarkan nyali kaum musyrikin Quraiys sehingga Usman bin Affan dibebaskan dan mereka mengutus Suhail bin Amr untuk mengadakan perjanjian dengan kaum muslimin. Perjanjian inilah yang kemudian terkenal dengan nama Perjanjian Hudaibiyah yang pokok-pokok isinya antara lain :<br />1. Segala permusuhan kedua belah fihak dihentikan selama 10 tahun.<br />2. Setiap orang Quraiys yang datang kepada kaum muslimin tanpa seijin walinya harus di tolak dan dikembalikan.<br />3. Setiap orang Islam yang menyerahkan diri kepada fihak Quraiys tidak akan dikembalikan.<br />4. Setiap kabilah yang ingin bersekutu dengan kaum Quraiys maupun dengan kaum muslimin tidak boleh dihalang-halangi oleh salah satu fihak.<br />5. Kaum muslimin tidak boleh memasuki kota Makkah pada tahun itu, namun diberi kesempatan pada tahun berikutnya dengan syarat tidak membawa senjata kecuali pedang dalam sarungnya dan tidak boleh tinggal di Makkah lebih dari 3 hari.<br />Dalam peristiwa ini Rasulullah SAW menunjukkan kemampuannya sebagai seorang politikus yang pandai berdeplomasi. Perjanjian ini menunjukkan pengakuan Quraiys terhadap eksistensi kaum muslimin dan ini berarti kemenangan bagi umat Islam. Sepintas lalu perjanjian tersebut memang berat sebelah dan merugikan kaum muslimin. Akan tetapi selama gencatan senjata banyak tokoh Qurays yang masuk Islam seperi Kholid bin Walid, Amr bin Ash dan Usman bin Thalhah. <br />Selama genjatan senjata berlangsung, Rasulullah SAW mulai mendakwahkan Islam kepada kabilah-kabilah Arab lainnya, dan mengirimkan surat kepada Kaisan Romawi, Kisra Persia, Gubernur Yaman, Kaisan Habsyi, Gubernur Ghassaniah (Basro di bawah kekuasaan Romawi) dan gubernur Mesir. Kisra dari Persia dengan keangkuhannya merobek-robek surat dari Rasulullah SAW dan menghina serta mengusir pembawanya. Dalam pada itu Harits bin Umar yang di utus Rasulullah SAW kepada Gubernur Ghassaniyah di tolak dengan kasar dan kemudian di bunuh. Penghinaan yang dilakukan Gubernur Ghassaniyah dan pembunuhan atas Harits bin Umar memicu berkorbannya perang Mu’tah. Dalam perang ini panglima muslim Zaid bin Haritsah gugur sebagai syahid. Kepemimpinannya dilanjutkan oleh Abdullah bin Ruwahah namun iapun gugur. Demikian pula Ja’far bin Abi Thalib yang menggantikan Abdullah gugur di tangan tentara Romawi. Khalid bin Walid yang tampil menggantikan Ja’far, dengan naluri seorang panglima berpengalaman memberi komando kepada pasukannya supaya mundur dan kembali ke Madinah. Ini terjadi pada tahun 8 H. Peristiwa ini menyadarkan kepada kaum muslimin bahwa di utara ada musuh yang tidak bias di remehkan.<br />Pada tahun ketika terjadi perang Mu’tah orang-orang Quraiys membantu sekutu mereka Bani Bakar yang berselisih dengan Bani Khuza’ah (sekutu kaum muslimin). Tindakan ini berarti melanggar perjanjian Hudaibiyah. Menanggapi sikap kaum Quraiys ini pada 10 Ramadhan 8 H, Rasulullah SAW memimpin 10.000 pasukan berangkat berangkat menuju Makkah. Ketika pasukan besar itu berkemah di dekat kota Makkah, Abbas bin Abdul Muthalib datang menyatakan keIslamannya, disusul Abu Sofyan pemimpin besar Quraiys yang sudah kandas dengan ambisinya. Setelah Abu Sofyan menyerah, Rasulullah SAW memerintahkan pasukannya untuk memasuki kota Makkah lewat 4 penjuru. Dengan demikian Makkah jatuh ke tangan kaum muslimin tanpa perlawanan sama sekali. Patung-patung dan berhala di sekeliling Ka’bah mereka hancurkan kemudian mereka thawaf mengelilingi Ka’bah dan kemudian turunlah QS. Al-Isro’ : 81. Peristiwa ini terjadi pada tanggal 20 Ramadhan 8 H. <br />Dengan pembebasan kota Makkah bukan berarti musuh Islam sudah lenyap, kabilah-kabilah di sekitar Makkah seperti Badui, kaum Masehi di Najran, dan beberapa kabilah yang terdiri dari Hawazin, Tsaqif, Jusyam, Nasr, Sa’ad bin bin Bakar dan Bani Hilal membentuk persekutuan baru untuk menyerang kaum muslimin. 10.000 pasukan dari Madinah + 2.000 dari Makkah segera disiapkan untuk menyerang para komplotan sebelum mereka menyerang. Ketika pasukan kaum muslimin melewati jalan-jalan sempit di sela-sela bukit Hunain pegunungan Tihamah tiba-tiba diserang dengan membabi buta hingga membuat pasukan kaum muslimin sempat kocar kacir. Kemudian Rasullullah SAW berdiri ditemani tidak kurang dari 100 sahabat termasuk Abu Bakar, Umar, Ali dan Abbas memberikan komando untuk melakukan serangan balik dan akhirnya musuh dapat taklukkan. Sisa-sisa musuh yang kalah melarikan diri ke Thaif termasuk pemimpin mereka Malik bin Auf dan bertahan di benteng kota yang terkenal sangat kuat. Kaum muslimin mengepung benteng itu beberapa waktu lamanya namun tidak berhasil. Akhirnya Rasulullah SAW kembali ke Ja’ronah dan tetap memblokir daerah sekitarnya. Pada saat itulah kabilah Hawazin menyerah dan menyatakan masuk Islam, begitu juga penduduk Thaif yang menderita akibat blokade kaum muslimin juga menyatakan masuk Islam. <br />Pada bulan Rajab 9 H bertepatan dengan bulan oktober 630 M. Rasulullah SAW mempersiapkan pasukan untuk menghadapi tentara Romawi di utara. Karena medan yang dituju amat jauh dan musuh yang dihadapi sangat kuat dan terlatih maka Rasulullah SAW membentuk pasukan khusus yang dinamakan “Jaisyul Usroh”, (Laskar Saat Kesulitan) karena pada waktu sedang terjadi musim panas dan di Madinah sedang musim panen. Seluruh biaya perang di tanggung oleh beberapa sahabat yang kaya seperti Abu Bakar mendermakanseluruh hartanya, Utsman mendermakan 300 unta dan uang 1000 dinar. Pasukan Romawi yang semula akan menyerang tentara Islam, mundur kembali ke negerinya setelah melihat betapa besar jumlah pasukan lawan yang dipimpin Rasulullah SAW dan pahlawan-pahlawan padang pasir yang tak kenal mundur. Kaum muslimin tidak mengejar mereka tetapi berkemah di Tabuk. Oleh karena itu peristiwa itu dikenal dengan nama perang Tabuk. Dari Tabuk Rasulullah SAW mengirimkan pasukan ke negeri-negeri yang berbatasan dengan Hijaz untuk mengikat perjanjian dengan kabilah yang mendiami daerah-daerah itu. Dalam perjanjian itu disepakati bahwa penduduk di setiap negeri tersebut diwajiban membayar Jizyah kepada kaum muslimin, kendatipun sesungguhnya mereka tunduk di bawah pengaruh Romawi.<br />Sesudah Islam mencapai kemenangan hampir diseluruh jazirah Arab hanya kabilah-kabilah yang terpencar-pencar yang belum menganut Islam. Ketika pemuka-pemuka kabilah itu mengetahui bahwa Makkah sudah di kuasai oleh kaum muslimin, mereka menyadari tidak mungkin lagi ada kekuatan yang mampu memerangi kaum muslimin. Oleh Karen itu, sejak tahu 9 H (630/631 M) para utusan kabilah-kabilah Arab datang berbondong-bondong menghadap Rasulullah SAW menyatakan masuk Islam. Mereka itu antara lain Bani Tsaqif dari Thaif, Bani As’ad dari Najd, Bani Tamim disusul kemudian oleh utusan dari Yaman dan sekitarnya pada tahu 10 H. Oleh Karena itu tahun ini disebut tahun perutusan atau ‘Am Al-Wufud. Demikianlah Islam telah merata diseluruh jazirah Arab setelah Rasulullah SAW berjuang lebih dari 20 tahun. Bangsa Arab yang sebelumnya berpecah belah dan selalu bermusuhan, kini bersatu di bawah seorang pemimpin dan bernaung di bawah satu panji yaitu panji Islam. <br />E. Haji Wada’ dan Akhir Hayat Rasulullah SAW.<br /> Ketika para utusan kabilah-kabilah Arab datang menghadap Nabi SAW untuk memeluk agama Islam kemudian disusul turunnya surat An-Nasr yang menggambarkan utusan-utusan itu serta menyuruh Nabi untuk memohonkan ampun untuk mereka, maka terasalah beliau bahwa tugasnya hampir selesai. Kemudian Rasulullah SAW bermaksud menunaikan ibadah haji ke Baitullah. Pada tanggal 25 Dzulqo’dah 10 H, beliau bersama-sama 100.000 sahabatnya berangkat meninggalkan Madinah menuju Makkah. Pada tanggal 8 Dzulhijjah yang juga disebut hari tarwiyah Rasulullah SAW bersama rombongan berangkat menuju Mina dan pada waktu fajar berikutnya mereka berangkat ke Arofah. Tepat tengah hari di Arafah, beliau menyampaikan pidato yang amat penting, yang ternyata merupakan pidato terakhir dihadapan khalayak yang sangat banyak, sehingga pidato itupun dikenal dengan Khutbah Al-Wada’i (pidato perpisahan). Beliau menyampaikan amanah dari atas punggung unta dan meminta Rabi’ah bin Umayyah untuk mengulang dengan keras setiap kalimat yang beliau ucapkan. Dan haji inilah yang kemudian terkenal dengan haji Wada’.<br />Kira-kira 3 bulan sesudah mengerjakan haji wada’, Nabi SAW menderita demam selama beberapa hari, kemudian menunjuk Abu Bakar untuk menggantikan beliau mengimami shalat jama’ah. Pada tanggal 12 Rabi’ula Awwal 11 H (8 Juni 632 M), Rasulullah SAW kembali ke hadirat Allah SWT dalam usia 63 tahun. Inna lillahi wainna ilaihi ro’jiuun. Selama 23 tahun lamanya sejak diangkat menjadi Rasul beliau berjuang tak mengenal lelah dan derita untuk menegakkan agama Allah SWT yakni agama Islam.<br />Rasulullah SAW telah wafat, tak ada harta benda yang berarti yang beliau tinggalkan untuk diwariskan kepada istri dan anak-anaknya, tetapi beliau meninggalkan dua buah pusaka yang beliau wariskan kepada seluruh umat Islam, sebagaimana sabdanya:<br />تَرَكْتُ فِيْكُمْ أَمْرَيْنِ مَا تَمَسَّكٍتُمْ بِهِمَا لَنْ تَضِلُّوْا أَبَدًا كِتَابَ اللهِ وَسُنَّةَ رَسُوْلِهِ (روه مسلم)<br />Artinya : “Kutinggalkan untuk kamu dua perkara (pusaka), yang kamu tak akan tersesat selama-lamanya, selama kamu masih berpegang pada keduanya yaitu kitab Allah dan sunnah rasulNya”. (Al-Hadits) <br /> <br />D. PERUBAHAN YANG DI BAWA OLEH NABI MUHAMMAD SAW TERHADAP BANGSA ARAB<br /> Perubahan yang di bawa oleh Nabi Muhammad SAW terhadap bangsa Arab meliputi segala segi dan bidang kehidupan. Apa yang telah dicapainya merupakan sukses besar dan menkjubkan dalam sejarah dunia. Sebab utama dari kemenangan besar itu terletak pada kebenaran ajaran agama yang di bawanya, agama yang diturunkan dari Allah Rabbul ‘Alamin. Beberapa azas yang telah diletakkan Rasulullah SAW antara lain :<br />a. At-Tauhid<br /> Bangsa Arab di zaman jahiliyah, mereka menyembah patung-patung, batu-batu berhala dan mereka menyembelih hewan-hewan qurban dihadapan patung-patung untuk memulyakannya. Mereka tenggelam dalam kemusyrikan dan hidupnya saling berpecah belah, saling membunuh dan bermusuhan. Kemudian datanglah Rasulullah SAW membawa risalah Al-Qur’an yang menjelaskan bahwa tak ada Tuhan yang berhak di sembah kecuali Allah SWT yang telah menciptakan seluruh isi alam ini. Kitab Al-Qur’an benar-benar telah menghidupkan jiwa dan merubah kepercayaan mereka, hingga mereka hanya menyebah satu Tuhan yaitu Allah SWT. <br />b. Al-Ikha’ (persaudaraan).<br /> Persaudaraan merupakan azas yang sangat penting dalam masyarakat Islam yang diletakkan Rasulullah SAW. Bangsa Arab yang sebelumnya lebih menonjolkan identitas kesukuannya, setelah memilih Islam diganti dengan identitas baru yaitu ukhuwah islamiyah. Atas darar ini pula kaum muhajirin dan ansor dipersaudarakan sebagaimana telah diceritakan di depan. Banyak sekali ayat-ayat dan hadits hadits yang menjelaskan tentang persaudaraan ini. <br />c. Al-Musyawwamah (persamaan).<br /> Rasulullah SAW dengan tegas mengajarkan seluruh manusia adalah keturunan Adam yang diciptakan dari tanah, seorang Arab tidak lebih mulia dari seorang ajam (bukan Arab) demikian pula sebaliknya, orang yang paling mulia adalah orang yang paling bertaqwa kepada Allah SWT (Al-Hujurot :13). Atas dasar inilah setiap warga masyarakat memiliki hak kemerdekaan, kebebasan (al-hurriyah). Dengan dasar ini Rasulullah SAW menganjurkan kepada para sahabatnya untuk memerdekaan hamba-hamba sahaya yang dimilki oleh bangsawan-bansawan Quraiys. <br />d. At-Tasamuh (toleransi).<br /> Hal ini bisa kita lihat dalam piagam Madinah, dimana umat islam siap berdampingan dengan kaum Yahudi atau bangsa apapun di dunia atas dasar saling menghormati dengan pemeluk agama lain (Al-Kafirun : 6) Karena terbukti orang Yahudi telah mengusik keyakinan umat Islam dan berusaha mencelekai Rasulullah SAW, maka satu persatu mereka di usir dari Madinah.<br />e. At-Tasyawur (musyawarah).<br /> Kendatipun Rasulullah SAW mempunyai kedudukan yang sangat tinggi dan terhormat dalam masyarakat, acap kali beliau meminta pendapat para sahabat dalam menghadapi dan menyelesaikan persoalan-persoalan yang berkaitan dengan urusan-urusan dunia dan sosial budaya. Manakala argumentasi para sahabat itu dianggap benar, tidak jarang beliau mengikuti pendapat mereka. (lihar Ali Imron :159, Asy-Syuro’ : 38)<br />f. At-Ta’awun (tolong menolong)<br /> Tolong menolong sesama muslim, antara lain telah ditujukan dalam bentuk persaudaraan antara kaum Muhajirin dan Ansar, juga saling membantu antara penduduk Madinah dengan fihak lain. (lihat Al-Maidah : 21)<br />g. Al-‘Adalah (keadilan).<br /> Hal ini berkaitan erat dengan hak dan kewajiban setiap individu dalam kehidupan bermasyarakat sesuai dengan posisinya masing-masing. Di satu sisi seseorang memperoleh haknya, sementara disisi lain ia berkewajiban memberikan hak orang lain kepada yang berhak menerimanya. Prinsip ini berpedoman pada surat Al-Maidah : 8 dan An-Nisa : 58.mamad_afeihttp://www.blogger.com/profile/05866353483854837480noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-136674046713570666.post-22868378433773910642010-02-02T19:19:00.000-08:002010-02-02T19:28:53.233-08:00MEMBENTUK KESHALIHAN SOSIAL MELALUI DIMENSI SPIRITUALITASAkhmad Syafei <br /><br />Bahwa pendidikan (Islam) sangat berkaitan dengan hidup dan kehidupan manusia. Baik menyangkut aspek fisik maupun psikis atau kejiwaan. Oleh karenanya pendidikan memiliki peranan penting dan strategis. Penting, karena pendidikan sarat dengan transfer of values dalam rangka pembentukan concience. Strategis, karena pendidikan sebagai sarana bimbingan dan pertumbuhan anak atau pembentukan keshalihan ritual dan keshalihan sosial. Dan inilah misi Pendidikan Agama Islam yang pertama dan utama. <br />Misi tersebut akan tercapai apabila Pendidikan Agama Islam mampu menanamkan keimanan kepada anak didik, yang dengan keimanan tersebut akan menjadi motifator dan dinamisator dalam setiap gerak dan langkahnya. Dengan itu kesadaran beragama yang meliputi rasa keagamaan, pengalaman ke-Tuhanan, keimanan, sikap dan tingkah laku keagamaan, yang terorganisasi dalam sistem mental dari kepribadian akan tumbuh subur sehingga tercipta konversi positif di kalangan anak didik karena memiliki kepribadian yang matang.<br /><br />Kata kunci : Pendidikan Agama, keshalihan ritual, keshalihan sosial.<br /><br />A.Pendahuluan<br /><br />Ada fenomena baru di kalangan pelaku bisnis pada beberapa tahun belakangan ini, yang kemudian dikenal luas sebagai mistikus korporat. Bahkan, menurut buku yang ditulis Gay Hendricks dan Kate Ludeman berjudul The Corporate Mystic, hampir semua pengusaha dan eksekutif perusahaan terkemuka di Amerika Serikat, memiliki sifat-sifat yang dimiliki oleh para mistikus.<br />Mereka sangat menjunjung etika bisnis serta nilai-nilai spiritual. Pada intinya, tak hanya materi dipertunjukkan, melainkan hati dan jiwa. Hal yang sama juga terjadi di tanah air. Seperti yang pernah dikatakan oleh Ary Ginanjar Agustian bahwa : Dimensi spiritualitas alias kerja dengan sifat-sifat Tuhan, mampu membuat karyawan mengendalikan emosi dan bekerja secara optimal. <br />Fenomena ini dilatarbelakangi bahwa selama ini perusahaan tersaput oleh nilai-nilai materialisme. Perusahaan menilai segala sesuatu dengan ukuran materi. Demikian pula yang ada dalam benak karyawan. Pada saat materi yang mereka dambakan tidak dapat diraih, berakibat pada luruhnya etos kerja mereka. Hal ini tentu memberikan dampak yang sangat berarti pada menurunnya produktivitas perusahaan. Tak heran jika perusahaan tak bertahan lama.<br />Ada pula perusahaan yang menekankan pemenuhan kebutuhan emosi. Para karyawan, misalnya diberangkatkan untuk belajar. Bentuk penghargaan lain juga diberikan untuk memenuhi aspek emosional mereka. Sayang saat bekerja mereka sering merasa tak dilahat atasannya. Kinerja mereka pun turun. Kedua pendekatan tersebut telah membuat banyak orang yang merasakan kehampaan.<br />Ada pula seseorang yang telah bekerja puluhan tahun di sebuah perusahaan besar, tapi tak merasa mendapatkan apa-apa dari perusahaan tempat ia bekerja. Lantas, tiba-tiba ia merasa lebih bernilai karena produk yang dihasilkan perusahaan tempat ia bekerja –dimana ia berperan pula dalam proses pembuatan produk itu- ternyata benar-benar bermanfaat bagi khalayak. Bukankah ini memrupakan dimensi spiritualitas yang sering terabaikan.<br />Berdasar pokok pikiran di atas, makalah ini bermaksud membahas permasalahan: Sejauh mana nilai-nilai spiritualitas berpengeruh terhadap kinerja serta etos kerja ? Adapun kerangka teoritis yang gunakan dalam pembahasan permasalahan (Nilai–nilai spiritualitas) ini adalah aspek-aspek Psikologi Agama yang meliputi : rasa agama, prilaku moral dan konversi.<br /><br />B.Perilaku Moral dalam Kesadaran Beragama<br /><br />Orang dewasa yang sudah berumur 45 tahun belum tentu memiliki kesadaran beragama yang mantap, bahkan mungkin kepribadiannya masih belum dewasa atau masih immature. Umur kalender atau umur seseorang yang menggunakan ukuran waktu almanak belum tentu sejalan dengan kedewasaan kepribadiannya, kematangan mental atau kemantapan kesadaran beragama. Banyak orang yang telah melewati umur 25 tahun, yang berarti telah dewasa menurut umur kalender, namun kehidupan agamanya masih belum matang. Ada pula remaja berumur di bawah 23 tahun telah memiliki kesadaran beragama yang cukup dewasa. Pada orang dewasa masih sering ditemukan cir-ciri kesadaran beragama yang hanya mencapai fase anak-anak. Tercapainya kematangan kesadaran beragama seseorang bergantung pada kecerdasan, kematangan alam-perasaan, kehidupan motivasi, pengalaman hidup, dan keadaan lingkungan sosial budaya.<br />Kesadaran beragama dalam hal ini meliputi rasa keagamaan, pengalaman ke-Tuhanan, keimanan sikap dan tingkah laku keagamaan, yang terorganisasi dalam sistem mental dari kepribadian. Karena agama melibatkan seluruh fungsi jiwa-raga manusia, maka kesadaran beragama pun mencakup aspek-aspek kognitif, afektif, konatif dan motorik. Keterlibatan fungsi afektif dan konatif terlihat dalam pengalaman ke-Tuhanan, rasa keagamaan, dan kerinduan kepada Tuhan. Aspek kognitif nampak dalam keimanan dan kepercayaan. Sedangkan keterlibatan fungsi motorik nampak dalam perbuatan dan gerakan tingkah laku manusia. Dalam kehidupan sehari-hari, aspek-aspek tersebut sukar dipisah-pisahkan karena merupakan satu sistem kesadaran beragama yang utuh dalam kepribadian seseorang. (H. Abdul Aziz Ahyadi, 1988: 45)<br />Menurut G.W. Allport, ada tiga ciri kepribadian yang matang, yaitu : Pertama, Mampu mengendalikan dorongan biologis dan hawa nafsunya sehingga pemuasannya sesuai dengan norma-norma sosial budaya yang berlaku dalam masyarakat. Hal ini tercapai melalui berbagai pengalaman, ikatan, keterlibatan emosional, pengalaman frustasi serta cara-cara mengatasinya. Karena itu ia sudah belajar menemukan cara-cara penyesuaian diri yang tepat. <br />Kedua, Mampu mengadakan introspeksi, merefleksikan diri sendiri, memandang diri sendiri secara objektif dan kemampuan untuk mendapatkan pemahaman tentang hidup dan kehidupan, serta mampu mengambil distansi terhadap diri sendiri dan memandang diri sendiri sebagai objek sehingga ia mampu membandingkan hal-hal yang ada pada dirinya sendiri dengan hal-hal yang ada pada diri orang lain.<br />Ketiga, Selalu memiliki falsafah hidup yang utuh, tujuan hidup yang terarah serta pola hidup yang terintegrasi, sehingga kehidupan seseorang tidak akan nampak bersifat fragmentaris, segmental dan hidupnya tidak bermakna. Adanya suatu pandangan hidup berarti adanya suatu sistem nilai, walaupun nilai-nilai yang diutamakan belum tentu nilai-nilai keagamaan, namun kematangan kepribadian tanpa dilandasi agama akan menunjukkan kehidupan yang miskin, kurang bermakna dan mudah goyah. (H. Abdul Aziz Ahyadi, 1988: 45)<br />Kembali pada apa yang telah dikemukakan di atas bahwa kesadaran beragama itu meliputi rasa keagamaan, pengalaman ke-Tuhanan, keimanan sikap dan tingkah laku keagamaan, yang terorganisasi dalam sistem mental dari kepribadian (perilaku moral). Maka perlu kiranya dipaparkan pengertian dari masing-masing istilah tersebut.<br />Rasa agama adalah suatu dorongan dalam jiwa yang membentuk rasa percaya kepada suatu Dzat Pencipta manusia, rasa tunduk, serta dorongan taat atas aturan-Nya. Sebagaimana dikatakan Clark, “….. the inner experience of this individual when he senses a Beyond, espicially as evidence by the effect of this experience on his behavior when he activity attemtps to harmonize his life with the Beyond”. Dari gambaran tersebut, maka rasa keagamaan mengandung dua dorongan yaitu dorongan Ketuhanan dan dorongan moral (taat aturan). Para psikolog agama sependapat bahwa rasa keagamaan memiliki akar kejiwaan yang bersifat bawaan (innatea) dan berkembang dipengaruhi oleh faktor eksternal. (Susilaningsih, 1996 : 1)<br />Dimensi eksperimensial berkaitan dengan perasaan keagamaan yang dialami oleh penganut agama dalam psikologi disebut Religius experiences. Pengalaman keagamaan ini bisa saja terjadi sangat moderat, seperti kekhusyukan dalam shalat atau sangat intens seperti yang dialami oleh para sufi. (Jalaludin Rakhmat, 2003:45)<br />Perasaan keagamaan yang sangat kuat ketika agama berada di balik konversi, peristiwa dramatis yang menyebabkan orang kembali kepada ajaran agamanya. Sebelum konversi ia menjalani kegelisahan eksistensial. Sesudahnya ia mengalami ketenangan batin dan menemukan makna hidup. (Jalaludin Rakhmat, 2003:46)<br />Adapun yang dimaksud perilaku moral adalah perilaku yang sesuai dengan kode moral kelompok sosial. Istilah perilaku moral sering dibedakan atau dilawankan dengan istilah perilaku tak bermoral, yaitu perilaku yang tidak sesuai dengan harapan sosial. Perilaku ini disebabkan ketidaksetujuan dengan standar sosialatau kurang adanya perasaan wajib menyesuaikan diri. Sedangkan perilaku amoral adalah lebih disebabkan ketidakacuhan terhadap harapan kelompok sosial daripada pelanggaransengaja terhadap standar kelompok.<br />Perilaku moral sangat terkait dengan hati nurani, karena hati nurani berfungsi sebagaikendali internal bagi perilaku individu. Hati nurani juga dikenal dengan sebutan cahaya dari dalam, superego dan polisi internal. Dalam peran polisi internal, hati nurani tanpa henti-hentinya mengamati kegiatan individu dan memberi jeweran keras apabila ia menyimpang dari jalur wajib yang sempit dan lurus dan ia juga merupakan standar internal yang mengendalikan perilaku individu.<br />Di antara berbagai usaha untuk memperlihatkan bagaimana perkembangan moral anak berkaitan dengan dan bergantung pada perkembangan kecerdasan, yang paling komprehensif ialah studi Piaget dan Kohlberg. Keduanya telah menunjukkan berdasarkan penelitian terhadap anak-anak berbagai usia, bagaimana perkembangan moral, dalam hal ini kemampuan melakukan penilaian moral dan perilaku yang sesuai dengan standar sosial yang disetujui, mengikuti pola yang dapat diramalkan yang berkaitan dengan urutan tahapan dalam perkembangan kecerdasan.<br />Dalam perkembangan jiwa seseorang, pengalaman kehidupan beragama sedikit demi sedikit makin mantap sebagai suatu unit yang otonom dalam kepribadiannya. Unit itu merupakan suatu organisasi yang disebut kesadaran beragama sebagai hasil peranan fungsi kejiwaan terutama motivasi, emosi dan intelegensi. Motivasi berfungsi sebagai daya penggerak mengarahkan kehidupanmental. Emosi berfungsi melandasi dan mewarnainya, sedangkan intelegensi yang mengorganisasi dan mepolakannya.<br />Bagi seseorang yang memiliki kesadaran beragama yang matang, pengalaman kehidupan beragama yang terorganisasi tadi merupakan pusat kehidupan mental yang mewarnai keseluruhan aspek kepribadiannya. Kesadaran beragama merupakan dasar dan arah dari kesiapan seseorang mengadakan tanggapan, reaksi, pengolahan dan penyesuaian diri terhadap rangsangan yang datang dari dunia luar. <br />Semua tingkah laku dalam kehidupannya seperti berolitik, berekonomi, berkeluarga, bertani, berdagang, berolah raga, berperang, belajar mengajar, dan bermasyarakat diwarnai oleh sistem kesadaran beragamanya. Kesadaran beragama tidak hanya melandasi tingkah laku yang nampak, tetapi juga mewarnai sikap, pemikiran, I’tikad,niat, kemauan dan tanggapan terhadap nilai-nilai abstrak yang ideal seperti demokrasi, keadilan, pengorbanan, persatuan, kemerdekaan, perdamaian dan kebahagiaan.<br />G.W. Allport, memberikan tanda-tanda sentimen beragama yang matang, yaitu adanya defferensiasi, dinamis, produktif, komprehensif, integral, dan keihklasan pengabdian. Sejalan dengan pendapat G.W. Allport ciri-ciri kesadaran beragama yang matang ialah sebagai berikut: (1) Differensiasi yang baik, (2) Motivasi kehidupan beragama yang dinamis, (3) Pelaksanaan ajaran agama secara konsisten dan produktif, (4) Pandangan hidup yang komprehensif, (5) Pandangan hidup yang integral, (6) Semangat pencarian dan pengabdian kepada Tuhan. (H. Abdul Aziz Ahyadi, 1988: 58)<br />Apabila seseorang mengalami perubahan-perubahan tingkah laku dalam kaitannya dengan perilaku agama, maka terjadilah apa yang dinamakan konversi agama. Konversi agama sebagai suatu pertumbuhan atau perkembangan spiritual yang mengandung perubahan arah yang cukup berarti, dalam sikap terhadap ajaran dan tindakan agama. Atau perubahan emosi yang tiba-tiba ke arah mendapat hidayah Allah secara mendadak, telah terjadi, yang mungkin saja sangat mendalam atau dangkal, dan mungkin pula perubahan tersebut secara berangsur-angsur.(Zakiah Darajat, 1970 : 137)<br />Konversi agama banyak menyangkut masalah kejiwaan dan pengaruh lingkungan tempat berada. Adapun ciri-cirinya adalah : (1) Adanya perubahan arah pandangan dan keyakinan seseorang terhadap agama dan kepercayaannya yang dianut. (2) Perubahan terjadi dipengaruhi kondisi kejiwaan sehingga perubahan dapat terjadi secara berproses atau secara mendadak. (3) Perubahan tersebut bukan hanya berlaku bagi perpindahan kepercayaan dari suatu agama ke agama lain tetapi juga termasuk perubahan pandangan terhadap agama yang dianutnya sendiri. (4) Selain faktor kejiwaan dan kondisi lingkungan maka perubahan itu pun disebabkan faktor petunjuk dari Yang Maha Kuasa. (Jalaluddin, 2002 : 258)<br /><br />C. Kenyataan Faktual Sebuah Fenomena<br /><br />Sebelum sampai pada analisis, perlu kiranya mencermati sebuah fenomena yang sekiranya dapat dijadikan bahan kajian berkaitan dengan permasalahan di atas. Fenomena tersebut dikutip dari tabloid Republika dalam Dialog Jumat tanggal 12 Desember 2003 adalah sebagai berikut: <br />Menurut penuturan pengelola dan pemilik Hyper Market Food Land, Novyan, landasan agama merupakan sesuatu yang mutlak perlu ada setiap gerak langkah satu perusahaan. Dalam pengelolaan sebuah badan usaha, sangatlah naif apabila hanya terfokus pada upaya memperoleh keuntungan sebesar-besarnya tanpa memikirkan proses yang baik guna mencapai tujuan serta fisi perusahaan. “Nah di sinilah setidaknya nilai spiritualitas ini berperan, yakni untuk memberikan arahan maupun rambu-rambu sehingga tercipta suatu kondisi kerja yang diharapkan”, paparnya.<br />Terkait hal tersebut, dalam perusahaan yang dia kelola sangat ditekankan bagi karyawan untuk senantiasa meniatkan pekerjaan mereka di jalan Allah. Novyan punya prinsip, bahwa mencari uang halal itu amatlah nikmat apabila dilakukan secara amanah. <br />“Apapun yang akan kita bikin, bila itu amanah, pasti akan jadi”, tutur Novyan. Pengalaman ketika menggulirkan gagasan mendirikan Perusahaan Waralaba yang khusus menjual produk halal tahun 1999 ini bisa menjadi patokan. <br />Misalnya saja dari pengakuannya, ketika melakukan pengurusan perizinan, Novyan menghindari praktik sogok menyogok yang marak di tanah air in. Alhamdulillah dengan berkah dan rahmat Allah, pihaknya selalu diberikan kemudahan hingga rencana untuk pembangunan Hyper Market seluas 1,4 Ha. Di kawasan Bogor bisa terlaksana dan diharapkan rampung pertengahan tahun 2004. <br />Pada waktu mengajukan pinjaman ke pihak Bank, seperti ADB, serta sejumlah kreditor lainnya, tidak banyak kesulitan ditemui. “Oleh karenanya, kita optimis apabila usaha ini dikelola dengan menggunakan prinsip serta ajaran agama akan bisa membawa manfaat tak hanya untuk saya pribadi dan karyawan, namun juga masyarakat”, ucapnya lagi.<br />Novyan berpendapat, di era persaingan usaha yang makin ketat, kian banyak pula masalah-masalah yang akan dihadapi yang kadang penanganannya tidak bisa diselesaikan dengan cara-cara biasa. Materialisme pada waktunya nanti akan membawa kejenuhan bagi orang-orang tertentu dan mereka mencoba mancari makna hidup ini.<br />Agama pun akan memberikan pencerahan. Dan akhirnya berimbas pada meningkatnya kualitas kehidupan orang tersebut. “Etika bisnis yang mesti dijunjung tinggi hanya bisa diwujudkan bila kita sudah memiliki mental dan akhlak terpuji”. Melalui ajaran yang terkandung dalam Al-Qur’an dan Hadits, seyogyanya telah tercantum apa-apa yang seharusnya menjadi pedoman berusaha. Prinsip transparansi, adil, saling menguntungkan, serta menghormati orang lain, tidak bisa dipisahkan dari perjalanan dan kegiatan sebuah perusahan yang amanah.<br />Sehingga penting kiranya bagi segenap karyawan untuk terus memupuk semangat keimanan ini di kegiatan sehari-hari. Beberapa bulan lalu setelah pulang umroh muncul gagasan yang lantas diterapkan di perusahaannya, yaitu akan menutup perusahaannya selama 15 menit setiap tiba waktu shalat wajib. Semua karyawan disarankan untuk shalat berjamaah. Dengan begitu harapannya adalah akan timbul semangat kebersamaan, dan menciptakan atmosfer kondusif di lingkungan kerja serta mempermudah pencapaian visi dan misi perusahaan.<br />Begitu pula diungkapkan Komisaris Utama PT Hotel Sofyan tbk., Riyanto Sofyan, bahwa penanaman nilai-nilai spiritualitas telah menjadi perhatian pihaknya sejak tahun 1994 lalu. Dan sampai saat ini, makin dirasakan manfaatnya. Dia lantas berpendapat, efisiensi dan produktivitas di seluruh lini usaha dapat ditingkatkan, yakni apabila karyawan meniatkan kerjanya untuk ibadah. “Jangan sekedar berharap untuk mendapat uang tip, tapi melayani tamu sebaik-baiknya”.<br />Beberapa kegiatan telah dilangsungkan yang terkait dengan upaya pembinaan mental spiritual ini. Mulai dari level direksi hingga karyawan. Misalnya saja kegiatan pengajian rutin, seminar ekonomi syariah, serta shalat berjamaah.<br />Seperti dijelaskan Riyanto, ketika sebelum tahun 1994, suasana kerja di lingkungan hotel tersebut bisa dibilang tidak terlalu baik. Timbul saling curiga antara serikat pekerja dengan pihak manajemen. Sampai akhirnya kondisi ini berdmpak pada operasional usaha sehari-hari.<br />Tentu kita tidak ingin keadaan itu berlarut-larut berlangsung, harus ada sesuatu yang merekatkan kita kembali. Jadi intinya ya kembali kepada ajaran agama. Sejak itulah dimulai berbagai kegiatan keagamaan tadi. Tetapi segala usaha pasti ada tantangannya., pada walnya ada beberapa pihak yang curiga, kegiatan-kegiatan itu hanya sekedar alat dari pihak manajemen untuk meredam karyawan. Namun setelah kegiatan tersebut berlangsung sekian lama serta melalui pembinaan rutin, sikap curiga itu berangsur surut.<br />Manfaat dari kegiatan spiritual tadi nyatanya tidak cuma terasakan oleh perusahaan, tapi bagi masing-masing individu karyawan. Diceritakan Riyanto, pernah suatu saat ibu dari salah seorang karyawan datang ke kantornya. Si ibu tadi mengaku heran dengan perubahan perilaku anaknya. Bila dulu sang anak suka mabuk-mabukan, kini berubah total dan mau shalat lima waktu. Setelah dijelaskan bahwa di lingkungan kerja anaknya itu ada kegiatan keagamaan, barulah si ibu itu mengetahui kenapa anaknya berubah sikapnya.<br />C. Implementasi pada Pendidikan Agama Islam<br />John Dewey berpendapat bahwa pendidikan adalah sebagai salah satu kebutuhan hidup (a necessity of life), salah satu fungsi sosial (a social function), sebagai bimbingan (as direction), sebagai sarana pertumbuhan (as growth), yang mempersiapkan dan membukakan serta membentuk disiplin hidup, lewat transmisi baik dalam bentuk informal, formal maupun nonformal. Bahkan Lodge mengatakan bahwa: Pendidikan dan proses hidup dan kehidupan manusia itu berjalan serempak, tidak terpisahkan satu sama yang lain (life is education, and education is life).<br />Bertolak dari pendapat di atas, maka jelaslah kiranya bahwa pendidikan (Islam) sangat berkaitan dengan hidup dan kehidupan manusia. Baik menyangkut aspek fisik maupun psikis atau kejiwaan. Kalau kita kembali pada landasan teoritis dan kenyataan empiris sebagaimana dipaparkan di atas, maka tidak dapat disangkal lagi bahwa pendidikan memiliki peranan penting dan strategis. Penting, karena pendidikan sarat dengan transfer of value -penanaman nilai-nilai dan norma dalam rangka pembentukan concience- kristalisasi nilai-nilai agama Islam. Strategis, karena pendidikan sebagai sarana bimbingan dan pertumbuhan anak atau pembentukan sikap dan perilaku anak (keshalihan ritual dan keshalihan sosial).<br />Dari paparan pengalaman pengelola Hyper Market Food Land di atas, setidaknya ada beberapa hal yang menarik untuk disimak dan dicermati, untuk selanjutnya dapat kita jadikan paradigma baru dalam pelaksanaan Pendidikan Agama Islam dalam kerangka pembentukan spiritualitas. Poin-poin tersebut di antaranya adalah :<br />1. Landasan agama merupakan sesuatu yang mutlak perlu ada setiap gerak langkah satu perusahaan. Di sinilah setidaknya nilai spiritualitas ini berperan, yakni untuk memberikan arahan maupun rambu-rambu sehingga tercipta suatu kondisi kerja yang diharapkan. Kaitannya dengan pendidikan agama Islam, maka tujuan dan sasaran pokok dari Pendidikan Agama Islam adalah hendaknya dapat membentuk pribadi muslim yang kuat, sehingga keimanannya akan menjadi pondasi yang kokoh dan dapat berfungsi sebagai motivator dan dinamisator. Pembentukan dimensi keshalihan ritual.<br />2. Ditekankannya bagi karyawan untuk senantiasa meniatkan pekerjaan mereka di jalan Allah. Efisiensi dan produktivitas di seluruh lini usaha dapat ditingkatkan, yakni apabila karyawan meniatkan kerjanya untuk ibadah. “Jangan sekedar berharap untuk mendapat uang tip, tapi melayani tamu sebaik-baiknya”. Jika hendak diimplementasikan dalam Pendidikan Agama Islam, maka dengan Pendidikan Agama Islam hendak dapat menyadarkan anak didik bahwa segala yang dilakukan itu diniatkan untuk beribadah/mengabdi hanya kepada Allah SWT semata, bukan untuk tujuan yang lain. Pembentukan dimensi keshalihan ritual.<br />3.“Etika bisnis yang mesti dijunjung tinggi hanya bisa diwujudkan bila kita sudah memiliki mental dan akhlak terpuji”. Melalui ajaran yang terkandung dalam Al-Qur’an dan Hadits, seyogyanya telah tercantum apa-apa yang seharusnya menjadi pedoman berusaha. Prinsip transparansi, adil, saling menguntungkan, serta menghormati orang lain, tidak bisa dipisahkan dari perjalanan dan kegiatan sebuah perusahan yang amanah. Jadi dengan Pendidikan Agama Islam hendaknya dapat membentuk dimensi keshalihan sosial.<br />4.Akan menutup perusahaannya selama 15 menit setiap tiba waktu shalat wajib. Semua karyawan disarankan untuk shalat berjamaah. Dengan begitu harapannya adalah akan timbul semangat kebersamaan, dan menciptakan atmosfer kondusif di lingkungan kerja serta mempermudah pencapaian visi dan misi perusahaan. Artinya lebih mengutamakan hak Allah daripada hak insani/duniawi. Inilah yang sering terlupakan dalam pelaksanaan Pendidikan Agama Islam, bahwa untuk membentuk keshalihan ritual dan sosial itu diperlukan skill melalui habit forming.<br />5.Beberapa kegiatan telah dilangsungkan yang terkait dengan upaya pembinaan mental spiritual ini. Mulai dari level direksi hingga karyawan. Misalnya saja kegiatan pengajian rutin, seminar ekonomi syariah, serta shalat berjamaah. Hal ini tidak asing lagi dalam Pendidikan Agama Islam, yaitu metode uswah. Artinya metode yang paling efektif dalam Pendidikan Agama Islam adalah metode memberi contoh/uswah. Anak tidak hanya disuruh dan diberi tugas tetapi anak langsung meneladai dari bapak/ibu guru serta karyawan di sekolahnya.<br />6.Si ibu mengaku heran dengan perubahan perilaku anaknya. Bila dulu sang anak suka mabuk-mabukan, kini berubah total dan mau shalat lima waktu. Setelah dijelaskan bahwa di lingkungan kerja anaknya itu ada kegiatan keagamaan, barulah si ibu itu mengetahui kenapa anaknya berubah sikapnya. Artinya menciptakan lingkungan yang kondusif edukatif akan lebih efektif untuk pembentukan pribadi-pribadi berakhlakul karimah. Hal ini dapat dilakukan dengan metode pendidikan teman sebaya.<br />D.Kesimpulan<br /><br />1.Misi Pendidikan Agama Islam yang pertama dan utama adalah membentuk pribadi-pribadi yang memiliki keshalihan ritual dan sekaligus juga memiliki keshalihan sosial.<br />2.Misi tersebut akan tercapai apabila Pendidikan Agama Islam mampu menanamkan keimanan kepada anak didik, yang dengan keimanan tersebut akan menjadi motifator dan dinamisator dalam setiap gerak dan langkahnya.<br />3.Metode yang dapat digunakan dalam Pendidikan Agama Islam diantaranya adalah metode habit forming (pembentukan kebiasaan), metode uswah (pemberian contoh) dan metode pendidikan teman sebaya (menciptakan lingkungan yang kondusif) di antara siswa.<br />4.Dengan itu kesadaran beragama yang meliputi rasa keagamaan, pengalaman ke-Tuhanan, keimanan sikap dan tingkah laku keagamaan, yang terorganisasi dalam sistem mental dari kepribadian akan tumbuh subur sehingga tercipta konversi positif di kalangan anak didik karena memiliki kepribadian yang matang, seperti yang terjadi pada diri anak dari ibu salah seorang karyawan sebagaimana tersebut. []<br /><br /><br />DAFTAR PUSTAKA<br /><br /><br />Abdul Aziz Ahyadi, Psikologi Agama, Kepribadian Muslim Pancasila, Bandung, Sinar Baru, 1988.<br /><br />Jalaluddin, Psikologi Agama, Jakarta, PT. Raja Grafindo Persada, 2002.<br /><br />Jalaluddin Rakhmat, Psikologi Agama Sebuah Pengantar, Bandung, Mizan, 2003.<br /><br />John Dewey, Democracy and Education, New York, The Free Press, 1966.<br /><br />Rupert C. Lodge, Philosophy of Education, Sister & Brothers, New York, 1947.<br /><br />Susilaningsih, Dinamika Perkembangan Rasa Keagamaan pada Usia Remaja, Fak. Tarbiyah IAIN Sunan Kalijaga, Makalah, 1996.<br /><br />Zakiah Daradjat, Ilmu Jiwa Agama, Jakarta, Bulan Bintang, 1970.<br /><br />Tabloid :<br />Tabloid Republika, Dialog Jumat, Tgl. 12 Desember 2003.mamad_afeihttp://www.blogger.com/profile/05866353483854837480noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-136674046713570666.post-53268337174635961752010-01-26T08:11:00.000-08:002010-02-02T17:36:29.996-08:00MEMAKNAI ILMU PENGETAHUAN BAGI KEHIUPAN<meta http-equiv="Content-Type" content="text/html; charset=utf-8"><meta name="ProgId" content="Word.Document"><meta name="Generator" content="Microsoft Word 12"><meta name="Originator" content="Microsoft Word 12"><link rel="File-List" href="file:///C:%5CUsers%5CICHACO%7E1%5CAppData%5CLocal%5CTemp%5Cmsohtmlclip1%5C01%5Cclip_filelist.xml"><link rel="themeData" href="file:///C:%5CUsers%5CICHACO%7E1%5CAppData%5CLocal%5CTemp%5Cmsohtmlclip1%5C01%5Cclip_themedata.thmx"><link rel="colorSchemeMapping" href="file:///C:%5CUsers%5CICHACO%7E1%5CAppData%5CLocal%5CTemp%5Cmsohtmlclip1%5C01%5Cclip_colorschememapping.xml"><!--[if gte mso 9]><xml> <w:WordDocument> <w:View>Normal</w:View> <w:Zoom>0</w:Zoom> <w:TrackMoves/> <w:TrackFormatting/> <w:PunctuationKerning/> <w:ValidateAgainstSchemas/> <w:SaveIfXMLInvalid>false</w:SaveIfXMLInvalid> <w:IgnoreMixedContent>false</w:IgnoreMixedContent> <w:AlwaysShowPlaceholderText>false</w:AlwaysShowPlaceholderText> <w:DoNotPromoteQF/> <w:LidThemeOther>EN-US</w:LidThemeOther> <w:LidThemeAsian>X-NONE</w:LidThemeAsian> <w:LidThemeComplexScript>X-NONE</w:LidThemeComplexScript> <w:Compatibility> <w:BreakWrappedTables/> <w:SnapToGridInCell/> <w:WrapTextWithPunct/> <w:UseAsianBreakRules/> <w:DontGrowAutofit/> <w:SplitPgBreakAndParaMark/> <w:DontVertAlignCellWithSp/> <w:DontBreakConstrainedForcedTables/> <w:DontVertAlignInTxbx/> <w:Word11KerningPairs/> <w:CachedColBalance/> </w:Compatibility> <w:BrowserLevel>MicrosoftInternetExplorer4</w:BrowserLevel> <m:mathPr> <m:mathFont m:val="Cambria Math"/> <m:brkBin m:val="before"/> <m:brkBinSub m:val="--"/> <m:smallFrac m:val="off"/> <m:dispDef/> <m:lMargin m:val="0"/> <m:rMargin m:val="0"/> <m:defJc m:val="centerGroup"/> <m:wrapIndent m:val="1440"/> <m:intLim m:val="subSup"/> <m:naryLim m:val="undOvr"/> </m:mathPr></w:WordDocument> </xml><![endif]--><!--[if gte mso 9]><xml> <w:LatentStyles DefLockedState="false" DefUnhideWhenUsed="true" DefSemiHidden="true" DefQFormat="false" DefPriority="99" LatentStyleCount="267"> <w:LsdException Locked="false" Priority="0" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Normal"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="0" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="heading 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="0" QFormat="true" Name="heading 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 7"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 8"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 9"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 7"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 8"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 9"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="0" Name="footnote text"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="0" Name="footer"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="35" QFormat="true" Name="caption"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="0" Name="footnote reference"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="0" Name="page number"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="0" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Title"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="1" Name="Default Paragraph Font"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="0" Name="Body Text Indent"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="11" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Subtitle"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="22" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Strong"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="20" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Emphasis"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="59" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Table Grid"/> <w:LsdException Locked="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Placeholder Text"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="1" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="No Spacing"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Light List"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading Accent 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Light List Accent 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid Accent 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1 Accent 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2 Accent 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1 Accent 1"/> <w:LsdException Locked="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Revision"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="34" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="List Paragraph"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="29" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Quote"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="30" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Intense Quote"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2 Accent 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1 Accent 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2 Accent 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3 Accent 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List Accent 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading Accent 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List Accent 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid Accent 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading Accent 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Light List Accent 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid Accent 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1 Accent 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2 Accent 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1 Accent 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2 Accent 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1 Accent 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2 Accent 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3 Accent 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List Accent 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading Accent 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List Accent 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid Accent 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading Accent 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Light List Accent 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid Accent 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1 Accent 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2 Accent 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1 Accent 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2 Accent 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1 Accent 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2 Accent 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3 Accent 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List Accent 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading Accent 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List Accent 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid Accent 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading Accent 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Light List Accent 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid Accent 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1 Accent 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2 Accent 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1 Accent 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2 Accent 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1 Accent 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2 Accent 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3 Accent 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List Accent 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading Accent 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List Accent 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid Accent 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading Accent 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Light List Accent 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid Accent 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1 Accent 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2 Accent 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1 Accent 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2 Accent 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1 Accent 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2 Accent 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3 Accent 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List Accent 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading Accent 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List Accent 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid Accent 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading Accent 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Light List Accent 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid Accent 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1 Accent 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2 Accent 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1 Accent 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2 Accent 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1 Accent 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2 Accent 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3 Accent 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List Accent 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading Accent 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List Accent 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid Accent 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="19" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Subtle Emphasis"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="21" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Intense Emphasis"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="31" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Subtle Reference"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="32" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Intense Reference"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="33" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Book Title"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="37" Name="Bibliography"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="39" QFormat="true" Name="TOC Heading"/> </w:LatentStyles> </xml><![endif]--><style> <!-- /* Font Definitions */ @font-face {font-family:"Cambria Math"; panose-1:2 4 5 3 5 4 6 3 2 4; mso-font-charset:1; mso-generic-font-family:roman; mso-font-format:other; mso-font-pitch:variable; mso-font-signature:0 0 0 0 0 0;} /* Style Definitions */ p.MsoNormal, li.MsoNormal, div.MsoNormal {mso-style-unhide:no; mso-style-qformat:yes; mso-style-parent:""; margin:0in; margin-bottom:.0001pt; mso-pagination:widow-orphan; font-size:12.0pt; font-family:"Times New Roman","serif"; mso-fareast-font-family:"Times New Roman";} h1 {mso-style-unhide:no; mso-style-qformat:yes; mso-style-link:"Heading 1 Char"; mso-style-next:Normal; margin:0in; margin-bottom:.0001pt; text-align:center; line-height:200%; mso-pagination:widow-orphan; page-break-after:avoid; mso-outline-level:1; font-size:14.0pt; mso-bidi-font-size:12.0pt; font-family:"Times New Roman","serif"; mso-font-kerning:0pt;} h2 {mso-style-unhide:no; mso-style-qformat:yes; mso-style-link:"Heading 2 Char"; mso-style-next:Normal; margin:0in; margin-bottom:.0001pt; text-align:justify; line-height:200%; mso-pagination:widow-orphan; page-break-after:avoid; mso-outline-level:2; font-size:12.0pt; font-family:"Times New Roman","serif";} p.MsoFootnoteText, li.MsoFootnoteText, div.MsoFootnoteText {mso-style-noshow:yes; mso-style-unhide:no; mso-style-link:"Footnote Text Char"; margin:0in; margin-bottom:.0001pt; mso-pagination:widow-orphan; font-size:10.0pt; font-family:"Times New Roman","serif"; mso-fareast-font-family:"Times New Roman";} p.MsoFooter, li.MsoFooter, div.MsoFooter {mso-style-noshow:yes; mso-style-unhide:no; mso-style-link:"Footer Char"; margin:0in; margin-bottom:.0001pt; mso-pagination:widow-orphan; tab-stops:center 3.0in right 6.0in; font-size:12.0pt; font-family:"Times New Roman","serif"; mso-fareast-font-family:"Times New Roman";} span.MsoFootnoteReference {mso-style-noshow:yes; mso-style-unhide:no; vertical-align:super;} p.MsoTitle, li.MsoTitle, div.MsoTitle {mso-style-unhide:no; mso-style-qformat:yes; mso-style-link:"Title Char"; margin:0in; margin-bottom:.0001pt; text-align:center; line-height:200%; mso-pagination:widow-orphan; font-size:14.0pt; mso-bidi-font-size:12.0pt; font-family:"Times New Roman","serif"; mso-fareast-font-family:"Times New Roman"; font-weight:bold; mso-bidi-font-weight:normal;} p.MsoBodyTextIndent, li.MsoBodyTextIndent, div.MsoBodyTextIndent {mso-style-noshow:yes; mso-style-unhide:no; mso-style-link:"Body Text Indent Char"; margin:0in; margin-bottom:.0001pt; text-align:justify; text-indent:.5in; mso-pagination:widow-orphan; font-size:12.0pt; font-family:"Times New Roman","serif"; mso-fareast-font-family:"Times New Roman";} span.Heading1Char {mso-style-name:"Heading 1 Char"; mso-style-unhide:no; mso-style-locked:yes; mso-style-link:"Heading 1"; mso-ansi-font-size:14.0pt; mso-bidi-font-size:12.0pt; font-weight:bold;} span.Heading2Char {mso-style-name:"Heading 2 Char"; mso-style-unhide:no; mso-style-locked:yes; mso-style-link:"Heading 2"; mso-ansi-font-size:12.0pt; mso-bidi-font-size:12.0pt; font-weight:bold;} span.FootnoteTextChar {mso-style-name:"Footnote Text Char"; mso-style-noshow:yes; mso-style-unhide:no; mso-style-locked:yes; mso-style-link:"Footnote Text";} span.BodyTextIndentChar {mso-style-name:"Body Text Indent Char"; mso-style-noshow:yes; mso-style-unhide:no; mso-style-locked:yes; mso-style-link:"Body Text Indent"; mso-ansi-font-size:12.0pt; mso-bidi-font-size:12.0pt;} span.FooterChar {mso-style-name:"Footer Char"; mso-style-noshow:yes; mso-style-unhide:no; mso-style-locked:yes; mso-style-link:Footer; mso-ansi-font-size:12.0pt; mso-bidi-font-size:12.0pt;} span.TitleChar {mso-style-name:"Title Char"; mso-style-unhide:no; mso-style-locked:yes; mso-style-link:Title; mso-ansi-font-size:14.0pt; mso-bidi-font-size:12.0pt; font-weight:bold; mso-bidi-font-weight:normal;} .MsoChpDefault {mso-style-type:export-only; mso-default-props:yes; font-size:10.0pt; mso-ansi-font-size:10.0pt; mso-bidi-font-size:10.0pt;} /* Page Definitions */ @page {mso-footnote-separator:url("file:///C:/Users/ICHACO~1/AppData/Local/Temp/msohtmlclip1/01/clip_header.htm") fs; mso-footnote-continuation-separator:url("file:///C:/Users/ICHACO~1/AppData/Local/Temp/msohtmlclip1/01/clip_header.htm") fcs; mso-endnote-separator:url("file:///C:/Users/ICHACO~1/AppData/Local/Temp/msohtmlclip1/01/clip_header.htm") es; mso-endnote-continuation-separator:url("file:///C:/Users/ICHACO~1/AppData/Local/Temp/msohtmlclip1/01/clip_header.htm") ecs;} @page Section1 {size:8.5in 11.0in; margin:1.0in 1.25in 1.0in 1.25in; mso-header-margin:.5in; mso-footer-margin:.5in; mso-paper-source:0;} div.Section1 {page:Section1;} --> </style><!--[if gte mso 10]> <style> /* Style Definitions */ table.MsoNormalTable {mso-style-name:"Table Normal"; mso-tstyle-rowband-size:0; mso-tstyle-colband-size:0; mso-style-noshow:yes; mso-style-priority:99; mso-style-qformat:yes; mso-style-parent:""; mso-padding-alt:0in 5.4pt 0in 5.4pt; mso-para-margin:0in; mso-para-margin-bottom:.0001pt; mso-pagination:widow-orphan; font-size:11.0pt; font-family:"Calibri","sans-serif"; mso-ascii-font-family:Calibri; mso-ascii-theme-font:minor-latin; mso-fareast-font-family:"Times New Roman"; mso-fareast-theme-font:minor-fareast; mso-hansi-font-family:Calibri; mso-hansi-theme-font:minor-latin; mso-bidi-font-family:"Times New Roman"; mso-bidi-theme-font:minor-bidi;} </style> <![endif]--> <p class="MsoTitle" style="line-height: normal;"><br /></p> <h1 style="line-height: normal;">Oleh : Akhmad Syafii</h1> <h2 style="line-height: normal;">A. PENDAHULUAN</h2> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style=""> </span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style=""> </span>Maksud judul di atas adalah ingin mencari makna Ilmu Pengetahuan agar lebih bermakna bagi kehidupan umat manusia. Atau<span style=""> </span>secara implisit dapat diduga bahwa yang diinginkan adalah mencari jawaban atas pertanyaan yang telah lama muncul yaitu, apakah ilmu pengetahuan itu bebas nilai atau tidak. </p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style=""> </span>Setiap kali berbicara tentang perkembangan Ilmu Pengetahuan, maka pertanyaan klasik tersebut akan selalu menjadi teka teki. Sebab kedua cara pandang yang berbeda itu membawa implikasi yang berbeda dalam pengembagan Ilmu Pengetahuan yang dipilih. Kadang kala orang mengaitkan pilihan antara bebas atau tidak bebas nilai itu dengan jenis ilmu yang dikembangkan. Misalnya, ilmu-ilmu social dipandang lebih kuat keterkaitannya dengan masalah nilai. Sedangkan ilmu-ilmu aksak dipandang lebih bebas nilai, padahal kenyataannya di masyarakat tidak mesti demikian.</p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style=""> </span>Memang tidak dapat dipungkiri bahwa peradaban manusia sangat berhutang kepada Ilmu Pengetahuan dan teknologi. Berkat kemajuan dalam bidang ini, maka pemenuhan keutuhan manusia bias dilakukan secara lebih cepat dan mudah. Namun kenyataannya apakah Ilmu Pengetahuan selalu merupakan berkah, terbebas dari kutuk, ataukah justru membawa malapetaka dan kesengsaraan bagi hidup dan kehidupan manusia.</p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style=""> </span>Untuk membahas permasalahan tersebut, secara berturutan akan dibicarakan : Pengertian Ilmu Pengetahuan, Dasar-dasar Ilmu Pengetahuan dan Ilmu dan Niai (value) atau aspek axiologis dari epistomologis.</p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><o:p> </o:p></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><b style="">B. PENGERTIAN ILMU PENGETAHUAN</b></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><o:p> </o:p></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style=""> </span>Ilmu Pengetahuan dalam konteks filosofis, sebenarnya termasuk dalam wilayah Epistimologi, atau sering diartikan sebagai <i style="">teori pengetahuan</i>.<a style="" href="#_ftn1" name="_ftnref1" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span style=""><!--[if !supportFootnotes]--><span class="MsoFootnoteReference"><span style="font-size: 12pt; font-family: "Times New Roman","serif";">[1]</span></span><!--[endif]--></span></span></a> Epistimlogi ialah cabang filasafat yang menyelidiki asal mula, susunan, metode-metode dan sahnya pengetahuan.<a style="" href="#_ftn2" name="_ftnref2" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span style=""><!--[if !supportFootnotes]--><span class="MsoFootnoteReference"><span style="font-size: 12pt; font-family: "Times New Roman","serif";">[2]</span></span><!--[endif]--></span></span></a> Dalam Epistimologi paling tidak terdapat tiga persoalan yaitu : (1) Apakah sumber-sumber pengetahuan itu, dari manakah pengetahuan yang benar itu dating dan bagaimana kita mengetahui ? Ini adalah persoalan tentang asal pengetahuan. (2) Apakah watak pengetahuan itu? Apakah ada dunia yang benar-benar di luar pikiran kita, dan kalau ada apakah kita dapat mengetahuinya? Ini adalah persoalan tentang apa yang kelihatan versus hakekatnya (reality). (3) Apakah pengetahuan kita itu benar (valid)? Bagaimana kita dapat membedakan yang benar dari yang salah? Ini adalah soal tentang mengkaji kebenaran atau verifikasi.<a style="" href="#_ftn3" name="_ftnref3" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span style=""><!--[if !supportFootnotes]--><span class="MsoFootnoteReference"><span style="font-size: 12pt; font-family: "Times New Roman","serif";">[3]</span></span><!--[endif]--></span></span></a> Dalam pembahasan ini tidak akan dibicarakan mengenai persoalan-persoalan Epistimologi akan tetapi langsung masuk pada pengertian Ilmu (Pengetahuan).</p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style=""> </span>Istilah ilmu dalam pengertian klasik dipahami sebagai pengetahuan tentang sebab-akibat atau asal usul. Istilah pengetahuan (knowledge) biasanya dilawankan dengan pengertian opini, sedang istilah sebab (causa) diambil dari kata <i style="">aitia</i>, atau prinsip pertama.<a style="" href="#_ftn4" name="_ftnref4" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span style=""><!--[if !supportFootnotes]--><span class="MsoFootnoteReference"><span style="font-size: 12pt; font-family: "Times New Roman","serif";">[4]</span></span><!--[endif]--></span></span></a></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style=""> </span>Adapun secara umum Ilmu Pengetahuan itu dapatlah di definisikan sebagai suatu system yang terdiri dari pengetahuan-pengetahuan (ilmiah) yang ditujukan untuk memperoleh kebenaran (ilmiah), dan sedapat mungkin juga untuk mencapai kebahagiaan umat manusia.<a style="" href="#_ftn5" name="_ftnref5" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span style=""><!--[if !supportFootnotes]--><span class="MsoFootnoteReference"><span style="font-size: 12pt; font-family: "Times New Roman","serif";">[5]</span></span><!--[endif]--></span></span></a> </p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style=""> </span>Jelaslah kiranya bahwa ilmu pengetahuan adalah suatu produk pemikiran manusia yang sekaligus menyesuaikan hukum-hukum pemikiran dengan dunia luar. Atau dengan kata lain, ilmu pengetahuan mengandung dua aspek, yaitu subyektif dan objektif, sekaligus memerlukan kesamaan di antara keduanya; oleh karena itu sesungguhnya manusia tidak mungkin mengubah hokum-hukum pemikiran dengan hokum-hukum alam semesta. Dua aspek tersebut akan melahirkan dua pandangan yang berbeda dalam epistimologi. Pertama, pandangan rasionalisme yang memandang bahwa hokum alam itu direfleksikan ke dalam hokum-hukum pemikiran, lebih memihak pada sikap subjektif. Kedua, pandangan realisme unversal yang memandang bahwa hokum-hukum pemikiran secara mutlak mencontoh hukum-hukum pemikiran.</p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style=""> </span>Van Melsen mengemukakan cirri-ciri ilmu adalah : (1) Secara metodis harus mencapai keseluruhan yang secara logis koheren, artinya harus ada system penelitian (metode) maupun susunan logis. (2) Ilmu Pengetahuan tanpa pamrih, sehingga erat kaitannya degan tanggung jawab ilmuwan. (3) Objektivitas bersifat apa adanya. (4) Universal. (5) Dapat diferifikasi dan dikomunikasikan. (6) Progresifitas, artinya mengandung dan menimbulkan problema baru lagi. (7) Kritis atau terbuka. (8) Sebagai perwujudan kebertautan antara teori dengan praktis.<a style="" href="#_ftn6" name="_ftnref6" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span style=""><!--[if !supportFootnotes]--><span class="MsoFootnoteReference"><span style="font-size: 12pt; font-family: "Times New Roman","serif";">[6]</span></span><!--[endif]--></span></span></a></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><o:p> </o:p></p> <h2 style="line-height: normal;">C. DASAR-DASAR ILMU PENGETAHUAN</h2> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><o:p> </o:p></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style=""> </span>Bahwa pengertian ilmu itu pada dasarnya mengacu pada tiga hal yaitu : produk-produk, proses dan masyarakat. Sedangkan pengetahuan agar dapat menjadi ilmu yang berdiri sediri harus memenuhi kriteria-kriteria tertentu yang merupakan unsur-unsur pokok dalam ilmu pengetahuan.</p> <p class="MsoBodyTextIndent">Kembali pada pengertian Ilmu Pengetahuan sebagai suatu system yang terdiri dari pengetahuan-pengetahuan (ilmiah) yang ditujukan untuk memperoleh kebenaran (ilmiah), dan sedapat mungkin juga untuk mencapai kebahagiaan umat manusia. Maka secara demikian dapatlah dikatakan bahwa yang merupakan pengertian jenis dari ilmu pengetahuan itu adalah system, sedangkan yang merupakan pembedanya (differentia) ialah suatu kumpulan pengetahuan yang ditujukan untuk memperoleh kebenaran serta sedapat mungkin juga kebahagiaan umat manusia.</p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 0.5in;">Apabila ditinjau dari segi yang lain, maka dapatlah ilmu pengetahuan itu dikatakan mempunyai empat unsur pokok penyusunnya yaitu : (1) system. (2) pengetahuan ilmiah. (3) kebenaran. (4) kebahagiaan umat manusia. Ini artinya ilmu pengetahuan mempunyai <b style=""><i style="">segi statika</i></b> yang berupa system tertentu yang terdiri dari pengetahuan-pengetahuan ilmiah, sedang ditinjau dari <b style=""><i style="">segi dinamikanya</i></b> ilmu pengetahuan merupakan suatau usaha yang berlagsung secara terus menerus untuk mencapai kebenaran ilmiah dan kebahagiaan umat manusia.<a style="" href="#_ftn7" name="_ftnref7" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span style=""><!--[if !supportFootnotes]--><span class="MsoFootnoteReference"><span style="font-size: 12pt; font-family: "Times New Roman","serif";">[7]</span></span><!--[endif]--></span></span></a></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 0.5in;">Jadi apabila berbicara mengenai dasar-dasar ilmu pengetahuan, maka keempat macam unsur tersebut di atas dapatlah dipakai sebagai landasan untuk menemukan jawabannya. Artinya, dasar-dasar ilmu pengetahuan dapatlah berupa dasar-dasar yang bersifat static dan dasar-dasar yang bersifat dinamik.</p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 0.5in;">Dasar static berarti keadaan yang hakiki yang melekat pada ilmu pengetahuan dan merupakan semacam rangka pokoknya atau pola dasarnya. Sedang dasar dinamik adalah hal-hal yang melekat pada dirinya yang dapat memberikan semacam pengarahan dalam mengusahakan ilmu pengetahuan atau dalam melakukan kegiatan-kegiatan ilmiah.</p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 0.5in;"><o:p> </o:p></p> <h2 style="line-height: normal;">D. ILMU PENGETAHUAN DAN NILAI</h2> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><o:p> </o:p></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style=""> </span>Sebenarnya sejak saat pertumbuhannya ilmu sudah terkait dengan masalah-masalah moral namun dalam perspektif yang berbeda. Pengadilan inkuisisi Galileo mempengaruhi proses perkembangan berfikir di Eropa, yang pada dasarnya mencerminkan pertarungan antara ilmu yang ingin terbebas dari nilai-nilai di luar bidang keilmuan dan ajaran-ajaran di lur bidang keilmuan yang ingin menjadikan nilai-nilainya sebagai penafsiran metafisik keilmuan.</p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style=""> </span>Dalam kurun ini para ilmuwan berjuang untuk menegakkan ilmu yang berdasarkan penafsiran alam sebagaimana adanya dengan semboyan : <i style="">Ilmu yang Bebas Nilai !</i> Setelah pertarungan kurang lebih dua ratus lima puluh tahun maka para ilmuwan mendapatkan kemenangan dan saat itu ilmu memperoleh otonomi dalam melakukan penelitian dalam rangka mempelajari alam sebagaimana adanya.</p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style=""> </span>Sifat ilmu sebagai suatu system tertutup bermula dari tuntutan akan otonomi ilmu pengetahuan, terutama pada kurun perkembangan ilmu sebagaimana dirumuskan oleh Comte. Pada tahapan pertama ilmu pengetahuan ingin lepas dari kungkungan agama atau kungkungan teologis dan tahap berikutnya ilmu pengetahuan semakin mencari kekhususan dan otonominya dengan melepaskan diri dari kungkungan metafisik. Ilmu kemudian dianggap menemukan otonominya dengan menerima lingkungan positivis sebagai lingkungannya yang syah dan metode ilmiah kemudian membatasi dirinya hanya pada objek-objek yang dapat dicapai oleh observasi empiris.<a style="" href="#_ftn8" name="_ftnref8" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span style=""><!--[if !supportFootnotes]--><span class="MsoFootnoteReference"><span style="font-size: 12pt; font-family: "Times New Roman","serif";">[8]</span></span><!--[endif]--></span></span></a></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style=""> </span>Dalam tahap ini ilmu tidak saja bertujuan menjelaskan gejala-gejala alam untuk tujuan pengertian dan pemahaman, namun lebih jauh lagi, bertujuan memanipulasi factor-faktor yang terkait dalam gejala tersebut untuk mengontrol dan mengarahkan proses yang terjadi. Dari sini sudah nampak adanya perkembangan sebagai peralihan ilmu dari tahap kontemplatif ke manipulatif.<a style="" href="#_ftn9" name="_ftnref9" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span style=""><!--[if !supportFootnotes]--><span class="MsoFootnoteReference"><span style="font-size: 12pt; font-family: "Times New Roman","serif";">[9]</span></span><!--[endif]--></span></span></a></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style=""> </span>Dihadapkan dengan masalah nilai dalam menghadapi ekses ilmu dan teknologi yang bersifat merusak ini para ilmuwan terbagi ke dalam dua golongan pendapat. <i style="">Pertama</i>, menginginkan bahwa ilmu harus bersifat netral terhadap nilai-nilai baik secara ontologis maupun axiologis. Dalam hal ini tugas ilmuwan adalah menemukan pengetahuan dan terserah kepada orang lain untuk mempergunakannya; apakah pengetahuan itu dipergunakan untuk tujuan baik ataukah dipergunakan untuk tujuan yang buruk. <i style="">Kedua, </i>sebaliknya berpendapat<i style=""> </i>bahwa netralitas ilmu terhadap nilai-nilai hanyalah terbatas pada metafisik keilmuan, sedangkan dalam penggunaannya, bahkan pemilihan objek penelitian, maka kegiatan keilmuan harus berlandaskan asas-asas moral. Jadi pada intinya golongan pertama ingin melanjutkan tradisi kenetralan ilmu secara total sedang golongan kedua mencoba menyesuaikan kenetralan ilmu secara pragmatis berdasarkan perkembangan ilmu dan masyarakat.</p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style=""> </span>Terlepas dari itu semua, Habermas berpendirian bahwa teori sebagai produk ilmiah tidak pernah bebas nilai. Ilmu pengetahuan alam tidaklah netral, karena isinya tidak lepas sama sekali dari kepentingan praktis, termasuk juga ilmu social.<a style="" href="#_ftn10" name="_ftnref10" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span style=""><!--[if !supportFootnotes]--><span class="MsoFootnoteReference"><span style="font-size: 12pt; font-family: "Times New Roman","serif";">[10]</span></span><!--[endif]--></span></span></a> Sejalan dengan itu Van Puersen mengemukakan bahwa dalam masyarakat modern bukan <i style="">apa</i> yang pertama-tama dipentingkan, melainkan <i style="">bagaimana</i>, yaitu bagaimana pengetahuan, etika dan seni<span style=""> </span>dapat diintegrasikan dalam satu sikap yang dapat dipertanggung jawabkan.<a style="" href="#_ftn11" name="_ftnref11" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span style=""><!--[if !supportFootnotes]--><span class="MsoFootnoteReference"><span style="font-size: 12pt; font-family: "Times New Roman","serif";">[11]</span></span><!--[endif]--></span></span></a></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><b style=""><o:p> </o:p></b></p> <h2 style="line-height: normal;">E. PENUTUP</h2> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><o:p> </o:p></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style=""> </span>Demikianlah uraian makalah ini, yang pada intinya kalau kita cermati bahwa ilmu pengetahuan adalah dari manusia, oleh manusia dan untuk manusia. Oleh karenanya makna ilmu pengetahuan terletak pada tujuan akhir ilmu pengetahuan itu sendiri yaitu untuk mensejahterakan umat manusia. Untuk mewujudkan itu, ilmu pengetahuan tidak kalis terhadap nilai. </p> <h1 style="line-height: normal;"><o:p> </o:p></h1> <h1 style="line-height: normal;">DAFTAR PUSTAKA</h1> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><o:p> </o:p></p> <p class="MsoFootnoteText"><span style="font-size: 12pt;">Ignas Kleden, <i style="">Sikap Ilmiah dan Kritik Kebudayaan, </i>Jakarta, LP3ES, Tahun 1987.<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoFootnoteText"><span style="font-size: 12pt;">Kattsaft, O. Louis, <i style="">Pengantar Filsafat,</i> Yogyakarta , Tiara Wacana, Tahun 1986.<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoFootnoteText">Puersen, C.A. Van, <i style="">Strategi Kebudayaan,</i> Jakarta,<span style=""> </span>BPK Gunung Agung, Tahun 1976.</p> <p class="MsoFootnoteText" style="margin-left: 28.35pt; text-indent: -28.35pt;"><span style="font-size: 12pt;">Rizal Mustansyir dan Misnal Munir, <i style="">Filsafat Ilmu,</i> Yogyakarta, Pustaka Pelajar, Tahun<span style=""> </span>2002.<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoFootnoteText" style="margin-left: 28.35pt; text-align: justify; text-indent: -28.35pt;"><span style="font-size: 12pt;">Soejono Soemargono, <i style="">Filasafat Ilmu Pengetahuan,</i> Yogyakarta, Nur Cahaya, Tahun 1983.<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoFootnoteText" style="margin-left: 28.35pt; text-indent: -28.35pt;"><span style="font-size: 12pt;">Suriasumantri, Jujun S., <i style="">Filasafat Ilmu sebuah Pengantar Populer, </i>Jakarta, Pustaka Sinar Harapan, Tahun 2002.<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoFootnoteText"><span style="font-size: 12pt;">Titus, dkk., <i style="">Persoalan-Persoalan Filsafat,</i> Jakarta,<span style=""> </span>Bulan Bintang, Tahun 1984.<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoFootnoteText" style="margin-left: 28.35pt; text-align: justify; text-indent: -28.35pt;"><span style="font-size: 12pt;">Verhaak, dkk., <i style="">Filsafat Ilmu Pengetahuan : Telaah Kerja Atas Kerja Ilmu-ilmu,</i> Jakarta, Gramedia Pustaka Utama, Tahun 1995.<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><o:p> </o:p></p> <div style=""><!--[if !supportFootnotes]--><br clear="all"> <hr size="1" width="33%" align="left"> <!--[endif]--> <div style="" id="ftn1"> <p class="MsoFootnoteText"><a style="" href="#_ftnref1" name="_ftn1" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span style=""><!--[if !supportFootnotes]--><span class="MsoFootnoteReference"><span style="font-size: 10pt; font-family: "Times New Roman","serif";">[1]</span></span><!--[endif]--></span></span></a> Rizal Mustansyir dan Misnal Munir, <i style="">Filsafat Ilmu</i> (Yogyakarta :Pustaka Pelajar, 2002) hlm. 16.</p> </div> <div style="" id="ftn2"> <p class="MsoFootnoteText"><a style="" href="#_ftnref2" name="_ftn2" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span style=""><!--[if !supportFootnotes]--><span class="MsoFootnoteReference"><span style="font-size: 10pt; font-family: "Times New Roman","serif";">[2]</span></span><!--[endif]--></span></span></a> Louis O. Kattsaft, <i style="">Pengantar Filsafat</i> (Yogyakarta : Tiara Wacana, 1986) hlm. 76.</p> </div> <div style="" id="ftn3"> <p class="MsoFootnoteText"><a style="" href="#_ftnref3" name="_ftn3" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span style=""><!--[if !supportFootnotes]--><span class="MsoFootnoteReference"><span style="font-size: 10pt; font-family: "Times New Roman","serif";">[3]</span></span><!--[endif]--></span></span></a> Titus, dkk., <i style="">Persoalan-Persoalan Filsafat</i> (Jakarta : Bulan Bintang, 1984) hlm. 187-188.</p> </div> <div style="" id="ftn4"> <p class="MsoFootnoteText"><a style="" href="#_ftnref4" name="_ftn4" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span style=""><!--[if !supportFootnotes]--><span class="MsoFootnoteReference"><span style="font-size: 10pt; font-family: "Times New Roman","serif";">[4]</span></span><!--[endif]--></span></span></a> Verhaak, dkk., <i style="">Filsafat Ilmu Pengetahuan : Telaah Kerja Atas Kerja Ilmu-ilmu</i> (Jakarta : Gramedia Pustaka Utama, 1995 hlm. 164.</p> </div> <div style="" id="ftn5"> <p class="MsoFootnoteText"><a style="" href="#_ftnref5" name="_ftn5" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span style=""><!--[if !supportFootnotes]--><span class="MsoFootnoteReference"><span style="font-size: 10pt; font-family: "Times New Roman","serif";">[5]</span></span><!--[endif]--></span></span></a> Soejono Soemargono, <i style="">Filasafat Ilmu Pengetahuan</i> (Yogyakarta : Nur Cahaya, 1983) hlm. 5.</p> </div> <div style="" id="ftn6"> <p class="MsoFootnoteText"><a style="" href="#_ftnref6" name="_ftn6" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span style=""><!--[if !supportFootnotes]--><span class="MsoFootnoteReference"><span style="font-size: 10pt; font-family: "Times New Roman","serif";">[6]</span></span><!--[endif]--></span></span></a> Rizal Mustansyir,<span style=""> </span><i style="">Filsafat Ilmu </i>, hlm. 141. </p> </div> <div style="" id="ftn7"> <p class="MsoFootnoteText"><a style="" href="#_ftnref7" name="_ftn7" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span style=""><!--[if !supportFootnotes]--><span class="MsoFootnoteReference"><span style="font-size: 10pt; font-family: "Times New Roman","serif";">[7]</span></span><!--[endif]--></span></span></a> Soejono Soemargona, <i style="">Filsafat ..</i>hlm. 5.</p> </div> <div style="" id="ftn8"> <p class="MsoFootnoteText"><a style="" href="#_ftnref8" name="_ftn8" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span style=""><!--[if !supportFootnotes]--><span class="MsoFootnoteReference"><span style="font-size: 10pt; font-family: "Times New Roman","serif";">[8]</span></span><!--[endif]--></span></span></a> Ignas Kleden, <i style="">Sikap Ilmiah dan Kritik Kebudayaan</i> (Jakarta : LP3ES, 1987) hlm xxxv.</p> </div> <div style="" id="ftn9"> <p class="MsoFootnoteText"><a style="" href="#_ftnref9" name="_ftn9" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span style=""><!--[if !supportFootnotes]--><span class="MsoFootnoteReference"><span style="font-size: 10pt; font-family: "Times New Roman","serif";">[9]</span></span><!--[endif]--></span></span></a> Jujun S. Suriassumantri, <i style="">Filasafat Ilmu sebuah Pengantar Populer </i>(Jakarta : Pustaka Sinar Harapan, 2002) hlm. 234.</p> </div> <div style="" id="ftn10"> <p class="MsoFootnoteText"><a style="" href="#_ftnref10" name="_ftn10" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span style=""><!--[if !supportFootnotes]--><span class="MsoFootnoteReference"><span style="font-size: 10pt; font-family: "Times New Roman","serif";">[10]</span></span><!--[endif]--></span></span></a> Rizal Mustansyir, <i style="">Filsafat…</i>hlm. 172.</p> </div> <div style="" id="ftn11"> <p class="MsoFootnoteText"><a style="" href="#_ftnref11" name="_ftn11" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span style=""><!--[if !supportFootnotes]--><span class="MsoFootnoteReference"><span style="font-size: 10pt; font-family: "Times New Roman","serif";">[11]</span></span><!--[endif]--></span></span></a> C.A. Van Puersen, <i style="">Strategi Kebudayaan</i> (Jakarta : BPK Gunung Agung, 1976) hlm. 178.</p> </div> </div> mamad_afeihttp://www.blogger.com/profile/05866353483854837480noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-136674046713570666.post-61062921586847439472010-01-26T07:15:00.000-08:002010-02-02T17:36:30.004-08:00MEMBANGUN KEMBALI KONSEP DASAR PENDIDIKAN ISLAM<meta http-equiv="Content-Type" content="text/html; charset=utf-8"><meta name="ProgId" content="Word.Document"><meta name="Generator" content="Microsoft Word 12"><meta name="Originator" content="Microsoft Word 12"><link rel="File-List" href="file:///C:%5CUsers%5CICHACO%7E1%5CAppData%5CLocal%5CTemp%5Cmsohtmlclip1%5C01%5Cclip_filelist.xml"><link rel="Edit-Time-Data" href="file:///C:%5CUsers%5CICHACO%7E1%5CAppData%5CLocal%5CTemp%5Cmsohtmlclip1%5C01%5Cclip_editdata.mso"><!--[if !mso]> <style> v\:* {behavior:url(#default#VML);} o\:* {behavior:url(#default#VML);} w\:* {behavior:url(#default#VML);} .shape {behavior:url(#default#VML);} </style> <![endif]--><link rel="themeData" href="file:///C:%5CUsers%5CICHACO%7E1%5CAppData%5CLocal%5CTemp%5Cmsohtmlclip1%5C01%5Cclip_themedata.thmx"><link rel="colorSchemeMapping" href="file:///C:%5CUsers%5CICHACO%7E1%5CAppData%5CLocal%5CTemp%5Cmsohtmlclip1%5C01%5Cclip_colorschememapping.xml"><!--[if gte mso 9]><xml> <w:WordDocument> <w:View>Normal</w:View> <w:Zoom>0</w:Zoom> <w:TrackMoves>false</w:TrackMoves> <w:TrackFormatting/> <w:PunctuationKerning/> <w:ValidateAgainstSchemas/> <w:SaveIfXMLInvalid>false</w:SaveIfXMLInvalid> <w:IgnoreMixedContent>false</w:IgnoreMixedContent> <w:AlwaysShowPlaceholderText>false</w:AlwaysShowPlaceholderText> <w:DoNotPromoteQF/> <w:LidThemeOther>EN-US</w:LidThemeOther> <w:LidThemeAsian>X-NONE</w:LidThemeAsian> <w:LidThemeComplexScript>X-NONE</w:LidThemeComplexScript> <w:Compatibility> <w:BreakWrappedTables/> <w:SnapToGridInCell/> <w:WrapTextWithPunct/> <w:UseAsianBreakRules/> <w:DontGrowAutofit/> <w:SplitPgBreakAndParaMark/> <w:DontVertAlignCellWithSp/> <w:DontBreakConstrainedForcedTables/> <w:DontVertAlignInTxbx/> <w:Word11KerningPairs/> <w:CachedColBalance/> </w:Compatibility> <w:BrowserLevel>MicrosoftInternetExplorer4</w:BrowserLevel> <m:mathPr> <m:mathFont m:val="Cambria Math"/> <m:brkBin m:val="before"/> <m:brkBinSub m:val="--"/> <m:smallFrac m:val="off"/> <m:dispDef/> <m:lMargin m:val="0"/> <m:rMargin m:val="0"/> <m:defJc m:val="centerGroup"/> <m:wrapIndent m:val="1440"/> <m:intLim m:val="subSup"/> <m:naryLim m:val="undOvr"/> </m:mathPr></w:WordDocument> </xml><![endif]--><!--[if gte mso 9]><xml> <w:LatentStyles DefLockedState="false" DefUnhideWhenUsed="true" DefSemiHidden="true" DefQFormat="false" DefPriority="99" LatentStyleCount="267"> <w:LsdException Locked="false" Priority="0" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Normal"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="0" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="heading 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="0" QFormat="true" Name="heading 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="0" QFormat="true" Name="heading 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="0" QFormat="true" Name="heading 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 7"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 8"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="9" QFormat="true" Name="heading 9"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 7"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 8"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="39" Name="toc 9"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="0" Name="footnote text"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="0" Name="footer"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="35" QFormat="true" Name="caption"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="0" Name="footnote reference"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="0" Name="page number"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="0" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Title"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="1" Name="Default Paragraph Font"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="0" Name="Body Text"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="0" Name="Body Text Indent"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="0" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Subtitle"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="0" Name="Body Text 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="0" Name="Body Text Indent 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="22" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Strong"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="20" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Emphasis"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="59" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Table Grid"/> <w:LsdException Locked="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Placeholder Text"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="1" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="No Spacing"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Light List"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading Accent 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Light List Accent 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid Accent 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1 Accent 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2 Accent 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1 Accent 1"/> <w:LsdException Locked="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Revision"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="34" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="List Paragraph"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="29" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Quote"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="30" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Intense Quote"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2 Accent 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1 Accent 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2 Accent 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3 Accent 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List Accent 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading Accent 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List Accent 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid Accent 1"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading Accent 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Light List Accent 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid Accent 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1 Accent 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2 Accent 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1 Accent 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2 Accent 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1 Accent 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2 Accent 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3 Accent 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List Accent 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading Accent 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List Accent 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid Accent 2"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading Accent 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Light List Accent 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid Accent 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1 Accent 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2 Accent 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1 Accent 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2 Accent 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1 Accent 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2 Accent 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3 Accent 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List Accent 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading Accent 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List Accent 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid Accent 3"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading Accent 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Light List Accent 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid Accent 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1 Accent 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2 Accent 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1 Accent 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2 Accent 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1 Accent 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2 Accent 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3 Accent 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List Accent 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading Accent 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List Accent 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid Accent 4"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading Accent 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Light List Accent 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid Accent 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1 Accent 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2 Accent 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1 Accent 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2 Accent 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1 Accent 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2 Accent 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3 Accent 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List Accent 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading Accent 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List Accent 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid Accent 5"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="60" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Light Shading Accent 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="61" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Light List Accent 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="62" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Light Grid Accent 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="63" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 1 Accent 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="64" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Shading 2 Accent 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="65" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 1 Accent 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="66" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium List 2 Accent 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="67" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 1 Accent 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="68" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 2 Accent 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="69" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Medium Grid 3 Accent 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="70" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Dark List Accent 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="71" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Shading Accent 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="72" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful List Accent 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="73" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" Name="Colorful Grid Accent 6"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="19" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Subtle Emphasis"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="21" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Intense Emphasis"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="31" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Subtle Reference"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="32" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Intense Reference"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="33" SemiHidden="false" UnhideWhenUsed="false" QFormat="true" Name="Book Title"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="37" Name="Bibliography"/> <w:LsdException Locked="false" Priority="39" QFormat="true" Name="TOC Heading"/> </w:LatentStyles> </xml><![endif]--><style> <!-- /* Font Definitions */ @font-face {font-family:"Cambria Math"; panose-1:2 4 5 3 5 4 6 3 2 4; mso-font-charset:0; mso-generic-font-family:roman; mso-font-pitch:variable; mso-font-signature:-1610611985 1107304683 0 0 415 0;} @font-face {font-family:University; mso-font-alt:"Courier New"; mso-font-charset:0; mso-generic-font-family:swiss; mso-font-pitch:variable; mso-font-signature:3 0 0 0 1 0;} @font-face {font-family:TimeScrDMed; mso-font-alt:"Arabic Typesetting"; mso-font-charset:0; mso-generic-font-family:script; mso-font-pitch:variable; mso-font-signature:1 0 0 0 147 0;} /* Style Definitions */ p.MsoNormal, li.MsoNormal, div.MsoNormal {mso-style-unhide:no; mso-style-qformat:yes; mso-style-parent:""; margin:0in; margin-bottom:.0001pt; mso-pagination:widow-orphan; font-size:12.0pt; mso-bidi-font-size:10.0pt; font-family:"Times New Roman","serif"; mso-fareast-font-family:"Times New Roman";} h1 {mso-style-unhide:no; mso-style-qformat:yes; mso-style-link:"Heading 1 Char"; mso-style-next:Normal; margin:0in; margin-bottom:.0001pt; text-align:justify; text-indent:.5in; line-height:150%; mso-pagination:widow-orphan; page-break-after:avoid; mso-outline-level:1; font-size:12.0pt; mso-bidi-font-size:10.0pt; font-family:"Times New Roman","serif"; mso-font-kerning:0pt; mso-bidi-font-weight:normal;} h2 {mso-style-unhide:no; mso-style-qformat:yes; mso-style-link:"Heading 2 Char"; mso-style-next:Normal; margin:0in; margin-bottom:.0001pt; text-align:justify; line-height:150%; mso-pagination:widow-orphan; page-break-after:avoid; mso-outline-level:2; font-size:12.0pt; mso-bidi-font-size:10.0pt; font-family:"Times New Roman","serif"; mso-bidi-font-weight:normal;} h3 {mso-style-unhide:no; mso-style-qformat:yes; mso-style-link:"Heading 3 Char"; mso-style-next:Normal; margin:0in; margin-bottom:.0001pt; mso-pagination:widow-orphan; page-break-after:avoid; mso-outline-level:3; font-size:12.0pt; mso-bidi-font-size:10.0pt; font-family:"Times New Roman","serif"; mso-bidi-font-weight:normal;} h4 {mso-style-unhide:no; mso-style-qformat:yes; mso-style-link:"Heading 4 Char"; mso-style-next:Normal; margin:0in; margin-bottom:.0001pt; text-align:center; line-height:150%; mso-pagination:widow-orphan; page-break-after:avoid; mso-outline-level:4; font-size:12.0pt; mso-bidi-font-size:10.0pt; font-family:TimeScrDMed; mso-bidi-font-weight:normal;} p.MsoFootnoteText, li.MsoFootnoteText, div.MsoFootnoteText {mso-style-noshow:yes; mso-style-unhide:no; mso-style-link:"Footnote Text Char"; margin:0in; margin-bottom:.0001pt; mso-pagination:widow-orphan; font-size:10.0pt; font-family:"Times New Roman","serif"; mso-fareast-font-family:"Times New Roman";} p.MsoFooter, li.MsoFooter, div.MsoFooter {mso-style-noshow:yes; mso-style-unhide:no; mso-style-link:"Footer Char"; margin:0in; margin-bottom:.0001pt; mso-pagination:widow-orphan; tab-stops:center 3.0in right 6.0in; font-size:12.0pt; mso-bidi-font-size:10.0pt; font-family:"Times New Roman","serif"; mso-fareast-font-family:"Times New Roman";} span.MsoFootnoteReference {mso-style-noshow:yes; mso-style-unhide:no; vertical-align:super;} p.MsoTitle, li.MsoTitle, div.MsoTitle {mso-style-unhide:no; mso-style-qformat:yes; mso-style-link:"Title Char"; margin:0in; margin-bottom:.0001pt; text-align:center; mso-pagination:widow-orphan; font-size:12.0pt; mso-bidi-font-size:10.0pt; font-family:"Times New Roman","serif"; mso-fareast-font-family:"Times New Roman"; font-weight:bold; mso-bidi-font-weight:normal;} p.MsoBodyText, li.MsoBodyText, div.MsoBodyText {mso-style-noshow:yes; mso-style-unhide:no; mso-style-link:"Body Text Char"; margin:0in; margin-bottom:.0001pt; text-align:justify; mso-pagination:widow-orphan; font-size:12.0pt; mso-bidi-font-size:10.0pt; font-family:"Times New Roman","serif"; mso-fareast-font-family:"Times New Roman";} p.MsoBodyTextIndent, li.MsoBodyTextIndent, div.MsoBodyTextIndent {mso-style-noshow:yes; mso-style-unhide:no; mso-style-link:"Body Text Indent Char"; margin:0in; margin-bottom:.0001pt; text-align:justify; text-indent:.5in; mso-pagination:widow-orphan; font-size:12.0pt; mso-bidi-font-size:10.0pt; font-family:"Times New Roman","serif"; mso-fareast-font-family:"Times New Roman";} p.MsoSubtitle, li.MsoSubtitle, div.MsoSubtitle {mso-style-unhide:no; mso-style-qformat:yes; mso-style-link:"Subtitle Char"; margin:0in; margin-bottom:.0001pt; text-align:center; line-height:150%; mso-pagination:widow-orphan; font-size:18.0pt; mso-bidi-font-size:10.0pt; font-family:"University","sans-serif"; mso-fareast-font-family:"Times New Roman"; mso-bidi-font-family:"Times New Roman"; font-weight:bold; mso-bidi-font-weight:normal;} p.MsoBodyText2, li.MsoBodyText2, div.MsoBodyText2 {mso-style-noshow:yes; mso-style-unhide:no; mso-style-link:"Body Text 2 Char"; margin:0in; margin-bottom:.0001pt; text-align:justify; mso-pagination:widow-orphan; font-size:12.0pt; mso-bidi-font-size:10.0pt; font-family:"Times New Roman","serif"; mso-fareast-font-family:"Times New Roman"; color:#333399;} p.MsoBodyTextIndent2, li.MsoBodyTextIndent2, div.MsoBodyTextIndent2 {mso-style-noshow:yes; mso-style-unhide:no; mso-style-link:"Body Text Indent 2 Char"; margin-top:0in; margin-right:0in; margin-bottom:0in; margin-left:14.2pt; margin-bottom:.0001pt; text-align:justify; text-indent:-14.2pt; mso-pagination:widow-orphan; font-size:12.0pt; mso-bidi-font-size:10.0pt; font-family:"Times New Roman","serif"; mso-fareast-font-family:"Times New Roman";} span.Heading1Char {mso-style-name:"Heading 1 Char"; mso-style-unhide:no; mso-style-locked:yes; mso-style-link:"Heading 1"; mso-ansi-font-size:12.0pt; font-weight:bold; mso-bidi-font-weight:normal;} span.Heading2Char {mso-style-name:"Heading 2 Char"; mso-style-unhide:no; mso-style-locked:yes; mso-style-link:"Heading 2"; mso-ansi-font-size:12.0pt; font-weight:bold; mso-bidi-font-weight:normal;} span.Heading3Char {mso-style-name:"Heading 3 Char"; mso-style-unhide:no; mso-style-locked:yes; mso-style-link:"Heading 3"; mso-ansi-font-size:12.0pt; font-weight:bold; mso-bidi-font-weight:normal;} span.Heading4Char {mso-style-name:"Heading 4 Char"; mso-style-unhide:no; mso-style-locked:yes; mso-style-link:"Heading 4"; mso-ansi-font-size:12.0pt; font-family:TimeScrDMed; mso-ascii-font-family:TimeScrDMed; mso-hansi-font-family:TimeScrDMed; font-weight:bold; mso-bidi-font-weight:normal;} span.BodyTextChar {mso-style-name:"Body Text Char"; mso-style-noshow:yes; mso-style-unhide:no; mso-style-locked:yes; mso-style-link:"Body Text"; mso-ansi-font-size:12.0pt;} span.FootnoteTextChar {mso-style-name:"Footnote Text Char"; mso-style-noshow:yes; mso-style-unhide:no; mso-style-locked:yes; mso-style-link:"Footnote Text";} span.BodyTextIndentChar {mso-style-name:"Body Text Indent Char"; mso-style-noshow:yes; mso-style-unhide:no; mso-style-locked:yes; mso-style-link:"Body Text Indent"; mso-ansi-font-size:12.0pt;} span.TitleChar {mso-style-name:"Title Char"; mso-style-unhide:no; mso-style-locked:yes; mso-style-link:Title; mso-ansi-font-size:12.0pt; font-weight:bold; mso-bidi-font-weight:normal;} span.BodyTextIndent2Char {mso-style-name:"Body Text Indent 2 Char"; mso-style-noshow:yes; mso-style-unhide:no; mso-style-locked:yes; mso-style-link:"Body Text Indent 2"; mso-ansi-font-size:12.0pt;} span.FooterChar {mso-style-name:"Footer Char"; mso-style-noshow:yes; mso-style-unhide:no; mso-style-locked:yes; mso-style-link:Footer; mso-ansi-font-size:12.0pt;} span.SubtitleChar {mso-style-name:"Subtitle Char"; mso-style-unhide:no; mso-style-locked:yes; mso-style-link:Subtitle; mso-ansi-font-size:18.0pt; font-family:"University","sans-serif"; mso-ascii-font-family:University; mso-hansi-font-family:University; font-weight:bold; mso-bidi-font-weight:normal;} span.BodyText2Char {mso-style-name:"Body Text 2 Char"; mso-style-noshow:yes; mso-style-unhide:no; mso-style-locked:yes; mso-style-link:"Body Text 2"; mso-ansi-font-size:12.0pt; color:#333399;} .MsoChpDefault {mso-style-type:export-only; mso-default-props:yes; font-size:10.0pt; mso-ansi-font-size:10.0pt; mso-bidi-font-size:10.0pt;} /* Page Definitions */ @page {mso-footnote-separator:url("file:///C:/Users/ICHACO~1/AppData/Local/Temp/msohtmlclip1/01/clip_header.htm") fs; mso-footnote-continuation-separator:url("file:///C:/Users/ICHACO~1/AppData/Local/Temp/msohtmlclip1/01/clip_header.htm") fcs; mso-endnote-separator:url("file:///C:/Users/ICHACO~1/AppData/Local/Temp/msohtmlclip1/01/clip_header.htm") es; mso-endnote-continuation-separator:url("file:///C:/Users/ICHACO~1/AppData/Local/Temp/msohtmlclip1/01/clip_header.htm") ecs;} @page Section1 {size:595.35pt 842.0pt; margin:65.2pt 56.7pt 56.7pt 89.85pt; mso-header-margin:.5in; mso-footer-margin:.5in; mso-paper-source:0;} div.Section1 {page:Section1;} /* List Definitions */ @list l0 {mso-list-id:678702050; mso-list-type:simple; mso-list-template-ids:1729415274;} @list l0:level1 {mso-level-start-at:6; mso-level-number-format:bullet; mso-level-text:-; mso-level-tab-stop:.25in; mso-level-number-position:left; margin-left:.25in; text-indent:-.25in;} @list l1 {mso-list-id:1088389073; mso-list-type:simple; mso-list-template-ids:67698703;} @list l1:level1 {mso-level-tab-stop:.25in; mso-level-number-position:left; margin-left:.25in; text-indent:-.25in;} @list l2 {mso-list-id:1298335382; mso-list-type:simple; mso-list-template-ids:67698709;} @list l2:level1 {mso-level-number-format:alpha-upper; mso-level-tab-stop:.25in; mso-level-number-position:left; margin-left:.25in; text-indent:-.25in;} @list l3 {mso-list-id:1458839276; mso-list-type:simple; mso-list-template-ids:67698703;} @list l3:level1 {mso-level-tab-stop:.25in; mso-level-number-position:left; margin-left:.25in; text-indent:-.25in;} ol {margin-bottom:0in;} ul {margin-bottom:0in;} --> </style><!--[if gte mso 10]> <style> /* Style Definitions */ table.MsoNormalTable {mso-style-name:"Table Normal"; mso-tstyle-rowband-size:0; mso-tstyle-colband-size:0; mso-style-noshow:yes; mso-style-priority:99; mso-style-qformat:yes; mso-style-parent:""; mso-padding-alt:0in 5.4pt 0in 5.4pt; mso-para-margin:0in; mso-para-margin-bottom:.0001pt; mso-pagination:widow-orphan; font-size:10.0pt; font-family:"Times New Roman","serif";} </style> <![endif]--><!--[if gte mso 9]><xml> <o:shapedefaults v:ext="edit" spidmax="2050"/> </xml><![endif]--><!--[if gte mso 9]><xml> <o:shapelayout v:ext="edit"> <o:idmap v:ext="edit" data="1"/> </o:shapelayout></xml><![endif]--> <div style="border-style: solid none; border-color: windowtext -moz-use-text-color; border-width: 1pt medium; padding: 1pt 0in; background: silver none repeat scroll 0% 0%; -moz-background-clip: -moz-initial; -moz-background-origin: -moz-initial; -moz-background-inline-policy: -moz-initial;"><br /><h4 style="border: medium none ; padding: 0in; background: silver none repeat scroll 0% 0%; -moz-background-clip: -moz-initial; -moz-background-origin: -moz-initial; -moz-background-inline-policy: -moz-initial;"><span style="color: rgb(51, 51, 153);">Oleh : Akhmad Syafii</span><span style="color: rgb(51, 51, 153); font-weight: normal;"><o:p></o:p></span></h4> </div> <h2 style="margin-left: 0.25in; text-indent: -0.25in; line-height: normal;"><!--[if !supportLists]--><span style="color: rgb(51, 51, 153); font-weight: normal;"><span style="">A.<span style="font-family: "Times New Roman"; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; font-size: 7pt; line-height: normal; font-size-adjust: none; font-stretch: normal;"> </span></span></span><!--[endif]--><span style="color: rgb(51, 51, 153);">Pengantar</span><span style="color: rgb(51, 51, 153); font-weight: normal;"><o:p></o:p></span></h2> <h2 style="text-indent: 0.25in; line-height: normal;"><span style="color: rgb(51, 51, 153); font-weight: normal;">Pendidikan merupakan soal vital bagi tiap segi kemajuan dan perkembangan manusia. Dari senua usaha manusia agaknya pendidikan adalah salah satu yang mengalami rintangan paling besar dalam perjalanan kemajuannya. Keadaan sosial, ekonomi, dan psikologi yang disebabkan karena makin cepatnya perubahan struktur dan perkembangan yang cenderung untuk memberi tekanan pada jurang pemisah yang biasanya terdapat di antara struktur, infra-struktur dan supra-struktur. Hal itu memperlihatkan bagaimana sistem pendidikan secara mudah dapat mengembangkan suatu ketertinggalan waktu atau menjadi salah diterapkan.<a style="" href="#_ftn1" name="_ftnref1" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span style=""><!--[if !supportFootnotes]--><span class="MsoFootnoteReference"><span style="font-size: 12pt; font-family: "Times New Roman","serif"; color: rgb(51, 51, 153);">[1]</span></span><!--[endif]--></span></span></a> Bukankah esensi pendidkan adalah untuk memanusiakan manusia yang terbebas dari kejahiliyahan (kebodohan).<o:p></o:p></span></h2> <h3 style="margin-left: 0.25in; text-indent: -0.25in;"><!--[if !supportLists]--><span style="color: rgb(51, 51, 153);"><span style="">B.<span style="font-family: "Times New Roman"; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; font-size: 7pt; line-height: normal; font-size-adjust: none; font-stretch: normal;"> </span></span></span><!--[endif]--><span style="color: rgb(51, 51, 153);">Deskripsi Pendidikan Islam Masa Lalu<o:p></o:p></span></h3> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: rgb(51, 51, 153);"><span style=""> </span>Turunnya wahyu pertama kali untuk Nabi Muhammad saw. dalam bentuk perintah <i style="">iqro’</i> dari kaca mata pendidikan dapat dinilai sebagai deklarasi <i style="">gerakan pembebasan buta huruf</i> bagi umat. Hal ini menadai bahwa secara historis pendidikan Islam telah lahir. Pada zaman Rasulullah pendidikan terpusat di Masjid termasuk kediaman beliau. Pendidkan waktu itu bersifat mandiri, spesialis, dan untuk umat.<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoBodyText"><span style="color: rgb(51, 51, 153);"><span style=""> </span>Pendidikan yang dilakukan Rasulullah berhasil membina individu-individu beriman, berakhlak, berpengetahuan dan memiliki sensitifitas yang tinggi terhadap keadaan lingkungan masyarakat. Berdasarkan modal ini Rasulullah merubah sisten kemasyarakatan Jahiliyah menjadi sistem kemasyarakatan yang Islami, untuk kemudian seterusnya mampu menciptakan sistem teknologi. Ditinjau dari pandangan perubahan sosial, perubahan sosial pada zaman Nabi dimulai<span style=""> </span>dari perubahan pada diri manusia yang mencakup keimanan, akhlak, pengetahuan dan perilaku, kemudian merubah sistem kemasyarakatan yang berupa mekanisme hubungan antar anggota masyarakat untuk kemudian merubah sistem teknologi yang berupa metode-metode untuk meningkatkan kemakmuran dan kesejahteraan masyarakat. Hal ini berbeda dengan perubahan pada bangsa Barat yang dimulai dari perubahan sistem teknologi, kemudian merubah sistem kemasyarakatan dan akhirnya merubah merubah sistem personalia.<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: rgb(51, 51, 153);"><span style=""> </span>Deklarasi pembebasan buta aksara dan buta pengetahuan, terus berlanjut pada generasi-generasi umat Islam berikutnya dalam bentuk sistem pendidikan yang semakin canggih dan meluas dan telah mengantarkan munculnya ilmuwan kelas dunia dari kalangan kaum muslimin dengan berbagai karya dan ciptaannya di berbagai disiplin di antaranya : kedokteran, astronomi, matematika (al-jabar), sosiologi, psikologi dan politik. Pada masa pemerintahan bani Abasyiyah dan bani Umayah perkembangan pendidikan dan ilmu pengetahuan semakin sistematis dangan Bagdad, Irak sebagai pusatnya. <o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: rgb(51, 51, 153);"><span style=""> </span>Kepeloporan Islam dalam pendidkan dan ilmu pengetahuan dapat dibuktikan dalam banyak bidang antara lain :<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="margin-left: 0.25in; text-align: justify; text-indent: -0.25in;"><!--[if !supportLists]--><span style="color: rgb(51, 51, 153);"><span style="">1.<span style="font-family: "Times New Roman"; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; font-size: 7pt; line-height: normal; font-size-adjust: none; font-stretch: normal;"> </span></span></span><!--[endif]--><span style="color: rgb(51, 51, 153);">Pada tahun 765 M. di kalangan umat Islam sudah berdiri Fakultas Kedokteran.<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="margin-left: 0.25in; text-align: justify; text-indent: -0.25in;"><!--[if !supportLists]--><span style="color: rgb(51, 51, 153);"><span style="">2.<span style="font-family: "Times New Roman"; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; font-size: 7pt; line-height: normal; font-size-adjust: none; font-stretch: normal;"> </span></span></span><!--[endif]--><span style="color: rgb(51, 51, 153);">Pada tahun 830 M. berdirilah Darul Hikmah, sebagai lembaga Ilmu Pengetahuan pertama yang terdiri dari Perpustakaan, Pusat terjemahan, laboratorium Observasi bintang dan Universitas.<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="margin-left: 0.25in; text-align: justify; text-indent: -0.25in;"><!--[if !supportLists]--><span style="color: rgb(51, 51, 153);"><span style="">3.<span style="font-family: "Times New Roman"; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; font-size: 7pt; line-height: normal; font-size-adjust: none; font-stretch: normal;"> </span></span></span><!--[endif]--><span style="color: rgb(51, 51, 153);">Banyak karya-karya ilmuwan Islam yang sekarang ini masih dipergunakan dan terus dikembangkan, misalnya : angka-angka, aljabar, goneometri, optika, astronomi, teori pendulum, ilmu kedokteran dan bedah, ilmu faal, pembiusan, kimia asam nitrat, asam belerang dan lain-lain. Pada masa itu dunia Kristen masih dalam zaman perdukunan.<a style="" href="#_ftn2" name="_ftnref2" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span style=""><!--[if !supportFootnotes]--><span class="MsoFootnoteReference"><span style="font-size: 12pt; font-family: "Times New Roman","serif"; color: rgb(51, 51, 153);">[2]</span></span><!--[endif]--></span></span></a><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoBodyTextIndent"><span style="color: rgb(51, 51, 153);">Pada zaman keemasan Islam tersebut, secara besar-besaran diterjemahkan karya-karya luar, khususnya karya filasfat Yunani. Dan karya tersebut berkembang dan dapat disempurnakan oleh ilmuwan Islam.<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 0.5in;"><span style="color: rgb(51, 51, 153);">Pendidikan dan pengetahuan berkembang subur di kalangan umat Islam, tidak sebagaimana dikalangan umat Nasrani, karena Islam tidak mengenal pertentangan dengan agama. Di kalangan umt Nasrani, banyak pembasmian imuwan, seperti Copernicus yang mati merana pada tahun 1543 M, Bruno yang dibunuh pada tahun 1600 M., Galileo yang mati dalam penjara akibat penemuan ilmunya yang mengingkari ilmu yang di pegang oleh kaum Gerejani (1642) dan Sarveto (1503) penemu peredaran darah yang mati dibakar.<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 0.5in;"><span style="color: rgb(51, 51, 153);">Sebagai pusat pendidikan dan ilmu pengetahuan, banyak ilmuwan Barat yang mengunjungi pusat-pusat Islam. Seperti Bagdad dan Toledo. Karya-karya pengetahuan Islam yang semula bersifat <i style="">thoecentris</i> (tauhid) ditangan ilmuwan Barat sudah diubah menjadi <i style="">antrhopocentris</i> dan sukarelawan, sebab pengalaman mereka mengalami pertentangan dengan kalangan agama. Salah seorang yang banyak mengkaji karya ilmuwan Islam adalah Francis Bacon (1561-1627) yang kemudian menghasilkan karya metode ilmiah dan eksperimen. Dua karya inilah yang mengantarkan bangsa Barat mencapai zaman keemasan. Dan karya-karya Islam secara tidak langsung sangat berperan dalam kemajuan peradaban Barat yang melewati masa <b style=""><i style="">renaissance</i></b> (abad 14), reformasi pimpinan Luther dan Calvin abad ke 15, masa rasionalisme pimpinan Rene Descartes dan John Lock abad ke 17 dan masa <b style=""><i style="">Enlightment</i></b> pimpinan Foltaire abad ke 18.<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 0.5in;"><span style="color: rgb(51, 51, 153);">Sayangnya, sebaliknya awan gelap menyelimuti sejarah perkembangan ilmu pengetahuan di kalangan Umat Islam. Ada fase kemandegan di bidang pengetahuan, di samping jatuh dan hancurnya Bagdad oleh kekuatan tentara <i style="">Mongol</i>. Pendidikan Islam mulai membeku, kolot, dan ketinggalan zaman serta kehilangan vitalitas yang dimiliki sebelumnya. Akibat lebih lanjut, stagnasi kajian Islam, pondok dan madrasah mundur.<o:p></o:p></span></p> <h2 style="line-height: normal;"><span style="color: rgb(51, 51, 153);">C. Mencari Formulasi Pendidikan Islam di tengah ketertinggalan<o:p></o:p></span></h2> <p class="MsoBodyTextIndent"><span style="color: rgb(51, 51, 153);">Masyarakat Islam berada pada posisi tingkat pendidikan yang rendah : angka buta huruf tinggi, tingkat partisipasi pendidikan rendah, tingkat pendidikan yang dicapai rendah, penguasaan teknologi dan science lemah. Ditambah lagi masyarakat Islam di belahan bumi manapun saat ini tengah berada dalam keadaan yang dilematis. Di satu pihak, untuk mengejar ketinggalan dengan umat lain harus segera menguasai science dan teknologi lewat mencangkok pendidikan Barat. Tetapi, di pihak lain pengetrapan<span style=""> </span>sistem pendidikan menimbulkan umat Islam di manapun berada dilanda krisis akidah dan cultural.<a style="" href="#_ftn3" name="_ftnref3" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span style=""><!--[if !supportFootnotes]--><span class="MsoFootnoteReference"><span style="font-size: 12pt; font-family: "Times New Roman","serif"; color: rgb(51, 51, 153);">[3]</span></span><!--[endif]--></span></span></a> Kalau umat Islam tidak mencangkok pendidikan Barat, maka posisi dan perannya akan semakin jauh tertinggal, tetap dihimpit keterbelakangan, kebodohan dan kemiskinan. Inilah merupakan problem terbesar yang dihadapi umat pada masa kini dan pada abad yang akan datang.<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoBodyText2"><span style=""> </span>Krisis tersebut muncul karena pada hakekatnya pendidikan Barat bersifat sekuleristik dengan ciri : (1) Pendidikan Barat menempatkan dan menekankan secara berlebihan pada akal pikiran, dan melecehkan keyakinan dan nilai-nilai<span style=""> </span>moral. Pendidikan yang semacam ini mendorong pengembangan ilmu dengan mengorbankan keyakinan, sebab pendidikan Barat mendasarkan pada kebenaran yang bersifat relatif, tidak ada kebenaran yang bersifat mutlak. Setiap kebenaran harus bisa diuji secara empiris. Oleh karena itu pendidikan Barat akan menghasilkan cendekiawan yang bersifat skeptis, termasuk ragu-ragu terhadap kebenaran-kebenaran yang dibawa Agama. (2) Pendidikan Barat pada hakekatnya timbul dan berkembang<span style=""> </span>untuk mengabdi pada perkembangan ekonomi yang bersifat materialistis. Nilai-nilai agama (Agama Kristen masa itu) telah dikesampingkan, demi untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan ekonomi.</p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: rgb(51, 51, 153);"><span style=""> </span>Sejarah pendidikan modern Barat sebenarnya berasal dari pendidikan agama yang diadakan untuk mendidik anak-anak emigran Eropa yang datang di Amerika Serikat agar bisa membaca kitab Bibel dan menanamkan serta melanggengkan nilai-nilai agama yang mereka bawa dari asalnya. Pendidikan tersebut dikuasai dan dikontrol oleh kaum rohaniwan. Dalam pendidikan tersebut anak-anak belajar berdo’a, menyanyi keagamaan dan membaca Bibel. Di samping pendidikan dimaksudkan untuk menanamkan nilai-nilai, tujuan utama adalah menciptakan suatu <i style="">Theocratic city</i>. Agar anak-anak bisa membaca injil, pemerintah memproklamirkan wajib belajar bagi anak-anak di koloni baru tersebut. Disamping itu, dibantu <i style="">the Latin rammar</i> semacam sekolah menengah, dimaksudkan untuk mempersiapkan golongan menengah. Pelajaran-pelajaran umum mulai dimasukkan ke dalam pendidikan keagamaan tersebut. Namun tetap saja kurikulum pada masa itu disusun untuk mendorong motive-motive keagamaan. Semangat dan nafas keagamaan menjiwai seluruh proses pendidikan.<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: rgb(51, 51, 153);"><span style=""> </span>Pada masa abad ke 18, emigran yang berdatangan ke Amerika Serikat semakin besar jumlahnya dan beraneka ragam asalnya. Semangat demokrasi mulai menyusup di kalangan pendidikan yang dikontrol kaum rohaniwan. Angin demokrasi ini semakin kencang dengan adanya kemajuan-kemajuan di bidang ekonomi. Lembaga-lembaga keagamaan tidak bisa menghindari proses kemajuan ini. Banyak kaum rohaniwan pindah profesi menjadi kapitalis kelas menengah baru. Perubahan-perubahan tersebut sudah tentu mempengeruhi sistem pendidikan. Kurikulum semakin berisi pelajaran-pelajaran umum yang sangat diperlukan untuk mempersiapkan tenaga kerja guna pembangunan ekonomi. Kontrol kaum rohaniwan terhadap pendidikan semakin melemah. Lebih daripada itu mulai dibuka sekolah menengah yang seratus prosen sekuler. Semangat warga untuk belajar agama merosot, diganti semangat untuk memperoleh pengetahuan umat yang diasosiasikan dengan kemajuan. Sisa-sisa pendidikan agama di SD diajarkan lewat pendidikan moral dan watak. Namun, pendidikan moral dan watak ini sudah tidak diperlukan lagi pada jenjang sekolah menengah. Kurikulum sekolah menengah diarahkan agar anak didik memiliki disiplin kerja kemampuan dan sukses. Sejak saat itu pada dasarnya kontrol kaum rohaniwan terhadap pendidikan sudah runtuh. Nilai-nilai sekuler telah mendesak nilai-nilai kristiani dari bangku-bangku sekolah. Dan sistem pendidikan modern Barat seperti itulah yang harus dipergunakan oleh kalangan umat Islam.<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: rgb(51, 51, 153);"><span style=""> </span>Adanya krisis akidah dan cultural yang kelak akan muncul dalam wujud perkembangan masyarakat menuju masyarakat sekuler, merupakan tanda-tanda bahwa dalam benturan terhadap pendidikan Barat, pendidikan Islam tersuruk ke pinggir. Sedikit demi sedikit pendidikan Islam lebih banyak bersifat formal dan simbul. Pendidikan yang mengarah pada alih teknologi dan keterampilan jauh lebih diperlukan untuk membangun suatu bangsa. Dan kenyataan menunjukkan bahwa, penggunaan pendidikan Barat di dunia Islam tidak menghasilkan <i style="">exelency</i>, masyarakat Islam tetap steril dan pemahaman Islam mundur.<span style=""> </span>Serta umat Islam semakin tergantung pada ide-ide asing.<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: rgb(51, 51, 153);"><span style=""> </span>Sejak dulu para cendekiawan Muslim sudah menyadari bahayanya pendidikan Barat ini. Banyak upaya telah dilaksanakan untuk menghadapi pendidikan sekuler tersebut. Tetapi sejauh ini upaya yang telah dilaksanakan belum berhasil.<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: rgb(51, 51, 153);"><span style=""> </span>Menghadapi tantangan krisis akidah dan kultural tersebut, dari kalangan umat Islam muncul empat kebijaksanaan dalam menghadapi pendidikan Barat. <i style="">Pertama</i>, tidak mau bersentuh dengan pendidikan Barat. <i style="">Kedua, </i>mengambil pendidikan Barat untuk memperkuat pendidikan dan pemahaman Islam. <i style="">Ketiga, </i>mengambil idea<i style=""> </i>pendidikan Barat terbatas pada pendidikan teknologi praktis, sedang pendidikan agama tetap menjadi acuan pokok untuk menghadapi perubahan zaman. <i style="">Keempat, </i>mengambil alih pendidikan Barat secara keseluruhan.<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoBodyText"><span style="color: rgb(51, 51, 153);"><span style=""> </span>Kalau dievaluasi terhadap upaya yang telah dilaksanakan dalam menghadapi tantangan pendidikan Barat, tidak terlalu meleset dikatakan semua usaha tersebut tidak ada yang berhasil dengan baik. Pendidikan Islam jauh tersingkir, hanya merupakan pelengkap meski dengan status mata pelajaran wajib. Pendidikan Barat semakin lama semakin semakin mendominasi dalam pendidikan di negara-negara yang mayoritas penduduknya muslim. Maka, hasil pendidikan ini adalah cerdik cendekiawan yang menggadaikan komitmen akidah,<span style=""> </span>untuk nilai-nilai Barat yang dianggap sangat canggih untuk pembangunan, seperti misalnya, effcienci, chievement, readiness, to change, adaptibility, punctuality, efficacy, lack of prejudice, integrity dan self relience.<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: rgb(51, 51, 153);"><span style=""> </span>Namun bagaimanapun juga timbul dikotomi yang sangat jahat. Ilmu agama dijadikan sumber moral keakheratan dan ilmu umum dijadikan sumber pengembang teknologi keduniaan. Bahkan tidak sedikit cendikiawan, yang cenderung menganggap pendidikan Islam tidak relevan lagi dengan perkembangan zaman. <o:p></o:p></span></p> <p class="MsoBodyText"><span style="color: rgb(51, 51, 153);"><span style=""> </span>Secara umum ide pendidikan Islam apabila dibandingkan dengan ide pendidikan Barat dapat disimpulkan sebagai berikut:<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: rgb(51, 51, 153);"><span style=""> </span><b style="">Pendidikan Islam</b><span style=""> </span><b style="">Pendidikan Barat</b><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="margin-right: -9.6pt; text-align: justify;"><span style="color: rgb(51, 51, 153);">Filosofi<span style=""> </span>Pendidikan untuk mempersiapkan<span style=""> </span>Pendidikan untuk mempersi<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: rgb(51, 51, 153);"><span style=""> </span>Manusia bisa berperan sebagai kha<span style=""> </span>apkan manusia bisa bekerja<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: rgb(51, 51, 153);"><span style=""> </span>lifatullah fil ‘ard<span style=""> </span>dan berprestasi<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: rgb(51, 51, 153);">Hakekat <span style=""> </span>hidup adalah untuk beribadah<span style=""> </span>hidup untuk bekerja dan ber<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: rgb(51, 51, 153);">kehidupan<span style=""> </span>kepada Allah<span style=""> </span>karya<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: rgb(51, 51, 153);">Tujuan<span style=""> </span>manusia beriman, ilmu amaliah<span style=""> </span><span style=""> </span>manusia memiliki pengetahu<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: rgb(51, 51, 153);">Pendidikan<span style=""> </span>amal ilmiah, ulama intelek, intelek<span style=""> </span>an dan keterampilan<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: rgb(51, 51, 153);"><span style=""> </span>ulama<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: rgb(51, 51, 153);">Kurikulum<span style=""> </span>agama dan ilmu umum<span style=""> </span>ilmu-ilmu umum, terutama <o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: rgb(51, 51, 153);"><span style=""> </span>Science dan teknologi<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: rgb(51, 51, 153);">Evaluasi<span style=""> </span>penguasaan pengetahuan, nilai-<span style=""> </span>penguasaan pengetahuan<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: rgb(51, 51, 153);">Keberhasilan<span style=""> </span>nilai dan perilaku<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: rgb(51, 51, 153);">Agent<span style=""> </span>keluarga, sekolah, masyarakat dan<span style=""> </span>sekolah dan masyarakat<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: rgb(51, 51, 153);"><span style=""> </span>Masjid<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: rgb(51, 51, 153);"><o:p> </o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: rgb(51, 51, 153);"><span style=""> </span>Namun bagaimanapun juga pada masa kini pendidikan Barat kita perlukan kalau kita tidak ingin umat Islam tetap tertinggal dalam alam keterbelakangan, kebodohan dan kemiskinan. Namun kita harus menyadari kelemahan-kelemahan yang ada pada pendidikan Barat tersebut. Oleh karena itu di samping mempergunakan pendidikan Barat, harus ada kesadaran dan tekad dari kalangan umat Islam untuk merevisi dan merubah pendidikan Barat tersebut, sebagaimana umat Nasrani pada masa abad pertengahan mengambil ilmu dari kalangan umat Islam yang bersifat teosentris diubah menjadi antroposentris. Untuk jangka panjang umat Islam harus mampu merubah jiwa pendidikan Barat dari : a) antroposentris menjadi teosentris, b) terlalu mendewakan rasio untuk melaksanakan wahyu Ilahi, c) berfahamkan positivistik menjadi positivistik plus kepercayaan terhadap barang ghaib, d) pendidikan hanya untuk kehidupan duniawi menjadi belajar untuk kehidupan dunia menuju kehidupan akherat, e) belajar mengajar merupakan tanggung jawab sosial menjadi belajar mengajar merupakan amal ibadah, dan f) pendidikan sekuler dan materialistik menjadi pendidikan yang mengajarkan masalah dosa, pahala, dan surga serta neraka.<a style="" href="#_ftn4" name="_ftnref4" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span style=""><!--[if !supportFootnotes]--><span class="MsoFootnoteReference"><span style="font-size: 12pt; font-family: "Times New Roman","serif"; color: rgb(51, 51, 153);">[4]</span></span><!--[endif]--></span></span></a> <o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: rgb(51, 51, 153);"><span style=""> </span>Untuk itu dalam jangka panjang dilaksanakan tranformasi pendidikan Barat sehingga ajaran dan nafas Islam merupakan bagaian yang tidak terpisahkan dalam sistem pendidikan yang kita atur. Tetapi proses transformasi pendidikan merupakan proses yang panjang. Bangsa Jepang memerlukan waktu sekitar 200 tahun untuk bisa merubah sistem pendidikan Barat menjadi sistem yang dijiwai oleh Shintoisme dan budaya Jepang.<a style="" href="#_ftn5" name="_ftnref5" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span style=""><!--[if !supportFootnotes]--><span class="MsoFootnoteReference"><span style="font-size: 12pt; font-family: "Times New Roman","serif"; color: rgb(51, 51, 153);">[5]</span></span><!--[endif]--></span></span></a> Diharapkan kelak dari sistem pendidikan yang bernafas Islami tersebut akan dilahirkan manusia-manusia cerdas sekaligus bertaqwa. Bekerja keras sekaligus tekun beribadah, percaya diri sekaligus bersifat tawadhu’, efisien sekaligus memiliki jiwa solidaritas, profesional sekaligus pemurah dapa si miskin, berorientasi kepada kehidupan akherat tanpa meninggalkan kehidupan keduniaan, memiliki motivasi untuk berprestasi setinggi mungkin sekaligus memperhatikan kepentingan umat. Dalam proses transpormasi tersebut perlu diidentifikasi apa tujuan pendidikan dan kemana peserta didik akan dibawa? Materi apa yang akan diberikan kepada peserta didik ? Bagaimana metode penyampaian materi tersebut ? Siapa yang memiliki wewenang untuk menyampaikan pelajaran ? Bagaimana hubungan peserta didik dengan guru ? Bagaimana mengevaluasi keberhasilan ? Aspek apa saja yang harus dievaluasi ? <o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: rgb(51, 51, 153);"><span style=""> </span>Untuk mencapai sasaran jangka panjang tersebut, umat Islam khususnya para akademisi muslim, secara lebih imtensif harus mengkaji al-Qur’an secara multi disipliner, khususnya untuk menemukan norma-norma yang terkandung dalam al-Qur’an yang berkaitan dengan konsep-konsep pendidikan. Menghadapi al-Qur’an sebagai data dan informasi yang berdasarkan data tersebut dapat dibangun teori-teori pendidikan. Dengan demikian ada usaha mentranformasikan kandungan kandungan al-Qur’an yang bersifat normatif menjadi teori. Kalau sudah berupa teori akan mudah untuk ditransformasikan ke dalam kehidupan sehari-hari.<a style="" href="#_ftn6" name="_ftnref6" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span style=""><!--[if !supportFootnotes]--><span class="MsoFootnoteReference"><span style="font-size: 12pt; font-family: "Times New Roman","serif"; color: rgb(51, 51, 153);">[6]</span></span><!--[endif]--></span></span></a><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: rgb(51, 51, 153);"><span style=""> </span>Sementara itu untuk jangka menengah umat Islam perlu melaksanakan pembaharuan di kalangan lembaga pendidikan Islam sebagai langkah untuk mewujudkan sasaran jangka panjang transformasi pendidikan Barat ke pendidikan Islam. Pembaharuan lembaga pendidikan Islam, baik itu pondok, Madrasah ataupun sekolah umum yang dikelola oleh lembaga Islam sangat mendesak.<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: rgb(51, 51, 153);"><span style=""> </span>Pertama, perubahan sosial berlangsung sangat cepat dan terus akan semakin cepat tersebut bisa menghasilkan <i style="">social orientation. </i>Disorientasi sosial dapat dilihat dalam wujud meningkatnya pembunuhan sadis, perkosaan, dan kebrutalan, meluasnya kejahatan narkotika, kenakalan di kalangan remaja.<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: rgb(51, 51, 153);"><span style=""> </span>Kedua, timbulnya apa yang disebut <i style="">disinformation through over information</i>. Informasi yang berkembang di masyarakat akan melimpah sehinggan disebut adanya informasi yang berlebihan. Akibatnya informasi yang ada hanya mempunyai daya laku semakin pendek. Keadaan ini juga mempengaruhi di bidang pengetahuan dimana kebenaran hari ini adalah suatu hal yang salah untuk hari berikutnya.<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: rgb(51, 51, 153);"><span style=""> </span>Melimpahnya informasi yang ada di masyarakat juga akan menimbulkan kontradiksi informasi dan meningkatkan kecepatan perubahan, yang pada gilirannya akan melecehkan kekuasaan di segala aspek kehidupan. Termasuk kekuasaan orang tua, kekuasaan gurur, kekuasaan tokoh-tokoh agama, dan juga kekuasaan pemimpin politik.<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: rgb(51, 51, 153);"><span style=""> </span>Ketiga, ada tanda-tanda berkembangnya rasa <i style="">pesimisme</i> di kalangan masyarakat terhadap perkembangan yang ada, misalnya pertumbuhan penduduk yang cepat, kejahatan yang meningkat, kerusakan lingkungan yang semakin meluas, Oesimisme yang berlebihan akan bisa menimbulkan sikap acuh ataupun sebaliknya, radikal revolusioner.<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoBodyText2"><span style=""> </span>Keempat, tiga krisis tadi akan menimbulkan krisis di dalam memahami apa yang terjadi di dunia ini. Krisis tersbut digambarkan bahwa kita semua hidup di dalam suatu masyarakat yang tidak dapat dibayangkan. Seseorang tidak lagi dapt memiliki pengetahuan tentang masa depan melebihi apa yang diketahui tentang masa kini. Jalinan hubungan antara fenomena, reaksi satu terhadap yang lain, mekanisme hubungan antar peristiwa, pengaruh timbal balik antar peristiwa satu dengan yang lainnya yang tidak terduga, dampak dari informasi yang tidak dapat diperhitungkan lagi, faktor-faktor yang saling mengkait yang muncul begitu terpisah satu dengan yang lain, dan perasaan terjebak pada keadaan yang memusingkan sehingga tidak dapat melepaskan diri. Masyarakat nampak tidak dapat melepaskandari keadaan yang terjadi di dunia ini tidak bisa dilihat secara menyeluruh dan komprehensif.</p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: rgb(51, 51, 153);"><span style=""> </span>Trend perkembangan dunia sebagaimana dikemukakan di atas menuntut adanya paradigma baru dunia pendidikan. Pertama, adanya pandangan holistik. Pandangan holistik ini akan menimbulkan dua pembaharuan di dunia pendidikan yaitu a) bahwa pendidikan akan menekankan pada anak didik berfikir secara global, dan bertindak secara lokal, dan b) pembaharuan makna efisiensi, yakni tidak semata-mata bermakna ekonomis, tetapi meliputi pula keharmonisan dengan lingkungannya. Kedua, gaya hidup berubah dari ide mengurangi konsumsi menjadi berkomsumsi secara rasional.<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: rgb(51, 51, 153);"><span style=""> </span>Paradigma di atas menuntut pengembangan pendidikan guna mengembangkan kemampuan tertentu pada diri anak didik antara lain :<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoBodyTextIndent2" style="margin-left: 0.25in; text-indent: -0.25in;"><!--[if !supportLists]--><span style="color: rgb(51, 51, 153);"><span style="">1.<span style="font-family: "Times New Roman"; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; font-size: 7pt; line-height: normal; font-size-adjust: none; font-stretch: normal;"> </span></span></span><!--[endif]--><span style="color: rgb(51, 51, 153);">Kemampuan siswa untuk memahami hakekat konflik nilai-nilai yang tidak hanya dihadapi di masyarakat, tetapi juga akan mereka hadapi di sekolah sendiri. Di samping itu pula sekolah harus memberikan peserta didik kemampuan untuk dapat memilih nilai2.<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="margin-left: 0.25in; text-align: justify; text-indent: -0.25in;"><!--[if !supportLists]--><span style="color: rgb(51, 51, 153);"><span style="">2.<span style="font-family: "Times New Roman"; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; font-size: 7pt; line-height: normal; font-size-adjust: none; font-stretch: normal;"> </span></span></span><!--[endif]--><span style="color: rgb(51, 51, 153);">Kemampuan untuk mendekati permasalahan secara global dengan pendekatan multidisipliner.<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="margin-left: 0.25in; text-align: justify; text-indent: -0.25in;"><!--[if !supportLists]--><span style="color: rgb(51, 51, 153);"><span style="">3.<span style="font-family: "Times New Roman"; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; font-size: 7pt; line-height: normal; font-size-adjust: none; font-stretch: normal;"> </span></span></span><!--[endif]--><span style="color: rgb(51, 51, 153);">Kemampuan untuk menyeleksi arus informasi yang sedemikian deras untuk kemudian dapat perdigunakan kehidupan sehari-hari.<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="margin-left: 0.25in; text-align: justify; text-indent: -0.25in;"><!--[if !supportLists]--><span style="color: rgb(51, 51, 153);"><span style="">4.<span style="font-family: "Times New Roman"; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; font-size: 7pt; line-height: normal; font-size-adjust: none; font-stretch: normal;"> </span></span></span><!--[endif]--><span style="color: rgb(51, 51, 153);">Kemampuan unruk menghubungkan peristiwa secara kreatif.<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="margin-left: 0.25in; text-align: justify; text-indent: -0.25in;"><!--[if !supportLists]--><span style="color: rgb(51, 51, 153);"><span style="">5.<span style="font-family: "Times New Roman"; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; font-size: 7pt; line-height: normal; font-size-adjust: none; font-stretch: normal;"> </span></span></span><!--[endif]--><span style="color: rgb(51, 51, 153);">Pendidikan lebih ditekankan pada learning how to learn, learning how to think, dan learning how to be creative.<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="margin-left: 0.25in; text-align: justify; text-indent: -0.25in;"><!--[if !supportLists]--><span style="color: rgb(51, 51, 153);"><span style="">6.<span style="font-family: "Times New Roman"; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; font-size: 7pt; line-height: normal; font-size-adjust: none; font-stretch: normal;"> </span></span></span><!--[endif]--><span style="color: rgb(51, 51, 153);">Materi kurikulum disajikan dengan menekankan ecological relationship.<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="margin-left: 0.25in; text-align: justify; text-indent: -0.25in;"><!--[if !supportLists]--><span style="color: rgb(51, 51, 153);"><span style="">7.<span style="font-family: "Times New Roman"; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; font-size: 7pt; line-height: normal; font-size-adjust: none; font-stretch: normal;"> </span></span></span><!--[endif]--><span style="color: rgb(51, 51, 153);">Kurikulum sekolah harus menitik beratkan pada transfereble skill.<a style="" href="#_ftn7" name="_ftnref7" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span style=""><!--[if !supportFootnotes]--><span class="MsoFootnoteReference"><span style="font-size: 12pt; font-family: "Times New Roman","serif"; color: rgb(51, 51, 153);">[7]</span></span><!--[endif]--></span></span></a><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoBodyTextIndent"><span style="color: rgb(51, 51, 153);">Lembaga pendidikan Islam sebagai salah satu kekuatan pendidikannasional harus bersikap antisipatif dan partisipatifdalam menghadapi proses perubahan yang akan terjadi dengan melaksanakan pembaharuan dalam tubuhnya sendiri.<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 0.5in;"><span style="color: rgb(51, 51, 153);">Sebagaimana konsekuensi ide pendidikan Islam yang bersumber pada filosofi hidup adalah untuk beribadah kepada Allah sebagai realisasi tugas khalifatullah fil’ard, lembaga pendidikan Islam harus mampu mengembangkan manusia beriman yang memiliki ilmu amaliah dan amal ilmiah, perpaduan ulama intelektual dan intelektual ulama, memiliki kesadaran yang tinggi terhadap permasalahan masyarakat dan berpartisipasi aktif untuk memecahkan problem yang dihadapi.<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 0.5in;"><span style="color: rgb(51, 51, 153);">Praktek pendidikan di kalangan lembaga pendidikan Islam pada awal berdirinya dalam ujud pondok, dari kacamata pendidikan modern, bersifat <i style="">child centered</i> dan <i style="">problem centered</i> dengan perpaduan materi agama dan umum. Kemandirian, inisiatif, kreativitas mendapat tempat yang tinggi di kalangan lembaga pendidikan Islam. Hasil pendidikan masa-masa itu memunculkan lulusan-lulusan yang mandiri, berwawasan luas dan mampu berkembang melaksanakan <i style="">life long education</i>. Di samping itu para lulusan memiliki semangat pengabdian kemasyarakatan yang tinggi. Ciri-ciri macam itulah yang sementara ini hilang harus dapat ditimbulkan kembali.<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 0.5in;"><span style="color: rgb(51, 51, 153);">Setiap pembaharuan pendidikan mencakup tiga dimensi yaitu, penyebab, sasaran, dan hasil. Salah satu model dasar pembaharuan pendidikan sebagaimana berikut ini.<a style="" href="#_ftn8" name="_ftnref8" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span style=""><!--[if !supportFootnotes]--><span class="MsoFootnoteReference"><span style="font-size: 12pt; font-family: "Times New Roman","serif"; color: rgb(51, 51, 153);">[8]</span></span><!--[endif]--></span></span></a><o:p></o:p></span></p> <h1 style="line-height: normal;"><span style="color: rgb(51, 51, 153);">Penyebab<span style=""> </span>Sasaran<span style=""> </span>Hasil<o:p></o:p></span></h1> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: rgb(51, 51, 153);">Sosial demografis<span style=""> </span>relevansi<span style=""> </span>prestasi yang dicapai<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: rgb(51, 51, 153);">Sosial ekonomis<span style=""> </span>effisiensi<span style=""> </span>proses belajar mengajar yg lebih baik<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: rgb(51, 51, 153);">Ketidakmeretaan<span style=""> </span>perataan<span style=""> </span>perilaku anak yang lebih baik<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: rgb(51, 51, 153);">Sisial ekonomis<span style=""> </span>kesempatan<span style=""> </span>meratakan kesempatan mobilisasi <o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: rgb(51, 51, 153);"><span style=""> </span>Kegiatan masyarakat<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: rgb(51, 51, 153);"><o:p> </o:p></span></p> <p class="MsoBodyTextIndent"><span style="color: rgb(51, 51, 153);">Di samping itu pembaharuan pendidikan biasanya berkaitan dengan relevansi, effisiensi, dan equalisasi. Ketiga hal tersebut dapat dilihat sebagai hasil dari adanya input dan sekaligus proses pendidikan. Pembaharuan pendidikan diperlukan apabila pendidikan menunjukkan bahwa baik proses maupun uotput pendidikan tidak effisien, tidak relevan dan tidak merata. Input pendidikan dipengaruhi oleh faktor sosial demografis, ekonomis dan adanya ketimpangan sosial ekonomi di kalangan msyarakat. Sedangkan output pendidikan sebagai hasil proses pendidikan yang tidak sehat mengakibatkan produk pendidikan tidak relevan dengan kebutuhan tenaga kerja, beaya persatuan produk mahal, dan hasil pendidikan melebar jurang antara kaya dan miskin dalam arti pendidikan hanya baisa dinikmati mereka golongan yang relatif kaya, pendidikan menghasilkan manusia jauh dari agama.<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 0.5in;"><span style="color: rgb(51, 51, 153);">Pembaharuan yang diperlukan di kalangan lembaga pendidikan Islam adalah memfungsikan kembali keempat pusat kegiatan dalam satu kesatuan kegiatan yang utuh : sekolah, masjid, keluarga dan masyarakat, bukan empat kegiatan yang masing-masing berdiri sendiri. Di samping itu perlu upaya dapat mempengaruhi pusat pendidikan yang ke lima yaitu media massa, khususnya Televisi (TV).<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoBodyTextIndent"><span style="color: rgb(51, 51, 153);">Pembaharuan pendidikan di kalangan lembaga pendidikan Islam dapat dirangkum dalam model sebagai berikut :<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 0.5in;"><!--[if gte vml 1]><v:rect id="_x0000_s1026" style='position:absolute;left:0;text-align:left; margin-left:-3.6pt;margin-top:10.8pt;width:2in;height:64.8pt;z-index:-13' o:allowincell="f"/><![endif]--><!--[if !vml]--><span style="position: absolute; z-index: -13; left: 0px; margin-left: -6px; margin-top: 13px; width: 194px; height: 89px;"><img src="file:///C:/Users/ICHACO%7E1/AppData/Local/Temp/msohtmlclip1/01/clip_image001.gif" v:shapes="_x0000_s1026" width="194" height="89"></span><!--[endif]--><span style="color: rgb(51, 51, 153);"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: rgb(51, 51, 153);">ORANG TUA<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="margin-left: 0.25in; text-align: justify; text-indent: -0.25in;"><!--[if !supportLists]--><span style="color: rgb(51, 51, 153);"><span style="">-<span style="font-family: "Times New Roman"; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; font-size: 7pt; line-height: normal; font-size-adjust: none; font-stretch: normal;"> </span></span></span><!--[endif]--><span style="color: rgb(51, 51, 153);">variabel proses<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="margin-left: 0.25in; text-align: justify; text-indent: -0.25in;"><!--[if !supportLists]--><span style="color: rgb(51, 51, 153);"><span style="">-<span style="font-family: "Times New Roman"; font-style: normal; font-variant: normal; font-weight: normal; font-size: 7pt; line-height: normal; font-size-adjust: none; font-stretch: normal;"> </span></span></span><!--[endif]--><!--[if gte vml 1]><v:line id="_x0000_s1037" style='position:absolute;left:0;text-align:left;z-index:12' from="140.4pt,5.4pt" to="169.2pt,48.6pt" o:allowincell="f"> <v:stroke endarrow="block"/> </v:line><![endif]--><!--[if !vml]--><span style="position: absolute; z-index: 12; left: 0px; margin-left: 186px; margin-top: 6px; width: 45px; height: 63px;"><img src="file:///C:/Users/ICHACO%7E1/AppData/Local/Temp/msohtmlclip1/01/clip_image002.gif" v:shapes="_x0000_s1037" width="45" height="63"></span><!--[endif]--><!--[if gte vml 1]><v:rect id="_x0000_s1028" style='position:absolute;left:0;text-align:left;margin-left:176.4pt; margin-top:12.6pt;width:129.6pt;height:79.2pt;z-index:-11' o:allowincell="f"/><![endif]--><!--[if !vml]--><span style="position: absolute; z-index: -11; left: 0px; margin-left: 234px; margin-top: 16px; width: 175px; height: 107px;"><img src="file:///C:/Users/ICHACO%7E1/AppData/Local/Temp/msohtmlclip1/01/clip_image003.gif" v:shapes="_x0000_s1028" width="175" height="107"></span><!--[endif]--><span style="color: rgb(51, 51, 153);">partisipasi dalam menca-<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><!--[if gte vml 1]><v:rect id="_x0000_s1029" style='position:absolute;left:0;text-align:left;margin-left:320.4pt; margin-top:13.25pt;width:86.4pt;height:1in;z-index:-10' o:allowincell="f"/><![endif]--><!--[if !vml]--><span style="position: absolute; z-index: -10; left: 0px; margin-left: 426px; margin-top: 17px; width: 117px; height: 98px;"><img src="file:///C:/Users/ICHACO%7E1/AppData/Local/Temp/msohtmlclip1/01/clip_image004.gif" v:shapes="_x0000_s1029" width="117" height="98"></span><!--[endif]--><span style="color: rgb(51, 51, 153);"><span style=""> </span>pai tujuan pendidikan<span style=""> </span>SEKOLAH<span style=""> </span><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 0.5in;"><span style="color: rgb(51, 51, 153);"><span style=""> </span>- kerjasama ortu, murid<span style=""> </span><span style=""> </span>HASIL<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><!--[if gte vml 1]><v:rect id="_x0000_s1027" style='position:absolute;left:0;text-align:left;margin-left:-3.6pt; margin-top:.05pt;width:2in;height:43.2pt;z-index:-12' o:allowincell="f"/><![endif]--><!--[if !vml]--><span style="position: relative; z-index: -12;"><span style="position: absolute; left: -6px; top: -1px; width: 194px; height: 60px;"><img src="file:///C:/Users/ICHACO%7E1/AppData/Local/Temp/msohtmlclip1/01/clip_image005.gif" v:shapes="_x0000_s1027" width="194" height="60"></span></span><!--[endif]--><span style="color: rgb(51, 51, 153);">GURU<span style=""> </span><span style=""> </span><span style=""> </span>guru dan masyarakat<span style=""> </span>- iklim sekolah<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><!--[if gte vml 1]><v:line id="_x0000_s1038" style='position:absolute;left:0;text-align:left;z-index:13' from="306pt,.65pt" to="320.4pt,.65pt" o:allowincell="f"> <v:stroke endarrow="block"/> </v:line><![endif]--><!--[if !vml]--><span style="position: relative; z-index: 13;"><span style="position: absolute; left: 407px; top: -5px; width: 22px; height: 12px;"><img src="file:///C:/Users/ICHACO%7E1/AppData/Local/Temp/msohtmlclip1/01/clip_image006.gif" v:shapes="_x0000_s1038" width="22" height="12"></span></span><!--[endif]--><!--[if gte vml 1]><v:line id="_x0000_s1033" style='position:absolute;left:0;text-align:left;z-index:8' from="140.4pt,7.85pt" to="169.2pt,7.85pt" o:allowincell="f"> <v:stroke endarrow="block"/> </v:line><![endif]--><!--[if !vml]--><span style="position: absolute; z-index: 8; left: 0px; margin-left: 186px; margin-top: 4px; width: 42px; height: 12px;"><img src="file:///C:/Users/ICHACO%7E1/AppData/Local/Temp/msohtmlclip1/01/clip_image007.gif" v:shapes="_x0000_s1033" width="42" height="12"></span><!--[endif]--><span style="color: rgb(51, 51, 153);">- kemauan<span style=""> </span><span style=""> </span><span style=""> </span>- hubungan guru murid<span style=""> </span><span style=""> </span>- aqidah, akhlak<span style=""> </span><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><!--[if gte vml 1]><v:line id="_x0000_s1034" style='position:absolute;left:0;text-align:left;flip:y;z-index:9' from="140.4pt,1.25pt" to="169.2pt,37.25pt" o:allowincell="f"> <v:stroke endarrow="block"/> </v:line><![endif]--><!--[if !vml]--><span style="position: relative; z-index: 9;"><span style="position: absolute; left: 186px; top: -3px; width: 45px; height: 54px;"><img src="file:///C:/Users/ICHACO%7E1/AppData/Local/Temp/msohtmlclip1/01/clip_image008.gif" v:shapes="_x0000_s1034" width="45" height="54"></span></span><!--[endif]--><span style="color: rgb(51, 51, 153);">- kemampuan<span style=""> </span>- masjid sbg pusat pendd<span style=""> </span>- ibadah, amal<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><!--[if gte vml 1]><v:line id="_x0000_s1035" style='position:absolute;left:0;text-align:left;flip:y;z-index:10' from="140.4pt,1.85pt" to="169.2pt,73.85pt" o:allowincell="f"> <v:stroke endarrow="block"/> </v:line><![endif]--><!--[if !vml]--><span style="position: relative; z-index: 10;"><span style="position: absolute; left: 186px; top: -1px; width: 46px; height: 100px;"><img src="file:///C:/Users/ICHACO%7E1/AppData/Local/Temp/msohtmlclip1/01/clip_image009.gif" v:shapes="_x0000_s1035" width="46" height="100"></span></span><!--[endif]--><!--[if gte vml 1]><v:rect id="_x0000_s1030" style='position:absolute;left:0;text-align:left; margin-left:-3.6pt;margin-top:9.05pt;width:2in;height:36pt;z-index:-9' o:allowincell="f"/><![endif]--><!--[if !vml]--><span style="position: absolute; z-index: -9; left: 0px; margin-left: -6px; margin-top: 11px; width: 194px; height: 50px;"><img src="file:///C:/Users/ICHACO%7E1/AppData/Local/Temp/msohtmlclip1/01/clip_image010.gif" v:shapes="_x0000_s1030" width="194" height="50"></span><!--[endif]--><span style="color: rgb(51, 51, 153);"><span style=""> </span>- prestsi<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><!--[if gte vml 1]><v:line id="_x0000_s1036" style='position:absolute;left:0;text-align:left;flip:y;z-index:11' from="140.4pt,2.45pt" to="176.4pt,88.85pt" o:allowincell="f"> <v:stroke endarrow="block"/> </v:line><![endif]--><!--[if !vml]--><span style="position: relative; z-index: 11;"><span style="position: absolute; left: 186px; top: -1px; width: 55px; height: 120px;"><img src="file:///C:/Users/ICHACO%7E1/AppData/Local/Temp/msohtmlclip1/01/clip_image011.gif" v:shapes="_x0000_s1036" width="55" height="120"></span></span><!--[endif]--><span style="color: rgb(51, 51, 153);">MASYARAKAT<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: rgb(51, 51, 153);">- partisipasi aktif<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><!--[if gte vml 1]><v:rect id="_x0000_s1031" style='position:absolute;left:0;text-align:left;margin-left:-3.6pt; margin-top:10.85pt;width:2in;height:36pt;z-index:-8' o:allowincell="f"/><![endif]--><!--[if !vml]--><span style="position: absolute; z-index: -8; left: 0px; margin-left: -6px; margin-top: 13px; width: 194px; height: 50px;"><img src="file:///C:/Users/ICHACO%7E1/AppData/Local/Temp/msohtmlclip1/01/clip_image012.gif" v:shapes="_x0000_s1031" width="194" height="50"></span><!--[endif]--><span style="color: rgb(51, 51, 153);"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: rgb(51, 51, 153);">MASJID<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: rgb(51, 51, 153);">- kegiatan jamaah<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><!--[if gte vml 1]><v:rect id="_x0000_s1032" style='position:absolute;left:0;text-align:left;margin-left:-3.6pt; margin-top:12.65pt;width:2in;height:14.4pt;z-index:-7' o:allowincell="f"/><![endif]--><!--[if !vml]--><span style="position: absolute; z-index: -7; left: 0px; margin-left: -6px; margin-top: 16px; width: 194px; height: 21px;"><img src="file:///C:/Users/ICHACO%7E1/AppData/Local/Temp/msohtmlclip1/01/clip_image013.gif" v:shapes="_x0000_s1032" width="194" height="21"></span><!--[endif]--><span style="color: rgb(51, 51, 153);"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: rgb(51, 51, 153);">MEDIA MASSA<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify; line-height: 150%;"><span style="color: rgb(51, 51, 153);"><span style=""> </span><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 0.5in;"><span style="color: rgb(51, 51, 153);">Pembaharuan pendidikan tersebut menuntut pula pembaharuan dalam praktek pendidikan. Praktek pendidikan ini dapat dilihat dalam empat aspek. Masing-masing aspek mempunyai dua titik yang terentang secara kontinyus. Keempat aspek tersebut adalah peserta didik, materi kurikulum, fungsi guru, dan sistim managemen. Status peserta didik terentang dari anak didik sebagai obyek sampai anak didik sebagai subyek dalam pendidikan. Aspek kedua, materi kurikulum bersifat nateri oriented sampai materi kurikulum problem oriented. Aspek ketiga, fungsi guru, yang terentang guru sebagai sumber ilmu dan indoktrinator sampai guru sebagai fasilitator dan dinamisator serta teman dalam proses belajar mengajar. Aspek keempat, sistim manajemen terentang dari sistin sentralisasi sampai sistim desentralisasi.<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: rgb(51, 51, 153);"><span style=""> </span>Keempat dimensi tersebut satu sama lainnya memiliki kaitan yang erat. Kalau praktek pendidikan menganggap anak didik sebagai obyek pendidikan, maka gaya fungsi guru cenderung sumber ilmu dan indoktrinator. Sebab anak didik perlu dilatih, karena mereka sedang dilatih maka mereka harus patuh kepada guru. Agar guru dipatuhi maka guru harus bergaya sebagai pemberi komando, dimana apa yang dikomandokan tidak dapat dibantah. Karena guru pemberi komando, maka apa yang akan dikomandokan harus sudah tersusun rapi dalam urutan yang pasti. Urutan yang paling pasti adalah urutan sesuai dengan materi subyek pengajaran. Agar apa yang diajarkan kepada anak didk di banyak tempat sama maka materi pengajaran tersebut harus disusun secara nasional dan guru juga harus diatur secara terpusatkan. Oleh karenanya manajemen pendidikan cenderung bersifat sentralistik.<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: rgb(51, 51, 153);"><span style=""> </span>Praktek pendidikan semacam ini akan menghasilkan <i style="">pekerja yang disiplin</i> bukan menghasilkan pemimpin, individu yang selalu bergantung kepada pemberi kerja bukan manusia yang mampu menciptakan kerja.<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: rgb(51, 51, 153);"><span style=""> </span>Sebaliknya kalau status anak didik dalam pendidikan sebagai subyek, dapat dikembangkan argumentasi sebagai berikut, karena sekolah merupakan kehidupan riel mereka, maka guru akan bergaya sebagai fasilitator, teman dan sekaligus orang tua. Dan karena anak didik hidup di dunianya sendiri, maka inisiatif dan kreatifitas mereka mendapatkan tempat yang wajar. Untuk mengembangkan inisiatif dan kreatifitas maka materi pelajaran tidak berangkat dari materi oriented tetapi berangkat dari problem oriented. Dengan demikian, apa yang dipelajari akan langsung dikaitkan dengan realitas dan lingkungan. Kegiatan ini dapat berjalan dengan baik, kalau guru atau sekolah memiliki otonomi relatif besar. Dengan demikian pendidikan akan lebih banyak ditentukan pada level pelaksanaan di tingkat bawah dari pada di tingkat atas. Dengan kata lain manajemen pendidikan harus bercorak desentralisasi dan bukannya sentralisasi.<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: rgb(51, 51, 153);"><span style=""> </span>Pendidikan dengan orientasi semacam ini akan menghasilkan lulusan yang dinamis, kreatif, mandiri dan inovatif penuh dengan inisiatif dan kemampuan untuk berantisipasi terhadap masalah-masalah yang dihadapi.<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: rgb(51, 51, 153);"><span style=""> </span>Sementara itu dalam jangka pendek, umat Islam harus mampu meningkatkan dan mengembangkan nafas keagamaan yang meningkat pada masa kini. Masjid-masjid terus diupayakan sebagai pusat kegiatan ilmiah khususnya untuk remaja. Ko-kurikuler keagamaan di sekolah-sekolah perlu untuk lebih ditingkatkan. Hubungan orang tua dan sekolah perlu untuk terus dibina. Hubungan umat dengan pendidikan yang diselenggarakan oleh umat Islam perlu lebih diangkat dalam wujud bantuan riel guna peningkatan kualitas sekolah tersebut.<o:p></o:p></span></p> <h2 style="line-height: normal;"><span style="color: rgb(51, 51, 153);">D. Simpulan<o:p></o:p></span></h2> <p class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="color: rgb(51, 51, 153);"><span style=""> </span>Jelaslah kiranya, bahwa untuk membangun kembali pendidikan Islam diperlukan rekonstruksi dan restrukturisasi baik menyangkut konsep dasar dan sistem pelaksanaan yang disesuaikan dengan konstelasi zaman dengan dibingkai nilai-nilai dan corak ke-Islaman, sebagaimana dulu pernah berhasil dan menjadi model pendidikan Barat.<b style=""><o:p></o:p></b></span></p> <p class="MsoFootnoteText" style="margin-left: 42.55pt; text-align: center; text-indent: -42.55pt;" align="center"><b style=""><span style="font-size: 12pt; color: rgb(51, 51, 153);">DAFTAR PUSTAKA</span></b><span style="font-size: 12pt; color: rgb(51, 51, 153);"><o:p></o:p></span></p> <p class="MsoFootnoteText" style="margin-left: 42.55pt; text-align: justify; text-indent: -42.55pt;"><span style="font-size: 12pt; color: rgb(51, 51, 153);">Ali Ashraf, Sayed, <i style="">New horizon in muslim education, </i><span style=""> </span>The Islamic Academic, Cambridge, 19785.<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoFootnoteText" style="margin-left: 42.55pt; text-indent: -42.55pt;"><span style="font-size: 12pt; color: rgb(51, 51, 153);">al-Naquib al-Attas, Sayed Muhamad, <i style="">Aim and objectives of Islamic education, </i><span style=""> </span>King Abdulaziz, 1979.<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoFootnoteText" style="margin-left: 42.55pt; text-align: justify; text-indent: -42.55pt;"><span style="font-size: 12pt; color: rgb(51, 51, 153);">Husain, Sayed Sajjad dan Sayed Ali Ashraf, <i style=""><span style=""> </span>Crisis in muslim, </i><span style=""> </span>King Abdulaziz University, 1979.<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoNormal" style="margin-left: 42.55pt; text-align: justify; text-indent: -42.55pt;"><span style="color: rgb(51, 51, 153);">Kuntowidjojo,<span style=""> </span>Paradigma Islam, interpretasi untuk aksi, Bandung, Mizan, 1991.<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoFootnoteText" style="margin-left: 42.55pt; text-align: justify; text-indent: -42.55pt;"><span style="font-size: 12pt; color: rgb(51, 51, 153);">Perez, Miguel Fernandez,<span style=""> </span><i style="">Krisis dalam Pendidikan</i>, Jakarta, PN Balai Pustaka, 1982.<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoFootnoteText" style="margin-left: 42.55pt; text-align: justify; text-indent: -42.55pt;"><span style="font-size: 12pt; color: rgb(51, 51, 153);">Poeradisastra, Sumbangan Peradaban Islam kepada Ilmu dan Peradaban Modern, P3M, cet, kedua, 1986.<o:p></o:p></span></p> <p class="MsoFootnoteText" style="margin-left: 42.55pt; text-align: justify; text-indent: -42.55pt;"><span style="font-size: 12pt; color: rgb(51, 51, 153);">Zamroni, Pembaharuan Pendidikan Islam, dalam <i style=""><span style=""> </span>Jurnal Ilmu Pendidikan Islam</i>, No. 2, Vol. I,<span style=""> </span>1991.</span><span style="color: rgb(51, 51, 153);"><o:p></o:p></span></p> <div style=""><!--[if !supportFootnotes]--><br clear="all"> <hr size="1" width="33%" align="left"> <!--[endif]--> <div style="" id="ftn1"> <p class="MsoFootnoteText"><a style="" href="#_ftnref1" name="_ftn1" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span style="color: rgb(51, 51, 153);"><span style=""><!--[if !supportFootnotes]--><span class="MsoFootnoteReference"><span style="font-size: 10pt; font-family: "Times New Roman","serif"; color: rgb(51, 51, 153);">[1]</span></span><!--[endif]--></span></span></span></a><span style="color: rgb(51, 51, 153);"> Baca, Miguel Fernandez Perez, <i style="">Krisis dalam Pendidikan</i>, Jakarta, PN Balai Pustaka, 1982.<o:p></o:p></span></p> </div> <div style="" id="ftn2"> <p class="MsoFootnoteText"><a style="" href="#_ftnref2" name="_ftn2" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span style="color: rgb(51, 51, 153);"><span style=""><!--[if !supportFootnotes]--><span class="MsoFootnoteReference"><span style="font-size: 10pt; font-family: "Times New Roman","serif"; color: rgb(51, 51, 153);">[2]</span></span><!--[endif]--></span></span></span></a><span style="color: rgb(51, 51, 153);"> Baca, Poeradisastra, <i style="">Sumbangan Peradaban Islam kepada Ilmu dan Peradaban Modern</i>, P3M, cet, kedua, 1986.<o:p></o:p></span></p> </div> <div style="" id="ftn3"> <p class="MsoFootnoteText" style="text-align: justify;"><a style="" href="#_ftnref3" name="_ftn3" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span style="color: rgb(51, 51, 153);"><span style=""><!--[if !supportFootnotes]--><span class="MsoFootnoteReference"><span style="font-size: 10pt; font-family: "Times New Roman","serif"; color: rgb(51, 51, 153);">[3]</span></span><!--[endif]--></span></span></span></a><span style="color: rgb(51, 51, 153);"> Sayed Sajjad Husain dan Syed Ali Ashraf, <i style=""><span style=""> </span>Crisis in muslim, </i><span style=""> </span>King Abdulaziz University, 1979; Syed Muhamad al-Naquib al-Attas, <i style="">Aim and objectives of Islamic education, </i><span style=""> </span>King Abdulaziz, 1979;<span style=""> </span>dan Syed Ali Ashraf, <i style="">New horizon in muslim education, </i><span style=""> </span>The Islamic Academic, Cambridge, 19785.<o:p></o:p></span></p> </div> <div style="" id="ftn4"> <p class="MsoFootnoteText"><a style="" href="#_ftnref4" name="_ftn4" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span style="color: rgb(51, 51, 153);"><span style=""><!--[if !supportFootnotes]--><span class="MsoFootnoteReference"><span style="font-size: 10pt; font-family: "Times New Roman","serif"; color: rgb(51, 51, 153);">[4]</span></span><!--[endif]--></span></span></span></a><span style="color: rgb(51, 51, 153);"> Zamroni, Pembaharuan Pendidikan Islam, dalam <i style=""><span style=""> </span>Jurnal Ilmu Pendidikan Islam</i>, No. 2, Vol I,<span style=""> </span>1991. Baca pula buku <i style="">Cultural Identity & educational policy, </i><span style=""> </span>bab <i style="">From educational borrowing to edicational sharing : The Japanese experience, </i><span style=""> </span>diterbitkan oleh Croom Helm, London, 1985.<o:p></o:p></span></p> </div> <div style="" id="ftn5"> <p class="MsoFootnoteText"><a style="" href="#_ftnref5" name="_ftn5" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span style="color: rgb(51, 51, 153);"><span style=""><!--[if !supportFootnotes]--><span class="MsoFootnoteReference"><span style="font-size: 10pt; font-family: "Times New Roman","serif"; color: rgb(51, 51, 153);">[5]</span></span><!--[endif]--></span></span></span></a><span style="color: rgb(51, 51, 153);"> Ibid.<o:p></o:p></span></p> </div> <div style="" id="ftn6"> <p class="MsoFootnoteText"><a style="" href="#_ftnref6" name="_ftn6" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span style="color: rgb(51, 51, 153);"><span style=""><!--[if !supportFootnotes]--><span class="MsoFootnoteReference"><span style="font-size: 10pt; font-family: "Times New Roman","serif"; color: rgb(51, 51, 153);">[6]</span></span><!--[endif]--></span></span></span></a><span style="color: rgb(51, 51, 153);"> Kuntowidjojo, <i style=""><span style=""> </span>Paradigma Islam, interpretasi untuk aksi</i>, Bandung, Mizan, 1991.<o:p></o:p></span></p> </div> <div style="" id="ftn7"> <p class="MsoFootnoteText"><a style="" href="#_ftnref7" name="_ftn7" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span style="color: rgb(51, 51, 153);"><span style=""><!--[if !supportFootnotes]--><span class="MsoFootnoteReference"><span style="font-size: 10pt; font-family: "Times New Roman","serif"; color: rgb(51, 51, 153);">[7]</span></span><!--[endif]--></span></span></span></a><span style="color: rgb(51, 51, 153);"> Zamroni, Pembaharuan Pendidikan Islam, dalam <i style=""><span style=""> </span>Jurnal Ilmu Pendidikan Islam</i>, No. 2, Vol I,<span style=""> </span>1991.<o:p></o:p></span></p> </div> <div style="" id="ftn8"> <p class="MsoFootnoteText"><a style="" href="#_ftnref8" name="_ftn8" title=""><span class="MsoFootnoteReference"><span style="color: rgb(51, 51, 153);"><span style=""><!--[if !supportFootnotes]--><span class="MsoFootnoteReference"><span style="font-size: 10pt; font-family: "Times New Roman","serif"; color: rgb(51, 51, 153);">[8]</span></span><!--[endif]--></span></span></span></a><span style="color: rgb(51, 51, 153);"> ibid.<o:p></o:p></span></p> </div> </div> mamad_afeihttp://www.blogger.com/profile/05866353483854837480noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-136674046713570666.post-13684315272407344602010-01-22T05:38:00.000-08:002010-01-22T06:28:31.208-08:00BENAHI PENDIDIKAN DENGAN MUTUOleh : Afei Harun<a title="" style="mso-footnote-id: ftn1" href="http://www.blogger.com/post-create.g?blogID=136674046713570666#_ftn1" name="_ftnref1">[1]</a><br /><br />Akhir-akhir ini di lingkungan sekolah sebagai lembaga pendidikan, banyak bermunculan kompetisi untuk saling berebut predikat sebagai Sekolah Kategori Mandiri (SKM), Sekolah Standar Nasional (SSN), bahkan Sekolah Berstandar Internasional (SBI). Fenomena ini mengimbas pada image masyarakat, bahwa sekolah dengan embel-embel tersebut, merupakan sekolah yang berkualitas dan menjanjikan alias bermutu.<br />Bagi pengelola pendidikan, predikat tersebut selain akan mendongkrak status sekolah dan menjadi incaran siswa dalam Penerimaan Siswa Baru (PSB), sebenarnya ada iming-iming yang cukup menggiurkan yaitu subsidi dari pemerintah. Misalnya saja untuk criteria SKM, sekolah akan memperoleh subsidi sebesar seratus juta rupiah dalam setiap tahunnya. Itu baru SKM belum untuk SSN apalagi SBI. Merupakan jumlah nominal yang sangat berarti untuk pengelolaan pendidikan, karena nota bene subsidi tersebut sebagian besar dipergunakan untuk mendanai kegiatan non fisik alias kegiatan belajar mengajar.<br />Dalam tataran idealis, konsep ini patut diapresiasi karena pendidikan dipandang sebagai sebuah sisten terintegrasi di dalam masyarakat, dan bukannya dipandang sebagai organisasi yang terpisah, yakni sebagai pemasok pada masyarakat. Sedangkan dalam tataran implementatif, tak ayal subsidi yang dijanjikan itu justru menjadi main stream dan sasaran bidik bagi pengelola pendidikan, yang pada gilirannya predikat apakah itu SKM, SSN atau SBI hanyalah sekedar jargon dan lipstik belaka selama pola manajemennya berbasis proyek tidak berbasis mutu.<br />Manajemen Mutu<br />Kita sering mendengar bahkan menggunakan kata mutu, namun secara persis jarang diantara kita yang paham betul apa arti kata mutu. Menurut Dr. W. Edward Deming, mutu adalah sebuah derajat variasi yang terduga standar yang digunakan dan memiliki kebergantungan pada biaya yang rendah. Yang perlu kita garis bawahi pendapat Deming bahwa untuk meningkatkan mutu, justru tidak harus dengan biaya tinggi atau dengan kata lain bahwa high grade tidak equivalen/serta merta diikuti dengan high cost.<br />Jelaslah kiranya bahwa untuk menciptakan sekolah bermutu tidak harus didukung dengan biaya atau angaran yang besar. Apabila konsep ini benar-benar diterapkan dalam mengelola pendidikan, maka opini masyarakat bahwa pendidikan mahal, secara berangsur-angsur akan tertepis. Sebaliknya apabila konsep yang digunakan high grade sama dengan high cost, maka jangan disalahkan apabila masyarakat berpandangan bahwa pendidikan hanya bisa dinikmati dan untuk high class saja.<br />Berbeda dengan Deming, Dr. Joseph M. Juran, menyebut mutu sebagai tepat untuk dipakai. Dasar misi mutu sebuah sekolah adalah membangun program dan layanan yang memenuhi kebutuhan pengguna seperti siswa dan masyarakat. Jadi mutu itu lebih tepat ditentukan oleh pemakai bukan pemberi. Barangkali Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) merupakan jawaban pendapat Juran tersebut. Karena dalam KTSP sekolah diberi hak dan kewenangan untuk mengembangkan silabi sesuai dengan karakter dan kebutuhan masyarakat dimana sekolah berada dengan melibatkan semua warga sekolah, dan komite sekolah.<br />Apabila tidak diwaspadai, akan membuka peluang terjadinya permainan yang tidak sehat yaitu kong kali kong atau perselingkuhan antara sekolah selaku pengelola pendidikan di satu sisi dengan komite sekolah di sisi lain. Segala keputusan yang ditetapkan termasuk di dalamnya besarnya Iuran Dana Pendidikan (IDP) dan Iuran Pengembangan Pendidikan (IPP) dianggap solid dan sah, dikarenakan telah mendapat legalitas dari komite sekolah sebagai representasi orang tua siswa dan warga masyarakat, meskipun dalam kenyataannya keputusan tersebut sangat-sangat membebani dan memberatkan orang tua siswa. Kenapa hal ini bisa terjadi, dikarenakan kebanyakan pengurus komite sekolah didominasi oleh orang-orang yang sama sekali tidak berstatus sebagai orang tua/wali siswa sehingga kurang aspiratif dan representatif.<br />Kembali pada manajemen mutu, paling tidak setiap program mutu selalu mencakup empat komponen penting yaitu. Pertama, mesti ada komitmen untuk berubah dan semua warga sekolah mesti memperlihatkan komitmennya terhadap perubahan. Kedua, memahami dengan baik dimana wilayah sekolah itu berada. Ketiga, memiliki visi masa depan yang jelas dan semua warga sekolah mesti berpegang pada visi itu. Keempat, memiliki rencana untuk mengimplementasikan mutu di sekolah.<br />Keempat komponen di atas merupakan tolok ukur dan sekaligus indikator untuk menilai apakah sekolah itu berkualitas atau tidak. Meskipun tidak dipungkiri bahwa mutu pendidikan akan meningkat bila ada administrator, guru, staf dan komite sekolah mengembangkan sikap baru yang terfokus pada kepemimpinan, kerja tim, kooperatif, akuntabilitas dan pengakuan. Disilah diperlukan sekolah yang benar-benar kondusif.<br />Bagi Kepala Sekolah, perlu memahami bahwa salah satu komponen penting program mutu dalam pendidikan adalah mengembangkan sistem pengukuran yang memungkinkan para professional pendidikan mendokumentasikan dan menunjukkan nilai tambah pendidikan bagi siswa dan komunitasnya. Adalah merupakan tantangan, dikarenakan biasanya penyakit para praktis pendidikan/guru adalah lemahnya sistem evaluasi dan dokumentasi. Disinilah perlunya pendidikan berbasis teknologi informasi.<br />Pertanyaannya adalah mengapa diperlukan Manajeman Sekolah berbasis Mutu? karena dapat membantu sekolah menyesuaikan diri dengan perubahan secara positif dan konstruktif.<br /><br />Sekolah Bermutu Terpadu<br />Transformasi menuju sekolah bermutu terpadu hendaknya diawali dengan mengadopsi dedikasi bersama terhadap mutu oleh komite sekolah, administrator, staf, siswa, guru dan komunitas. Visi mutu difokuskan pada: pertama, pemenuhan kebutuhan kostumer, artinya setiap orang dalam sistem sekolah mesti mengakui bahwa setiap output lembaga pendidikan adalah kostumer. Kedua, keterlibatan total, artinya bahwa setiap orang mesti terlibat dalam transformasi mutu dan manajemen mesti memiliki komitmen untuk memfokuskan pada mutu. Tanpa adanya komitmen, program mutu tidak akan berhasil. Sekali lagi transformasi mutu mesti diawali dengan mengadopsi paradigma baru pendidikan.<br />Ketiga, pengukuran, dengan mengumpulkan dan menganalisis data untuk menunjukkan nulai tambah pendidikan. Inilah justru yang sering gagal dilakukan sekolah, karena secara tradisional ukuran mutu selalu diidentikkan dengan nilai hasil ujian siswa. Oleh karenanya proses belajar mengajar berorientasi pada nilai dan prosentase kelulusan saja. Paradigma guru mengajar dalam mengajar bertolak pada : bagaimana agar siswa dapat mengerjakan soal ujian dengan cepat dan benar tidak pada: bagaimana agar siswa memiliki proses berfikir dengan runtut. Paradigma ini sangan membahayakan karena pembelajaran akan tereduksikan dengan metode drill tanpa penguasaan konsep dasar atau teorima-teorima.<br />Keempat, memandang pendidikan sebagai system, artinya bahwa pengelolaan pendidikan di sekolah merupakan satu kesatuan yang saling berkelindan. Umumnya orang bekerja dalam bidang pendidikan memulai perbaikan sistem tanpa mengembangkan pemahaman penuh atas cara system tersebut bekerja. Akibatnya pengelolaan pendidikan bagaikan bola liar tak terpadu dan tak terfokus. Hanya dengan memandang pendidikan sebagai sebuah system dapat mengeliminasi pemborosan dan dapat memperbaiki mutu setiap proses pendidikan.<br />Sedang yang kelima, perbaikan berkelanjutan, artinya bahwa setiap proses dapat diperbaiki dan tidak ada proses yang sempurna. Ungkapan kalau belum rusak, jangan diperbaiki, adalah paradigma lama yang sudah tidak relevan lagi dalam manajemen mutu. Menurut filosofi manajeman yang baru, bila tidak rusak, perbaikilah, karena bila anda tidak melakukannya, orang lain pasti melakukannya. Inilah yang dimaksud konsep perbaikan berkelanjutan.<br /><br />Penutup<br />Mulai tahun pelajaran 2008/2009 sebagian besar SMA Negeri Kabupaten/Kota di Propinsi Jawa Tengah beralih statusnya menjadi Sekolah Kriteria Mandiri (SKM). Dalam rentang waktu tiga tahun, akan dievaluasi pelaksanaannya apabila berhasil sekolah tersebut akan dinaikkan statusnya menjadi Sekolah Berstandar Internasional (SBI). Ini berarti empat atau lima tahun ke depan secara sporadis akan bermunculan Sekolah Berstatus SBI.<br />Untuk keberhasilan program tersebut kiranya perlu adanya institusi semacam Komite Sekolah yang berfungsi sebagai Penjamin Mutu Sekolah / Quality Assurance. Pengurusnya dapat merekrut warga masyarakat yang peduli pendidikan. Institusi ini sebagai kontrol dalam rangka implementasi Manajemen Sekolah Berbasis Mutu.<br />Fenomena ini cukup melegakan hati, karena apabila benar-benar terwujud, kabut hitan kelam yang menyelimuti dunia pendidikan di negara kita Indonesia tercinta ini akan sirna dan sinar terang akan menampakan cahaya keberhasilan dunia pendidikan kita. Sehingga opini pendidikan Indonesia terpuruk di mata bangsa-bangsa lain akan terjawab. Semoga…!<br /><br />Magelang, awal 2010<br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /><a title="" style="mso-footnote-id: ftn1" href="http://www.blogger.com/post-create.g?blogID=136674046713570666#_ftnref1" name="_ftn1">[1]</a> Drs. Akhmad Syafii Harun, M.A. pemerhati masalah Pendidikan, tinggal di Magelang.mamad_afeihttp://www.blogger.com/profile/05866353483854837480noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-136674046713570666.post-21508308132084317502010-01-22T05:28:00.000-08:002010-01-22T06:32:49.106-08:00KEMBALIKAN TRI PUSAT SEBAGAI BASIS PENDIDIKANOleh : Mad_fei<a title="" style="mso-footnote-id: ftn1" href="http://www.blogger.com/post-create.g?blogID=136674046713570666#_ftn1" name="_ftnref1">[1]</a><br /><br />Berbicara tentang pendidikan, kebanyakan orang mengidentikkan dengan sekolah. Karenanya sekolah dipandang sebagai satu-satunya tempat untuk mendidik dan mengajar anak yang sekaligus dapat menjadikan hitam putihnya anak didik. Pandangan keliru tersebut, berdampak cukup berat bagi sekolah sebagai lembaga pendidikan formal.<br />Sekolah, di samping terbebani hal-hal yang berhubungan dengan mutu lulusannya, juga menjadi tudingan pertama terhadap meningkatnya kenakalan remaja yang nota bene masih menyandang status sebagai pelajar. Sekolah sering dituduh tidak becus mendidik siswanya dan sekolah dikatakan gagal dalam mengemban misinya. Benarkah demikian keadaannya ? Bukankah siswa itu tidak hanya hidup di lingkungan sekolah saja ?<br />Dalam proses pendidikan di sekolah, banyak masalah yang dialami siswa, baik menyangkut persoalan-persoalan yang terjadi di keluarganya, masyarakatnya, ataupun di sekolahnya. Faktor utama yang menyebabkan kenakalan siswa adalah kehidupan sosial di luar sekolah, seperti broken home, kurangnya perhatian dari orang tua dan masalah keuangan. Masih didukung adanya pengaruh teve, iklim kekerasan yang berlangsung di masyarakat dan kelompok-kelompok sebaya yang bertindak menyimpang. Semua itu dapat memperlonggar siswa untuk berbuat menyimpang terhadap norma yang berlaku.<br />Di samping itu, sekolahpun dapat andil memperparah masalah yang dihadapi siswa. Misalnya terselenggaranya pengajaran yang kurang layak, suasana kelas tidak nyaman, keras, kering mandul dan kurang relevan. Suasana sekolah yang diliputi merajalelanya ketidak acuhan, sikap tunduk dan patuh di satu pihak dan persaingan tidak sehat di pihak lain, semua itu akan mempengaruhi pengembangan sikap dan mental anak.<br />Memperhatikan hal-hal tersebut, hendaknya kita sadar bahwa pendidikan bertujuan membentuk manusia berkualitas dan utuh. Yaitu manusia yang dapat mengembangkan dimensi keindividualan, kesosialan, kesusilaan dan keagamaan. Dimensi individual diarahkan agar seseorang menjadi individu dengan aku yang teguh, positif, produktif dan dinamis. Untuk perkembangan dimensi ini perlu ditunjang dan diimbangi dimensi sosial yang memungkinkan seseorang berinteraksi, berkomunikasi, bergaul dan hidup bersama dengan orang lain. Perkembangan dimensi sosial menuntut pemunculan dimensi susila, dimensi ini perlu dikembangkan apabila seseorang berada bersama orang lain.<br />Pada umumnya hasil pendidikan kita baru sampai dan berhenti pada pengembangan tiga dimensi ini saja dan tidak disadari bahwa hal itu baru meliputi kehidupan duniawi yang mudah kabur oleh glamournya kemewahan dunia dan mudah terpikat pada bujuk rayu walaupun akan mendatangkan kesesatan. Di sinilah perlunya dikembangkan dimensi keagamaan untuk mengembangkan diri dalam kaitannya dengan Tuhan agar manusia tidak hanya terpaku pada kehidupan dunia semata, melainkan mengaitkan secara serasi, selaras dan seimbang antara kehidupan dunia dan akherat.<br />Kiranya perlu kita cermati apa yang dikatakan oleh John Dewey, bahwa pendidikan adalah sebagai salah satu kebutuhan hidup (a necessity of life), salah satu fungsi sosial (a social function), sebagai bimbingan (as direction), sebagai sarana pertumbuhan (as growth), yang mempersiapkan dan membukakan serta membentuk disiplin hidup, lewat transmisi baik dalam bentuk informal, formal maupun nonformal. Bahkan Lodge menyatakan bahwa pendidikan dan proses hidup dan kehidupan manusia itu berjalan serempak, tidak terpisah satu sama yang lain (life is education, and education is life).<br />Inilah tantangan sekolah sebagai lembaga pendidikan formal, karena sejelek-jelek tampang sekolah, tetap merupakan sarana pendidikan yang efektif. Kalau kita mau jujur, pelaksanaan pendidikan di sekolah saat ini kurang menampakkan keterpaduan antar pelajaran dan hanya menyentuh aspek kognitif saja. Sehingga pengetahuan siswa menjadi terpolarisasi. Akibatnya anak akan jenuh dan bosan dalam menerima pelajaran dan akhirnya anak mencari konpensasi hal-hal yang negatif.<br />Namun perlu disadari bahwa pendidikan bukanlah semata-mata tanggung jawab sekolah, akan tetapi tanggung jawab bersama antara keluarga, masyarakat dan pemerintah (tri pusat pendidikan). Sebaik apapun pelaksanaan pendidikan di sekolah, tanpa didukung faktor lingkungan keluarga dan lingkungan masyarakat, tujuan pendidikan akan sulit terwujud. Karena dalam kesehariannya siswa lebih banyak berada di luar sekolah dan di lingkungan dimana siswa berada itulah, siswa mengalami proses pembelajaran. Agar keempat dimensi tersebut dapat berkembang secara seimbang dan tidak timpang, hanya ada satu kata kunci yaitu kembalikan tripusat sebagai basis pendidikan, dalam arti sekolah, keluarga dan masyarakat sebagai lingkungan pendidikan.[]<br /><br /><br />Salaman, jelang 2010<br /><br /><a title="" style="mso-footnote-id: ftn1" href="http://www.blogger.com/post-create.g?blogID=136674046713570666#_ftnref1" name="_ftn1">[1]</a> Akhmad Syafii Harun, praktisi pendidikanmamad_afeihttp://www.blogger.com/profile/05866353483854837480noreply@blogger.com0